KERIS NOGOSOSRO SABUK INTEN
Keris nogososro sabuk inten dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai salah satu benda pusaka bertuah peninggalan kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Brawijaya ke-5. Pada abad XV tersebut sejarah dari keris nogo sosro ini bermula.
Masa pemerintahan Brawijaya V dikenal sebagai masa dimana majapahit mengalami kevakuman akibat ekspansi dari kerajaan lain maupun wabah penyakit dan bencana yang melanda di berbagai penjuru negari. Karena hal ini pula kemudian Sang Raja meminta salah satu Mpu yang terkenal dengan sebutan Mpu Supa atau akrab disebut sebagai Mpu Sedayu.
“Siro gaweo sijineng pusaka awujud keris kang bisa anggawe katentreman marang Majapahit ugo ngedohno sewuning mala bebayan saka rakyat Mahapahit”.
Demikian kurang lebih Sang Raja memerintah Mpu Sedayu untuk membuat sebuah pusaka kerajaaan.
Setelah melakukan sebuah pertapaan di atas bukit Mpu Sedayu mendapat petunjuk dari Sang Hyang Widhi dan memulai menggarap keris pusaka seperti yang diharapkan Prabu Brawijaya. Tidak kurang dari 40 hari Mpu Supa mengerjakan pusaka yang hingga kini masih akrab ditelinga masyarakat jawa tersebut. Demikian asal usul keris nogososro sabuk inten menurut berbagai cerita legenda dalam bahasa jawa.
Pusaka ciptaan Mpu Supa kemudian diberi nama keris Kyai Nogososro dan menjadi salah satu pusaka andalan kerajaan Majapahit khususnya oleh Prabu Brawijaya V. Tingkat ritual dan laku yang dijalankan oleh Mpu Supa membuat kesaktian keris tersebut tidak terbantahkan. Terbukti pada masa-masa berikutnya segala ancaman bahaya baik dari ekspansi Blambangan maupun musibah dan bencana di masyarakat Majapahit dapat diselesaikan.
Adapun bentuk dari keris nogososro yakni berupa sebilah keris dengan luk 13 berkepala naga serta bertaburan intan atau emas. Hal ini yang kemudian menjadikan pusaka Prabu Brawijaya ini terkenal dengan sebutan Keris nogososro sabuk inten yang berarti keris kyai nogososro bertaburkan emas mulai dari leher hingga ujung keris yang terlihat runcing sempurna.
KERIS NOGO SOSRO, KERIS TERSAKTI TIADA TANDINGANNYA
Masih dari peninggalan zaman kerajaan Majapahit keris ini terdiri dari dua benda pusaka ialah Keris Naga Sasra dan Sabuk Inten, dan terkenal dengan luk 13, 11, 9, dan bisa berdiri sendiri.
Keris ini sebuah maha karya dari pembuatan Keris ternama Ki Nom, diceritakan legenda tentang Keris Naga Sasra Inten berasal dari kisah Mahesa Jenar, murid kesayangan Syekh Siti Jennar, Kharismanya begitu kuat sampai Mahesa Jennar tertarik untuk memburu keberadaan Keris tersebut.
Karena dikatakan bagi siapa saja yang berhasil memiliki Keris Naga Sasra Sabuk Inten, dia akan menjadi pewaris tahta kerajaan Demak !
NOGOSOSRO SABUK INTEN
Dikisahkan oleh S. H. Mintardja dalam bukunya Nogo Sosro & Sabuk Inten bahwa kedua bilah keris pusaka kerajaan yaitu Keris Naga Sasra dan Keris Sabuk Inten raib dari gedhong pusaka keraton. Lalu sang raja memerintahkan Mahesa Jenar sang lakon dalam kisah ini untuk mencari kedua bilah keris Naga Sasra dan Sabuk Inten tersebut, mengingat akan sangat berbahaya bila kedua bilah keris tersebut sampai jatuh ketangan orang yang tidak benar, ditengah berkecamuknya perebutan kekuasaan kerajaan-kerajaan di tanah Jawa saat itu.
Salah Kaprah pun lalu timbul dikalangan masyarakat awam perkerisan, banyak yang mengira bahwa Sabuk Inten adalah sebuah keris mewah yang dihiasi intan (disabuk'i inten), padahal anggapan itu keliru.
Adapun Sabuk Inten sendiri adalah sebilah dhapur keris dengan ciri ricikan sebagai berikut :
- Luk 11.
- Sekar Kacang.
- Jalen.
- Lambe Gajah.
- Sogokan rangkep.
- Pejetan.
- Tikel alis.
- Sraweyan.
- Greneng.