Arca Dwarapala
Arca dwarapala Totok Kerot di dusun Kunir desa Bulupasar kab. Kediri |
Arca dwarapala terbesar di dunia adalah peninggalan kerajaan Tumapel yang didirikan Ken Arok pada abad 12 M
Dengan ketinggian 3.7 M, lebar 2.25 M, tebal 1.98 M, berat 7 ton
Ternyata seukuran dgn arca dwarapala toktok kerot sebuah prasasti peninggalan raja Sri Aji Jayabaya pd abad 11 M, di dusun Kunir desa Bulupasar Kediri
Dwarapala terbesar di dunia
Era Kerajaan Singasari kondisi tertimbun setengah badan,
Arca dwarapala kuno itu yang terbesar di Indonesia, yakni setinggi 3,7 m dengan lebar 2,25 m dan ketebalan sebesar 1,98 m. Dan berat 7 Ton.
Kerajaan Tumapel, adalah sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang terdapat di Jawa Timur, antara tahun 1222–1292 yang didirikan oleh Sri Ranggah Rajasa atau biasa disebut dengan Ken Arok. Sejarah kerajaan ini terkait erat dengan sosok Ken Angrok (1222–1227) yang sekaligus merupakan pendiri Wangsa Rajasa.
Penjaga pintu yang menyeramkan dan terbesar di pulau Jawa
Dwarapala biasanya digambarkan sebagai makhluk yang menyeramkan. Di Pulau Jawa dan Bali arca dwarapala biasanya berperawakan gemuk dan digambarkan dalam posisi tubuh setengah berlutut, menggenggam senjata gada. Sedangkan dwarapala di Kamboja dan Thailand memiliki perawakan tubuh lebih langsing dengan posisi tubuh tegak lurus memegang gada di tengah tepat di antara kedua kakinya. Dalam budaya Jawa, dwarapala dijadikan figur penjaga keraton, misalnya dapat ditemukan di gerbang masuk Keraton Yogyakarta dan gerbang Kamandungan Lor Keraton Surakarta.
Tergantung pada kas suatu kuil, jumlah arca dwarapala dapat hanya sendirian, sepasang, atau berkelompok. Bangunan suci yang kecil biasanya memiliki hanya satu arca dwarapala. Sering kali dwarapala diletakkan berpasangan di antara gerbang masuk. Beberapa situs bangunan suci yang lebih besar memiliki empat, delapan, bahkan dua belas arca dwarapala yang menjaga empat penjuru mata angin sebagai Lokapala, dewa penjaga empat atau delapan penjuru mata angin.
Di Pulau Jawa dan Bali arca dwarapala biasanya diukir dari batu andesit, sedangkan patung dwarapala di Thailand dibuat dari tembikar tanah liat yang dilapisi glazur pucat susu. Patung seperti ini dibuat pada masa Kerajaan Sukhothai dan Ayutthaya (abad ke-14 hingga ke-15) diproduksi oleh beberapa tempat pembakaran tembikar di Thailand utara.
Dwarapala terbesar di Jawa terdapat di Singosari terbuat dari batu andesit utuh setinggi 3,7 meter.
Arca Totok Kerot: Jejak Kutukan Putri Blitar di Tanah Kediri
Arca Totok Kerot adalah salah satu peninggalan bersejarah dari zaman Kerajaan Pamenang yang terletak di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Arca ini memiliki latar belakang cerita rakyat yang menarik, yakni tentang seorang putri cantik dari Blitar yang melamar Raja Joyoboyo namun ditolak, hingga akhirnya terjadi pertempuran. Sang putri yang kalah kemudian dikutuk menjadi raksasa wanita berwujud Dwarapala, yang saat ini dikenal sebagai Arca Totok Kerot.
Arca ini ditemukan pada tahun 1981 setelah digali oleh penduduk setempat yang mengetahui adanya benda besar terpendam di lokasi tersebut. Pada tahun 2005, arca ini berhasil ditemukan dalam bentuk yang lebih utuh, meskipun kondisinya rusak, terutama bagian tangan kirinya yang hilang.
Dari segi bentuk, arca ini mirip dengan Arca Dwarapala yang ada di Singosari, namun tanpa senjata gada yang biasanya dipegang oleh patung Dwarapala. Lokasi arca ini cenderung sepi, jarang dikunjungi wisatawan, dan hanya dikelilingi oleh pagar besi serta pos jaga sederhana. Meski kurang populer sebagai objek wisata arkeologi, arca ini tetap menjadi saksi bisu sejarah masa lalu Kediri dan Kerajaan Pamenang.
Imajiner Nuswantoro