Sombong/arrogant
Sombong/arrogant adalah menghargai diri
secara berlebihan, congkak, pongah.
Kesombongan, berasal dari kata sombong,
juga angkuh, takabur, arogan, congkak, dan tinggi hati merupakan suatu perasaan
atau emosi dalam hati yang dapat mengacu pada dua makna umum. Dalam konotasi
negatif biasanya mengacu pada perasaan meningkatnya status atau prestasi
seseorang, sering kali disebut "keangkuhan". Sementara dalam konotasi
positif mengacu pada satu perasaan puas diri seseorang terhadap tindakan atau
pilihannya sendiri, atau terhadap pihak lain, atau juga terhadap suatu kelompok
sosial; dapat dikatakan sebagai satu produk turunan dari pujian, refleksi diri,
atau rasa memiliki yang terpenuhi. Para filsuf dan psikolog sosial telah
mengamati bahwa kesombongan adalah suatu emosi sekunder yang kompleks, yang
memerlukan pengembangan dari satu perasaan pribadi dan penguasaan perbedaan
konseptual yang relevan (misalnya membedakan kesombongan dari kebahagiaan dan
sukacita) melalui interaksi secara lisan dengan orang lain. Beberapa psikolog
sosial juga mengidentifikasinya terkait dengan suatu sinyal dari status sosial
yang tinggi.
Dalam konteks psikologi, kesombongan
merupakan suatu emosi yang menyenangkan, terkadang menggembirakan, sebagai
hasil dari evaluasi diri yang positif.
Tracy dan yang lain menambahkannya dalam
UCDSEE (University of California, Davis, Set of Emotion Expressions) pada tahun
2009 sebagai salah satu dari 3 emosi :
1.
Kesadaran
diri
2.
Rasa
malu (shame dan embarrassment)
3.
Memiliki
ekspresi yang dapat dikenali.
Ekspresi wajah dan gerak tubuh yang
menunjukkan kesombongan dapat berupa mengangkat dagu, tersenyum, atau tolak
pinggang untuk menunjukkan kemenangan. Seseorang mungkin secara implisit
menyatakan status kepada orang lain semata-mata berdasarkan ekspresi
kesombongan mereka, bahkan saat ia tidak bermaksud demikian. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa ekspresi nonverbal dari kesombongan menyampaikan
suatu pesan yang secara otomatis dirasakan orang lain mengenai tingginya status
sosial orang tersebut dalam suatu kelompok.
Pemahaman umum dari kesombongan adalah
merupakan hasil dari kepuasan yang diarahkan sendiri untuk memenuhi tujuan
pribadi; contohnya, Weiner et al. mengemukakan bahwa hasil kinerja yang positif
menimbulkan kesombongan dalam diri seseorang ketika perbuatannya dinilai
sebagai hasil dari dirinya sendiri saja. Selain itu, Oveis et al. mengkonsepkan
kesombongan sebagai suatu penampilan diri yang kuat yang mempromosikan rasa
kesamaan untuk menguatkan orang lain, sebagaimana juga sebagai diferensiasi
untuk melemahkan yang lainnya. Dilihat dari sisi ini, menurut Oveis et al.,
kesombongan dapat dikonsepkan sebagai suatu emosi yang memperkaya hierarki
karena pengalaman dan penampilannya membantu menyingkirkan negosiasi konflik.
A. Pengertian versi Agama
Kesombongan,
atau kecongkakan, adalah dosa pokok yang pertama dalam "Tujuh dosa
pokok" sebagaimana tercantum di Katekismus Gereja Katolik (KGK) #1866.
Kesombongan adalah permulaan dosa (Sirakh 10:13) yang diakibatkan oleh manusia
pertama (Roma 5:12); sehingga dosa kesombongan menyebabkan dosa-dosa lain, atau
dosa-dosa pokok lainnya.
1. Santo Thomas
Aquinas berpendapat bahwa kesombongan adalah suatu perasaan dimana manusia
menilai dirinya lebih dari kenyataannya; kehendaknya sudah berlawanan dengan
nalar dengan mengharapkan sesuatu yang tidak wajar, sehingga kesombongan
merupakan dosa. Dengan bahasa yang lugas dan berbeda, Santo Yohanes Maria
Vianney menggambarkan orang yang sombong sebagai orang yang haus pujian, orang
yang menunjukkan kerendahan hati palsu. Menurutnya, seseorang yang sombong
selalu memperolok dirinya sendiri dengan tujuan agar orang lain semakin
memujinya. Semakin seseorang yang sombong merendahkan dirinya, semakin banyak
ia mengharapkan puji-pujian atas kesia-siaannya yang menyedihkan itu. Orang
yang sombong memenuhi khayalannya dengan segala yang telah dikatakan orang
untuk memuji dirinya sendiri, dan dengan segala daya upaya berusaha untuk
memperoleh lebih banyak pujian lagi karena ia tidak pernah puas dengan pujian.
B. Jenis kesombongan
Santo Gregorius
Agung mengkategorikan kesombongan menjadi 4 jenis :
1.
Merasa
bahwa kebaikannya berasal dari dirinya sendiri
2.
Merasa
bahwa kebaikannya berasal dari Tuhan dan karena jasanya
3.
Membanggakan
sesuatu yang tidak dimilikinya
4.
Memandang
rendah orang lain dan merasa sebagai satu-satunya pemilik dari apa yang
dimilikinya
C. Dua belas tangga kesombongan
Secara rinci
Santo Bernardus dari Clairvaux menyusun "Dua belas tangga
kesombongan", atau "Dua belas tahap kesombongan", sebagai
kebalikan "Dua belas tahap kerendahan hati" dari Santo Benediktus
yang tercantum dalam Peraturan Santo Benediktus.[8] St. Thomas Aquinas juga
menggunakan karya St. Bernardus tersebut dalam penjelasan mengenai dosa pokok
kesombongan dalam karya terbesarnya, Summa Theologia.[6] Sebenarnya
tahapan-tahapan ini secara khusus ditujukan kepada para rahib, namun secara
umum dapat diterapkan juga untuk kaum awam.
12Tingkat Kesombongan :
1.
Rasa
ingin tahu akan segala sesuatu
2.
Pikiran
sembrono, senang bicara yang tidak penting
3.
Kegembiraan
& gelak tawa di luar kewajaran
4.
Suka
membual & banyak bicara
5.
Suka
menonjolkan diri supaya tampak suci
6.
Suka
dipuji, merasa lebih suci dibanding orang lain
7.
Merasa
dapat melakukan segala sesuatu di atas kemampuannya
8.
Pembenaran
diri, merasa tidak berdosa
9.
Tidak
jujur dalam pengakuan dosa karena takut silih yang berat
10. Pemberontakan
terhadap peraturan dan atasan yang berwenang
11. Berbuat dosa
dengan bebas
12. Terbiasa berbuat
dosa
D. Hubungan dengan Tiga Kebajikan Ilahi
Harapan adalah
penantian dengan penuh kepercayaan akan berkat ilahi dan pandangan Allah yang
membahagiakan, tujuan hidup semua orang beriman; merupakan salah satu dari tiga
kebajikan teologal/ilahi—selain iman dan kasih :2090 Seseorang dapat gagal mencapai
harapan karena kesombongan (dalam hal ini "presumsi") membuat ia
melakukan yang tidak semestinya, sehingga kasih dan imannya gugur dalam
perjalanan hidupnya. Sehubungan dengan harapan, KGK mengklasifikasi kesombongan
ini menjadi 2 macam :2092. Seseorang
yang menilai kemampuannya terlalu tinggi; merasa dapat mencapai keselamatan
tanpa bantuan Tuhan. Akibatnya orang tersebut akan mengalami banyak kejatuhan
berulang-ulang karena berusaha sendiri tanpa memohon bantuan rahmat dari-Nya.
Suatu saat ia dapat mencapai tahap keputusasaan, :2091 dan pada akhirnya ia
menyangkal imannya. Seseorang yang
merasa dapat menerima pengampunan, tanpa perlu bertobat, karena pemahaman yang
salah akan kerahiman Allah; dan merasa dapat menjadi bahagia tanpa berbuat jasa
apapun. Padahal Allah tidak menghendaki dosa, dan menjatuhkan hukuman atasnya;
kemudian orang tersebut menantang kasih Allah—dimana ia sendiri yang
mengingkari dan memungkiri kebaikan-Nya dengan tidak mau bertobat. Sehingga
selanjutnya timbul kebencian terhadap Allah.[10]:2094 Demikian akhirnya, akibat
kesombongannya, seseorang dapat melakukan dosa yang tak terampuni—menghujat Roh
Kudus (Lihat: Kronologi berkembangnya dosa).
E.
Pengertian Sombong dalam Islam dan Penyebabnya
Di dalam tubuh
manusia terdapat bagian yang bertugas mengatur bagian anggota tubuh yang lain.
Baik buruknya perilaku manusia tergantung dari baik buruknya bagian ini.
Apabila bagian ini baik maka perilaku seseorang akan baik, tetapi apabila
bagian ini buruk perilaku seperti sombong dalam islam seseorang ini pun akan
buruk. Bagian tubuh yang bertugas mengatur dan menentukan perilaku manusia ini
disebut hati. Semakin bertambahnya
usia seorang manusia, maka semakin bebas pula manusia merasakan serta
berpikir akan suatu hal yang ia sukai dan yang tidak disukai sesuai dengan kata
hatinya. Namun terkadang bebasnya berpikir seorang manusia ini membuat
banyaknya terjadi hal yang negatif yang membuat seseorang tersebut salah dalam
bersikap yang akhirnya berdampak pada perilaku tercela dalam dirinya.
F. Apa Itu Sombong
Secara
terminologi, yang dimaksud sombong adalah tingkah laku dan sifat yang cenderung
memuji, mengagungkan, membesarkan, dan memandang diri sendiri sebagai makhluk
yang paling di atas segala-galanya dari makhluk lain. Orang sombong akan selalu
menganggap dirinya paling tinggi dan memandang orang lain rendah. Hati orang
sombong akan mudah mengeras, tidak mudah dinasehati, karena ia menganggap
dirinya paling bisa, paling pandai, paling terkenal, dan paling segala-galanya.
Dalam hal ini Allah SWT pun telah menjelaskan dalam firmannya bahwa Ia sangat
membenci orang – orang yang senantiasa menyombongkan diri. Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman: 18 ). Orang-orang yang sombong adalah
seburuk-buruk makhluk disisi Allah, dan mereka akan dikumpulkan kelak pada hari
kiamat dengan membawa kerendahan dan kehinaan di wajah – wajah mereka.
Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta’ala
“Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta
terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada
tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?. (QS az-Zumar: 60). Sombong
dalam islam adalah penyakit akut yang sangat ganas, yang bisa membinasakan
orang-orang yang terkemuka dari kalangan para makhluk. Dan sedikit sekali yang
bisa selamat darinya, baik kalangan ahli ibadah, zuhad maupun para ulama,
terlebih orang-orang awamnya. Bagaimana tidak bahaya sedangkan Nabi Shalallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “ Tidak akan masuk surga orang yang masih
ada di dalam hatinya sifat sombong walau hanya seberat biji sawi.”
G. Penyebab Sombong
Dalam Islam
Seseorang tidak
akan sombong kecuali yang suka membanggakan diri. Seseorang tidak akan
memuliakan dirinya sendiri kecuali meyakini bahwa ia memiliki sifat-sifat yang
sempurna. Semuanya itu berkaitan dengan urusan agama dan dunia, yang berkaitan
dengan agama yaitu, ilmu dan amal perbuatan. Sedangkan yang berkaitan dengan
dunia yaitu, keturunan (nasab), kecantikan, kekuatan, harta, dan banyak teman. Firman
Allah yang menjelaskan sombong dalam islam berbunyi : “Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong”. (QS. An Nahl : 23) dan”Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-ku, akan masuk neraka
jahanam dalam keadaan hina”. (QS. Al-Mukmin: 60). Rasulullah SAW sangat-sangat
ketat dalam hal ini dan selalu memperingati umatnya, agar menjauhi sifat
sombong selain sifat-sifat jelek penyakit hati lainnya seperti hasad ,iri
,dengki ,dendam lainnya. Karena apa ? karena sifat hasad, iri dendam akan
mematikan kebaikan yang ada pada diri kita sebagaimana api memakan kayu. Begitupun
dengan sifat sombong, sifat ini sangatlah jelek karena di dalam hadits yang
dikatakan sombong adalah orang yang tidak mau menerima kebenaran merasa diri
pintar sendiri tidak pernah mau mengakui kelebihan yang ada pada orang lain. Dari
sikap sombong inilah akan muncul sifat hasad. Ia akan berusaha sekeras
tenaganya agar nikmat yang ada pada orang yang di irikan-nya hilang dan punah
bahkan dengan sekuat tenaganya ia akan menyebarkan fitnah memberikan berita
yang tidak tepat dan tidak benar. Api besar mulainya dari api kecil. Akibat di
biarkan terus tanpa disiram langsung namun terus menerus dipupuk maka jadilah
ia menjadi api yang besar. Begitu pulalah dengan sifat ” Sombong ” ini . Kalau
seorang dokter ingin mengobati pasien pasti sang dokter bertanya dahulu pada
pasien sakit apa yang dirasakannya, gejala-gejala bagaimana yang dialaminya
dengan hypotesa-hypotesa atau analisa-analisa sementara itu, maka sang
dokterpun dengan ilmu yang ada padanya akan memberikan obat yang tepat dengan
dosis yang tepat pula pada sang pasien untuk dimakan ataupun diminumnya. Sebab
belum tentu orang yang punya penyakit yang sama tapi obat dan dosis yang
diberikan dokterpun sama pula tidak selalu begitu, tetapi lihat kadar dari
penyakit orang tersebut. Begitu pulalah dengan diri manusia. Kalau kita ingin
mengobati penyakit yang ada di dalam diri kita tentu kita cari dahulu
sebab-sebab kita sakit gejalanya dan akhirnya kita tahu obat apa yang pas kita
pakai dan seberapa dosis yang kita gunakan.
H. Sebab-Sebab Penyakit
Sombong
1. Faktor
lingkungan dan Keturunan.
Seseorang itu
tumbuh sangat berpengaruh dari faktor keluarga dan lingkungan dimana ia
tinggal. Biasanya seorang insan tumbuh sesuai dengan sentuhan tangan kedua
orang tuanya. Kata orang buah itu tidak akan jatuh jauh dari pohonnya (
pokoknya ), kecuali setelah ia jatuh, ada yang ambil dan di bawa jauh dari
tempat itu, namun tetap saja kalau ia jatuh tidak jauh jatuhnya dari pokok
tersebut ataupun sebelum ia jatuh ada yang memetiknya dan dibawa pergi
berjalan, berlayar kemana suka oleh si pemetik, jadi terserah si pemetik mau
diapakan buah itu di jualkah, dijadikan bibitkah atau dijadikan manisan,
asinan, juice dan sebagainya. Sifat-sifat dari ortu baik positif, ataupun
negatif, akan sangat berpengaruh sekali terhadap sang anak. Sikap senang di
puji, merasa diri pintar, cantik, kaya, dan benar , dan sebagainya kalau di
pupuk dari kecil akan menjadi watak atau karier seseorang sampai ia dewasa
kelak.
2. Sanjungan dan
Pujian yang berlebihan
Umroh.com
merangkum, sanjungan yang berlebihan tanpa memperhatikan etika agama dapat di
identikkan dengan penyembelihan,sebagaimana yang disebut-sebut dalam sebuah
Hadist.Seringkali sebagian orang yang terlalu berlebihan memuji sehingga
seringkali membuat yang dipuji lupa diri.
3. Bergaul dengan
orang yang terkena penyakit sombong
Tidak asing
lagi, sering sekali kita melatahi tingkah laku teman. Rasulullah SAW bersabda :
” Perumpamaan teman yang shalih dan teman yang jahat adalah seperti seorang
yang berteman dengan penjual minyak wangi dan pandai besi”. ( HR Bukhari dan
Muslim ). Teman akan membawa pengaruh besar dalam kehidupan seseorang jika
dilihat dari sombong dalam islam.
4. Kufur Nikmat dan
Lupa pada Allah SWT
Seseorang yang
diberi Allah nikmat,tapi karena ia merasa nikmat itu berasal dari usaha dan
ilmunya bukan berasal dari Allah SWT maka akan bersaranglah di dalam diri hamba
ini sifat ” Sombong ” yang tak pantas dimiliki dan dibanggakannya. Lihatlah
sifat Qarun yang berkata ” Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu
yang ada padaku ” ( QS Al-Qashas 78 ).
5. Menangani suatu
pekerjaan belum matang dan belum terbina
Betapa banyaknya
kita temui di zaman sekarang ini,orang-orang berlagak pintar pada hakikatnya ia
belum berarti apa-apa,boleh dikatakan bodoh.Seseorang dikatakan pintar kalau
memang sekian banyak manusia mengakui dan mengecap buah dari kepintarannya. Tapi
kalau ia sendiri ataupun beberapa orang yang berkepentingan terhadap dirinya,
belumlah dikatakan pintar. Kepintaran seseorang baru bisa dikatakan syah, kalau
sudah di lihat hasilnya yang banyak dimanfaatkan orang lain. Tapi orang yang
berlagak pintar, seperti kata buah pepatah : ” Sudah di petik sebelum matang “.
Masyarakat umum ,ibaratnya seperti orang yang menganggap emas , seluruh yang
berwarna kuning “. Perlu diketahui,bermain-main dengan pemikiran,lebih
berbahaya daripada bermain dengan api. Untuk itu jadilah kita manusia yang
selalu tawadhuk dan rendah hati. Jangan pupuk sifat sombong dalam diri kita,
karena itu akan menjebloskan kita ke dalam neraka yang teramat Panas, setitik
semburan dari panasnya api neraka ini tidak akan mungkin dapat kita menahankan
nya, apalagi seluruh tubuh kita di cemplungkan ke dalamnya bisa hancur lebur
meleleh bagaikan kertas yang hangus kena api hitam pekat ataupun piring plastik
yang meleleh-leleh. Ingatlah kayu api neraka itu berasal dari kayu dan manusia.
Jangan sampai kita menjadi kayu di dalam neraka jahanam itu. Semoga informasi
sombong dalam islam yang disampaikan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
I.
Sifat Sombong Dalam Islam – Hukum dan Bahayanya
Sombong
merupakan suatu penyakit hati yang mana pengidapnya merasa bangga dan memandang
tinggi atas diri sendiri. Dalam hadist Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya;
“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (H. R. Muslim).
Sebagai suatu penyakit, sombong hanya bisa disembuhkan berdasarkan kesadaran
diri penderitanya sendiri karena sombong bertitik berat pada kondisi hati
seseorang. Allah SWT di dalam Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 37
menyebutkan, yang artinya; “Dan janganlah engkau berjalan di
bumi dengan berlagak sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat
menembus bumi, dan engkau tidak akan dapat menyamai setinggi gunung-gunung.”
J.
Hukum Islam Mengenai Sifat Sombong
Sebagaimana
firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 37, jelas disebutkan bahwa
manusia tidak diperkenankan untuk berjalan di atas bumi dengan sifat
sombongnya. Artinya, Allah jelas melarang untuk manusia memiliki penyakit hati
ini dan jika manusia tidak mengindahkannya, maka murka Allah lah yang akan
diterima sebagai ganjarannya. Di dalam sebuah hadist Rasulullah
SAW bersabda yang artinya; ”Tidak akan masuk surga orang yang
dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi.” (H. R.
Muslim). Jelas sudah, jika Allah tidak menyukai sifat sombong
yang artinya sombong itu dilarang dan harus dihindari oleh manusia agar tidak
mendapat murka Allah SWT.
K.
Jenis – Jenis Sifat Sombong
Yang menjadikan
seseorang bersifat sombong bisa oleh berbagai macam, misalnya; harta, fisik,
ilmu pengetahuan, keturunan, bahkan ibadah. Namun, ada tiga (3) jenis
kesombongan yang perlu untuk diketahui agar kita terhindar daripadanya, yakni:
L.
Sombong terhadap Allah
Merupakan
keadaan atau penyakit sombong yang paling parah karena seseorang yang sombong
kepada Allah SWT, artinya ia menolak dan tidak taat kepada Allah SWT. Orang yang
memiliki sifat tinggi hati kepada Allah SWT, berarti dalam hatinya tertanam
bahwa ia tidak peduli, tidak takut, serta tidak segan untuk melanggar apapun
perintah Allah SWT yang pastinya semua itu dilakukan tanpa ada perasaan
bersalah atau tidak merasa berdosa sedikitpun. Allah SWT berfirman;
اِÙ†َّ الَّØ°ِÙŠْÙ†َ
ÙŠَسْتَÙƒْبِرُÙˆْÙ†َ عَÙ†ْ عِبَادَتِÙ‰ْ سَÙŠَدْØ®ُÙ„ُÙˆْÙ†َ جَÙ‡َÙ†َّÙ…َ دَاخِرِÙŠْÙ†َ
Artinya:
“Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam
dalam keadaan hina. (Al-Qur’an surah Lukman, ayat 60).
M.
Sombong terhadap Rasulullah
Seseorang yang
tidak mau mengikuti ajaran Rasulullah, merasa bahwa apa yang diajarkan Nabi
Muhammad tidak benar dan tidak sedikitpun peduli atau mau taat terhadap ajaran
beliau, berarti orang tersebut telah memiliki sifat sombong terhadap Rasulullah
di dalam hatinya.
N.
Sombong terhadap sesama manusia
Jenis penyakit
sombong yang paling sering terjadi yakni menganggap remeh orang lain, merasa
dirinya adalah yang paling baik, paling bijaksanan, paling hebat, paling kaya,
paling canti, dan segala yang besifat paling lainnya. Selalu memabandingkan
diri dengan orang lain dan menganggap orang lain tersebut paling buruk jika
dibandingkan dengan diri sendiri.
Orang yang
sombong biasanya gila hormat dan sangat senang dipuji bahkan bisa dibilang haus
pujian. Mereka selalu memabanggakan diri dihadapan orang lain dengan niat ingin
pamer agar dipuji dan orang lain pun jadi merasa rendah. Selain itu, orang yang
sombong tidak suka menerima teguran, kritik, saran, nasihat, apalagi bantahan.
Ia merasa bahwa dirinya lah yang paling benar dan tidak akan peduli terhadap
keadaan atau pendapat orang lain.
O.
Bahaya Kesombongan
Layaknya sebuah
penyakit yang menyerang fisik manusia, sombong yang merupakan penyakit hati
tentu akan memberikan banyak gangguan pada penderitanya. Diantara bahaya akibat
memiliki sifat sombong adalah sebagai berikut:
Menghancurkan
amal shaleh
Rasulullah SAW
bersabda yang artinya;
“Adapun
amal-amal yang membinasakan adalah berprilaku kikir, mengikuti hawa nafsu dan
membanggakan diri.” (H. R. Thabrani)
Mereka yang
memiliki sifat sombong, tidak akan pernah memiliki sifat ikhlas yang merupakan
dasar daripada setiap perbuatan maupun ibadah yang kita kerjakan. Oleh karena
kesombongan itu dapat membinasakan amal ibadah, artinya sia-sialah semua
perbuatan yang ia lakukan.
Allah SWT tidak
pernah menyukai mereka yang menyembah kepada-Nya, tapi tidak didasari dengan
rasa ikhlas yang hanya ingin mencari ridha Allah semata. Karena pada dasarnya,
seseorang yang bersifat sombong berarti ia tidak pernah benar-benar ingin
meminta pertolongan terhadap Allah, tidak pula memiliki niat sungguh-sungguh
dalam beribadah. Kasarnya, mereka hanya bermain-main.
P.
Memperturutkan hawa nafsu
Orang yang
sombong akan selalu bertindak sesuai dengan apa yang ia kehendaki tanpa
memikirkan atau memerdulikan sekitar. Akibatnya, mereka sering bertindak tanpa
berpikir dan hanya mengandalkan hawa nafsu. Mereka akan melakukan apapun yang
penting bisa membuat mereka puas dan bangga. Dalam keadaan seperti itu, mereka
akan cenderung berbuat serakah dan mudah dihasut oleh setan dan iblis sehingga
yang mereka lakukan tak lain hanyalah maksiat semata.
Q.
Lebih buruk dari syirik
Syirik adalah
dosa yang takkan pernah terampuni oleh Allah SWT karena orang yang syirik
berarti tidak mengakui ke-Esa-an Allah SWT. Jika dikatakan bahwa sombong
merupakan penyakit yang lebih buruk daripada syirik tersebut, sudah pasti
ganjaran yang diterima akan lebih berat lagi. Orang yang memiliki
sifat sombong, seringkali menyalahkan takdir atas kejelekkan atau
ketidakberuntungan yang mereka dapati. Sementara ketika mereka mendapat berkah,
mereka tidak akan pernah bersyukur kepada Allah. Dapat dikatakan bahwa mereka
yang memiliki sifat sombong, berarti mereka telah jauh dari Allah sehingga yang
akan menemai mereka diakhirat nanti adalah iblis dan bersama-sama menuju
neraka.
R.
Akibat dari Sifat Sombong
1.
Dibenci Allah SAW dan Rasulullah
Di dalam
Al-Qur’an surah Luqman ayat 18, Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” Dalam salah satu
hadist shahihnya, Rasulullah juga berpesan bahwa manusia harusnya bersikap
rendah hati. Artinya, jelas sudah jika memiliki sifat sombong maka kita sudah
melanggar perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Orang yang tidak taat tentunya
wajar jika tidak disukai. Padahal, tiada yang paling menyakitkan
kecuali dibenci oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi, Rasulullah bersabda yang artinya; “Sesungguhnya orang
yang paling aku cintai dan duduknya paling dekat kepadaku pada hari kiamat
adalah orang yang akhlaknya terbaik di antara kalian. Sedangkan orang yang
paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat adalah orang-orang
yang banyak bicara, suka ngobrol dan bermulut besar (sombong).”
2. Diabaikan Allah
SWT
Dalam sebuah
hadist, Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Ada tiga golongan yang tidak
akan diajak bicara oleh Allah, tidak disucikan oleh-Nya, dan baginya adzab yang
pedih; (yaitu) Orang yang sudah tua berzina, penguasa pendusta dan orang miskin
yang sombong.” (H. R. Muslim)
3. Merupakan Makhluk
yang Hina
Allah SWT
berfirman yang artinya; “Orang-orang yang bersikap sombong dimuka bumi tanpa
alasan yang benar, mereka akan Aku palingkan dari kebenaran sehingga mereka
tidak dapat memahami bukti-bukti kekuasaan-Ku. Sekalipun orang-orang yang sombong
itu menyaksikan bukti-bukti kekuasaan-Ku, mereka tetap tidak mau beriman. Jika
mereka melihat jalan sesat justru mereka mau mengikutinya. Begitulah karakter
orang-orang yang sombong, mereka telah mendustakan agama Kami, dan mereka telah
melalaikan bukti-bukti kekuasan Kami. (Q. S.
Al-A’raf, ayat 146). Sombong merupakan penyakit hati yang menjadikan
penderitanya justru masuk ke dalam kelompok orang-orang yang zalim, sekalipun
ia adalah orang kaya dan terhormat.
4. Hatinya Terkunci
Sesuai apa yang
tertera dalam Al-Qur’an surah Mukmi aat 35, dikatakan bahwa Allah SWT akan
menutup rapat pintu hati seseorang yang bersikap sombong sehingga ia tidak akan
bisa menerima kebenaran.
5. Menjadi Pengikut
Iblis
Allah berfirman
yang artinya; “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
“Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Q. S.
Al-Baqarah, ayat 34).
6. Menjadi Penghuni
Neraka. Orang yang memiliki sifat sombong akan dibenci dan ditutup hatinya oleh
Allah SWT. Maka jadilah mereka pengikut iblis yang senang berbuat sekehendak
hati dan tidak akan pernah taat terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya. Maka
tiada lain tempatnya kecuali di neraka. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: ”Para
penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar lagi sombong.” (H.
R. Bukhari dan Muslim).
7. Dijauhi Sesama
Manusia
Tidak ada
seorang pun yang menyukai sesamanya yang memiliki sifat sombong. Maka, mereka
yang sombong pasti akan dijauhi oleh sesama manusia karena yang sombong selalu
saja memandang lemah orang lain dan menganggap dirinya lebih tinggi. Wajar jika
mereka ditinggalkan dan tidak ada yang mau berteman dengan orang yang sombong.