Serat Walisana
Walisana dapat merujuk pada Serat Walisana, sebuah naskah kuno berisi ajaran moral dan kisah para wali di tanah Jawa, atau secara harfiah berarti Wali di suatu daerah.
Naskah Serat Walisana, yang ditulis pada abad ke-16 M oleh Sunan Giri II, dianggap sebagai sumber primer yang penting untuk mempelajari sejarah dan silsilah para wali, seperti keluarga Maulana Ishaq.
Serat Walisana
- Penulis : Raden Ibrahim Zainal Abidin (Sunan Giri II).
- Tahun penulisan : Selesai pada tahun 938 H / 1531 M.
- Isi : Menggambarkan perkembangan Islam di Jawa melalui kisah para wali, termasuk ajaran moral yang diungkapkan dalam bentuk tembang macapat.
- Keutamaan : Dianggap sebagai data primer karena ditulis oleh tokoh yang memiliki hubungan langsung dengan sumbernya (cucu dari Maulana Ishaq) dan dilengkapi dengan dokumen kuno serta benda-benda lainnya.
- Struktur : Terdiri dari lima pokok bahasan yang disusun sesuai urutan aksara Jawa (hanacaraka).
Wali di suatu daerah
- Makna : Secara harfiah, "Wali" berarti "Wali" dan "sana" berarti "di suatu daerah".
- Konteks : Terkadang digunakan sebagai istilah untuk merujuk pada sekelompok wali, termasuk anggota Wali Songo seperti Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Ngudung, berdasarkan naskah Serat Walisana.
Walisana mengacu pada isi dari naskah kuno Kitab Walisana atau Serat Walisana, yang berbeda dengan istilah "Walisongo". Kitab ini berisi kisah-kisah tentang tokoh-tokoh wali yang berbasis kewilayahan (daerah dakwah), dan sering kali memuat daftar nama wali yang berbeda dengan "Walisongo" populer, seperti delapan nama wali dari awal abad ke-16.
Isi utama Kitab Walisana
Konsep Walisana: Istilah ini berasal dari bahasa Jawa kuno, yang artinya "Wali di suatu daerah atau tempat".
Perbedaan dengan Walisongo: Berbeda dengan konsep Walisongo yang berfokus pada sembilan nama pasti, Walisana lebih bersifat dinamis dan berbasis pada kewilayahan dakwah. Jumlah wali dalam kitab ini bisa bervariasi tergantung zamannya.
Contoh tokoh dan cerita :
- Kitab Walisana (awal abad ke-16): Menyebutkan delapan wali di wilayah tertentu, yaitu Sunan Ampel (Surabaya), Sunan Gunung Jati (Cirebon), Sunan Ngudung (Jipang), Sunan Giri (Gresik), Sunan Bonang (Tuban), Sunan Alim (Majagung), Sunan Mahmud (Drajat), dan Sunan Kali.
- Serat Walisana: Memuat cerita tentang tokoh-tokoh lain seperti Syeh Maulana Ibrahim, Raden Patah yang belajar di bawah bimbingan Sunan Ampel, Raden Satmata, Syekh Siti Jenar, Pangeran Panggung, Ki Ageng Sela, dan Prabu Brawijaya.
- Nilai sejarah: Kitab ini merupakan literatur ilmiah yang lebih tua dan dipercaya dibandingkan beberapa naskah lain seperti Babad Tanah Jawa.
Kesimpulan
Secara ringkas, isi Walisana adalah cerita-cerita tentang para wali yang disajikan dalam Serat Walisana atau Kitab Walisana. Kitab ini menceritakan kisah para wali berdasarkan kewilayahan dakwahnya, bukan berdasarkan sembilan nama yang pasti seperti pada konsep Walisongo yang lebih umum dikenal.
Berikut Buku Serat Walisana :


