DOSA DALAM PANDANGAN ISLAM
by, Syehha
Dosa
berasal dari bahasa Sansekerta: dosa adalah satu kata yang biasanya digunakan
dalam konteks keagamaan untuk menjelaskan perbuatan-perbuatan yang melanggar
hukum agama, atau yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral. Dosa sering
digunakan untuk mengacu kepada perilaku yang dianggap salah atau dilarang dalam
agama, terutama dalam Islam dan Kristen. Dalam agama monoteistik, cara perilaku
sehari-hari diatur oleh Tuhan.
Muslim
memandang sebuah dosa (dhanb, thanb ذنب) sebagai sesuatu yang
bertentangan dengan perintah Tuhan (Allah). Islam mengajarkan bahwa dosa adalah
suatu tindakan dan bukan suatu keadaan. Al-Qur'an mengajarkan bahwa "jiwa
tentu rawan kejahatan, kecuali Tuhan tidak melimpahkan rahmat-Nya" dan
bahwa bahkan para nabi tidak membebaskan diri dari kesalahan. [Quran 12:53] Hal
ini diyakini bahwa Iblis (Setan) memiliki peran penting dalam menggoda umat
manusia untuk melakukan dosa.
Dalam
Islam, ada beberapa gradasi dosa:
sayyia,
khatia: kesalahan (QS Sura 7:168; 17:31; 40:45; 47:19 48:2)
itada,
Junah, dhanb: amoralitas (Sura 2:190,229; 17:17 33:55)
haram:
pelanggaran (Sura 5:4; 6:146)
ithm,
dhulam, fujur, su, fasad, Fisk, kufur: kejahatan dan kebejatan (Sura 2:99, 205;
4:50, 112, 123, 136; 12:79; 38:62; 82:14)
syirik:
menduakan Allah (Sura 4:48)
Asal-usul
dosa menurut Islam
Asal-usul
dosa menurut Islam, sangat berhubungan dengan kisah Adam dan Hawa. Kisah Adam
adalah kisah manusia dengan segala rahasianya, kehidupannya merupakan kehidupan
mahluk ini secara lengkap, semenjak sang pencipta menghendaki agar dunia ini
diramaikan, agar alam ini nampak, dan agar kehidupan ini menjadi sempurna dan
indah maka manusia menjadi penghuni dunia.
Banyak
yang menguatkan bahwa Adam adalah manusia pertama dan tidak ada jenis manusia
sebelumnya. Demikian pula kitab samawi, semuanya sepakat akan hal ini dan
berita-berita dari semua ahli agama saling mendukung terhadap hal itu bahwa
Adam adalah bapak manusia dan bahwa dia secara mutlak adalah manusia pertama
yang diciptakan oleh sang pencipta.
Adam
adalah manusia pertama. Sebelum Adam, belum ada manusia. Seluruh manusia selain
Adam, semuanya adalah turunan Adam. Di antara manusia turunan Adam itu, ada
yang menjadi Nabi dan Rasul, menjadi orang¬orang suci. Di antaranya ada
orang-orang pandai dalam berbagai bidang yang menyebabkan kemajuan-kemajuan hebat
bagi manusia dari abad ke abad.
Semua
agama samawi sepakat bahwa Adam diberi tempat di syurga dan baginya
diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,
menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi kebutuhan fitrahnya, untuk menurunkan
turunan.
Menurut
kitab-kitab agama samawi, Hawa diciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam
yang sebelah kiri di waktu ia lagi tidur.
Sesuai
dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Tuhan dari surga akibat
pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam
yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya, tersingkir
dari singgasana kebesarannya, Iblis mulai menunjukkan rencana penyesatannya
kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di surga tenteram, damai dan
bahagia.
la
menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasehat
dan petunjuk untuk kebaikan dan kelestarian kebahagiaan mereka. Segala cara dan
kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapat kepercayaan Adam dan.
Adam
dan Hawa mendengar perkataan Tuhan itu, sadarlah bahwa mereka telah melanggar
perintah Tuhan dan bahwa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa yang
besar. Seraya menyesal berkatalah mereka: "Wahai Tuhan kami! Kami telah
menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu, karena terkena
bujukan Iblis. Ampunilah dosa kami, karena niscaya kami akan tergolong dalam
golongan orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi
kami".
Tuhan
telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang
mereka telah lakukan, hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan
rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus
menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun beracun itu.
Adam
dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Tuhan dan
selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan
berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan tidak menimbulkan murka dan
teguran Tuhan. Hal itu menjadi pelajaran bagi mereka berdua untuk lebih
berhati-hati menghadapi tipu-daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu. Harapan
akan tinggal terus di surga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran
perintah Tuhan, hidup kembali dalam hati dan pikiran Adam dan Hawa yang merasa
kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di surga tidak akan terganggu oleh
sesuatu dan bahwa kasih Tuhan serta karunianya akan tetap melimpah di atas
mereka untuk selama-lamanya. Akan tetapi Tuhan telah menentukan dalam
takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terpikirkan oleh
mereka.
Turunlah
Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan
hidup di surga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali. Mereka
harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan
menurunkan umat manusia yang beraneka-ragam sifat dan tabiatnya, berbeda-beda
warna kulitnya dan kecerdasan otaknya.
Adam
dan Hawa dikarunia Tuhan anak dan turunan, laki-laki dan perempuan, yang
semakin lama semakin banyak. Setelah anak-anak itu meningkat dewasa, yang
laki-laki ingin isteri dan yang perempuan ingin suami. Semua agama sepakat
bahwa dengan petunjuk Tuhan, Adam menetapkan bahwa anak laki-laki pertama tidak
boleh kawin dengan adik perempuannya sendiri melainkan harus kawin dengan adik
perempuan anak laki-laki kedua dan begitu seterusnya. Anak laki-laki pertama
yang bernama Habil harus kawin dengan adik-perempuan dari anak laki-laki kedua
yang bernama Qabil. Tentang ini Qabil tidak setuju, dia ingin kawin dengan
adiknya sendiri. Inilah perselisihan pertama di antara anak-anak Adam dan Hawa.
Sang
pencipta Maha Tahu, bahwa setelah perselisihan pertama itu, akan muncul banyak
dan bermacam ragam perselisihan di antara anak dan cucu Adam (manusia). Makin
banyak jumlah manusia makin banyak perselisihan itu. Bahkan bukan hanya
perselisihan atau pertengkaran, bahkan akan terjadi yang lebih hebat, yaitu
perkelahian, bahkan pembunuhan. Bukan hanya antara 2 orang, bahkan akan timbul
perselisihan antara kelompok, yang menimbulkan perang-perangan, dalam format
yang kecil sampai yang besar. Bahkan perang menyeluruh, yang disebut perang
dunia pertama, kedua dan selanjutnya.
Untuk
mengurangi bahaya perselisihan, perkelahian, pembunuhan atau perang itu itulah
Tuhan menyatakan kepada Adam sebelum didaratkan di permukaan bumi ini, bahwa
akan datang petunjuk-petunjuk dari Tuhan. Siapa yang mengikuti petunjuk Tuhan
itu, maka ia tidak perlu takut atau sedih. Maka Tuhan memberikan petunjuk
pertama kepada Adam agar disampaikan kepada anak-anak dan cucu-cucunya.
Petunjuk pertama itu sederhana dan ringkas sekali, tetapi menyeluruh dan amat
luas jangkauannya. Dengan petunjuk Tuhan ini Adam sudah diangkat Tuhan menjadi
Nabi dan Rasul-Nya.
Habil
ahli peternakan mempunyai banyak binatang ternak. Dia pilih binatang ternak
terbaik untuk dikorbankan. Sedang Qabil ahli pertanian banyak menghasilkan
buah-buahan. Dia milih buah-buah yang telah busuk untuk dikorbankan. Korban
Habil diterima oleh Tuhan, sedang korban Qabil ditolak, karena Tuhan suka
kepada yang baik, tidak dapat menerima yang busuk. Qabil bertambah iri terhadap
kakaknya Habil yang baik itu. Iblis datang menggoda, menghasung. Akhirnya Qabil
membunuh Habil. Terjadilah pembunuhan pertama dipermukaan bumi ini.
Setelah
terjadi pembunuhan itu, Adam dan Hawa begitupun seluruh anak-anaknya menjadi
sedih sesedih-sedihnya, termasuk Qabil sendiri. Dia menyesal, tetapi sesal
kemudian yang tidak berguna. Lama ia tak karuan, tidak dapat apa yang harus
dilakukannya terhadap jenazah kakaknya yang terkapar berlumuran darah itu.
Tiba-tiba
matanya melihat 2 ekor burung gagak yang berkelahi memperebutkan sepotong
daging busuk. Salah satu dari keduanya luka dan patah lehernya lalu mati,
terkapar di tanah berlumuran darah. Gagak yang hidup lalu menggali lubang di
tanah dengan paruhnya, lalu menarik bangkai gagak yang mati itu dimasukkannya
ke dalam lubang, lalu ditimbunnya. Qabil meniru apa yang dilakukan oleh gagak
itu, jenazah kakaknya dikuburnya. Kemudian ia bertualang kemana saja menyesali
diri tanpa tujuan, menyesal dan menyesal.
Demikianlah
riwayat manusia yang diceritakan secara umum oleh semua agama samawi. Kejadian
seperti itu terus menerus terjadi di kalangan manusia bodoh dan pintar sampai
hari ini. Manusia yang tidak beriman sama saja, bodoh atau pintar, gampang
membunuh sesamanya, bahkan terhadap orang yang tak bersalah sama sekali. Adam
dan Hawa serta anak-anaknya menjadi semakin tua, karena begitulah sunnah Tuhan
berlaku di alam ini. Akhirnya keduanya meninggalkan dunia ini.
Efek
Dosa Dalam Kehidupan Manusia
Saint
Augustine (354-430), seorang filosof &cendikiawan nasrani menyakini bahwa
perlakuan sebuah ‘dosa’ akan menghalangi untuk memperoleh ma’rifat. Ini adalah
sebuah ungkapan yang penuh makna dan mengandung sisi kebenaran dari konteks
kalimatnya. filosof yang telah kita tinggalkan sekian abad lamanya, namun
pandanganya masih terdengar baru di telinga kita. Namun secara de fakto,
filosof ini mendapatkan sebuah ilham pemikiran tersebut masih dalam sebuah
tatanan doktrin ajaran gereja, yang berpijak pada semua kesalahan dan dosa yang
pernah mereka lakukan adalah hasil dari dosa dan kesalahan yang diperbuat oleh
Adam sebagai bapak manusia. Juga berkaitan dengan permasalahan pensaliban Isa
Al-Masih dianggap sebagai tebusan terhadap dosa manusia. Yang pada akhirnya,
kitapun menyangsikan kebenaran pandangannya.
Manusia
di dunia ini dengan akal sehatnya, sebetulnya dapat membedakan antara perbuatan
baik dan buruk, jikalau ia mau berfikir bahwa perbuatan tersebut adalah baik,
pasti ia akan lakukan dan sebaliknya. Namun sayangnya, manusia sering mengikuti
hawa nafsunya yang memang kurang terkontrol. Itu sebabnya, seandainya saja
pelaku kejahatan tersebut menjelma menjadi hewan yang ganas sebangsa buaya
(baca; aligator) atau menjadikan raut muka yang seram, pasti ia takut untuk
berbuat dosa. Di sini kitapun pernah menyaksikan lewat perumpamaan di dalam
buku-buku komik bergambar tentang orang-orang yang berbuat dosa dan disiksa di
neraka jahannam, tergambar misalnya orang yang perutnya buncit dalam keadaan
terbelenggu rantai, menggambarkan balasan terhadap orang yang makan harta anak
yatim dan harta haram ketika di dunia. Ini merupakan bagian dari balasan
terhadap para pelaku dosa di alam akhirat, sebagai tempat balasan. Namun memang
benar, ada riwayat di dalam Islam yang mengatakan bahwa ketika ia mengibah
seseorang. Kejahatan sudah dapat menjelma seperti orang yang memakan daging
saudaranya sendiri di alam misal (antara alam dunia dan akhirat). Untuk dosa
tersebut tidaklah langsung merasakan akibatnya di dunia.
Islam
sebagai agama yang sempurna, melalui ajaran Rasul Saaw dan Ahlul Baitnya as,
menjelaskan perintah-perintah dan menyuruh umatnya agar selalu menjaga
kesucian. Oleh karenanya, sangatlah ditekankan seorang hamba Allah ketika ingin
menuntut ilmu, haruslah terlebih dahulu menjaga kesucian jiwanya, seperti yang
Allah Swt ajarkan kepada orang-orang mukmin, Di dalam al-Qur’an Allah Swt
berfirman: “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami
telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami
kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah
(As Sunnah) dan mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Surat
Al-Baqarah ayat 151). Di samping itu, Islam memperingatkan untuk tidak
meremehkan sebuah dosa meskipun kecil, karena hal itu barangkali merupakan satu
dosa besar dihadapan Allah Swt. Sebagaimana riwayat yang kita temui, yang telah
dinukil dari Musa bin Ja’far yang mengatakan: “Pada hari kiamat para malaikat
membawa seorang pendusta ke padang mahsyar, lalu pendusta itu disiksa oleh para
malaikat dengan tongkat yang terbuat dari api neraka. Para malaikat datang
membawanya, lalu memasukkan tongkat itu ke dalam dadanya dan mengeluarkan dari punggungnya,
lalu memasukkan tongkat itu lagi dari satu sisinya dan mengeluarkannya dari
sisi yang lain. Lalu para malaikat berkata, “Inilah balasan bagi orang yang
suka berdusta.”
Dalam
sebuah masyarakat, mereka sebagai pelaku dosa tidaklah menyadari bahwa akibat
dari perbuatannya akan merugikan kepentingan bersama. Dan faktanya, mereka yang
berbuat dosa secara riil (nyata) akan menjadikan malapetaka bagi kehidupan
sosialnya, misalnya sebagai seorang pejabat yang menyala gunakan uang pajak
rakyat untuk kepentingan pribadi, masyarakat akan memberikan penilaian yang
sangat buruk terhadapnya,dan dianggap bukanlah bagian dari individu masyarakat
tersebut. Dalam hal ini, tentunya masyarakat menginginkan individu-individu
yang bermanfaat sehingga akan menciptakan sebuah kehidupan masyarakat yang
penuh dengan kerukunan dan kedamaian.
Dalam
Islam, banyak kita temui perkara-perkara yang menganjurkan kita untuk menjauhi
perbuatan dosa, untuk menghindari atas efeknya yang ada. Diantaranya,
menghindari dosa sebagai syarat terkabulnya do’a, dari Imam Ja’far Shadiq as,
berkata,”Jangan engkau berbuat dosa, niscaya ketika itu engkau dapat melihat
betapa doamu mustajab.”
Betapa
indah periwayatan yang dinukil dalam kitab-kitab do’a Ahlul Bait as,
diantaranya di dalam do’a Kumail, yang beirisi pengakuan terhadap dosa,
sekaligus meminta pengampunan darinya, hal ini berkaitan langsung dengan sendi
kehidupan umat manusia. Di dalam do’a tersebut, seorang muslim berkata: “Ya
Allah, ampunilah dosa-dosaku yang meruntuhkan penjagaan. Ya Allah, ampunilah
dosa-dosaku yang mendatangkan bencana. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang
merusak nikmat. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merintangi doa. Ya Allah,
ampunilah dosa-dosaku yang menurunkan bencana.”
Dosa
Besar dalam Islam
Dosa-dosa
besar dalam Islam seperti yang tersebut dalam Al-Quran dan Hadits Nabi
Muhammad. Syamsuddin Adz-Dzahabi (شمس الدين الذهبن) dalam kitab Al-Kabair
(Dosa-dosa Besar) menguraikan secara rinci perbuatan dosa yang masuk dalam
kategori dosa besar lengkap dengan dalil-dalil dari Quran dan hadits. Di sini,
hanya 5 (lima) dosa besar yang dicantumkan yang kami anggap sangat penting.
Kelima dosa besar yang dicantumkan di bawah tidak termasuk syirik. Karena
syirik sama dengan kufur yang berarti keluar dari Islam. Ketika seseorang
keluar dari Islam, maka tidak ada lagi bahasan dosa.
DAFTAR
DOSA BESAR
Syirik
Membunuh
Mencuri
Berzina
Minum
Miras (Alkhohol)/Narkoba
Meninggalkan
Rukun Islam yang Lima
70
Dosa Besar Menurut Adz-Dzahabi dalam Al-Kabair (الكبائر)
47
DOSA BESAR
Mengerjakan
dosa besar konsekwensinya adalah tidak akan diampuni dosanya sama sekali, namun
dari ancaman tersebut manusia pendosa tidak boleh putus asa dari rahmat Allah,
Allah pasti akan mengampuni slegi mau bertaubat kepadaNya.
CONTOH
DOSA BESAR
Banyak
orang yang sudah berdoa siang malam namun doanya belum ter-kabul karena masih
ada dosa yang tanpa ia sadari ternyata telah menghambat rezekinya sehingga
doanya belum dikabulkan. Menurut Ust. Yusuf Mansur, ibarat genteng yang bocor
disaat hujan lantai akan basah oleh tetesan air hujan, jika kita hanya mengepel
lantai saja tanpa menutup kebocoran di atas genteng maka sudah bisa dipastikan
lantai akan terus basah meskipun setiap saat Anda pel. Solusinya adalah tambal
dulu kebocoran baru pel lantainya, maka yakin lah hanya dengan sekali pel saja
lantai Anda tidak akan basah lagi.
47
Dosa Besar
Sebenarnya
ada 47 Dosa Besar , namun mohon maaf teman-teman aku belum sempat terjemahkan
semuanya, hanya ada 8 yang bisa sempat saya terjemahkan di antaranya adalah :
Mempersekutukan Allah, yaitu menyamakan dan
mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam segala hal yang menjadi
kekhususan bagi-Nya Yang Maha Suci, Maha Tunggal, Tempat Bergantung Segala
Makhluk, dan Yang Maha Esa.
Sihir. Mayoritas ulama berpendapat sihir itu
hukumnya haram. Mempraktekkan, mempelajari, dan mengajarkan sihir itu termasuk
dosa besar. Namun menurut sebagian ulama dari kalangan mazhab Syafi’i,
mempelajari sihir itu hukumnya tidak haram. Tetapi boleh saja jika hanya
sekedar untuk pengetahuan dan untuk mengembalikan sihir kepada pelakunya dan
untuk membedakannya dengan karomah para wali. Orang yang berpendapat seperti
itu mungkin mengartikan bahwa yang dimaksud dalam hadits tadi ialah
mempraktekkan sihir.
Membunuh jiwa. Sesungguhnya Allah mengharamkan
pembunuhan, dan mengancam orang yang melakukannya secara sengaja, dengan siksa
api neraka dan ia kekal di dalamnya. “Dan barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan
Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar
baginya” [1] Disebutkan dalam sebuah hadits : “Tidak halal darah seorang
muslim, kecuali dengan satu di antara tiga alasan, jiwa dengan jiwa, orang
sudah berkeluarga yang berzina, dan orang yang meninggalkan agamanya serta
memisahkan diri dari jama’ah.”
MACAM
MACAM DOSA BESAR
Memakan
riba. Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, ber-takwa lah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kau orang-orang yang
beriman”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau memakan riba dengan
berlipat ganda dan ber-takwa lah kau kepada Allah supaya kau mendapat
keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk
orang-orang yang kafir”
Allah mengancam orang yang memakan riba dengan
berbagai jenis siksaan pada hari kiamat nanti. Allah berfirman : “Orang-orang
yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.”
Memakan harta anak yatim. Sesungguhnya, Allah
sangat mengharamkan perbuatan tersebut. Al-Qur’an menyuruh untuk memuliakan
anak yatim, mengembangkan hartanya, dan mengurusnya dengan baik, supaya ia
tumbuh menjadi orang yang kuat, yang mulia, dan yang saleh. Allah berfirman :
“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kau berlaku sewenang-wenang”
Allah juga berfirman : “Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah
baligh) harta mereka, jangan kau menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan
kau makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar
dan memakan) itu, adalah dosa yang besar”Berpaling dari barisan perang, yakni melarikan
diri dari medan tempur alias tidak berani maju. Sesungguhnya al-Qur’an
mengancam orang yang melakukan perbuatan tercela seperti itu. Allahberfirman
: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kau bertemu dengan orang-orang yang
kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kau membelakangi mereka (mundur).
Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok
untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain,
maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan
tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya”
Dan menuduh berzina wanita yang menjaga
kehormatan yang (tidak pernah mempunyai pikiran untuk berzina, Ed) lagi
beriman, yaitu menuduh berzina wanita yang baik-baik, yang lurus, yang telah
berkeluarga, yang berstatus merdeka, dan yang beriman. Predikat-predikat
tersebut tercakup dalam pengertian sifat terhormat. Dan pada hakekatnya,
seorang wanita itu terhormat karena Islam, ia menjaga kesucian, menikah, dan
berstatus merdeka.
PENGERTIAN
DOSA BESAR
Dalam surat an-Nur Allah melarang menuduh
berzina seorang wanita yang baik-baik, dan menjelaskan sanksi hukuman atas
perbuatan ini. Disebutkan dalam Shahih Muslim dengan Syarah an-Nawawi jilid II
halaman 86, seorang ulama ahli tafsir Imam Abul Hasan al-Wahidiy dan lainnya
mengatakan : “Menurut pendapat yang shahih ; batasan dosa besar itu tidak
diketahui secara pasti. Bahkan di dalam syari’at ada beberapa jenis perbuatan
maksiat yang dijelaskan sebagai dosa-dosa besar, dan ada juga beberapa jenis
perbuatan maksiat yang dijelaskan sebagai dosa-dosa kecil, dan ada beberapa
jenis perbuatan maksiat lainnya tanpa ada penjelasan. Artinya, ini mencakup
dosa-dosa besar maupun dosa-dosa kecil. Hikmah dari tidak adanya penjelasan
tersebut ialah, supaya seseorang tetap menahan diri jangan sampai melakukan
semuanya, karena dikhawatirkan jangan-jangan hal itu termasuk dosa-dosa besar.”
Menurut mereka, ini sama dengan masalah disembunyikannya kapan terjadinya
lailatul qadar, saat-saat istimewa pada hari jum’at, saat-saat terkabulnya do’a
pada malam hari, nama Allah yang agung, dan hal-hal lain yang bersifat samar.
Ini
sebagian dosa besar yang belum aku terjemahkan
47 DOSA BESAR YANG MENGANCAM PARA PELAKUNYA :
SYIRIK
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ * سورة المائدة 72
Artinya
: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah
ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani
Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun.
وهـو نوعان: شرك أكبر وهو عبادة غير الله، أو صرف أي شيء من العبادة لغير الله، وشرك أصغر ومنه الرياء، في الحديث القدسي: { أنا أغنى الشركاء عن الشرك، من عمل عملا أشرك معي فيه غيري تركته وشركه } رواه مسلم
Syirik
terbagi menjadi dua yaitu syirik akbar adalah menyembah selain Allah , dan
syirik kecil adalah riya. Dalam hadist qudsi allah berfirman : aku kaya dari sekutu,
barang siapa beramal suatu amalan kemudian menyekutukanKu maka aku akan
meninggalkanya dan meninggalkan syirkahnya.
DOSA
DOSA BESAR MENURUT ISLAM
Membunuh
Diri
وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِناً مُّتَعَمِّداً فَجَزَآؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِداً فِيهَا وَغَضِبَ اللّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَاباً عَظِيماً *
سورة النساء93
Artinya
: Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya
ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.
Sihir
وَلَـكِنَّ الشَّيْاطِينَ كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ * سورة البقرة:102
Artinya
: Mereka mengajarkan sihir kepada manusia
Meninggalkan
Sholat
- ترك الصلاة: :فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً * إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً * سورة مريم 59-60
Mencegah
Zakat
- منع الزكاة: : { الَّذِينَ لا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ } فصلت 6، 7
6.
Berani Kepada Kedua Orang Tua
- عقوق الوالدين: :{ وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً} (الإسراء:24،23).
- أكل الربا: :{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ * فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِحَرْبٍ مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ }[البقرة:279،278].
- أكل مال اليتيم: قال الله تعالى: { إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْماً إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَاراً وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيراً } [النساء: 10]، [الأنعام:152].
- الكذب على الله عز وجل وعلى رسوله : :{ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ }[الزمر:60].
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:{ من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار } [رواه البخاري].
- إفطار رمضان بلا محذر،:قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ( بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت )) .[متفق عليه].
- الفرار من الزحف :قال الله تعالى :{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا زَحْفًا فَلا تُوَلُّوهُمُ الأَدْبَارَ * وَمَنْ يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلا مُتَحَرِّفًا لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ } ( الأنفال 15 – 16)
- الزنا: :{ وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً } [الإسراء:32].
- غش الإمام للرعية: : { إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُوْلَئِكَ لَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ } [الشورى:42].
- شرب الخمر وإن لم يسكر منه: :{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ } [المائدة:90].
- الكبر والفخر والخيلاء والعجب والتيه: : { إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ }[النحل:23] .
- شهادة الزور: :{ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ } [الحج:30].
- اللواط: عن قوم لوط : { أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ * وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُم بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ } [الشعراء:165/166].
- قذف المحصنات: : { إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ } [النور:23].
- الغلول من الغنيمة ومن بيت المال : وهي من بيت المال ومن الزكاة قال الله تعالى :{ وَإِمَّا تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ خِيَانَةً فَانْبِذْ إِلَيْهِمْ عَلَى سَوَاءٍ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْخَائِنِينَ} (الأنفال 58)، وقال الله تعالى :{ وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ وَمَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ } (آل عمران 161).
- الظلم: ويكون بأكل أموال الناس وبالضرب والشتم والتعدي والاستطالة على الضعفاء، : {وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنقَلَبٍ يَنقَلِبُونَ } [الشعراء:227].
- السرقة: :{ وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُواْ أَيْدِيَهُمَا جَزَاء بِمَا كَسَبَا نَكَالاً مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ } [المائدة:38].
- قطع الطريق: :{ إِنَّمَا جَزَاء الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الأَرْضِ فَسَاداً أَن يُقَتَّلُواْ أَوْ يُصَلَّبُواْ أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلافٍ أَوْ يُنفَوْاْ مِنَ الأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا
وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ } [المائدة:33].
- اليمين الغموس: (1) قال صلى الله عليه وسلم: (( من حلف علي يمين صبر، يقتطع بها مال امرئ مسلم وهو فيها فاجر لقي الله وهو عليه غضبان )) [رواه البخاري].
- الكذب في غالب الأقوال: قال الله تعالى:{ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَل لَّعْنَةَ
اللّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ } [آل عمران:61]
- أن يقتل الإنسان نفسه: : {وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيماً * وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَاناً وَظُلْماً فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَاراً وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيراً } [النساء:30،29].
- القاضى السوء (من لم يحكم بما أنزل الله ): قال الله تعالى :{ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ* وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْـزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ }[سورة المائدة:44 - 45]،{وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْـزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ } [سورة المائدة: 47].
- القواد المستحسن على أهله : :{الزَّانِي لا يَنْكِحُ إِلا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لا يَنْكِحُهَا إِلا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ }]النور 3[
- تشبه النساء بالرجال وتشبه الرجال بالنساء: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( لعن الله المخنثين من الرجال، والمترجلات من النساء )) [رواه البخاري].
- المحلل والمحلل له: صح من حديث ابن مسعود رضي الله عنه أن رسول الله( لعن المحلل والمحلل له ))قال الترمذي والعمل على ذلك عند أهل العلم منهم عمر بن الخطاب وعثمان بن عفان وعبدالله بن عمر وهو قول الفقهاء من التابعين ورواه الإمام أحمد في مسنده والنسائي في سننه أيضا بإسناد صحيح .
- أكل الميتة والدم ولحم الخنزير: : { قُلْ لا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ } ]الأنعام 145[
- عدم التنزه من البول: وهو من فعل النصارى، : {وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ } [المدثر:4]، وقال النبي صلى الله عليه وسلم وقد مر بقبرين: (( إنهما يعذبان وما يعذبان في كبير، أما أحدهما فكان لا يستنزه من بوله، وأما الآخر فكان يمشي بالنميمة )) [متفق عليه].
- المكاس : والمكاس هو من الظلمة أنفسهم فإنه يأخذ ما لا يستحق ويعطيه لمن لا يستحق ، وهو داخل في قول الله تعالى:{إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ } ]الشورى 42[.
- الرياء:وقال الله تعالى {فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ * الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ * الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ * وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ*} ]الماعون4-7 [.
- الخيانة: : {وَأَنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ } [يوسف:52].
- التعلم للدنيا وكتمان العلم: :{إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْـزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاعِنُونَ} [البقرة:159].
- المنان: :{ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى} [البقرة:264].
- التكذيب بالقدر :قال الله تعالى {وَمَا تَشَاءُونَ إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا * يُدْخِلُ مَنْ يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا} ]الإنسان 30 ،31 [.
- التسمع على الناس وما يسرون :قال الله تعالى:{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ }(12الحجرات) .
- اللعن: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((لعن المؤمن كقتله)) [متفق عليه].
- الغدر وعدم الوفاء بالعهد :قال الله تعالى: {وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولا } ( الإسراء 34)
قال الزجاج كل ما أمر الله به أو نهى عنه فهو من العهد وقال الله تعالى : {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ })المائدة1 ).
- تصديق الكاهن والمنجم: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (من أتى عرافا أو كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد)) [رواه أحمد والحاكم].
- نشوز المرأة على زوجها: قال الله تبارك وتعالى:{ وَاللاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلِيّاً كَبِيراً }[النساء:34].
- قاطع الرحم :وقال الله تعالى : {فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ * أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ} ]محمد 22 -23[.
- المصور فى الثياب والحيطان ونحو ذلك :عن عائشة رضي الله عنها قالت ((قدم رسول الله من سفر وقد سترت سهوة لي بقرام فيه تماثيل فلما رآه رسول الله تلون وجهه وقال يا عائشة أشد الناس عذابا يوم القيامة الذين يضاهئون بخلق الله عز وجل قالت عائشة رضي الله عنها فقطعته فجعلت منه وسادتين)) ( مخرج في الصحيحين )
القرام بكسر القاف وهو الستر والسهوة كالصفة تكون بين يدي البيت وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ((لا تدخل الملائكة بيتا فيه كلب ولا صورة )) (مخرج في الصحيحين ).
- النميمة: النمام وهو من ينقل الحديث بين الناس على جهة الإفساد بينهم هذا بيانها وأما أحكامها فهي حرام بإجماع المسلمين وقد تظاهرت على تحريمها الدلائل الشرعية من الكتاب والسنة قال الله تعالى : {وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلافٍ مَهِينٍ * هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ}( القلم 10-11).
- النياحة واللطم :اللطم والنياحة وشق الثوب وحلق الرأس ونتفه والدعاء بالويل والثبور عند المصيبة روينا في صحيح البخاري عن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال قال رسول الله : ((ليس منا من لطم الخدود وشق الجيوب ودعا بدعوىالجاهلية )).
- الطعن فى الأنساب: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم( اثنتان في الناس هما بهم كفر: الطعن في الأنساب، والنياحة على الميت )) [رواه مسلم واحمد].
Mudah-mudahan
dengan memperhatikan ini kita bisa terhindar dari ancaman dosa besar.
4. PENGHAPUS DOSA
Ibnu
Taimiyah rahimahullah memberikan pelajaran amat bagus tentang apa saja amalan
yang bisa menghapuskan dosa. Penjelasan tersebut begitu ringkas dan sederhana
yang semoga dapat menyentuh hati kita sehingga tidak terus berlarut dalam
kubangan dosa.
Abul
‘Abbas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
Dosa
dapat terhapus dengan beberapa hal yaitu:
Pertama:
Taubat.
Kedua:
Istighfar
yang tidak tercakup dalam taubat. Sesungguhnya Allah mengampuni dan mengijabahi
do’a hamba-Nya walaupun ia hanya beristihfar tanpa menyertakan taubat di
dalamnya. Namun jika taubat disertai dengan istighfar, maka itu lebih sempurna.
Ketiga:
Amalan
sholih yang menghapuskan dosa. Amalan yang lebih bermanfaat adalah amalan yang
sifatnya umum maupun khusus (dalam menghapuskan suatu dosa).
... Pengampunan dosa di sini diperoleh jika seseorang mengikutkan
kejelekan dengan kebaikan. Yang dimaksud hasanaat (kebaikan) adalah sesuatu
yang dianjurkan oleh Allah melalui lisan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam
berupa perbuatan, akhlaq dan sifat.
Keempat:
Musibah
sebagai penghapus dosa. Musibah adalah segala sesuatu yang terasa menyakitkan
berupa rasa gelisah, sedih dan rasa sakit yang menimpa harta, kehormatan, jasad
atau yang lainnya. Namun musibah ini datang bukan atas kehendak hamba.