ꦧꦧꦣ꧀ꦝ꧀ꦗꦺꦴꦮꦺꦴꦤꦸꦱ꧀ꦮꦤ꧀ꦠꦺꦴꦫꦺꦴ
(ꦄꦭ꧀ꦏꦶꦱꦃꦱꦏꦶꦁ ꦠ꧀ꦭꦠꦃ ꧇ ꦥꦼꦒꦸꦤꦸꦔꦤ꧀ꦏ꧀ꦭꦺꦴꦠꦺꦴꦏ꧀ꦏꦼꦣꦶꦫꦶ)
BABAD DJOWO NUSWANTORO
(Al Kisah Saking Tlatah : Pegunungan KLOTOK Kediri)
꧋ꦆꦁꦗꦩꦤ꧀ꦄꦮꦭ꧀ꦤꦭꦶꦏꦺꦴꦧꦸꦩꦶꦆꦱꦶꦃꦣꦸꦫꦶꦁꦩꦮꦸꦗꦸꦣ꧀ꦄꦠꦻꦴꦏꦺꦴꦱꦺꦴꦁ꧈ꦏꦲꦤꦤ꧀ꦝꦸꦤꦶꦪꦒꦼꦭꦥ꧀ꦝꦤ꧀ꦝꦶꦔꦶꦤ꧀꧈
꧋ꦧꦸꦩꦶꦆꦱꦶꦃꦣꦸꦫꦸꦁꦩꦮꦸꦗꦸꦣ꧀ꦏꦁꦏꦠꦺꦴꦤ꧀ꦄꦩꦸꦁꦱꦩꦸꦣꦿꦺꦴ꧈ꦧꦚꦸ꧈ꦄꦔꦶꦤ꧀ꦎꦫꦤꦺꦴꦤꦺꦴꦏꦼꦲꦶꦣꦸꦥꦤ꧀ꦭꦶꦪꦤ꧀ꦄꦩꦺꦴꦁꦩꦼꦤꦶꦏꦺꦴꦏꦁꦠꦩ꧀ꦥꦏ꧀꧈
꧋ꦏꦁꦣꦶꦥꦸꦤ꧀ꦱꦼꦧꦸꦠ꧀ꦗꦩꦤ꧀ꦄꦮꦭ꧀(ꦮꦶꦮꦶꦠꦤ꧀)꧉
Ing
jaman awal naliko bumi isih during mawujud atau kosong, kahanan dunia gelap dan
dingin.
Bumi
isih durung mawujud kang katon amung samudro, banyu, angin ora nono kehidupan
lian among meniko kang tampak.
Kang dipun sebut jaman awal (wiwitan).
Awal ciptaan yang menciptakan segala sesuatu
kejadian.
Djomoboropono Wosokoto sepuluh kata yang memberi ingatan apabila kata itu disingkat akan timbul arti kata yang penting di sebut DJOWO dan itu sifat nama yang kuasa yang awal turun dari langit jatuh ke dalam air yang diiringi suara menggelegar dan diiringi api, kemudian bumi nampak menjadi terang.
Catatan
:
Dalam sufisme Islam peristiwa tersebut terekam dalam hadist Qudsi :
꧋”ꦱꦼꦗꦠꦶꦤꦺꦆꦁꦱꦸꦤ꧀ꦄꦤꦠꦩꦃꦭꦶꦒꦺꦪꦶ/ꦏꦼꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦎꦤꦺꦴꦱꦏ꧀ꦗꦺꦫꦺꦴꦤꦶꦁꦧꦻꦠꦸꦭ꧀ꦩꦸꦏ꦳ꦫꦺꦴꦩ꧀ꦆꦏꦸꦎꦩꦃꦄꦼꦁꦒꦺꦴꦤꦶꦁꦭꦫꦔꦤ꧀ꦆꦁꦱꦸꦤ꧀ꦗꦸꦩꦼꦤꦼꦁꦎꦤꦺꦴꦆꦁꦣꦝꦤꦺꦄꦣꦩ꧀/ꦗꦒꦣ꧀ꦄꦒꦺꦁꦭꦤ꧀ꦄꦭꦶꦠ꧀꧈
꧋ꦏꦁꦎꦤꦺꦴꦆꦁꦱ’ꦗꦼꦫꦺꦴꦤꦺꦣꦝꦆꦏꦸꦗꦺꦴꦮꦺꦴ/ꦗꦶꦮ/ꦲꦠꦶ/
꧋ꦐꦺꦴꦭ꧀ꦧꦸ꧈ꦏꦁꦎꦤꦺꦴꦆꦁꦄꦤ꧀ꦠꦫꦤꦺꦗꦶꦮꦺꦴꦆꦏꦸꦗꦤ꧀ꦠꦸꦁ꧈ꦱꦏ꧀ꦗꦼꦫꦺꦴꦤꦺꦗꦤ꧀ꦠꦸꦁꦆꦏꦸꦧꦸꦣꦶ꧈ꦱꦏ꧀ꦗꦼꦫꦺꦴꦤꦺꦧꦸꦣꦶꦆꦏꦸꦗꦶꦤꦼꦩ꧀ꦪꦺꦴꦮꦶꦏꦸꦄꦔꦺꦤ꧀ꦄꦔꦺꦤ꧀ꦱꦏ꧀ꦗꦺꦫꦺꦴꦤꦺꦄꦔꦺꦤ꧀ꦄꦔꦺꦤ꧀ꦆꦏꦸꦱꦸꦏ꧀ꦩꦺꦴ꧈ꦱꦏ꧀ꦗꦼꦫꦺꦴꦤꦶꦁꦱꦸꦏ꧀ꦩꦺꦴꦆꦏꦸꦫꦺꦴꦃꦱꦺꦴ꧈ꦱꦏ꧀ꦗꦼꦫꦺꦴꦤꦶꦁꦫꦺꦴꦃꦱꦺꦴꦆꦏꦸꦆꦁꦱꦸꦤ꧀ꦎꦫꦎꦤꦺꦴꦥꦼꦔꦼꦫꦤ꧀ꦄꦔꦶꦁꦆꦁꦱꦸꦤ꧀ꦝ꧀ꦗ꦳ꦠ꧀ꦏꦁꦄꦁꦭꦶꦥꦸꦠꦶꦆꦁꦏꦲꦤꦤ꧀ꦝ꧀ꦗꦠꦶ꧈”꧉
”sejatine
Ingsun anata mahligei / keraton ono sakjeroning Baitul Mukharom, iku omah
enggoning larangan Ingsun, jumeneng ono ing dadane ADAM / jagad ageng lan alit.
Kang
ono ing sa’jerone dhada iku JOWO / JIWA / HATI /
QOLBU,
KANG ONO ing antarane jiwo iku jantung, sak jerone jantung iku budi, sak jerone
budi iku jinem, yoiku angen-angen, sakjerone angen-angen iku sukmo, sak
jeroning sukmo iku rohso, sak jeroning rohso iku Ingsun, ora ono pengeran,
anging ingsun Dzat kang angliputi ing kahanan djati,”.
Tak
lama kemudian api kuasa Gusti itu perlahan mulai redup dan menjadikan bumi
gelap kembali tampak seperti semula (sepi dan hening). jatuhnya sifat Gusti
yang berupa cahaya api menjadikan keadaan bumi berubah menjadi bulat dan tak
lama kemudian bentuk bumi tersebut pecah dan tidak tampak seperti semula (bulat).
Ribuan
tanah bermunculan tanpa penghuni dan kosong hanya ada satu diantara serpihan
bumi tersebut yang mendapat sebutan DJOWO. Tanah yang di sebut tanah ingatan/
tanah perjanjian / bakkah (tanah yg diberkahi) / kerajaan GUSTI /ALLAH , pulau
pusat dari bumi (Lemuria Atlantis) yang pertama mendapat firman itu.
Djowo
adalah sifat yang kuasa juga yang pertama menciptakan suatu kejadian dan muncul
langit dan bumi.
Sifat
yang kuasa DJOWO yang awal telah turun dan ini sabdo kang kuasa kedua, delapan
huruf hukum GUSTI :
1.
K : Kahuripan
2.
E : Enothuk (asal–usul)
3.
D : Dawuh (sabda )
4.
J : Jesa (prinsip)
5.
A : Angger–angger (hokum)
6.
W : Wahono (firman)
7.
E : Elok (Keajaiban )
8.
N : Nowoso (Tuhan )
Dan
apabila kata itu dibaca satu persatu maka akan ketemu arti dari pada KEDJAWEN.
Catatan :
Dalam wacana sufisme Islam, martabat KEDJAWEN tersebut biasa
dikenal sebagai ajaran MARTABAT 7. Faham ini berkembang ke luar jazirah Arab,
terutama berkembang ke Tanah India hingga Indonesia.
Di Jawa paham ini di jumpai dalam serat wirid hidayat jati karangan
Raden Ngabehi Ronggowarsito.
Paham MARTABAT 7 ini dipelopori oleh Muhammad Ibn Fadillah, salah seorang tokoh sufi kelahiran Gujarat (…. - 1629 M).
Di dalam karangannya, kitab Tuhfah, beliau
mengajukan konsep Martabat Tujuh sebagai sarana penelaahan
tentang hubungan manusia dengan Tuhannya.
Menurut Muhammad Ibn Fadillah, Allah yang bersifat gaib bisa
dikenal sesudah bertajjali melalui tujuh martabat atau sebanyak tujuh
tingkatan, sehingga tercipta alam semesta dengan segala isinya.
Pengertian
tajjali berarti kebenaran yang diperlihatkan Allah melalui penyinaran atau
penurunan di mana konsep ini lahir dari suatu ajaran dalam filsafat yang disebut
monisme.
Yaitu
suatu faham yang memandang bahwa alam semesta beserta manusia adalah aspek
lahir dari satu hakikat tunggal Allah Ta’ala.
Dari
kata KEDJAWEN kemudian menciptakan segala isi langit termasuk matahari, bulan, bintang
dan semua isi planet , di situ datanglah sebutan siang dan malam. Keadaan bumi menjadi
terang dan bumi masih saja kosong.
DJOWO
dan KEDJAWEN telah turun ke bumi. Ini merupakan tanda sabdo yang ketiga dari
yang kuasa yang berjumlah lima (5) huruf yang artinya :
ꦒꦸꦩꦶꦭꦁꦈꦫꦶꦥ꧀ꦱꦺꦭꦺꦴꦠꦤ꧀ꦥꦺꦴꦆꦭꦁ
꧇
Gumilang
Urip Selo Tanpo Ilang :
Apa
bila di singkat kata tersebut muncul sebutan GUSTI dan itulah sebutan untuk Tuhan
manungso Djowo awal yang abadi yang menciptakan segala isi dunia.
GUSTI
sebutan yang menciptakan segala isi dunia :
1.
Gumilang : menciptakan Surga /suwargo
2.
Urip : menciptakn Malaikat dan bidadari
3.
Selo : menciptakan Nerogo / neraka
4.
Tanpo : menciptakan Raja dan Ratu kegelapan /
5.
Sumorro Bomo / Iblis beserta anak cucunya
6.
Ilang : menciptakan Tumbuhan dan Hewan
7.
sebagai isi dunia.
Catatan:
Dalam tradisi jawa, sebutan Gumilang Urip Selo Tanpo Ilang
Ini menjelaskan posisi keadaan GUSTI. Orang jawa menyakini bahwa
tuhan itu sebenarnya jelas terang benderang (gumilang ), dia juga hidup ( urip)
tak pernah mati, dia juga selo / kapanpun engkau butuhkan dia selalu ada karena
ia tidak terbatas ruang dan waktu, selanjutnya keadaan Tuhan, Dia tanpo ilang
yang berarti tidak pernah hilang, dia langgeng abadi selamanya.
Karena itulah kemudian orang Jawa menyebut tuhan dengan sebutan
GUSTI. Dalam wacana muslim keadaan GUSTI dijelaskan dalam martabat ahadiah. Di mana
disitu dijelaskan posisi dari ada-Nya zatnya.
Sebagaimana
disebutkan dalam hadits qudsi :
”ꦱꦼꦗꦠꦶꦤꦺꦎꦫꦎꦤꦺꦴꦎꦥꦺꦴꦎꦥꦺꦴ꧇
꧋ꦄꦮꦶꦠ꧀ꦝꦸꦏ꧀ꦆꦱꦶꦃꦄꦮꦁꦈꦮꦸꦁ꧈ꦣꦸꦫꦸꦁꦎꦤꦺꦴꦱꦮꦶꦗꦶꦮꦶꦗꦶ꧈
ꦏꦁꦎꦤꦺꦴꦣꦶꦲꦶꦤ꧀ꦆꦁꦱꦸꦤ꧀
꧋ꦎꦫꦎꦤꦺꦴꦥꦼꦔꦼꦫꦤ꧀ꦏꦗꦺꦴꦧꦺꦴꦆꦁꦱꦸꦤ꧀ꦱꦼꦗꦠꦶꦤꦺꦏꦁꦩꦺꦴꦲꦺꦴꦱꦸꦕꦶꦄꦁꦭꦶꦥꦸꦠ꧀ꦆꦁꦱꦶꦥ꦳ꦠ꧀ꦆꦁꦱꦸꦤ꧀
꧋ꦄꦤꦂꦠꦤꦶꦆꦁꦄꦱ꧀ꦩ’ꦆꦁꦱꦸꦤ꧀ꦭꦩ꧀ꦄꦩꦂꦠꦤ꧀ꦝꦤꦶꦄꦥ꦳꧀ꦔꦭ꧀ꦆꦁꦱꦸꦤ꧀”꧉
”sejatine
ora ono opo-opo :
awit
duk isih awang uwung, durung ono sawiji-wiji,
kang
ono dihin ingsun,
ora
ono pengeran kajobo ingsun, sejatine kang moho suci angliput ing sifat ingsun,
anartani
ing asma’ ingsun lam amartandani afngal ingsun”.
Ada
pengetahuan perihal tingkatan dalam kehidupan manusia, yang diceritakan dengan
ajalollah dan dikenal dengan sebutan martabat tujuh, diawali dengan kegaiban.
Zat yang membawa pengetahuan tentang Diri-Nya, dan tanpa membeberkan tentang
kenyataan (fisik),
Keadaannya
kosong namun dasarnya ada. Tapi dalam
martabat
ini belum berkehendak. Martabat Akadiyah disebut juga dengan Sarikul Adham.
Awal dari segala awal.
Dalam
alam ahadiyah dimulai dengan aksara La dan bersemayam ila.
Itulah
kekosongan pertama dari empat bentuk
kekosongan.
Kedua bernama Maslub. Ketiga adalah Tahlil, dan keempat Tasbeh. Maslub bermakna
belum adanya bentuk atau wujud roh atau jiwa. Tak berbentuk badan atau wujud lainnya.
Tahlil
berarti tak bermula dan tak berakhir. Sedangkan
Tasbeh
bermakna Tuhan Maha Suci dan Tunggal.
Tuhan
tak mendua atau bertiga. Tak ada Pangeran lain kecuali Allah yang disembah dan
dipuja, yang asih pada makhluknya.
Gusti
awal segalanya yang menciptakan sebutan
Malaikat
dan Bidadari yang pertama yaitu :
ꦤꦺꦴꦠꦺꦴꦣꦺꦴꦏꦺꦴ꧈ꦠꦺꦴꦫꦺꦴꦒꦺꦴꦤꦺꦴ꧈ꦒꦺꦴꦏꦺꦴꦤꦺꦴꦔꦺꦴꦣꦺꦴ꧈ꦒꦺꦴꦤꦺꦴꦣꦺꦴꦏꦺꦴ꧈
ꦈꦒꦶꦧꦶꦣꦝꦫꦶꦪꦻꦏꦸ꧇
• ꦭꦺꦴꦤꦺꦴꦠꦺꦴꦒꦺꦴ꧈
• ꦏꦺꦴꦩꦺꦴꦒꦺꦴ꧈
• ꦥꦺꦴꦭꦺꦴꦮꦺꦴꦱꦺꦴ꧈
• ꦱꦺꦴꦏꦺꦴꦥꦺꦴꦫꦺꦴ꧈
• ꦱꦺꦴꦣꦺꦴꦏꦺꦴꦫꦺꦴ꧈
• ꦠ꧀ꦗꦺꦴꦛꦺꦴꦫꦺꦴ꧈
• ꦛꦺꦴꦩꦺꦴꦭꦺꦴ꧈ꦣꦤ꧀
• ꦩꦺꦴꦱꦺꦴꦏꦺꦴ꧉
Notodoko,
Torogono, Gokonongodo, Gonodoko,
ugi
bidadari yaiku :
·
Lonotogo,
·
Komogo,
·
Polowoso,
·
Sokoporo,
·
Sodokoro,
·
Tjothoro,
·
Thomolo, dan
·
Mosoko.
Malaikat
dan bidadari penghuni tempat GUSTI yang abadi.
10.
Ada
GUSTI awal dari segalanya yang berkuasa menciptakan nama DHEMIT Somoro dan Bomo
/ Sumoro Bumi dan lima anaknya yaitu :
꧇꧑꧇ ꧉ꦥꦺꦴꦤ꧀꧇ꦥꦚ꧀ꦗꦺꦴꦫꦺꦴꦠ꧀ꦎꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦼꦫꦺꦴꦒꦺꦴ/ꦤꦼꦫꦺꦴꦏꦺꦴ
꧇꧒꧇ ꧉ꦮꦒꦺ꧇ꦮꦲꦤꦤꦺꦒꦼꦤꦶ
꧋꧇꧓꧇ ꧉ꦏ꧀ꦭꦶꦮꦺꦴꦤ꧀꧇ꦏꦺꦴꦭꦺꦴꦭꦶꦪꦂꦮꦭꦺꦫꦶꦎꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦼꦫꦺꦴꦒꦺꦴ/ꦤꦼꦫꦺꦴꦏꦺꦴ
꧇꧔꧇ ꧉ꦊꦒꦶ꧇ꦊꦩ꧀ꦧꦸꦒꦶꦫꦶ/ꦱꦥꦶꦭꦶꦪꦂ
꧇꧕꧇ ꧉ꦥꦻꦁ꧇ꦥꦭꦁꦆꦁꦒꦸꦭꦸ
1.
PON : Panjorot Ondo Nerogo / neroko
2.
WAGE : Wahanane Geni
3.
KLIWON : Kolo Liar Waleri Ondo Nerogo / neroko
4.
LEGI : Lembu Giri / Sapi liar
5.
PAING : Palang Ing Gulu
Itulah
anak–anak dari raja Kegelapan dan ratu Kegelapan / Sumorro Bumi yang di sebut
PON, WAGE, KLIWON, LEGI, dan PAHING.
Catatan:
Dalam keyakinan orang Jawa, Anak-anak SUMOROBOMO ini kemudian
bersatu menyamarkan dengan angka GUSTI yaitu hari ketika manusia lahir. Setiap
manusia yg lahir pasti memiliki hari gusti yg suci yang sekarang dikenal dengan
:
SENIN, SELASA, RABU, KAMIS, JUMAT, SABTU, MINGGU akan tetapi
setiap dari hari gusti ini dimasuki oleh salah satu dari anak-anak Sumoro Bomo,
yang kemudian menjadikan manusia bisa berwatak baik (watak dari hari gusti suci)
juga bisa berwatak jahat seperti watak dari anak-anak Sumoro Bomo ( Iblis )
tersebut. Misalnya manusia yang wetonya minggu legi, maka wataknya pasti akan
di dominasi oleh watak gusti yg minggu dan watak anak sumoro bomo yg legi. Legi
berarti lembu giri, artinya lembu itu berarti sapi sedang giri berarti bukit,
artinya legi / lembu giri bermakna sapi liar, biasanya manusia dengan weton
tersebut akan memiliki watak yang cenderung brangasan/ bringas seperti sapi
liar.
Namun bila hari Gusti (Minggu) yang dominan maka manusia dengan
weton tersebut akan cenderung berwatak mengalah, dingin seperti air.
Oleh karena orang jawa mempunya I tradisi among among weton di
samping juga menjawab sedulur 4 + 1 pancer dalam upaya supaya terhindar dari
pengaruh jahat yg dihembuskan oleh anak-anak Sumoro Bomo tersebut.
11.
GUSTI
awal dari segalanya yang member nama anak Raja dan Ratu kegelapan Somoro dan
Bomo , hingga menurunkan cucu yang bernama : Djosomono, Kopolo, Longoko, Ngodolo,
Kogolo, Potoko, Gonodjrogo, Sowrono, Lomorodjowo ( yg melahirkan bangsa Lemuria
Djowo
), Mongogolo, Djoloko, Krogolo.
12.
Kemudian
: Djosokolo, Prolono, Porono, Kloromoro, Korojo, Moroto, Djotolo, Rojoso, Towolo,
Bokrolo, Monolo, Djorolo, Hosopo, Monokrono, Tohopolo, Donolokro, Worotho, Sodjolo,
Mongolo, Sowodjorojo, Sokrowo.
13.
Segala
yang diciptakan sudah lengkap, ada siang dan malam dan disitulah alam GUSTI
yang ajaib. Ada kehidupan juga ada alam gusti yang di sebut bumi. Yang mendapat
kehidupan yaitu : tumbuhan beserta hewan dan di situlah GUSTI menciptakan
kejadian bumi ini.
14.
Dunia
menjadi ramai, tumbuhan dan hewan ciptaan GUSTI menjadi senang hidup dalam alam
Gusti yang indah dan hanya satu ciptaan Tuhan yang belum ada yaitu : Manungso (Manunggaling
jasad kalian rohso ) / Manusia Djowo ciptaan GUSTI. Djowo Kedjawen Gusti
yang
diturunkan menciptakan segala kejadian di dunia ini.
15.
Somoro
dan Bomo mendapat tugas dari Gusti menjaga isi dunia beserta isinya yang berupa
hewan dan tumbuhan. Merekalah yang berkuasa atas hewan dan tumbuhan. Dan itu sudah
menjadi kehendak Gusti atas ciptaanya.
16.
Setelah
semua kehendak Gusti telah turun, ada langit, bumi, matahari, bulan beserta
planet yang lain. Ada siang dan malam, ada Gusti yang menciptakan Suwargo
tempat di mana Malaikat dan Bidadari bersemayam. Ada Nerogo / neraka tempat
Sumoro dan Bomo bersemayam dan anak cucunya.
17.
Sudah
ada tumbuhan dan hewan penghuni bumi ini, segala kehendak Gusti sudahdatang.
Bumi
menjadi ramai tumbuhan dan hewan menjadi senang. Indah kehendak Gusti yang menciptakan
aneka ragam Tumbuhan dan Hewan hidup damai dalam dunia / bumi ciptaan Gusti.
18.
Gusti
awal dari segalanya dan seketika itu dari suwargo Gusti memberi sabda : “ Hai Notokodoko
lihatlah bumi ini segala ciptaan Gusti sudah lengkap kecuali satu Manungso Djowo
yang belum ada”, perintah Gusti “ wahai Notodoko… terimalah hukum kehidupan ini,
ingatlah kepada sabdo Gusti di tempat gunung itu.
Catatan:
Jannah (taman) dalam keyakinan orang jawa sering disebut dengan
kata suwargo. Antagonis dari suwargo adalah nerogo.
Tegese suwargo berarti (suwunge rogo/rogo kang suwung), sedangkan
nerogo berarti nar = panas sedang rogo=raga / jasad, jadi Narogo berarti rogo
kang panas.
Pada awal penciptaanya, ADAM dan HAWA berada di surge/suwargo.
Mereka hidup senang dan bahagia tidak pernah sedih dan
mengeluh, walau demikian ada satu larangan GUSTI kepada mereka
untuk jangan sekali-kali mendekati buah Quldi apa lagi sampai memakanya. Kerena
bujukan Somoro Bomo kemudian ADAM / manungso djowo tersebut tergoda untuk mendekati
buah Quldi hingga memakanya.
Setelah mereka memakan buh Quldi tersebut adam dan hawa merasa
ada yang berbeda pada diri mereka, yang biasanya tidak bisa menangis jadi bisa
menangis, bisa sedih dll. Kemudian Alloh marah pada mereka berdua dengan
mengatakan bahwa sejatine buah Quldi yg Aku maksud itu adalah aurat mu /
kemaluan mereka / Adam dan Hawa.
Karena di aurat mereka itulah bersemayam hawa nafsu / anak-anak
sumoro bomo.
Jadi pada saat adam dan hawa memakan buah quldi tersebut sebenarnya
itulah awal Ibliz dan anak-anaknya akan menganggu anak cucu Adam.
Anak-anak Adam akan dipenuhi dengan pertumpahan darah,
kerusuhan, dan kebencian yang dihembuskan oleh anak anak sumoro bomo.
Jadi sebenarnya pengertian Suwargo menurut orang Jawa adalah ketika
manusia mampu mengosongkan raganya / jasadnya dari kungkungan hawa napsu, pada
saat manusia diperbudak napsu maka saat itulah raganya / jasadnya terasa
menjadi panas / NEROGO / rogone dadi panas.
Dalam tradisi sufisme Jawa, untuk mencapai Suwargo mereka
berusaha untuk :
ꦩꦠꦶꦱꦏ꧀ꦗꦼꦫꦺꦴꦤꦶꦁꦈꦫꦶꦥ꧀ (Mati
sak Jeroning Urip).
19.
Tanah
ingatan Djowo yang ditunjuk Gusti kepada Notodoko membawa semua sabdo Gusti
yang pertama. Hokum tanah ingatan Djowo, awal sabdo Gusti.
“
Hai Notokodoko…, turunlah jangan menunggu waktu jika engkau mengetahui apa yang
telah menjadi kehendak Gusti kepadamu.
20.
“Duh
Gusti…., atur Notokodoko, “segala sabdo Gusti sampun aku ketahui, pegunungan KLOTOK
(Kediri) yang Gusti tunjuk dan di situ kemudian datang sabdo Gusti, “ Hai Notodoko,
turunlah jangan menunggu waktu
lama
lagi jika engkau mengetahui apa yang telah
menjadi
kehendak Gusti kepadamu.
21.
Lima
(5) hukum kehidupan yang Notodoko
bawa
lalu di bawa ke tempat yang Gusti tunjuk
dan
besok sabdo itu membuka segala kejadian
yang
akan terjadi di isi alam ini . Ada
pegunungan
KLOTOK pegunungan yang hijau
dan
di situ sabdo hukum kehidupan GUSTI
dijelaskan.
22.
Surga
tempat GUSTI di tinggalkan Notodoko, angkasa terang, Notodoko terbang.
Pengunungan
KLOTOK yang hijau terlihat dari angkasa, sabdo Gusti yang telah dipegang Notodoko.
Gusti melihat perjalanan Notodoko. Alam sepi tak ada suara, tak lama kemudian mangkasa
yang terang menjadi gelap.
23.
Notodoko
menjadi bingung angkasa menjadi gelap, petir menyambar, mengeluarkan api, satu planet
yg lain jatuh / menabrak bumi, banyak tumbuhan dan hewan menjadi mati. Bumi menjadi
hancur, banjir di mana-mana , hujan
dan
badai tiada henti. Bumi menjadi gelap selama 7 hari lamanya baru berhenti.
24.
Dan
pegunungan KLOTOK yang yang Notodoko datangi wujudnya tidak kelihatan lagi dari
angkasa, tiba-tiba terdengar suara Sumoro Bomo berkumandang memberi penjelasan,
wahai Notodoko tempat yang engkau datangi
itu
sudah tidak ada lagi. Aku raja kegelapan pulanglah engkau ke Suwargo tempat
GUSTI.
25.
Notodoko
tidak menggubris ucapan Sumorobomo. Notodoko wakil Gusti memohon kepada Gusti,
“ Duh Gusti raja segala raja, yang menciptakan bumi dan segala isinya yang berkuasa
menciptakan setiap kejadian alam,
keajaiban
Gusti abadi tanpa ada batasnya. Di situlah turun belas kasih kedamaian Gusti.
26.
GUSTI
mendengar doa Notodoko, tidak lama kemudian dunia yang gelap menjadi terang, mendapat
cahaya matahari. Tumbuhan dan hewan yang hidup menjadi senang. Keajaiban Gusti
datang, mengembalikan 7 hari yang gelap menjadi terang dan itulah kekuasaan
Gusti tiada yang melebihi.
27.
Hai
Notodoko sabdo Gusti “ Semua permintaanmu menjadi jelas sekarang lekaslah turun
ke pegunungan KLOTOK yg telah aku tunjuk jangan engkau menunggu waktu lagi, engkau
turun di tempat yang aku tunjuk yaitu
pegunungan
KLOTOK.
28.
Tujuh
(7) hari lamanya Notodoko berdiri di angkasa. Dunia masih gelap, pegunungan KLOTOK
masih belum terlihat wujudnya. Setelah pegunungan KLOTOK terlihat jelas, tak
lama kemudian Notodoko membawa hukum kehidupan yang pertama yaitu hukum GUSTI
yang
berjumlah
5 (lima).
29.
Sabdo
GUSTI yang di bawa Notodoko hanya ditiupkan di atas batu, kemudian timbul
sebuah tulisan / wahyu yang di sebut LAYANG PAMUNGKAS . Sabdo Gusti yang
pertama di sampaikan, semua makhluk menjadi senang dan dunia menjadi terang,
pegunungan KLOTOK mendapat cahaya GUSTI. Tempat yang dijadikan Gusti untuk
mengingat sabdo yang pertama yang di bawa Notodoko.
30.
Masih
di situ di pegunungan KLOTOK sabdo Gusti melekat pada batu yang dan tidak
terlihat, Notodoko di datangi Sumoro dan Bomo sambal keduanya bersujud mohon
ampun, Notodoko wakil Gusti melihat segala yang diucapkan itu.
31.
Hai
Notodoko, berkata Sumoro, aku minta engkau mengetahui pada saat engkau di angkasa,
aku halangi perjalananmu supaya engkau tidak jadi turun di tempat ini (pegunungan
Klotok) itu adalah perbuatanku, karena aku melihat permohonanmu pada GUSTI di
mana doa itu penting untuk Manungso Djowo kelak di kemudian hari.
32.
Jagalah
segala sabdo Gusti yang kamu bawa, setelah datang waktunya Gusti kemudian menciptakan
Manungso pertama ciptaan Gusti yang di sebut manungso / wong DJOWO / homo Sapiens
/ ADAM, pesan Gusti yang engkau bawa nantinya akan hancur nantinya, lihatlah
sendiri aku ( Sumoro dan Bomo ) mengetahui sabdo Gusti yang engkau bawa itu.
33.
Hai
Notodoko, engkau mendapat tugas dari Gusti membawa apa yang menjadi sabdo Gusti,
aku pun juga demikian mendapat tugas dari Gusti untuk menjaga seluruh isi bumi
yang bernama hewan dan tumbuhan, aku adalah raja dan ratu kegelapan, tempatku
berada di alam
yang
tidak Nampak pemberian dari GUSTI.
34.
Gusti
raja dari segala raja, yang kuasa menciptakan segala kejadian yang ada di dunia
ini. Kekuasaan Gusti tiada tandingannya, ucap Sumorobomo. Mari dibuktikan dan
kita lihat dari hari kelahiran yang pertama manungso Djowo dan hari terahir
dari kematiannya nanti kamu dan aku akan bertemu dan membuka segala kebenaran hukum
Gusti.
35.
Hai
Notodoko..dengarkanlah sebelum engkau dan aku berpisah, dunia ini nanti akan
menjadi hancur jika GUSTI menciptakan makhluk yang di sebut manungso DJOWO.
Segala yang sabdo Gusti yang engkau bawa kemudian akan hilang, peringatan Gusti
menjadi tidak dihargai.
36.
Biarlah
Gusti yang membuat keputusan itu kata Sumoro Bomo dan aku akan mulai menghitung
sampai dimana isi 4 elemen Manusia (Djowo) itu memegang teguh sabdo
Gusti,
banyak tugas yang harus aku lakukan. Hai Notodoko…, jembatan (dunia) kerajaan GUSTI
besuk akan ramai dan dipenuhi kerusuhan.
37.
Hai
Notodoko…, sampaikan semua yang aku ucapkan ini kepada GUSTI, anaku yang 5 (lima)
dan cucunya yang berjumlah 33 akan aku samarkan kedalam angka GUSTI itu. 7 + 3 dan
sebaliknya 3 + 7, apa bila engkau kembali
menghadap
GUSTI sampaikan ucapanku ini kepada-Nya.
38.
GUSTI
yang menciptakan hari angka rahasia hidup yang pertama yaitu : hari RABU (7) di
situ engkau Notodoko berdiri di angkasa selama 7 hari lamanya dan aku ganggu
engkau dengan hari anakku yang aku samarkan dengan hari. Gusti yaitu hari rabu
(7) degan hari anakku yang pertama yang bernama PON (7) yang bersama dengan
hari Gusti Rabu (7).
Kemudian
pada hari SELASA wahai Notodoko engkau turun ke tempat yg di tunjuk Gusti yaitu
pegunungan
KLOTOK.
Kemudian
angka digabung menjadi (73).
39.
Hai
Notodoko, dan ini angka anakku yang berjumlah 5, kelak / besok akan melekat bersamaan
dengan dengan isi angka hari GUSTI, WAGE (4), KLIWON (8), LEGI (5), PON (7), PAHING
(9) ini semua angka hidup/ sifat hidup yang kelak akan melekat pada setiap diri
manungso DJOWO dan besuk semua ini akan menjadi kenyataan.
Catatan :
Dalam keyakinan orang Jawa, untuk menghindarkan kejahatan dari
anak-anak Somoro Bomo tersebut, orang Jawa wajib menjawab sedulur 4 + 1 pancer
juga berpuasa weton sebagaimana yang dilakukan nabi Muhammad yang biasa berpuasa
di hari kelahiranya yaitu hari senin. Muhamad mewajibkan umatnya untuk menjawab
sedulur 4 + 1 pancer dengan cara menjalankan ibadah sholat 5 waktu. Sholat 5 waktu
sejatinya adalah menjawab sdulur 4 + 1 pancer, sedulur 4 dalam Islam dikenal
sebagai perwujudan dari 4 nafsu yaitu Amarah, Aluamah, Sufiah dan Mutaminah (pengejawantahan
dari kakang kawah, adi ari ari, getih, puser). 4 nafsu inilah yang bisa menyebabkan
manusia berbuat keji dan mungkar sehingga dengan menjalankan sholat, umat
Muhammad supaya terhindar dari keji dan mungkar yang dihembuskan oleh anak-anak
Somorobomo.
40.
Dan
di situlah pegunungan KLOTOK Somoro Bomo menghentikan pembicaraan dan Notodoko kemudian
berpisah dengan Sumorobomo.
Pegunungan
KLOTOK jadi sepi hening, Notodoko pulang kehadapan GUSTI membawa apa yang menjadi
pesan Sumorobomokepada Gusti.
Notodoko
menceritakan semua ucapan Sumoro
itu
kepada Gusti.
41.
Duh
Gusti…raja dari segala raja kata Notodoko, “ segala apa yang GUSTI kehendaki sudah
aku jalankan dari hukum pertama tanah ingatan Djowo sudah aku tuliskan dengan lengkap
dan di situ aku temui raja kegelapan Sumoro dan Bomo kelihatanya mereka berdua marah
kepada Gusti.
42.
Sumoro
mengetahui akan segala kehendak Gusti tanah ingatan Djowo beserta isinya besuk akan
di rusak apabila Gusti menciptakan Manungso Djowo /adam/ annas / human.
SUMOROBOMO
membeberkan hari kehidupan ciptaan Gusti ( 73 ) atau 3 + 7 = 10, demikianlah
ucapan Sumorobomo yang aku pegang untuk aku sampaikan kepada GUSTI, aku mohon
maaf kalau hamba keliru.
43.
Hai
Notodoko…semua yang engkau sampaikan sudah aku ketahui dengan jelas maksud dari
ucapan SUMORO BOMO tersebut.
Saat
engkau turun di pegunungan Klotok yaitu pada hari-KU yang aku berikan padamu
yakni hari SELASA (3), di saat yang bersamaan pula SOMORO BOMO juga menciptakan
angka samaran yaitu angka tujuh (7) yang dia namakan PON (7).
Dan
apabila angka-KU digabungkan dengan angka anaknya SUMORO BOMO yang bernama PON,
maka akan berjumlah menjadi 37, ini adalah angka yang
mencelakakan,
Sumoro Bomo tidak bodoh.
44.
Hai
Notodoko…, sekarang engkau turunlah kembali ke pegunungan Klotok dengan membawa
lagi hukum tanah ingatan Djowo (pengelingan Djowo) yang kedua dan Aku akan melihat
akan ada kejadian apa lagi di tempat
itu.
Kemudian pada hari MINGGU (5) Notodoko turun kembali ke pegunungan KLOTOK.
45.
Kemudian
di kerajaan Suwargo Notodoko pamit kepada Gusti sambil membawa 7 hukum tanah
Ingatan Djowo yang kedua (2), surge ditinggalkan Notodoko, tidak lama kemudian Notodoko
wakil Gusti sampai di pegunungan
KLOTOK
dan menuliskan semua sabdo Gusti yang 2 (kedua) yang disebut sebagai laying PAMUNGKAS.
…………………, layang pamungkas
46.
Setelah
Notodoko selesai menuliskan 7 tanah ingatan Djowo (LAYANG PAMUNGKAS), keadaan
masih hening terlihat sepi, tidak lama kemudian raja kegelapan SOMORO BOMO muncul
dan langsung memberi sembah kepada Notodoko dan berkata “ Hai Notodoko aku mengerti
yang engkau tulis itu adalah sabdo Gusti yang sangat ampuh.
47.
Peganglah
sabdo Gusti tersebut, aku raja
kegelapan
Sumoro dan ratu kegelapan
Bomoakan
melanjutkan kewajibanku menjaga
hewan
dan tumbuhan yang sudah diperintahkan
Gusti
kepadaku agar tidak ada yang dimatikan,
namun
apabila memang dikehendaki biar
dimakan
oleh manungso Djowo tetapi
sebelumnya
hendaklah memohon kepada Gusti
agar
Gusti tidak marah kepadaku. Marilah kita
lihat
kehendak gusti yang abadi.
Catatan :
Somorobomo ditugaskan Gusti untuk menjaga hewan dan
tumbuhan. Untuk menghindari pengaruh anak Sumoro Bomo setiap
manusia sebelum mengambil hasil dari alam / makan semua yang berasal dari alam
harus didahului dengan Do’a sesuai keyakinan mereka masing-masing untuk
menghindari dari pengaruh anak anak Sumoro Bomo (syetan).
48.
Kemudian
S umorobomo berkata kepada Notodoko.
“
Wahai Notodoko, kata Djowo itu susah dimengerti, karena kata tersebut adalah isi
dari sifat Gusti yang welas asih / rohman rohim/cinta kasih / Qolbu, makanya
manungso Djowo/ manusia ADAM apabila dilahirkan serta menginjak tanah, maka
sampai mati akan aku ganggu apabila mereka melupakan (pengelingan Djowo)
hukum
kehidupan Gusti yang 43 banyaknya.
Besuk
manungso Djowo / manusia ADAM akan aku hancurkan bila melupakan hukum kehidupan
tanah ingatan Djowo itu. Saat itulah kemudian Notodoko berpisah dengan
Sumorobomo.
Catatan :
Kata djowo / Qolbu / hati secara Microcosmos berarti sifat rohman
dan rohim / welas asih / tempat peng-elingan / tempat ingatan bagi manungso
jowo. Secara macrocosmos djowo adalah tanah perjanjian yg pernah di janjikan
alloh kepada Musa, jowo juga berarti tanah yang diberkahi yang disebut sebagai
bakkah. Sebagaimana sabdo gusti dalam hadits Qudsi ketika Alloh berkata kepada
Nur Muhamad, ” wahai Nur Muhammad, siro ingsun dawuhi gaweo omah / bangunan ono
ing dodone ADAM / jagad ageng (4 anasir kebendaan air, api, angin dan tanah yg
menjelma menjadi bumi) atau jagad alit arang manungso adam. Ing bangunan kono
mau siro wenei pintu kang iso nutup lan buka dewe.
Sopo wae ummat manungso kang kilaf dipun aturi sowan
menyang omah iku mau, niscaya ingsun kerso pengampuni sedoyo
dosa-dosanya. Wahai Nur Muhammad setelah selesai bangunan tadi akan aku beri
nama sebagai BAKKAH / tanah yang diberkahi/ Ka’bah / Qolbu / hati. Jadi jawa
dalah hati juga bisa berarti bahasa tuhan / Qolbu juga bisa berarti pusat dari
bumi/ denyut bumi/pusere bumi/ pusere Jagad Ageng (macrocosmos).
49.
Notodoko
kemudian kembali menuju kerajaan Gusti, dan berkata pada GUSTI “ Duh Gusti,
Sabdo PUNGKASAN Gusti sudah saya tuliskan di pegunungan KLOTOK, aku ditemui Sumoro
Bomo bila mana Gusti menciptakan Manungso Djowo, alam ini akan dihancurkan.
50.
Djowo
itu kata yang susah dimengerti. Dari kata itulah akan muncul kemurkaan pada
diri anak ADAM/ manungso Djowo. Dan Sumorobomo berjanji akan memberi godaan bagi
semua ciptaan Gusti yang terakhir tersebut.
Hai
Notodoko, ini 8 hukum kehidupan tanah ingatan Djowo (LAYANG KAHURIPAN) yang ke tiga
(3) kalinya terimalah sabdoku ini.
Kemudian
Notodoko menerima sabdo Gusti tersebut yang bernama LAYANG KAHURIPAN .
51.
Setelah
Notodoko menerima sabdo Gusti, seketika itu Notodoko meninggalkan Suwargo turun
kembali ke bumi pegunungan KLOTOK, saat bersamaan SUMOROBOMO juga dating lagi
menemui Notodoko dan melihat LAYANG KAHURIPAN yang di bawa Notodoko tersebut.
52.
Hai
Notodoko ( ucap Sumorobomo), bukankah yang engkau bawa itu LAYANG Gusti yang
terakhir yang di sebut LAYANG KAHURIPAN yang jumlahnya ada delapan (8) di situ
sabdo Gusti yang engkau Tulis lengakap LAYANG PAMUNGKAS KAHURIPAN =
5
+ 7 + 8 = 20 jumlahnya.
Dan
setelah itu Gusti akan menciptakan Manungso DJOWO.
53.
Hai
SUMOROBOMO, aku hanyalah wakil Gusti dan apa yang menjadi kehendak-Nya utuh sudah
kehendak Gusti semata. Gusti yang telah membuat semua keputusan yang ada di
bumi ini.
Dan
ini semua sabdo Gusti yang sudah aku tulis =
5
+ 8 + 8 = 20, dan masih ada 3 sabdo Gusti yang terakhir turun pada hari ini.
54.
Layang
Djowo, Layang Kedjawen, Layang Gusti yang jumlahnya 10 + 8 + 5 = 23.
Dan
nanti bila mana 43 sabdo Gusti telah aku buka maka
di
situlah Manungso Djowo / ADAM sebagai ciptaan terakhir akan diciptakan GUSTI.
Wahai Notodoko segala citaan Gusti sudah aku aku ketahui maka dari itu
lihatlah.
55.
Sumoro
Bomo berkata lagi,” Manusia ciptaan Gusti pada saatnya yang tidak mengetahui
hari wetonnya (mitoni), lambar (kelahiran), selapan dino (35 hari), sumliaji (umur
39) tahun, pangruwat (lahir hari kamis), panempuk
(hari
pangapes), sampai dengan kematian manungso Djowo / ADAM, maka aku akan mengganggu,
memberi godaan kepada manungso Djowo yang tiada habisnya”.
Disitulah
pegunungan KLOTOK Sumoro Bomo berpisah lagi dengan Notodoko.
56.
Notodoko
lalu pulang ke Surga / Suwargo, Notodoko menjelaskan semua yang dikatakan Sumorobomo.
Kemudian Gusti berkata,” Wahai Notodoko…. , lihatlah segala isi Alam ini sudah lengkap
dan mulai saat ini aku akan menciptakan ciptaan-KU yang terakhir yang di
sebut
Manungso Djowo.
Catatan :
Manungso ciptaan GUSTI inilah yang kemudian
menjadi cikal bakal manusia dan peradaban di seluruh dunia. Jejak
mereka ini kita bisa temui legenda peradaban lemuria dan Atlantis juga dari
fosil fosil dan sisa peradaban yang tersebar di seluruh Sunda Land / Indonesia,
terutama disekitar pulau Djawa.
Imajiner Nuswantoro
ꦆꦩꦗꦶꦤꦺꦂꦤꦸꦱ꧀ꦮꦤ꧀ꦠꦺꦴꦫꦺꦴ