MOKSA & KEMATIAN MENURUT ISLAM
Moksa adalah sebuah konsep agama Hindu dan Buddha. Maksudnya pelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi dan lepas juga dari putaran reinkarnasi atau Punarbawa kehidupan. Dalam Hinduisme, atma-jnana (kesadaran akan sang diri) adalah kunci untuk meraih moksa. Umat Hindu boleh melakukan suatu bentuk (atau lebih) dari beberapa macam Yoga, Bhakti, Karma, Jnana, Raja dengan menyadari bahwa Tuhan bersifat tak terbatas dan mampu hadir dalam berbagai wujud, baik bersifat personal maupun impersonal.
Diyakini bahwa ada empat Yoga (pengendalian) atau marga (jalan) untuk mencapai moksa meliputi :
1. Berbakti demi Yang Mahakuasa (Karma Yoga)
2. Memahami Yang Maha Kuasa (Jnana Yoga)
3. Bermeditasi kepada Yang Mahakuasa (Raja Yoga)
4. Melayani Yang Maha Kuasa dengan bakti yang tulus (Bhakti Yoga).
Tradisi Hinduisme yang berbeda-beda memiliki kecenderungan antara jalan yang satu dengan yang lainnya, beberapa yang terkenal di antaranya adalah tradisi Tantra dan Yoga yang berkembang dalam Hinduisme.
Pendekatan oleh tradisi Wedanta terbagi menjadi non-dualitas (adwaita), non-dualitas dengan kualifikasi (misalnya wisistadwaita), dan dualitas (dwaita).
Cara mencapai moksa yang dianjurkan oleh tiga tradisi tersebut bervariasi.
Adwaita Wedanta menekankan Jnana Yoga sebagai cara utama untuk mencapai moksa.
Tradisi ini fokus kepada pengetahuan tentang Brahman yang disediakan oleh literatur tradisional Wedanta dan ajaran pendirinya, Adi Shankara.
Melalui pemilahan antara hal yang nyata dan yang tak nyata, sadhaka (praktisi spiritual) akan mampu melepaskan diri dari jerat ilusi dan menyadari bahwa dunia yang teramati sesungguhnya merupakan dunia ilusi, fana, dan maya, dan kesadaran tersebut merupakan satu-satunya hal yang nyata. Pemahaman tersebut merupakan moksa, saat atman (percikan Tuhan dalam diri) dan Brahman (esensi alam semesta) saling memahami sebagai substansi dan kehampaan akan dualitas eksistensial.
Tradisi non-dualis memandang Tuhan sebagai objek kasih sayang yang paling patut disembah, misalnya personifikasi konsep monoteistik akan Siwa atau Wisnu.
Tidak seperti tradisi agama Abrahamik, Adwaita/Hinduisme tidak melarang aspek Tuhan yang berbeda-beda, seperti berbagai sinar yang berasal dari sumber cahaya yang sama.
Seseorang harus mencapai moksa dengan bimbingan seorang guru. Seorang guru atau siddha hanya membimbing namun tidak campur tangan.
Surga (svarga) diyakini sebagai tempat bagi karma sementara yang mesti dihindari oleh orang yang menginginkan moksa demi bersatu dengan Tuhan melalui Yoga.
MOKSA SEBAGAI PERJALANAN AKHIR KEHIDUPAN DALAM AGAMA HINDU
Moksa adalah suatu sradha dalam Agama Hindu, yang merupakan tujuan hidup tertinggi agama Hindu.
Moksa berasal dari bahasa Sansekerta dari kata MUC artinya membebaskan atau melepaskan. Secara harfiahnya MOKSA berarti Kelepasan dan Kebebasan.
Moksa adalah sama artinya dengan kebahagiaan yang tertinggi. Moksa menjadi tujuan akhir dalam ajaran agama Hindu. Oleh karena itu untuk mencapainya diperlukan pengendalian diri. Pengendalian diri itu meliputi :
1. Pengendalian pikiran.
2. Pengendalian perkataan.
3. Pengendalian perbuatan. Apabila pengendalian diri ini dapat kita wujudkan, maka moksa sebagai tujuan akhir hidup niscaya dapat dicapai. Ke-3 pengendalian diri itu disebut dengan Tri Kaya Parisudha.
Tri Kaya Parisudha adalah tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan yaitu :
1. Manacika, berpikir yang bersih dan suci.
2. Wacika, berkata yang benar.
3. Kayika, berbuat yang jujur.
Jadi dari pikiran yang bersih akan timbul, Perkataan yang Baik dan Perbuatan yang Jujur.
Adapun tujuan tertinggi bagi umat Hindu tersebut, tersurat dalam kitab suci Veda yaitu, Mokshartam Jagadhitaya Ca Iti Dharma, (maknanya kebahagiaan jasmani dan rohani dengan berdasarkan dharma).
Untuk mencapai hal tersebut selain kita melaksanakan Tri Kaya Parisudha ada lagi yang harus kita perhatikan, diantaranya Tri Mala.
Tri Mala yaitu tiga perbuatan jelek yang perlu dihindari.
Dimana Tri Mala pula diartikan tiga bentuk prilaku yang bertentangan dengan Tri Kaya Parisudha yang meliputi :
1. Kasmala, perbuatan yang hina dan kotor.
2. Mada, perkataan, pembicaraan yang dusta dan kotor. Tidak usah dipelihara sebab hal ini akan bisa mendatangkan penderitaan dan dijauhi teman-teman.
3. Moha, pikiran, perasaan yang curang dan angkuh.
Antara Tri Kaya Parisudha dengan Tri Mala adalah dua hal yang bertentangan yang harus kita pilih dan kita pilah untuk dilaksanakan dan untuk dihindari. Dengan mengamati dua hal tersebut di atas antara Tri Mala dan Tri Kaya Parisudha, tentunya Tri Kaya Parisudha yang kita pilih, karena Tri Kaya Parisudha merupakan dasar kita untuk mencapai moksa.
TINGKATKAN MOKSA
Disebutkan ada beberapa tingkatan moksa yang diajarkan dalam ajaran agama Hindu. Ajaran ini didasarkan pada keadaan ”atma” dalam hubungannya dengan Brahman. Adapun bagian-bagiannya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jiwamukti.
Jiwamukti adalah tingkatan moksa atau kebahagiaan /kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya, dimana atmanya tidak lagi terpengaruh oleh gejolak indrya dan maya. Istilah ini dapat pula disamakan maksudnya dengan samipya dan sarupya.
2. Widehamukti
Widehamukti adalah tingkat kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya, dimana atmanya telah meninggalkan badan wadagnya (jasadnya), tetapi roh yang bersangkutan masih kena pengaruh maya yang tipis.
Tingkat keberadaan atma pada dalam posisi ini adalah setara dengan Brahman, namun belum dapat menyatu dengan-Nya, sebagai akibat dari pengaruh maya yang masih ada. Widehamukti dapat disejajarkan dengan salokya.
3. Purnamukti.
Purnamukti adalah tingkat kebebasan yang paling sempurna. Pada tingkatan ini posisi atma seseorang keberadaannya telah menyatu dengan Brahman. Setiap orang akan dapat mencapai posisi ini, apabila yang bersangkutan sungguh-sungguh dengan kesadaran dan hati yang suci mau dan mampu melepaskan diri dari keterikatan maya ini. Istilah Purnamukti dapat disamakan dengan sayujya.
Secara lebih rinci sesuai uraian di atas tentang keberadaan tingkatan-tingkatan moksa dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa macam tingkatan.
Moksa dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu :
1. Samipya.
Samipya adalah kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini. Hal ini dapat dilakukan oleh para Yogi dan Maha Resi.
2. Sarupya (Sadarmya).
Sarupya merupakan moksa yang dilakukan di dunia ini karena kelahirannya. Kedudukan atma pencerminan dari kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya Sri Rama, Budha Gautama, dan Sri Kresna. Walaupun Atma telah mencapai perwujudan tertentu namun ia tidak terikat oleh segala sesuatu yang ada di dunia ini.
3. Salokya.
Salokya adalah suatu kebebasan yang telah dicapai oleh atma dimana atma itu telah berada diposisi dan kesadaran yang sama dengan Tuhan. Dalam keadaan seperti ini dapat dikatakan Atma telah mencapai tingkatan Dewa yang merupakan manifestasi dari Tuhan itu sendiri.
4. Sayujna.
Sayujna adalah suatu tingkatan kebebasan yang tertinggi dimana atma telah dapat bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa (Brahman). Dalam keadaan seperti ini sebutan Brahma Atma Akyam, yang artinya Atma dan Brahma sesungguhnya Tunggal. Kalau dilihat dari kebebasan yang dicapai oleh Atma, maka Moksa dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Moksa yaitu kebebasan yang dicapai oleh seseorang tetapi masih meninggalkan bekas berupa mayat atau badan kasar.
2. Adi Moksa yaitu kebebasan yang dicapai oleh sesorang dengan meninggalkan bekas-bekas berupa abu.
3. Parama Moksa yaitu kebebasan yang dicapai oleh seseorang tanpa meninggalkan bekas.
Pada hakikatnya manusia itu mendambakan apa yang disebut dengan kebahagiaan.
Menurut ajaran agama Hindu bahwa tujuan hidup setiap manusia (umatnya) adalah untuk mendapatkan kebahagiaan lahir batin (moksa artan Jagadhita). Tujuan hidup tersebut dalam agama Hindu disebut dengan Catur Purusha yang berarti empat tujuan hidup ummat manusia yang terdiri dari Kamma, Artha, Dharma dan Moksa. Kamma, Artha dan Dharma tujuannya hanya bersifat lahiriyah, duniawi dan tingkatannya masih rendah, sedangkan tujuan tertinggi adalah Moksa. Manusia dalam mencapai Moksa dalam agama Hindu harus melalui empat jalan yang ditempuh (Catur Yoga) yaitu Jnana Yoga (Ilmu Pengetahuan), Karma Yoga (Jalan tindakan kerja), Bakti Yoga (Kebaktian dan kasih saying) dan Raja Yoga (meditasi). Adapun dalam Hindu, apabila seseorang sudah mencapai Moksa, maka dirinya akan mengalami kebahagiaan. Rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah :
1. Pokok-pokok ajaran agama Hindu.
2. Hakekat ajaran Moksa dalam agama Hindu.
3. Pandangan Islam terhadap ajaran agama Hindu tentang Moksa, cara pencapaiannya dan faktor penyebab tidak dapat mencapainya karena :
1. Pada dasarnya manusia yang lahir membawa suatu tabiat yang bersifat asasi dan menjadi fitrah yang datang dari yang Maha Kuasa. Tabiat asasi tersebut adalah tabiat ingin beragama, yaitu ingin mengabdi dan menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun pokok-pokok kepercayaan yang paling asasi diakui dalam agama Hindu terkenal dengan istilah Panca Cradda yang artinya lima kepercayaan.
2. Moksa berarti kebebasan, kemerdekaan yang maksudnya adalah bebas dari ikatan-ikatan kelahiran kembali serta hokum karma atau penderitaan keduniawian. Moksa juga merupakan tujuan dari seluruh umat Hindu dan merupakan suatu keadaan tertinggi dalam ajaran agama Hindu yang menurut ajaran ini moksa dapat dicapai seketika pada saat seseorang hidup di dunia dan juga setelah meninggal dunia.
3. Pada dasarnya agama Hindu mengakui adanya Moksa yang menyatakan bahagia sejati adalah bersatunya Roh dan Tuhan, tetapi di dalam agama Islam mengajarkan agar manusia dituntut mencapai kebahagiaan yang abadi dengan tidak melupakan kehidupan duniawi. Dalam agama Hindu penekanan untuk mencapai kebahagiaan tertinggi (Moksa) yaitu dengan meninggalkan hal-hal yang bersifat keduniawian, sedangkan Islam tidak mengajarkan demikian.
Islam hanya mengajarkan tentang adanya keseimbangan antara kehidupan duniawi dengan ukhrowi.
KEMATIAN MENURUT ISLAM
Seperti disebutkan dalam QS. Al-Imran: 185: “Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Dan sesungguhnya akan disempurnakan pahala kalian pada hari kiamat. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka ia benar-benar telah beruntung.
Kematian menurut islam adalah kepastian. Hanya Allah yang mengetahui waktu dan cara nya. Sebab itu manusia diwajibkan bertaqwa dengan berbuat kebaikan sepanjang waktu dan mengingat serta menyebut asma Allah setiap detik kehidupannya sebab kematian bisa datang kapan saja tanpa mengenal usia, status sosial, ataupun kondisinya, baik sehat maupun sakit jika sudah takdir nya maka manusia tak memiliki kemampuan apapun untuk menghindari nya. Salah satu cara meningkatkan iman dan taqwa paling mudah ialah dengan senantiasa mendekatkan diri kepada – Nya.
Allah telah berfirman bahwa kematian adalah hal yang nyata, bukan sebuah akhir namun awal dari fase kehidupan yang baru, simak 15 ayat Al Qur’an tentang kematian berikut :
1. QS Ali Imran Ayat 102
“Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar benar taqwa kepada Nya dan janganlah sekali kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam”. (QS Ali Imran : 102). Firman ini merupakan peringatan dari Allah untuk senantiasa beribadah dan mengingat Nya sebab merupakan kerugian terbesar ketika seorang hamba meninggal dalam keadaan selain islam.
2. QS Ali Imran Ayat 145
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”. (QS Ali Imran : 145). Setiap hamba Allah akan meninggal dengan sepengetahuan dan atas izin Nya, tidak ada yang mampu menentukan kapan dan cara kematiannya sendiri. Sebab merupakan sebuah ketetapan yang hanya diketahui oleh Allah sebagai pencipta nya.
3. QS Ali Imran Ayat 185
Tidak ada satu pun ciptaan Allah yang tidak merasakan mati, bahkan malaikat pencabut nyawa pun nantinya juga akan merasakannya dan hanya Allah yang hidup sebelum semua dibangkitkan di hari akhir atau hari pembalasan nanti. Dan kematian bukan akhir dari perjalanan seseorang, melainkan sebuah jalan untuk mencapai kehidupan baru yang lebih yaitu kehidupan di alam kubur dan di akherat yang kekal nanti.
Meskipun demikian jika kematian tersebut dilakukan dengan bunuh diri merupakan tindakan yang dilarang oleh agama. Karena sudah jelas bahwa hukum bunuh diri dalam islam diharamkan, “Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS Ali Imran : 185).
4. QS Al An’am Ayat 61
“Dan diutus Nya malaikat malaikat penjaga sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat malaikat Kami dan malaikat malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya”. (QS Al An’am : 61). Malaikat pencabut nyawa senantiasa menjalankan perintah Allah untuk mencabut nyawa siapa saja yang dikehendaki Nya, bagaimana malaikat tersebut mencabut nyawa tentu berdasar dari segala amal perbuatan yang dilakukan di dunia.
5. QS Al Ahzab Ayat 16
Manusia mampu menciptakan berbagai teknologi canggih yang dapat meminimalisir dampak dari bencana alam atau kerusakan yang ditimbulkan karena ulah manusia, tetapi sepandai apapun manusia tidak akan mampu menciptakan alat yang bisa menghindarkan seseorang dari kematian, sekuat apapun seorang hamba mencoba dan berusaha, jika Allah sudah berkehendak, tidak ada yang bisa lari dari takdir Nya. “Lari itu sekali kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melaikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika kamu terhindar dari kematian kamu tidak juga mengecap kesenangan kecuali sebentar saja”. (QS Al Ahzab : 16).
6. QS Al Mu’minum Ayat 99
“Keadaan orang kafir apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka dia berkata : Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia”. (QS Al Mu’minum : 99). Orang yang sudah mati tidak akan mampu kembali ke dunia untuk meperbaiki kehidupannya setelah kematian, sebab itu kita yang masih diberi kesempatan wajib bersyukur agar bisa lebih paham manfaat bersyukur kepada allah dan memanfaatkan segalanya untuk bekal kehidupan agar tidak menjadi orang yang menyesal.
7. QS An Nahl Ayat : 61
Jika Allah sudah menentukan waktu kematian seseorang, waktu kematian yang telah ditetapkan tersebut akan terjadi dengan tepat, tidak maju ataupun mundur walaupun sekejap saja. “Apabila telah tiba waktunya yang ditentukan bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya”. (QS An Nahl : 61).
8. QS Al Waqi’ah Ayat 60
“Kami telah menentukan kematian diantara kamu dan Kami sekali kali tidak akan dapat dikalahkan”. (QS Al Waqi’ah : 60). Allah maha kuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang mampu mengalahkan kuasa Nya termasuk tentang kematian, Allah lah yang menentukan kapan dan dimana hamba Nya akan kembali pada Nya.
9. QS Haqqah Ayat 27
“Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu”. (QS Al Haqqah : 27). Friman ini menjelaskan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalas sesuatu atau terlepasnya tanggung jawab seorang hamba, kematian justru menjadi awal dimana setiap hamba akan diminta pertanggung jawaban atas segala urusan yang dilakukannya di dunia.
10. QS Al Jumu’ah Ayat 8
“Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS Al Jumu’ah : 8). Pada kehidupan setelah mati nanti akan ditunjukkan kepada setiap insan segala yang diperbuatnya selama di dunia, dan hanya kepada Allah hamba Nya kembali.
11. QS Al Sajdah Ayat 11
“Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”. (QS Al Sajdah : 11). Allah sudah memiliki malaikat khusus yang bertugas sebagai pencabut nyawa, sekuat apapun seorang hamba berusaha tidak akan mampu menolak kematian jika malaikat tersebut sudah mendapat perintah dari Allah.
12. QS Az Zumar Ayat 30
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula”. (QS Az Zumar : 30). Jelas dari firman tersebut bahwa semua yang ada di dunia tidak kekal, semuaya akan merasakan kematian.
13. QS An Nisa Ayat 78
Allah dan malaikat pencabut nyawa senantiasa mengawasi manusia dan malaikat akan siap menjemput hamba Allah yang sudah dikehendaki untuk diambil nyawa Nya dimanapun hamba tersebut berada meskipun berada di suatu tempat yang kokoh yang tidak bisa dijangkau oleh manusia, malaikat akan tetap mampu menggapai dan menghampirinya. “Dimana saja kamu berada kematian akan mendapatkan kamu kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”. (QS An Nisa : 78).
14. QS Al Munafiqun Ayat 11
Jangan berharap Allah akan menunda kematian seseorang di waktu yang sudah ditentukan, seseorang yang sudah diambil nyawa nya tidak akan mendapat kesempatan lagi untuk memperbaiki diri, Allah akan memberi balasan pada nya seusai segala sesuatu yang dikerjakannya. “Dan sekali kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kemtiannya, dan Allah maha mengenal apa yang kamu kerjakan”. (QS Al Munafiqun : 11).
15. QS Al An’aam Ayat 2
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah sesudah itu ditentukannya ajal mu, dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan untuk berbangkit yang ada pada sisi Nya”. (QS Al An’aam : 2). Penjelasan ini merupakan kisah tentang kehidupan manusia yang pada awalnya diciptakan dari tanah dan berbentuk bayi yang lemah, pada saat itu pula Allah telah menentukan kapan ajal akan menjemputnya. Kematian akan datang pada waktu yang telah ditentukan tersebut, pada masa setelah meninggal dunia nanti juga akan ada hari kebangkitan yaitu ketika semua makhluk di dunia ini dikumpulkan dan dihitung amal perbuatannya.
iya betul ᮄᮚ ᮘᮨᮒᮥᮜ᮪ ꦆꦪ ꦧꦼꦠꦸꦭ꧀
BalasHapus