Galihe Kangkung Susuhe Angin
Jika Kayu Gung Susuhing Angin telah ditemukan jika seseorang telah kamu mengerti tingkatan selanjutnya yang kita lakukan adalah nggoleki galihing kangkung.
Mencari galih kangkung bukan kah itu mustahil, kangkung tidak memiliki galih batang nya berongga dan tentu didalamnya hanya berisi sedikit air dn udara.
Justru disitulah bisa kita petik hikmahnya.
Jadikan galihmu (hatimu) kosong seperti galih kangkung. Kosong tak berarti mati.
Jadikan galihmu (hatimu) hidup seperti galih kangkung yang dihidupi oleh air dan udara.
Kosongkan hatimu dari ambisi ygmembara, dari hitamnya buruk sangka dari segala tabiat yang tidak bermanfaat dari keangkuhan yang memabukkan.
Jadilah insan yang hatinya tidak lara dianiaya tidak melaknat karena khianat tak jumawa oleh puji dan puja tak membalas benci dengan benci.
Istiqomahkan itu sehingga dirimu menjadi seperti pribahasa Tan tedhas tilas tapak paluning padhe lan sisaning gurinda.
Dirimu kebal tak tersentuh hatimu bening tak tercemari.
Galih Kangkung
Seperti halnya apa yang tertulis dalam kitab kitab jawa kuna atau pesan para sesepuh dahulu bahwa MANUNGGALING KAWULA GUSTI hanya akan dapat terwujud dalam manunggaling CIPTA, RASA, dan KARSA, demikian juga manusia yang MULIA pasti akan mengalami atau mendapati masa transisi dimana kebingungan hati dan terbenturnya sebuah PIKIRAN atau LOGIKA.
Karena apa yang diajarka para sesepuh dahulu acapkali hanya berupa bahasa SANEPAN atau bahasa KIASAN, hal ini banyak sekali dijumpai dalam banyak pepatah jawa yang kadang tidak bisa dicerna dengan akal pikir.
Misalnya :
GOLEKONO GALIHING KANGKUNG dalam arti biasa ini berarti kita harus mencari apa inti atau tengah-tengah dari sebuah pohon kangkung, padahal seperti yang kita tahu bahwa pohon kangkung itu sendiri pada saat kita belah menjadi dua maka kita akan melihat bahwa sama sekali tiada tengahnya, yang ada adalah rongga kosong seperti bilah bambu yang kita pecah / belah menjadi dua.
Selanjutnya apa makna kata kata para sesepuh diatas, apakah para sesepuh sudah GILA ?
Karena pada saat kita tau sama sekali tidak ada isi ditengah-tengah batang kangkung itu sendiri.
Dan apa maksudnya ?
Justru inti dari kata kata diatas adalah ketiadaan itu tadi, seperti halnya SIDARTHA GAUTAMA salah satu tokoh spiritual AGAMA BUDHA mengatakan ISI ADALAH KOSONG, KOSONG ADALAH ISI.
Bukan dalam arti beliau GILA.
Keduanya memiliki arti yang sama bahwa dibalik semua yang indah didunia ini hanyalah semu, tiada yang pantas dibanggakan karena itu semua hanya titipan yang suatu saat harus kita wariskan pada penerus kita.
Sedangkan dibalik semua yang tidak terlihat justru itulah yang sangat diperhitungkan nantinya, seperti, amal ibadah kita, sedekah, rasa ketakwaan kita, dan rasa rasa yang lain yang nanti pada akhir dunia ini sangat diperhitungkan oleh TUHAN dalam menentukan betapa kita menjadi manusia yang mulia atau tidak.
Dalam falsafah Jawa GOLEKONO GALIHING KANGKUNG memuat makna yang sama bahwa semua itu berawal dari kosong dan akan menjadi kosong pula, begitu juga manusia, dulu kita gak pernah ada karena kita masih dialam SUWUNG kemudian kita dilahirkan besar dewasa dan mati kita akan kembali ke alam SUWUNG itu sendiri.
Karena pada saat kita bertanya siapa TUHAN itu.
Ya kita bisa menjawab, Tuhan adalah kekosongan itu sendiri, padahal dalam kekosongan itu TUHAN berkarya dalam menciptakan segalanya.
Mencari Gusti Allah Melalui Sanepan
Kehidupan spiritual orang Jawa tidak terlepas dari Sanepan (perumpamaan). Namun dalam sanepan tersebut terdapat makna-makna yang dalam yang umumnya disamarkan sehingga tidak mudah untuk dimengerti oleh masyarakat secara umum.
Biasanya untuk memahami keberadaan GUSTI ALLAH, orang Jawa akan menggunakan sanepan untuk menyamarkan pesan yang akan disampaikan sehingga tidak akan tampak terbuka terang-terangan.
Ada beberapa sanepan yang perlu diketahui oleh para pendaki spiritual guna memahami GUSTI ALLAH. Sanepan-sanepan itu antara lain :
1. Golekana Tapak e Kuntul Mabur
2. Golekana Kayu Gung Susuhing Angin
3. Golekana Galihing Kangkung
Golekana Tapak e Kuntul Mabur
Kuntul atau bangau jika terbang maka akan sulit untuk melihat tapak kakinya. Hal itu sejatinya mengesankan bahwa GUSTI ALLAH itu ada namun kita tidak bisa melihatnya. Begitulah orang Jawa begitu halus 'membungkus' keberadaan GUSTI ALLAH dan tidak menerangkannya secara gamblang.
Golekana Kayu Gung Susuhing Angin
Sejatinya, makna kata 'Kayu' berarti 'karep' atau keinginan. 'Gung' berarti besar.
Sedangkan 'Susuhing Angin' adalah nafas manusia. Kalau sanepan itu dirangkum, maka memiliki arti yang bermakna : Keinginan yang kuat atau besar hanya bisa terkabul jika mampu menguasai nafas.
Golekana Galihing Kangkung
Dalam arti biasa ini berarti kita harus mencari apa inti atau tengah tengah dari sebuah tanaman kangkung, padahal seperti yang kita tahu bahwa tanaman kangkung itu sendiri pada saat kita belah menjadi dua maka kita akan melihat bahwa sama sekali tiada tengahnya, yang ada adalah rongga kosong seperti bilah bambu yang kita pecah/belah menjadi dua.
Selanjutnya apa makna kata kata diatas ?
Karena kita tau tidak ada isi ditengah-tengah batang tanaman kangkung itu sendiri.
Dalam filosofi Jawa GOLEKONO GALIHING KANGKUNG memuat makna bahwa semua itu berawal dari kosong dan akan menjadi kosong pula, begitu juga manusia, dulu kita gak pernah ada karena kita masih di alam SUWUNG kemudian kita dilahirkan besar dewasa dan mati kita akan kembali ke alam SUWUNG itu sendiri.
Karena pada saat kita bertanya siapa GUSTI ALLAH itu? Ya kita bisa jawab GUSTI ALLAH adalah kekosongan itu sendiri, padahal dalam kekosongan itu GUSTI ALLAH berkarya dalam menciptakan segalanya.
RAHAYU SAGUNG DUMADI
Imajiner Nuswantoro