ACARA BUDAYA DI DALEM POJOK WATES
WATES KABUPATEN KEDIRI JATIM
SITUS NDALEM POJOK KEDIRI, TEMPAT PRESIDEN PERTAMA RI
MENGHABISKAN MASA KECIL
Siapa yang tidak mengenal sosok Bung Karno, Bapak Bangsa
sekaligus Proklamator yang selalu dikenang warga Indonesia. Kini banyak
kalangan mencari tahu kisah hidup dari bapak bangsa ini sehingga dari
tempat-tempat tertentu yang identik dan mengisahkan kisah beliau selalu
dipadati masyarakat.
Bung Karno pernah meninggalkan jejaknya di daerah Kediri.
Bahkan pada masa kecilnya Bung Karno tinggal dalam rumah sederhana yang
sekarang disebut Ndalem Pojok. Lokasi dari Ndalem Pojok berada di Desa Pojok
Krapak, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur.
Banyak cerita menyebutkan bahwa Ndalem Pojok merupakan
satu rumah yang pernah disinggahi Bung Karno semasa kecilnya. Bahkan pada saat
masih menjabat sebagai Presiden RI pada tahun 1950an juga pernah dipublikasikan
oleh Raden Mas Pandji Soemohatmodjo.
Desain rumah
Terlihat desain rumah klasik berdiri di atas lahan seluas
9000 meter persegi. Sesuai namanya, lokasi rumah ini persis berada di sebuah
pojok jalan. Lokasi dari Ndalem Pojok memang jadi penghubung antara Kecamatan
Wates dan Kecamatan Ngancar yang lebih tepatnya berada di lereng Gunung Kelud.
Ada banyak kisah sejarah yang dapat dicermati dalam
bangunan klasik Ndalem Pojok. Bahkan sampai saat ini masih mempertahankan
beberapa perabot aslinya. Saat mengunjungi, wisatawan bisa melihat bebrapa
perabotan asli terutama kursi tamu. Di bagian teras rumah terdapat berbagai
macam dokumentasi mulai foto Bung Karno dalam ukuran besar ditambah lagi foto
dari sosok RM Soerati Soemosoewodjo dan keluarga besar Ibu Inggit Garnasih.
Terdapat empat kamar dalam Ndalem Pojok, ditambah dua
kamar belakang ruang utama. Lalu terdapat pula satu kamar pusaka dan kamar
tamu. Menariknya, pada era 1950an terdapat sebuah kamar khusus yang pernah
disinggahi Bung Karno semasa menginap di Ndalem Pojok.
Kecil namun sangat bersejarah
Rumah ini masih memiliki berbagai macam kisah sejarah
yang menjadi bagian dari dokumentasi kehidupan Bung Karno. Kisah biografi dari
sosok Bung Karno terbilang lengkap disajikan pada ruang Ndalem Pojok. Kemudian
pada acara-acara tertentu seperti hari kemerdekaan dan Sumpah Pemuda juga
sering dilakukan oleh masyarakat lintas budaya di situs Ndalem Pojok.
Meski ukurannya terbilang kecil saja, namun situ Ndalem
Pojok di Kediri ini tetap layak untuk dijadikan tempat kunjungan wisata.
Khususnya wisata pendidikan dan sejarah. Karena di lokasi situs inilah Bung
Karno pernah menghabiskan sebagian masa kecilnya. Setelah itu dia menjalani
masa kuliah di Bandung dan melanjutkan kegiatan politiknya demi melawan penjajahan
Belanda di Batavia atau Jakarta.
Ndalem Pojok Wates Kabupaten Kediri Jatim.
Sepenggal Kenangan Masa Kecil Bung Karno di Kediri
Sosok Bung Karno sebagai Bapak Bangsa sekaligus
Proklamator memang telah melekat erat di hati banyak orang pasca wafatnya
beliau di Jakarta, 43 tahun silam. Hingga kini, kisah hidup dan semangat beliau
tetap menjadi panutan bagi banyak orang yang mengagumi sosoknya baik sebagai
pribadi atau sebagai Presiden pertama Republik Indonesia.
Hari kelahiran dan wafatnya selalu diperingati secara
khusus bagi para pengagum figur beliau dari berbagai daerah, dan berbagai
kajian tentang pandangan hidup, profil hingga kehidupan pribadi beliau selalu
dipenuhi oleh peserta yang antusias mengenang sosok beliau yang bahkan bagi
sebagian orang diyakini sebagai sosok yang memiliki kharisma spiritual luar
biasa.
Karena itu, serba-serbi kehidupan Bung Karno selalu
menarik untuk diperbincangkan termasuk dari riwayat masa kecil beliau. Berbagai
biografi yang mengupas riwayat hidup beliau telah banyak diterbitkan, namun
sedikit yang menyajikan sepenggal kisah seputar masa kecil beliau yang dilaluinya
di beberapa kota berbeda: Surabaya, Blitar, Tulungagung bahkan yang terakhir
diketahui bahwa ternyata Bung Karno juga pernah meninggalkan jejaknya di
Kediri.
Di bumi Dhaha inilah Bung Karno ternyata pernah melalui
sebagian masa kecilnya di sebuah rumah sederhana yang kini disebut Ndalem
Pojok, yang berlokasi di Desa Pojok Krapak, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Keberadaan rumah yang konon pernah disinggahi beliau semasa kecil dan ketika
menjabat Presiden pada medio 1950-an ini ternyata baru diangkat ke permukaan
beberapa bulan yang lalu semenjak ramai dipublikasikan oleh salah satu cucu
dari almarhum pemilik rumah, Raden Mas Pandji Soemohatmodjo.
Rumah berdesain klasik yang berdiri diatas lahan seluas
hampir 9000m2 ini terletak sesuai dengan namanya, berada di pojok jalan dan
berada agak jauh dari lokasi jalan raya utama yang menghubungkan Kecamatan
Wates dan Kecamatan Ngancar yang masih berada di sekitar daerah lereng Gunung
Kelud.
Untuk mencapainya anda harus mengikuti arahan tanda panah
yang berada di jalan raya desa, dan letaknya yang agak terpencil harus diakui
membuat sedikit keraguan, apakah benar ditempat ini Bung Karno dahulu pernah
meninggalkan sepenggal kenangan masa kecilnya.
Keraguan tersebut sedikit sirna ketika kami tiba di
halaman rumah yang cukup besar, dengan sebatang pohon kantil (kenanga) besar
yang ditutupi kain kotak-kotak bermotif Bali yang berada di depan rumah. Di
sisi barat halaman rumah terdapat pondasi bangunan yang nampaknya masih baru
dibuat, dengan sebuah papan pengumuman yang menunjukkan bahwa di lokasi
tersebut akan dibangun musholla sesuai dengan keinginan almarhum RMP.
Soemohatmodjo selaku pemilik rumah yang merupakan adik dari sosok yang diakui
sebagai ayah angkat Bung Karno, RM. Soerati Soemosewodjo.
Ibu Suratmi selaku penerima tamu menyuguhkan kami dengan
berbagai dokumentasi pendukung yang memberi pembuktian bahwa rumah kecil
tersebut pernah menjadi bagian hidup Bung Karno semasa kecil, terlepas dari
kenyataan yang selama ini beredar bahwa Bung Karno tidak pernah sedikitpun
menyebut Kediri dalam memoir kehidupan masa kecilnya.
Selembar salinan surat pernyataan dari Yayasan Bung Karno
yang bertandatangan Rachmawati Soekarnopoetri sebagai Ketua Yayasan yang
meneguhkan Ndalem Pojok sebagai salah satu situs peninggalan Bung Karno menjadi
titik awal pembuktian akan keberadaan jejak Putra Sang Fajar pada masa kecilnya
di rumah berarsitektur klasik ini.
Bangunan yang masih mempertahankan beberapa perabot asli
seperti meja dan kursi di ruang tamu, lampu gantung antik di tengah-tengah
ruangan dan kursi tamu yang terletak di teras memberikan kesan klasik yang tak
lekang oleh waktu. Selain itu, berbagai dokumentasi yang dipajang mulai dari
foto Bung Karno berukuran besar, foto sosok RM Soerati Soemosoewodjo beserta
keluarga besar yang menyertakan Ibu Inggit Garnasih (mantan istri ke-3 Bung
Karno) tengah berpose di depan rumah tersebut pada medio 1950-an dan beberapa
foto lain yang menggambarkan kehidupan keluarga besar RM Soerati selaku sosok
ayah angkat Bung Karno.
Rumah tersebut memiliki empat kamar dengan dua kamar di
belakang ruang utama, satu kamar pusaka, satu kamar tamu biasa, serta satu
kamar khusus yang konon pernah disinggahi Bung Karno semasa berkunjung ke
Ndalem Pojok pada era 1950-an.
Keberadaan Ndalem Pojok sebagai salah satu situs
peninggalan Bung Karno memang masih diselimuti misteri, karena walaupun telah
memiliki dokumentasi dan kisah dari saksi sejarah yang masih hidup namun
kemunculan nama Kediri sebagai salah satu kota tempat Bung Karno menghabiskan
sebagian masa kecilnya pada awal abad ke-20 masih menjadi membutuhkan banyak
kajian lebih lanjut.
Mengingat berdasarkan biografi yang telah banyak beredar,
Bung Karno hanya menyebut Surabaya, Tulungagung, Blitar dan Jombang sebagai
kota-kota yang memiliki pengaruh dalam membentuk masa kecilnya sebagai seorang
calon pemimpin besar.
Terlepas dari kontroversi yang ada, keberadaan Ndalem
Pojok ternyata mampu menghadirkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air
dengan mengumpulkan berbagai tokoh lintas agama dan budaya yang hadir dalam
setiap acara yang digelar di rumah sederhana tersebut; terbukti dengan
banyaknya dukungan yang mengalir untuk melestarikan rumah tersebut sebagai
Situs Warisan Sejarah Bung Karno.
Bahkan pada setiap event nasional yang penting seperti
Hari Kemerdekaan dan Sumpah Pemuda, di rumah tersebut selalu diadakan Upacara
Bendera yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat lintas budaya dan
kepercayaan, dengan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di tiang bendera yang
berada di halaman rumah tersebut secara khidmat.