Becik Ketitik, Ala Ketara
Becik ketitik, ala ketara tegese kabeh apa wae sing dilakokake manungsa iku becik lan apik bakal ketara / kethok bukak dewe.
Aksara Jawanipun :
꧋ꦧꦼꦕꦶꦏ꧀ꦏꦼꦠꦶꦠꦶꦏ꧀ꦄꦭꦏꦼꦠꦫꦠꦼꦒꦼꦱꦼꦏꦧꦺꦃꦄꦥꦮꦌꦱꦶꦁꦣꦶꦭꦏꦺꦴꦏꦏꦺꦩꦤꦸꦁꦱꦆꦏꦸꦧꦼꦕꦶꦏ꧀ꦭꦤ꧀ꦄꦥꦶꦏ꧀ꦧꦏꦭ꧀ꦏꦼꦠꦫ/ꦏꦼꦛꦺꦴꦏ꧀ꦧꦸꦏꦏ꧀ꦝꦼꦮꦼ꧉
Pemaknaan Becik ketitik, ala ketara dalam bahasa Indonesia :
Becik ketitik, ala ketara merupakan peribahasa Jawa yang artinya kebaikan kelihatan, kejelekan ketahuan.
Maknanya, setiap perbuatan yang baik pasti akan diketahui. Demikian sebaliknya, perilaku busuk cepat atau lambat juga pasti terungkap. Ini warisan ajaran luhur nenek moyang yang menggariskan bahwa hidup itu mesti melandaskan pada budi pekerti mulia.
Becik ketitik, ala ketara yaitu perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.
Becik ketitik ala ketara artinya tindakan baik akan kelihatan, tindakan buruk juga kan kelihatan.
Jika diterjemahkan dari bahasa Jawa, becik artinya baik dan ketitik artinya titik.
Lalu, ala artinya buruk dan ketara artinya terlihat.
Hal ini berarti sekecil apapun perbuatan baik atau buruk akan ketahuan.
Makna Becik Ketitik Ala Ketara
Becik ketitik ala ketara memiliki makna mendalam bahwa kita tidak boleh meremehkan atau mengabaikan tindakan kecil yang tampak kurang signifikan karena dampak jangka panjangnya bisa sangat besar dan berpengaruh.
Ungkapan becik ketitik ala ketara mengingatkan manusia untuk selalu memiliki pandangan mendalam dari suatu tindakan atau peristiwa.
Tidak hanya melihat sebuah peristiwa dari permukaan sebab dampak nyata seringkali baru terlihat setelah beberapa waktu.
Becik Ketitik Ala Ketara Kaitan dalam Surah Al Zalzalah Ayat 7 - 8
Islam hadir dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat setempat. Pada masyarakat nusantara kebudayaan sebelum islam hadir ialah budaya animisme, dinamisme, agama Hindu serta Budha. Komunikasi antar budaya memandang bahwa masyarakat ialah bentuk dari hubungan yang terjadi baik aspek kecil hingga besar. Komunikasi antar budaya memandang bahwa adanya perbedaan kebiasaan antara budaya satu dengan yang lainnya. Dalam surat Al – Zalzalah ayat 7 – 8 menunjukkan bahwa firman Allah SWT terhadap perbuatan manusia sekecil apapun akan mendapatkan balasannya. Hal ini selaras dengan falsafah jawa yang berbunyi “becik ketitik ala ketara” bermakna “perbuatan baik dan perbuatan yang jelek suatu saat akan nampak dan ketahuan pada akhirnya”. Oleh karena itu penulisan ini bertujuan untuk menggabarkan bagaimana pesan dakwah dari hubungan budaya serta ajaran agama dalam surat Al Zalzalah serta dalam falsafah becik ketitik ala ketara. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa dalam berdakwah untuk memperhatikan etika komuinikasi budaya untuk dapat memahami strategi dakwah di masyarakat serta penyampaian makna yang dapat diterima masyarakat.
Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 7 dan 8.
(Jangan Sekali-kali Remehkan Kebaikan, Walaupun Sedikitpun)
Berikut ini adalah teks, terjemahan, sababun nuzul dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Az-Zalzalah ayat 7 dan 8:
Artinya, (7) "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. (8) Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya".
Sababun Nuzul Surat Az-Zalzalah Ayat 7 dan 8
Imam Jalaluddin As-Suyuti (wafat 911 H) dalam kitabnya, Lubabun Nuqul menyebutkan riwayat Ibnu Abi Hatim dari Said bin Jubair tentang asbabun nuzul surat az-Zalzalah ayat 7 dan 8 sebagai berikut :
Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 6: Ketika Pahala dan Siksa Manusia Tampak di Depan Mata
Sedangkan yang lainnya mengira bahwa mereka tidak dicela karena melakukan dosa kecil, dusta, melihat (yang haram), menggunjing dan yang memyerupainya. Mereka mengatakan bahwa Allah hanya akan memberikan siksaan pada dosa-dosa besar. Karena itu kemudian Allah swt menurunkan ayat 7 dan 8 surat Al-Zalzalah : "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (baIasan)nya"." (Jalaluddin As-Suyuti, Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul, [Beirut, Darul Kutub 'Ilmiyah], halaman 215).
Ragam Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 7 dan 8
Syekh Mustafa Al-Maraghi (wafat 1371 H) menjelaskan kata zarrah dalam tafsirnya sebagai berikut :
Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 4-5: Saat Bumi Berbicara atas Perilaku Manusia
Syekh Nawawi Banten (wafat 1316 H) menafsirkan ayat 7 dengan makna: "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, yakni seberat semut kecil dia akan melihatnya." Kemudian ia menyebutkan perkataan Imam Ahmad bin Ka'ab Al-Qurazhi, sebagai berikut :
Kemudian beliau menjelaskan ayat 8: " Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah yakni seberat semut paling kecil, ia akan melihatnya." Beliau menyebutkan perkataan Ibnu Abbas sebagai berikut :
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa orang kafir akan disiksa sebab kekafirannya, sedangkan kebaikannya hanya akan bermanfaat baginya selama di dunia saja, seperti menolak kejahatan atau bahaya dari dirinya. Adapun di akhirat, kebaikannya tersebut tidak akan bermanfaat dan tidak akan dapat membebaskannya dari siksaan kekafiran, ini yang menjadikannya kekal di neraka.
Kedua ayat tersebut memberikan motivasi untuk berbuat kebaikan sekalipun itu remeh, serta untuk tidak menyepelekan kejelakan atau keburukan sekalipun itu remeh dan sedikit. Karena semua akan ada balasanya. Dalam hadits shahih disebutkan :
Imajiner Nuswantoro