SALAM RAHAYU SAGUNG DUMADI
Salam Rahayu atau Mugi Rahayu Sagung Dumadi atau Rahayu Rahayu Rahayu adalah berasal dari kosa kata Djawa kuno yang memiliki arti semoga keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan selalu bersama kita semua sebagai makhluk ciptaan nya dengan segala aspeknya.
1. Rahayu : selamat, sehat, beruntung, sejahtera, luput, terhindar dari celaka dan marabahaya.
2. Sagung : semua.
3. Dumadi (um + dadi) : titah, yang menjadi atau dijadikan.
4. Kalis : tak bisa terkena, terhindar dari sakit atau lelara, musibah atau kecelakaan.
5. Ing : di, dalam.
6. Rubeda : masalah, halangan, kesulitan.
7. Nir : tanpa.
8. Sambikala : halangan, celaka.
Semoga keselamatan, kedamaian & kesejahteraan selalu bersama kita semua sebagai makhluk ciptaan nya dengan segala aspek nya.
Dalam garis titah ciptaan Nya memiliki berbagai aspek kehendak Nya, energi Nya, kasih Nya dan ruh Nya (sifat-sifat kebesaran dan nama baik Allah / Asmaul Husnah).
Selamat bermakna semoga kita mampu menjaga kesadaran utk hidup di mayapada yg penuh tipu daya nafsu ini.
Mampu menjaga kesadaran kita, tentu kedamaianlah yang di dapatkan dalam diri.
Damai batin & fikir akan berpengaruh pada damai hidup Kita & menciptakan kedamaian dlm masyarakat.
Kedamaian akan berimplikasi pada kesejahteraan, dimana suasana hati & ruang lingkup yg damai, akan menciptakan suasana kondusif bagi usaha dan semangat meraih kesejahteraan jiwa dan raga kita.
Rahayu dapat dijabarkan berasal dari kata Rhasa Lan Memayu :
1. Kesadaran utk memperindah.
2. Menyebarkan kebaikan, positifi) thinking, rasa aman & damai adalah perilaku keseharian yang dilandasi kesadaran agung jiwa-jiwa tercerahkan.
Rahayu bukan hanya harapan atau doa, namun juga sikap mental dan perilaku dari penghayat kepercayaan sesungguhnya.
Filosofi ajaran rahayu terkandung maksud sebagai berikut :
1. Mamayu Hayuning Pribadhi (rahmat bagi diri pribadi).
2. Mamayu Hayuning Kaluwarga (rahmat bagi keluarga).
3. Mamayu Hayuning Sasama (rahmat bagi sesama manusia).
4. Mamayu Hayuning Bhuwana (rahmat bagi alam semesta).
Masyarakat Jawa seringkali gemar mengucapkan mugya rahayu sagung dumadi yang bermakna semoga semua makhluk diberikan keselamatan dan kebahagiaan.
Kalis ing rubeda nir ing sambikala selamat terhindar dari masalah, dijauhkan dari kesulitan, dijauhkan dari segala musibah dan marabahaya. Selama ini telah menjadi semacam kebiasaan bagi masyarakat Jawa untuk menyisipkan kalimat tersebut, utamanya saat akan mengawali atau menutup suatu pembicaraan, pesan, maupun tulisan. Masyarakat Jawa menyisipkan kalimat tersebut sebagai perwujudan doa dan pengharapan yang baik.
Rangkaian kata tersebut adalah doa yang berisi pengharapan yang luar biasa. Merupakan wujud dari kesadaran spiritual tingkat tinggi. Bagaimana tidak, yang didoakan dan diharapkan selamat bukan hanya diri sendiri, melainkan
sagung dumadi yaitu semua eksistensi.
Semua makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, baik manusia, jin, binatang, tumbuhan, yang nampak maupun tidak nampak.
Yang di dalam ataupun yang di luar, di laut ataupun yang di puncak gunung, yang di awang-awang maupun yang di dalam tanah, yang di permukaan bumi maupun yang di angkasa, seluruh alam semesta, jagat raya beserta isinya. Semua eksistensi dan semua makhluk yang telah dititahkan oleh Gusti Pengeran Allah Tuhan semesta jagat raya turut didoakan. Didoakan agar selamat, sejahtera, bahagia terhindar dari segala marabahaya dan malapetaka.
Doa yang bersifat universal, penuh welas asih dan tidak pilih-pilih. Kita senantiasa diajarkan untuk memohon atau berdoa hanya kepada Gusti Allah. Pada setiap bait doa yang kita panjatkan turut terselip doa untuk kebaikan sesama. Saling mendoakan serta memohon kebaikan untuk sesama makhluk, demi keselamatan bangsa, negara serta agama. Manifestasi kongkrit dari sikap memayu hayuning pribadi, memayu hayuning tyasing sesama, serta memayu hayuning bawana.
Memohon untuk menjadi orang yang pintar, maka doakan juga orang lain yang sedang kesulitan belajar supaya mudah dalam belajar dan menyerap ilmu. Memohon kelimpahan rejeki, maka doakanlah pula orang lain yang sedang kesulitan agar diberi kelimpahan rejeki. Memohon diberikan kesehatan, maka doakan pula orang lain, agar semua yang sedang sakit lekas diberi kesembuhan dan kesehatan.
Getaran / aura / vibrasi positif dari doa-doa yang kita panjatkan akan menembus langit dan menghujam jauh ke dalam bumi kembali kepada diri kita juga. Membuka jalan-jalan yang sebelumnya gelap dan tertutup, menjadi terang dan terbuka. Menjadi lantaran atau sarana datang nya anugerah beserta rahmat Tuhan kepada kita.