Wayang kulit Banjar
Wayang kulit Banjar adalah bentuk kesenian wayang kulit yang berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan, berbeda dari wayang kulit lainnya karena memiliki ciri khas estetika dan pertunjukan yang sederhana namun tetap kuat pada dimensi bayangannya. Kesenian ini menggunakan kulit sapi atau kerbau untuk membuat wayang, yang memiliki postur lebih kecil dan detail lebih sederhana, serta mengadopsi cerita dari epos Ramayana dan Mahabharata atau lakon carangan kreasi lokal. Wayang kulit Banjar biasanya dipentaskan pada berbagai acara seperti khitanan, pernikahan, atau syukuran, dan bahasanya yang digunakan adalah bahasa Banjar.
Ciri-ciri wayang kulit Banjar
- Bahan dan pembuatan: Wayang dibuat dari kulit sapi atau kerbau, yang dipahat dengan peralatan khusus dan diberi warna.
- Postur dan detail: Wayang kulit Banjar memiliki postur lebih kecil dan sederhana dibandingkan wayang Jawa, dengan penekanan pada dimensi bayangan yang terlihat dari belakang layar.
- Cerita: Cerita yang ditampilkan bisa berasal dari epos Ramayana dan Mahabharata, atau lakon carangan karya dalang lokal yang lebih bebas.
- Bahasa: Pertunjukan ini menggunakan bahasa Banjar, yang dianggap penting untuk menjaga nilai estetika dan kesenian tradisionalnya.
- Pertunjukan: Selain untuk hiburan, wayang kulit Banjar juga memiliki makna spiritual dan sering dipentaskan pada acara tertentu seperti khitanan, upacara adat, hari besar nasional, atau syukuran.
Perbedaan dengan wayang Jawa
- Ukuran: Wayang Banjar cenderung memiliki ukuran lebih kecil dan detail sederhana, berfokus pada bayangan.
- Estetika: Wayang Banjar terlihat lebih sederhana, sementara wayang Jawa memiliki ornamen yang lebih rumit dan detail.
- Pertunjukan: Pertunjukan wayang Banjar berbeda dari wayang Jawa yang terkadang menampilkan waranggana (penyanyi wanita), tidak ada dalam pertunjukan Banjar.
- Bahasa: Wayang Banjar menggunakan bahasa Banjar, sementara wayang Jawa menggunakan bahasa Jawa.
Berikut Buku Wayang Kulit Banjar :
Imajiner Nuswantoro