SEMAR KINANDU, CUPU PALANG KINANTANG, CUPU KENTHIWIRI
Semar Kinandu merupakan gambaran keadaan penguasa dan pejabat tinggi.
Cupu Palang Kinantang sebagai gambaran untuk masyarakat menengah ke bawah.
Dan Cupu Kenthiwiri untuk menggambaran rakyat jelata.
Cupu Panjala berbentuk cawan kecil berjumlah tiga dengan ukuran berurutan yaitu besar, sedang dan kecil. Cupu paling besar dinamakan Semar Tinandhu, berukurang sedang Kalang Kinantang dan Kenthiwiri yang paling kecil. Tiga cawan ini dianggap magis oleh penduduk Gunungkidul.
Cupu Kyai Panjala saat ini ada 3 yakni Semar Tinandu, Palang Kinantang dan Kenthiwiri. Sebenarnya, jumlah Cupu Kyai Panjala ada lima, namun ada dua yang hilang yakni bernama Bagor dan Klobot.
Prosesi Pembukaan Cupu Panjala di Padukuhan Mendak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul. Prosesi berjalan dengan lancar dan total ada 57 gambar yang keluar dalam pembukaan kain kafan pembungkus cupu.
Berikut hasil gambaran bukaan cupu panjala :
Sisi Utara ada gambar penari
Sisi Barat ada gambar huruf L
Sisi Barat Daya ada gambar Bintang
Sisi tenggara ada gambar telapak kaki
Sisi utara ada gambar jagung tanpa daun
Sisi barat ada gambar bocah merangkak
Sisi utara gambar singa
Sisi tenggara gambar bintang 3
Sisi kulon gambar semar
Sisih timur laut ada gambar huruf S
Sisih Utara ada pohon pari kecil kecil 3 tempat
Sisi barat laut ada gambar sutra berwarna kebiru-biruan
Sisi barat daya ada gambar kepala terjepit
Sisi barat daya ada kepala menghadap ke utara
Sisih barat laut ada kepala burung menghadap utara
Sisi timur ada huruf SR
Kainnya selembar berbintik
Sisi tenggara ada gambar kambing
Sisi barat laut kainya berwarna agak merah
Sisi barat daya ada gambar kayu
Sisi timur ada gambar petani
Sisi barat daya ada gambar tikus jumlahnya 2
Sisi barat laut ada lingkaran
Sisi barat ada gambar monyet duduk menghadap ke utara
Sisi tenggara kidul ada gambar rumput
Sisi timur laut ada gambar wayang (samba)
Sisih barat gambar kepala orang
Sisih tenggara ada gambar wayang Batara Guru
Sisi barat daya ada gambar kambing
Sisi barat ada gambar anak anjing
Sisi timur laut ada gambar orang gundul
Sisih barat ada gambar orang
Sisi timur ada gambar bulan Bintang
Sisi barat ada gambar kulit kayu
Kainnya selembar kering
Sisi Utara ada gambar ular
Sisi timur ada gambar wayang bermata dua
Sisi barat ada gambar Garuda
Sisi barat ada gambar orang perempuan duduk
Sisi timur ono gambar Semar
Sisih timur ada huruf R
Sisi timur ada angka 1
Sisi bara ada gambar wayang Batara Narada
Sisih utara ada gambar putri dengan rambut bergelombang, sedakep menghadap barat
Sisi barat ada gambar pesawat
Sisih timur ada gambar tengkorak kepala manusia
Sisi timur kainnya kotor
Sisi barat ada gambar jajaran genjang
Sisi selatan ada gambar anak cilik memegang bunga
Sisi timur ada angka 5 terbalik
Sisi timur ada gambar tikus
Sisi timur ada gambar kepala kuda
Sisi timur laut ada gambar lima kacang. Dua kacang berisi tiga butir dan tiga kacang berisi masing-masing dua butir
Sisi barat ada gambar orang laki-laki menghadap timur
Semua kain dari awal basah dan lainnya kering
Kain selembar berbintik-bintik
Sisi selatan ada gambar huruf HX
KISAH ASAL USUL CUPU KYAI PANJALA
Tradisi pembukaan Cupu Kiai Panjala atau Cupu Panjala di Padukuhan Mendak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul
Keadaan Ketiga Cupu Kyai Panjala setelah kain satu persatu dibuka. Kemudian siap dibungkus kembali setelah diberi aneka bunga dan sesaji dalam kotak tempat Cupu.
Cerita 1
Pada Selasa Kliwon (27/9/2016) pagi dini hari Rumah Dwijo Sumarto dipenuhi masyarakat yang ingin melihat gambar ataupun mendengarkan pembacaan deskripsi pertanda di kain mori pembungkus Cupu Kyai Panjala.
Suasana rumah Dwijo Sumarto yang terletak di Padukuhan Mendak Desa Girisekar Kecamatan Pangang, Gunungkidul sudah ramai sejak Senin (26/9/2016) tepat malam (malam Selasa Kliwon). Dwijo Sumarto merupakan generasi ketujuh trah Kyai Panjala. Sebelum upacara ritual pembukaan Cupu Kyai Panjala, salah satu keluarga trah memberikan penjelasan singkat tentang tata tertib dan sejarah Cupu Kyai Panjala.
Dwijo Sumarto sebelumnya telah menuturkan, Cupu Kyai Panjala saat ini ada 3 yakni Semar Tinandu, Palang Kinantang dan Kenthiwiri. Sebenarnya, jumlah Cupu Kyai Panjala ada lima, namun ada dua yang hilang yakni bernama Bagor dan Klobot.
Dwijo Sumarto melanjutkan, dahulu isi kotak itu tidak hanya Semar Tinandu, Palang Kinantang dan Kenthiwiri saja, melainkan ada Bagor dan Klobot. Konon ceritanya, karena klobot dalam istilah Jawa adalah kulit jagung, sedangkan Bagor itu karung, maka keduanya merasa tidak dihormati.
Sebab namanya selalu disebut-sebut setiap mulut manusia tanpa penghormatan sedikit pun. Lalu mereka lenyap tak berbekas, serta tidak kembali hingga sekarang. Kejadian hilangnya Bagor dan Klobot itu sudah lama sekali, lebih dari ratusan tahun silam.
Dwijo Sumarto mengetahui cerita hilangnya dua cupu tersebut berasal dari cerita nenek moyang. Ia menjelaskan, Cupu Kyai Panjala berada di kediamannya sekarang ini sejak tahun 1957. Sebelumnya berada di sekitar atau di depan Balai Desa Girisekar.
Bahkan sebelumnya juga pernah berada di Temu Ireng, Girisuko, Panggang. Ritual pembukaan Cupu Kyai Panjala ini sudah turun-temurun dilaksanakan sejak ratusan tahun silam. Eyang Seyek adalah nama asli Kyai Panjala. Eyang Seyek merupakan orang yang menemukan dan memiliki Cupu Kyai Panjala.
Menurut cerita yang berkembang dimasyarakat, Cupu Kyai Panjala didapat Eyang Seyek saat njala (menjaring) di laut. Eyang Seyek tidak beristri dan tidak memiliki anak, akan tetapi Eyang Seyek memiliki 10 saudara kandung, 5 lelaki dan 5 perempuan.
Kakek buyut dari Dwijo Sumarto adalah saudara kandung Eyang Seyek, maka ia menjadi bagian dari ahli waris Cupu Kyai Panjala. Sampai saat ini Cupu Kyai Panjala diyakini sebagai simbol atau alat peramal kondisi atau kejadian bangsa Indonesia dalam masa setahun ke depan.
Semar Tinandu adalah gambaran keadaan penguasa dan pejabat tinggi, Palang Kinantang adalah gambaran untuk masyarakat menengah ke bawah, sedangkan Kenthiwiri adalah gambaran untuk rakyat kecil.
Cerita 2
Pada hari Senin (30/10/2023) hingga Selasa (31/10/2023) tengah malam. Prosesi berjalan dengan lancar dan total ada 57 gambar yang keluar dalam pembukaan kain kafan pembungkus cupu.
Banyak warga lokal bahkan juga dari luar kota yang masih percaya akan hasil ramalan dari gambar yang tertera pada kain pembungkus cupu tersebut. Sehingga digunakanlah acara ritual pembukaan cupu tersebut untuk menerka kejadian setahun kedepan sekaligus meminta berkah.
Juru doa akan mengiringi acara makan bersama sebelum pembukaan Cupu. Bersamaan juga menyampaikan doa puluhan orang yang mempunyai hajat sekaligus menghaturkan mereka yang kelegan (sukses), yang kemudian dalam sesajinya sebagai wujud syukur menyertakan ingkung, serta membantu memberikan singep (selimut) Cupu Kyai Panjala.
Lurah Girisekar, Sutarpan mengatakan pembukaan cupu merupakan tradisi yang berlangsung rutin dan sudah berjalan secara turun temurun. Antusiasme warga yang melihat juga tinggi sehingga panitia menyediakan tenda-tenda di depan rumah yang menjadi lokasi pembukaan.
“Yang masuk dibatasi. Jadi, pengunjung menunggu dari luar dengan mendengarkan melalui pengeras suara,” kata Sutarpan.
Semar Kinandu merupakan gambaran keadaan penguasa dan pejabat tinggi. Cupu Palang Kinantang sebagai gambaran untuk masyarakat menengah ke bawah dan Cupu Kenthiwiri untuk menggambaran rakyat jelata.
Dibungkus kain kafan belasan lapis, setiap waktu tertentu pembungkusnya dibuka dan dibaca gambarnya. Prosesinya sama dengan pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya. Setiap tamu yang hadir diberikan kenduri makan dua kali. Hidangan pertama dimakan sendirian dan yang kedua, hidangan sepiring dimakan berdua.
Setelah acara kenduri selesai dilanjutkan pembukaan tiga cupu yang terbungkus kain kafan. Pada saat dibuka total 57 gambaran yang muncul. Usai dibuka ketiga cupu dikembalikan ke dalam peti kemudian dibungkus dengan kain kafan yang telah disediakan. Selanjutnya, bungkusan ini dikembalikan ke tempat penyimpanan di dalam rumah.
Setelah kain penutup terbuka semua. Juru kunci cupu, Dwijo Sumarto langsung membuka peti yang berisikan tiga cupu. Cupu Semar kinandu letaknya doyong ke barat. Kenthi wiri doyong ke timur dan Palang Kinantang menghadap ke atas.