Revolusi Industri
Proses revolusi
industri pertama kali terjadi pada abad ke-18 di Inggris atau tahun 1760-1840.
Di mana terjadi peralihan dalam penggunaan tenaga pada industri tektil. Jika
sebelumnya memakai tenaga hewan dan manusia beralih dengan menggunakan mesin.
Kemudian revolusi industri meluas ke berbagai negara di Eropa Barat, Amerika
Utara, Jepang. Faktor utama dalam revolusi industri, yakni: Teknologi
Sosial Ekonomi Budaya Pada bidang teknologi adanya perubahan
pada penggunaan dasar baru, terutama besi dan baju. Penggunaan sumber energi
baru termasuk bahan bakar dan tenaga penggerak, seperti mesin uap, listrik. Ada
juga penemuan mesin baru, pemintalan dan mesin tenun yang memungkinkan
peningkatan produksi dengan tenaga manusia yang lebih kecil. Baca juga: Di Era
Revolusi Industri 4.0, Guru Harus Terus Menyesuaikan Diri Muncul juga pabrik
yang mensyaratkan peningkatan pembagian kerja dan spesialisasi fungsi. Kemudian
perkembangan penting dalam transportasi dan komunikasi, seperti lokomotif uap,
kapal uap, monil, pesawat, telegram, dan radio. Adanya perubahan teknologi
tersebut memungkinkan penggunaan sumber daya alam yang meningkat dan produksi
massal barang-barang manufaktur. Pada ekonomi yang menghasilkan distribusi
kekayaan yang lebih luas. Penurunan tanah sebagai sumber kekayaan dalam
menghadapi peningkatan produksi industri, dan peningkatan perdagangan
internasional. Pada bidang sosial adanya perubahan, termasuk pertumbuhan kota,
perkembangan gerakan kelas pekerja, dan munculnya pola otoritas baru. Pada budaya adanya transformasi budaya dari
tatanan luas. Pekerja memperoleh keterampilan baru dan khas, dan hubungan mereka
dengan tugas mereka bergeser
Revolusi Industri terjadi pada periode
antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di
bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta
memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di
dunia. Revolusi ini menyebabkan terjadinya perkembangan besar-besaran yang
terjadi pada semua aspek kehidupan manusia. Singkatnya, revolusi industri
adalah masa dimana pekerjaan manusia di berbagai bidang mulai digantikan oleh
mesin. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke
seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya
titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan
sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan
pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum
pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata
pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali
lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson
Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat
biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti
ini tidak pernah terjadi sebelumnya".
Inggris memberikan landasan hukum dan
budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi
Industri.
Faktor kunci yang turut mendukung
terjadinya Revolusi Industri antara lain:
1. Masa perdamaian
dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia.
2. Tidak ada hambatan dalam perdagangan antara
Inggris dan Skotlandia.
3. Aturan hukum (menghormati kesucian kontrak).
4. Sistem hukum
yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan
(korporasi).
5. Adanya pasar
bebas (kapitalisme).
Revolusi Industri dimulai pada akhir
abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di
Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian
digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai
dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik
pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut
dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta
api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian
yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk
besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya
populasi di kota-kota besar di Inggris.
Awal mula Revolusi Industri masih
diperdebatkan. T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik
pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan
teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal
tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin
pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya
Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke-16
dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René Descartes, Galileo
Galilei. Disamping itu, disertai adanya pengembangan riset dan penelitian
dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal
Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari
dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta,
jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Istilah "Revolusi Industri"
sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di
pertengahan abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham dan
Nicholas Crafts berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial yang
terjadi secara bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi. Produk
domestik bruto (PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi
Industri dan memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern. Revolusi Industri
menandai dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan
ekonomi kapitalis. Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling penting
yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan
pada masa Neolitikum.
A.
Revolusi Industri
Revolusi
Industri terjadi pada periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya
perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan,
transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi ini menyebabkan
terjadinya perkembangan besar-besaran yang terjadi pada semua aspek kehidupan
manusia. Singkatnya, revolusi industri adalah masa dimana pekerjaan manusia di
berbagai bidang mulai digantikan oleh mesin. Revolusi Industri dimulai dari
Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara,
Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia. Revolusi Industri menandai
terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan
sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan
pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum
pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata
pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali
lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson
Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat
biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti
ini tidak pernah terjadi sebelumnya". Inggris memberikan landasan hukum
dan budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi
Industri.
Faktor kunci
yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain:
1. Masa perdamaian
dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia.
2. Tidak ada hambatan dalam perdagangan antara
Inggris dan Skotlandia.
3. Aturan hukum (menghormati kesucian kontrak).
4. Sistem hukum
yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan
(korporasi).
5. Adanya pasar
bebas (kapitalisme).
Revolusi
Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam
penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan
manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis
menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap
industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan
batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan,
perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian
yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan
terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada
akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris. Awal
mula Revolusi Industri masih diperdebatkan. T.S. Ashton menulisnya kira-kira
1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar
tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan
perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut
perkembangan mesin pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya
revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke-16 dengan munculnya para ilmuwan seperti
Francis Bacon, René Descartes, Galileo Galilei. Disamping itu, disertai adanya
pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The
Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy
of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri,
perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan
sumber daya alam. Istilah "Revolusi Industri" sendiri diperkenalkan
oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.
Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham dan Nicholas Crafts
berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi secara
bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi. Produk domestik bruto
(PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi Industri dan
memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern. Revolusi Industri menandai
dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi
kapitalis. Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling penting yang
pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan
pada masa Neolitikum.
B. Sejarah dan Perkembangan Revolusi Industri
Revolusi
Industri dimulai pada abad ke-18, ketika masyarakat pertanian menjadi lebih
maju dan urban. Kereta api lintas benua, mesin uap, listrik, dan
penemuan-penemuan lainnya mengubah masyarakat secara permanen. Makna dari
Revolusi Industri sendiri yakni perubahan besar cara manusia memproduksi barang
atau jasa. Hingga saat ini Revolusi Industri sendiri telah memasuki Revolusi Industri
keempat atau lebih dikenal dengan istilah Revolusi Industri 4.0. Perubahan yang
terjadi berdampak pada seluruh bidang kehidupan seperti dalam bidang
ekonomi.politik, sosial, dan juga budaya, serta bersifat global. Revolusi Industri adalah keadaan dimana
banyak aspek kehidupan yang terpengaruh oleh perubahan global tersebut. Proses
produksi atau jasa yang mulanya sulit, memakan waktu lama, dan memakan biaya
mahal menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah dalam prosesnya. Bila
menghubungkan dengan konsep ekonomi yang membicarakan upaya manusia dalam
menghadapi kelangkaan, konsep Revolusi Industri adalah salah satu cara
mengatasinya. Bahkan dengan adanya konsep Revolusi Industri, resiko kelangkaan
tersebut dapat diturunkan atau bahkan dihilangkan. Sehingga tenaga, waktu, dan
biaya yang dibutuhkan sebelumnya cukup besar dapat menjadi tidak ada dan
dialihkan ke hal lain. Sekarang mari kita bahas Revolusi Industri 1.0 hingga
Revolusi Industri 3.0:
C. Revolusi Industri 1.0
Sebelum Revolusi
Industri 1.0 terjadi, manusia memproduksi barang atau jasa hanya mengandalkan
tenaga otot, tenaga air, ataupun tenaga angin. Hal ini memiliki kendala yang
cukup besar, karena seperti kita ketahui bahwa tenaga-tenaga tersebut cukup
terbatas. Misalkan tenaga otot: untuk mengangkat barang berat, bahkan dengan
menggunakan katrol, dibutuhkan istirahat berkala. Hal tersebut merupakan bentuk
non-efisiensi waktu dan tenaga. Selain
dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air dan tenaga
angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. Untuk memutar penggilingan yang
begitu berat, seringkali manusia menggunakan kincir air atau kincir angin.
Masalah utama dari dua tenaga ini adalah, kita tak bisa menggunakannya di mana
saja. Kita cuma bisa menggunakannya di dekat air terjun dan di daerah yang
berangin. Hingga pada tahun 1776,
James Watt menemukan mesin uap yang mengubah sejarah. Penemuan mesin uap
menjadikan proses produksi lebih efisien dan murah. Tiada lagi permasalahan
waktu dan tempat spesifik yang diperlukan untuk memproduksi sesuatu. Sebagai contoh, sebelum mesin uap
ditemukan, kapal berlayar dengan tenaga angin dimana memerlukan waktu
bertahun-tahun untuk berkeliling dari satu negara ke negara lainnya. Sedangkan
dengan adanya mesin uap, dapat menghemat waktu hamper 80%.
D. Revolusi Industri 2.0
Revolusi
Industri 2.0 tidak seterkenal Revolusi Industri 1.0. Revolusi Industri 2.0
terjadi di awal abad 20. Sebelum adanya Revolusi Industri 2.0, proses produksi
memang sudah cukup berkembang, tenaga otot tidak lagi banyak diperlukan. Pabrik
pada umumnya telah menggunakan tenaga mesin uap ataupun listrik. Namun kendala
lain ditemukan dalam proses produksi, yaitu proses transportasi. Untuk
memudahkan proses produksi di dalam pabrik yang umumnya cukup luas, alat
transportasi untuk pengangkutan barang berat seperti mobil sangat diperlukan.
Sebelum Revolusi 2.0 proses perakitan mobil harus dilakukan disatu tempat yang
sama demi menghindari proses transportasi dari tempat spare part satu ke tempat
spare part lainnya. Hingga akhirnya
pada tahun 1913, Revolusi 2.0 dimulai dengan menciptakan “Lini Produksi” atau
Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913.
Proses produksi berubah total. Tidak ada lagi satu tukang yang menyelesaikan
satu mobil dari awal hingga akhir, para tukang diorganisir untuk menjadi
spesialis, cuma mengurus satu bagian saja, seperti misalnya pemasangan ban.
E. Revolusi Industri 3.0
Bila pada
revolusi pertama pemicunya adalah ditemukannya mesin uap, revolusi kedia dipicu
dengan ditemukannya ban berjalan dan listrik, lalu apa ada yang bisa menebak
apa yang terjadi pada Revolusi Industri 3.0? Pada Revolusi Industri 3.0 yang digantikan adalah manusianya.
Revolusi Industri 3.0 adalah penemuan mesin yang bergerak, yang berpikir secara
otomatis: komputer dan robot. Di saat ini, dunia bergerak memasuki era
digitalisasi. Sebagian aktifitas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan manusia
seperti menghitung atau menyimpan hal penting seperti dokumen, mulai dapat
dilakukan oleh computer. Revolusi yang terjadi juga bergerak, tidak hanya
mengenai Revolusi di bidang industry namun juga di bidang informasi. Dilihat dari sisi postifinya, kemajuan
teknologi digital ini mempermudah perkerjaan manusia. Sehingga potensi terbesar
manusia yang sesungguhnya dapat lebih dioptimalkan, seperti berpikir, memimpin,
dan menciptakan karya. Setelah perang dunia kedua, perkembangan computer juga
semakin cepat. Komputer yang dulunya sebesar ruangan, terus mengecil dengan
fungsi yang semakin luar biasa. Saat ini fungsi dari computer tersebut hanyalah
sebagai salah satu perangkat, dan kita mulai memasuki era Revolusi Industri
baru yaitu Revolusi Industri 4.0.Kamu penasaran dengan Revolusi Industri 4.0?
Yuk, baca artikel dibawah ini. Revolusi
industri 4.0 menjadi pembahasan hangat selama beberapa tahun terakhir ini.
Bahkan di debat capres beberapa waktu lalu ini sempat menjadi isu tersendiri.
Namun demikian, mungkin tak banyak dari kita dari kita yang benar-benar paham
apa maksud dari revolusi industri ini. Sebagian mungkin malah akan bertanya,
kenapa 4.0? Kemana 1.0, 2.0 dan 3.0? Untuk
menjawab pertanyaan ini, berikut sedikit penjelasan mengenai sejarah dari
revolusi industri. Mulai dari kapan ini bermula, hingga sekarang, yang konon
telah memasuki periode keempat. Revolusi
industri sejatinya telah dimulai pada abad
ke-18 atau sekitar tahun 1750-1850, ketika perubahan secara besar-besaran
terjadi di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan
teknologi. Kala itu, hidup masyarakat berubah secara dramatis berkat adanya
kereta api lintas benua, mesin uap, listrik, dan penemuan-penemuan lainnya.
Bukan saja di bidang ekonomi, tetapi juga politik, sosial, dan budaya, dan ini
bersifat global. Revolusi Industri
sendiri awalnya bermula dari Britania Raya, sebelum akhirnya menyebar ke
seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia. Saat
itu, proses produksi atau jasa yang awalnya sulit, memakan waktu lama, dan
membutuhkan biaya yang tidak sedikit berubah menjadi lebih mudah, lebih cepat,
dan lebih murah. Jika dihubungkan
dengan konsep ekonomi, yang membicarakan upaya manusia dalam menghadapi
kelangkaan, konsep Revolusi Industri adalah salah satu cara untuk mengatasinya.
Bahkan dengan adanya konsep ini, resiko kelangkaan tersebut dapat diturunkan
atau bahkan dihilangkan. Dengan begitu, sebagaimana dilansir dari laman
binus.ac.id, tenaga, waktu, dan biaya yang sebelumnya cukup besar dibutuhkan,
bisa ditiadakan, dikurangi atau dialihkan ke hal lainnya.
F. Revolusi Industri Pertama (1.0)
Masa-masa
sebelum Revolusi Industri terjadi adalah masa dimana manusia hanya bisa
mengandalkan tenaga otot, tenaga air, ataupun tenaga angin untuk memproduksi
barang atau jasa. Ini tentu saja bukan perkara mudah, apalagi mengacu pada
fakta bahwa semua tenaga itu tidak tersedia sebanyak-banyaknya di luar sana,
atau dengan kata lain terbatas. Manusia, sekuat apapun dia, pasti membutuhkan
istirahat. Dan ini merupakan bentuk non-efisiensi waktu dan tenaga. Untuk mengatasi ini, berbagai upaya
dilakukan, termasuk menciptakan mesin. Revolusi Industri pertama ditandai
dengan dikembangkannya mesin uap oleh James Watt pada abad ke-18, serta
diciptakannya mesin-mesin bertenaga air. Saat itu, pekerjaan yang sebelumnya
dikerjakan oleh manusia pun mulai dialihkan menggunakan mesin uap. Sektor industrialisasi berkembang
dengan cepat, produksi barang kebutuhan masyarakat bisa diproduksi dengan lebih
mudah dan secara massal. Pada era ini, perubahan masif di bidang pertanian,
manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi pun terjadi. Sejarah mencatat, Revolusi ini
berhasil mendongkrak perekonomian, dimana selama dua abad setelah Revolusi
Industri Pertama terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita
Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat. Revolusi Industri 1.0 berakhir
pertengahan tahun 1800-an.
G. Revolusi Industri Kedua (2.0)
Revolusi
Industri Kedua (2.0) dikenal juga sebagai Revolusi Teknologi. Revolusi yang
dimulai pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 ini ditandai dengan
hadirnya tenaga listrik. Jika kita
kembali ke Revolusi Industri Pertama, saat itu sebenarnya proses produksi sudah
cukup berkembang, namun ada kendala dalam hal produksi. Dalam hal ini terkait
alat transportasi, yang dipercaya akan dapat memudahkan proses produksi di
dalam pabrik yang umumnya cukup luas. Untuk diketahui, sebelum Revolusi 2.0,
proses perakitan mobil harus dilakukan disatu tempat yang sama demi menghindari
proses transportasi dari tempat spare part satu ke tempat spare part lainnya. Revolusi lalu terjadi dengan
terciptanya “lini produksi” atau assembly line yang menggunakan “ban berjalan”
atau conveyor belt pada 1913. Hal ini berakibat pada perubahan proses produksi,
karena untuk menyelesaikan satu mobil kini tidak lagi diperlukan satu orang
untuk merakit dari awal hingga akhir. Para perakit mobil dilatih untuk menjadi
spesialis yang mengurus satu bagian saja.
Revolusi industri kedua tidak hanya berdampak pada kondisi ekonomi dan
sosial, tetapi juga kondisi militer. Pada perang dunia II, ribuan tank,
pesawat, dan senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini
produksi dan ban berjalan.
H. Revolusi Industri Ketiga (3.0)
Jika mesin uap
menjadi pemicu bergulirnya revolusi industri jilid satu, dan tenaga listrik
menandai kedatangan revolusi industri kedua, ada apa dibalik revolusi industri
3.0? Tidak lain dan tidak bukan perkembangan semikonduktor dan proses
otomatisasi industri. Di tahap ini, komputer dan robot menjadi aktor utama,
menandai mulai masuknya manusia ke era digitalisasi. Di satu sisi, apa yang terjadi di akhir abad ke-20 ini adalah hal
yang baik. Otomatisasi dan digitalisasi yang terjadi di tahap ini memudahkan
pekerjaan manusia, sehingga tidak lagi membutuhkan waktu yang lama untuk
menyelesaikan sebuah pekerjaan dan menghasilkan sebuah produk. Namun di sisi
lain, hal ini juga berdampak buruk, karena berpotensi menggantikan peran
manusia, dan memang itulah yang terjadi kemudian. Pada revolusi industri ketiga, manusia tidak lagi memegang peranan
penting. Abad industri pun pelan-pelan berakhir, sebagai gantinya dimulailah
abad informasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi selular yang begitu pesat
mempercepat proses transformasi menuju Revolusi Industri Keempat.
I. Revolusi Industri Keempat (4.0)
Penemuan
internet pada akhir-akhir revolusi industri ketiga menjadi dasar dari
terbukanya gerbang menuju Revolusi Industri 4.0. Pada tahap ini, teknologi
manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal ini
mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan
cognitive computing. Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi
cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia. Pada tahap ini, manusia telah
menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptivetechnology) hadir
begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan yang telah berjaya
bertahun-tahun. Sejarah mencatat, revolusi industri ini telah menelan banyak
korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Ukuran perusahaan bukan
lagi jaminan disni, melainkan kreativitas dan inovasi. Sebagian dari kita mungkin tidak pernah berpikir bahwa bisnis
angkutan umum, khususnya ojek, bisa jadi sedemikian besar bukan? Hadirnya
transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-Jek dan Grab adalah
buktinya. Revolusi industri 4.0 bukan
saja usaha baru, ini juga menciptakan lapangan kerja baru, dan profesi baru
yang tak terpikirkan sebelumnya.
J. Sejarah dan Perkembangan Revolusi Industri
Revolusi
Industri dimulai pada abad ke-18, ketika masyarakat pertanian menjadi lebih
maju dan urban. Kereta api lintas benua, mesin uap, listrik, dan
penemuan-penemuan lainnya mengubah masyarakat secara permanen. Makna dari
Revolusi Industri sendiri yakni perubahan besar cara manusia memproduksi barang
atau jasa. Hingga saat ini Revolusi Industri sendiri telah memasuki Revolusi
Industri keempat atau lebih dikenal dengan istilah Revolusi Industri 4.0.
Perubahan yang terjadi berdampak pada seluruh bidang kehidupan seperti dalam
bidang ekonomi.politik, sosial, dan juga budaya, serta bersifat global. Revolusi Industri adalah keadaan
dimana banyak aspek kehidupan yang terpengaruh oleh perubahan global tersebut.
Proses produksi atau jasa yang mulanya sulit, memakan waktu lama, dan memakan
biaya mahal menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah dalam prosesnya.
Bila menghubungkan dengan konsep ekonomi yang membicarakan upaya manusia dalam
menghadapi kelangkaan, konsep Revolusi Industri adalah salah satu cara
mengatasinya. Bahkan dengan adanya konsep Revolusi Industri, resiko kelangkaan
tersebut dapat diturunkan atau bahkan dihilangkan. Sehingga tenaga, waktu, dan
biaya yang dibutuhkan sebelumnya cukup besar dapat menjadi tidak ada dan
dialihkan ke hal lain. Sekarang mari kita bahas Revolusi Industri 1.0 hingga
Revolusi Industri 3.0:
K. Revolusi Industri 1.0
Sebelum Revolusi
Industri 1.0 terjadi, manusia memproduksi barang atau jasa hanya mengandalkan
tenaga otot, tenaga air, ataupun tenaga angin. Hal ini memiliki kendala yang
cukup besar, karena seperti kita ketahui bahwa tenaga-tenaga tersebut cukup
terbatas. Misalkan tenaga otot: untuk mengangkat barang berat, bahkan dengan
menggunakan katrol, dibutuhkan istirahat berkala. Hal tersebut merupakan bentuk
non-efisiensi waktu dan tenaga. Selain
dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air dan tenaga
angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. Untuk memutar penggilingan yang
begitu berat, seringkali manusia menggunakan kincir air atau kincir angin.
Masalah utama dari dua tenaga ini adalah, kita tak bisa menggunakannya di mana
saja. Kita cuma bisa menggunakannya di dekat air terjun dan di daerah yang
berangin. Hingga pada tahun 1776,
James Watt menemukan mesin uap yang mengubah sejarah. Penemuan mesin uap
menjadikan proses produksi lebih efisien dan murah. Tiada lagi permasalahan
waktu dan tempat spesifik yang diperlukan untuk memproduksi sesuatu. Sebagai contoh, sebelum mesin uap
ditemukan, kapal berlayar dengan tenaga angin dimana memerlukan waktu
bertahun-tahun untuk berkeliling dari satu negara ke negara lainnya. Sedangkan
dengan adanya mesin uap, dapat menghemat waktu hamper 80%.
L. Revolusi Industri 2.0
Revolusi
Industri 2.0 tidak seterkenal Revolusi Industri 1.0. Revolusi Industri 2.0
terjadi di awal abad 20. Sebelum adanya Revolusi Industri 2.0, proses produksi
memang sudah cukup berkembang, tenaga otot tidak lagi banyak diperlukan. Pabrik
pada umumnya telah menggunakan tenaga mesin uap ataupun listrik. Namun kendala
lain ditemukan dalam proses produksi, yaitu proses transportasi. Untuk
memudahkan proses produksi di dalam pabrik yang umumnya cukup luas, alat
transportasi untuk pengangkutan barang berat seperti mobil sangat diperlukan.
Sebelum Revolusi 2.0 proses perakitan mobil harus dilakukan disatu tempat yang
sama demi menghindari proses transportasi dari tempat spare part satu ke tempat
spare part lainnya. Hingga akhirnya
pada tahun 1913, Revolusi 2.0 dimulai dengan menciptakan “Lini Produksi” atau
Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913.
Proses produksi berubah total. Tidak ada lagi satu tukang yang menyelesaikan
satu mobil dari awal hingga akhir, para tukang diorganisir untuk menjadi
spesialis, cuma mengurus satu bagian saja, seperti misalnya pemasangan ban.
M. Revolusi Industri 3.0
Bila pada
revolusi pertama pemicunya adalah ditemukannya mesin uap, revolusi kedia dipicu
dengan ditemukannya ban berjalan dan listrik, lalu apa ada yang bisa menebak
apa yang terjadi pada Revolusi Industri 3.0? Pada Revolusi Industri 3.0 yang digantikan adalah manusianya.
Revolusi Industri 3.0 adalah penemuan mesin yang bergerak, yang berpikir secara
otomatis: komputer dan robot. Di saat ini, dunia bergerak memasuki era
digitalisasi. Sebagian aktifitas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan manusia
seperti menghitung atau menyimpan hal penting seperti dokumen, mulai dapat dilakukan
oleh computer. Revolusi yang terjadi juga bergerak, tidak hanya mengenai
Revolusi di bidang industry namun juga di bidang informasi. Dilihat dari sisi postifinya, kemajuan teknologi digital ini
mempermudah perkerjaan manusia. Sehingga potensi terbesar manusia yang
sesungguhnya dapat lebih dioptimalkan, seperti berpikir, memimpin, dan
menciptakan karya. Setelah perang dunia kedua, perkembangan computer juga
semakin cepat. Komputer yang dulunya sebesar ruangan, terus mengecil dengan
fungsi yang semakin luar biasa. Saat ini fungsi dari computer tersebut hanyalah
sebagai salah satu perangkat, dan kita mulai memasuki era Revolusi Industri
baru yaitu Revolusi Industri 4.0.Kamu penasaran dengan Revolusi Industri 4.0?
Yuk, baca artikel dibawah ini. Revolusi
industri 4.0 menjadi pembahasan hangat selama beberapa tahun terakhir ini.
Bahkan di debat capres beberapa waktu lalu ini sempat menjadi isu tersendiri.
Namun demikian, mungkin tak banyak dari kita dari kita yang benar-benar paham
apa maksud dari revolusi industri ini. Sebagian mungkin malah akan bertanya,
kenapa 4.0? Kemana 1.0, 2.0 dan 3.0? Untuk
menjawab pertanyaan ini, berikut sedikit penjelasan mengenai sejarah dari
revolusi industri. Mulai dari kapan ini bermula, hingga sekarang, yang konon
telah memasuki periode keempat. Revolusi
industri sejatinya telah dimulai pada abad
ke-18 atau sekitar tahun 1750-1850, ketika perubahan secara besar-besaran
terjadi di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan
teknologi. Kala itu, hidup masyarakat berubah secara dramatis berkat adanya
kereta api lintas benua, mesin uap, listrik, dan penemuan-penemuan lainnya.
Bukan saja di bidang ekonomi, tetapi juga politik, sosial, dan budaya, dan ini
bersifat global. Revolusi Industri
sendiri awalnya bermula dari Britania Raya, sebelum akhirnya menyebar ke
seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar ke seluruh dunia. Saat
itu, proses produksi atau jasa yang awalnya sulit, memakan waktu lama, dan
membutuhkan biaya yang tidak sedikit berubah menjadi lebih mudah, lebih cepat,
dan lebih murah. Jika dihubungkan
dengan konsep ekonomi, yang membicarakan upaya manusia dalam menghadapi
kelangkaan, konsep Revolusi Industri adalah salah satu cara untuk mengatasinya.
Bahkan dengan adanya konsep ini, resiko kelangkaan tersebut dapat diturunkan
atau bahkan dihilangkan. Dengan begitu, sebagaimana dilansir dari laman
binus.ac.id, tenaga, waktu, dan biaya yang sebelumnya cukup besar dibutuhkan,
bisa ditiadakan, dikurangi atau dialihkan ke hal lainnya.
N. Revolusi Industri Pertama (1.0)
Masa-masa
sebelum Revolusi Industri terjadi adalah masa dimana manusia hanya bisa
mengandalkan tenaga otot, tenaga air, ataupun tenaga angin untuk memproduksi
barang atau jasa. Ini tentu saja bukan perkara mudah, apalagi mengacu pada
fakta bahwa semua tenaga itu tidak tersedia sebanyak-banyaknya di luar sana,
atau dengan kata lain terbatas. Manusia, sekuat apapun dia, pasti membutuhkan
istirahat. Dan ini merupakan bentuk non-efisiensi waktu dan tenaga. Untuk mengatasi ini, berbagai upaya dilakukan,
termasuk menciptakan mesin. Revolusi Industri pertama ditandai dengan
dikembangkannya mesin uap oleh James Watt pada abad ke-18, serta diciptakannya
mesin-mesin bertenaga air. Saat itu, pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh
manusia pun mulai dialihkan menggunakan mesin uap. Sektor industrialisasi berkembang dengan cepat, produksi barang
kebutuhan masyarakat bisa diproduksi dengan lebih mudah dan secara massal. Pada
era ini, perubahan masif di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi,
dan teknologi pun terjadi. Sejarah
mencatat, Revolusi ini berhasil mendongkrak perekonomian, dimana selama dua
abad setelah Revolusi Industri Pertama terjadi peningkatan rata-rata pendapatan
perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat. Revolusi Industri 1.0
berakhir pertengahan tahun 1800-an.
O. Revolusi Industri Kedua (2.0)
Revolusi
Industri Kedua (2.0) dikenal juga sebagai Revolusi Teknologi. Revolusi yang
dimulai pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 ini ditandai dengan
hadirnya tenaga listrik. Jika kita
kembali ke Revolusi Industri Pertama, saat itu sebenarnya proses produksi sudah
cukup berkembang, namun ada kendala dalam hal produksi. Dalam hal ini terkait
alat transportasi, yang dipercaya akan dapat memudahkan proses produksi di
dalam pabrik yang umumnya cukup luas. Untuk diketahui, sebelum Revolusi 2.0,
proses perakitan mobil harus dilakukan disatu tempat yang sama demi menghindari
proses transportasi dari tempat spare part satu ke tempat spare part lainnya. Revolusi lalu terjadi dengan
terciptanya “lini produksi” atau assembly line yang menggunakan “ban berjalan”
atau conveyor belt pada 1913. Hal ini berakibat pada perubahan proses produksi,
karena untuk menyelesaikan satu mobil kini tidak lagi diperlukan satu orang
untuk merakit dari awal hingga akhir. Para perakit mobil dilatih untuk menjadi
spesialis yang mengurus satu bagian saja.
Revolusi industri kedua tidak hanya berdampak pada kondisi ekonomi dan
sosial, tetapi juga kondisi militer. Pada perang dunia II, ribuan tank, pesawat,
dan senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan
ban berjalan.
P. Revolusi Industri Ketiga (3.0)
Jika mesin uap
menjadi pemicu bergulirnya revolusi industri jilid satu, dan tenaga listrik
menandai kedatangan revolusi industri kedua, ada apa dibalik revolusi industri
3.0? Tidak lain dan tidak bukan perkembangan semikonduktor dan proses
otomatisasi industri. Di tahap ini, komputer dan robot menjadi aktor utama,
menandai mulai masuknya manusia ke era digitalisasi. Di satu sisi, apa yang terjadi di akhir abad ke-20 ini adalah hal
yang baik. Otomatisasi dan digitalisasi yang terjadi di tahap ini memudahkan
pekerjaan manusia, sehingga tidak lagi membutuhkan waktu yang lama untuk
menyelesaikan sebuah pekerjaan dan menghasilkan sebuah produk. Namun di sisi
lain, hal ini juga berdampak buruk, karena berpotensi menggantikan peran
manusia, dan memang itulah yang terjadi kemudian. Pada revolusi industri ketiga, manusia tidak lagi memegang peranan
penting. Abad industri pun pelan-pelan berakhir, sebagai gantinya dimulailah
abad informasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi selular yang begitu pesat
mempercepat proses transformasi menuju Revolusi Industri Keempat.
Q. Revolusi Industri Keempat (4.0)
Penemuan
internet pada akhir-akhir revolusi industri ketiga menjadi dasar dari
terbukanya gerbang menuju Revolusi Industri 4.0. Pada tahap ini, teknologi
manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal ini
mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan
cognitive computing. Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi
cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia. Pada tahap ini, manusia telah
menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptivetechnology) hadir
begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan yang telah berjaya
bertahun-tahun. Sejarah mencatat, revolusi industri ini telah menelan banyak
korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Ukuran perusahaan bukan
lagi jaminan disni, melainkan kreativitas dan inovasi. Sebagian dari kita mungkin tidak pernah berpikir bahwa bisnis
angkutan umum, khususnya ojek, bisa jadi sedemikian besar bukan? Hadirnya
transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-Jek dan Grab adalah
buktinya. Revolusi industri 4.0 bukan
saja usaha baru, ini juga menciptakan lapangan kerja baru, dan profesi baru
yang tak terpikirkan sebelumnya.