Namo Se Cia Mou Ni Fo
Namo Amituofo
Namo Guan Shi Yin Phu Sa
DOA BUDHA
Amalkan Mantra Tiga Permata dalam Doa Buddha Ini Agar Bahagia dan Sejahtera
Berdoa merupakan kegiatan yang dianjurkan oleh setiap agama dalam kegiatan apapun termasuk dalam ajaran Buddha. Doa Buddha dibutuhkan oleh umatnya agar hati menjadi tenang dan damai.
Doa Buddha dalam agama yang diajarkan oleh Sidharta Gautama ini memiliki banyak keutamaan dan macamnya. Ada mantra sederhana dan utama bisa diamalkan untuk Tiga Permata agar selalu bahagia dan sejahtera.
Doa Buddha atau mantra ini harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari supaya pekerjaannya di dunia lebih diberkahi.
Namun, yang membedakan doa dari ajaran Buddha dan agama lainnya adalah pada agama ini tidak memiliki doa khusus atau doa utama.
Doa pada agama Buddha cenderung berasal dari kata-kata harapan pribadi seseorang.
Pengucapan doa pada agama ini juga membutuhkan energi spiritual dimana harus memusatkan energi pada mental dan emosi penganutnya.
Selain itu, mereka juga harus berdoa dengan membayangkan kondisi yang bahagia baik bagi pendoa ataupun orang yang dituju.
Sebelum melakukan doa sebaiknya mempelajari beberapa mantra dasar yang dimaksudkan untuk lebih menenangkan diri dan memfokuskan diri dalam berdoa.
Berikut adalah beberapa mantra dasar yang bisa di lantunkan sebelum melakukan Doa Buddha :
1. Om A Ra Pa Ca Na Dhih
Mantra ini bisa digunakan untuk meningkatkan kebijaksanaan, berpikir kritis dan kemampuan menulis.
2. Om mani padme hum
Mantra ini berarti “aku bersujud kepada permata dan teratai”. Pelantunan dari mantra ini adalah ‘ohm man-ee pad-mae hoom’.
3. Om Amideva Hrih
Mantra ini berarti “untuk mengatasi segala rintangan dan halangan”. Mantra ini sendiri dilantunkan dengan bacaan ‘OM Ami-dehva re’.
Ulangi mantra-mantra sederhana tersebut dan amalkan untuk Tiga Permata. Selain mendoakan diri sendiri anda sebaiknya mendoakan orang-orang disekitar anda agar bahagia dan sejahtera
DOA MANTRA BUDDHISME (TIBET, TANTRA, TANTRA BUDDHA)
Ketika kita tertekan atau cita kita bergejolak dengan pikiran-pikiran negatif dan gandrung, mendaraskan mantra adalah cara yang berguna dan tanpa akibat sampingan untuk menenangkan diri, menyayupkan suara batin yang bising, dan membangkitkan tataran batin dan rasa yang lebih positif. Di dalam laku Buddha, mantra-mantra khusus dapat digunakan untuk membuat cita jadi lebih berwelas asih, lebih jernih, atau berpemahaman lebih mendalam. Mantra adalah alat berdaya yang bermanfaat tidak hanya bagi para pelaku rohani, tetapi siapa pun yang menghadapi berbagai tantangan kehidupan masa kini.
Mantra.
Bagi sebagian orang, kata ini memunculkan bayangan tentang suku-suku kata pengabul keinginan. Yang lain berpikir melantunkannya adalah bentuk doa atau bakti. Dewasa ini, partai-partai politik dan merek-merek komersial mempromosikan "mantra-mantra" mereka kepada kita dalam bentuk pameo-pameo yang menarik perhatian. Akan tetapi, di dalam laku Buddha, penggunaan mantra sama sekali tidak seperti itu. Dalam ajaran Buddha, mantra dipergunakan sebagai alat canggih untuk membantu kita membangkitkan dan tetap memusat pada tataran-tataran cita yang bermanfaat, seperti welas asih bagi sesama, atau kejernihan pikiran
Mantra adalah frasa-frasa kata dan suku kata yang didaraskan terus menerus untuk membantu pemusatan perhatian pada tataran cita yang bermanfaat, guna melindungi cita dari tataran-tataran yang negatif.
Kata mantra dalam bahasa Sanskerta terdiri dari kata akar man yang berarti "cita", dengan akhiran -tra yang berarti "alat" yang dengan persis menggambarkan makna mantra dalam ajaran Buddha: "alat-cita". Mantra juga dijumpai di semua aliran kerohanian India, dan di peradaban lain juga. Orang Tibet, misalnya, memahami mantra sebagai bentuk "perlindungan-cita", sebuah alat untuk melindungi cita dari pikiran dan perasaan gelisah.
Didaraskan langsung atau dalam hati, di dalam atau di luar meditasi, mantra membantu cita kita untuk tenang dan berhati-hati akan tataran positif.
Di sini, kehati-hatian mengacu pada suatu kesadaran yang bertindak sebagai lem batin, yang merekatkan perhatian kita pada mantra dan tataran batin yang berkaitan dengannya, dan mencegah kita melantur dan menumpul.
Kita dapat menjalankan laku mantra kita lebih jauh lagi, menggunakannya untuk memadukan wicara dengan raga dan cita kita. Misalnya, kalau kita hendak menolong atau menghibur seseorang dan ingin membangkitkan rasa welas asih yang kuat (keinginan agar mereka terbebas dari masalah mereka), kita dapat menggumamkan mantra "om mani padme hum" (yang mungkin merupakan mantra Buddha yang paling terkenal) baik dengan mulut ataupun di dalam hati kita. Ini membuat kita tetap terpusat pada rasa welas asih dan mempersiapkan diri kita untuk bicara dan bertindak secara berwelas asih ketika kita mencoba untuk mengulurkan bantuan.
Sebagian mantra mengandung kata-kata bahasa Sanskerta yang dicampur dengan suku-suku kata, sementara sebagian lain hanya terdiri dari suku-suku kata saja. Kata-kata dan suku-suku kata tersebut mewakili berbagai segi ajaran Buddha, seperti di contoh "om mani padme hum":
Om – suku kata ini terdiri dari tiga bunyi a, u, dan m, dan mewakili raga, wicara, dan cita yang diperoleh dengan pencerahan serta raga, wicara, dan cita biasa kita yang perlu terlebih dahulu dimurnikan dari celanya.
Mani – kata ini berarti "permata" dan mengacu pada anasir pertama, atau sisi caranya, dari dua anasir yang mewujudkan pemurnian di atas. Dalam lingkung ini, caranya adalah welas asih, yang menjadi dasar bagi tujuan bodhicita kita untuk meraih pencerahan agar mampu memberi manfaat bagi semua makhluk sebaik-baiknya.
Padme – kata ini berarti "teratai", dan mewakili anasir kedua, yakni kebijaksanaan, pemahaman akan sunyata. Sunyata (kekosongan) adalah tiadanya cara mengada yang mustahil. Biasanya kita membayangkan berbagai macam omong kosong tentang cara kita, orang lain, dan dunia ini mengada, tetapi citra bayangan ini tidak ada hubungannya dengan kenyataan. Kita yakin bahwa semua citra ini benar, dan karenanya kita jadi terpusat diri dan tidak mampu mengembangkan welas asih yang tulus lagi dermawan.
Hum – suku kata ini menandakan ketidakterpisahan, dan di sini maksudnya antara cara dan kebijaksanaan, yang akan mewujudkan pencerahan demi manfaat bagi semua.
Akan tetapi, mantra ini, seperti kebanyakan mantra lainnya, punya tingkat makna yang berbeda-beda. Orang dapat menjadikan laku welas asihnya lebih ampuh lagi dengan mengarahkan meditasinya kepada mereka yang berduka karena didera masalah tertentu, sembari mendaraskan mantra ini [Lihat: Apa itu Iba?]. Masing-masing suku kata punya kaitan dengan sekelompok perasaan gelisah yang utama:
Om – kesombongan dan keangkuhan
Ma – iri hati dan kecemburuan
Ni – nafsu, keserakahan, dan kemelekatan
Pad – kebodohan yang lugu dan kepicikan yang bebal
Me – sifat pelit dan kikir
Hum – sikap bermusuhan dan kemarahan.
Kemudian, langkah lanjutannya adalah menguraikan tataran cita welas asih kita lebih jauh lagi dengan tetap mengingat enam paramita (enam sikap menjangkau-jauh), yang juga ada kaitannya dengan enam suku kata itu:
Om – kemurahan hati
Ma – sila
Ni – kesabaran
Pad – kegigihan
Me – kemantapan batin (daya pemusatan)
Hum – kesadaran pembeda (kebijaksanaan)
Pendarasan mantra yang bersuara melibatkan napas, yang, dari sudut pandang Buddha, memengaruhi tenaga-tenaga halus raga kita. Bahkan mendaraskan mantra dalam hati sekalipun dapat memengaruhi tenaga-tenaga ini. Dengan menerapkan irama tetap pada napas dan tenaga-tenaga halus, pendarasan mantra dapat membantu menenangkan pikiran dan perasaan gelisah, menenteramkan kita, dan membuat cita jadi lebih tajam dan jernih.
Laku mantra yang lebih lanjut, di mana kita membentuk napas dan tenaga halus ini, akan membantu kita untuk memasuki tingkat terhalus dari cita kita. Saat cita halus ini dipusatkan pada sunyata, ia menjadi alat yang luar biasa berdaya yang paling berdaya untuk menyingkirkan segala ketaksadaran dan kebingungan akan kenyataan selamanya dari kita, dan membawa kita pada pencerahan. Guru utama saya, Tsenshap Serkong Rinpoche, dulu sering berkata, "Ada tiga hal paling berdaya di dunia ini yang membawa manfaat bagi semua makhluk: obat, teknologi, dan mantra." Saat menyebut mantra, ia mengacu pada Sutra Hati, yang menyatakan bahwa kesempurnaan kebijaksanaan (kesadaran pembeda yang menjangkau-jauh akan sunyata) adalah "mantra pelindung cita yang tidak terlampaui...matra pelindung cita yang sepenuhnya mengheningkan segala duka."
Ada beraneka macam penerapan untuk laku mantra di dalam agama Buddha. Sebagai awalan, mantra mengatur napas dan tenaga-tenaga halus, yang memampukan cita kita untuk tenang. Mantra kemudian membantu kita untuk tetap memusat pada tataran-tataran cita atau perasaan yang positif, seperti kasih dan welas asih. Lebih jauh lagi, mantra membantu kita memadukan dan menyelaraskan raga, wicara, dan cita kita. Akhirnya, melalui laku yang lebih dalam, mantra membantu kita untuk memasuki tingkat cita yang paling halus dengan pemusatan pada sunyata, yang membimbing kita pada pencerahan demi manfaat bagi semua.
BELAJAR DHARMA
Hari ini kejam, besok akan lebih kejam.
Besok lusa akan lebih indah.
Banyak orang mati, besok petang, sehingga tidak melihat matahari terbit.
Terus melangkah, Jangan menyerah.
Yakin Esok lusa Semua akan indah :
Mantra Buddha
Namo Buddhaya,
Manfaat dari membaca Mantra / Keng dalam Agama Buddha diantaranya yaitu :
1. Kesehatan
2. Rejeki
3. Keluarga yang harmonis
4. Untuk pertumbuhan IQ
5. Untuk menangkal guna-guna
6. Dapat menangkal musibah - musibah seperti banjir , dll
7. Dan permohonan yang wajar dapat terkabul .
Untuk mendapat manfaat di atas, saat membaca Mantra / Keng kita harus tulus dan tanpa ada paksaan .
Berikut ini jenis-jenis mantra dan kegunaannya dalam Agama Buddha :
Sebelum membaca Mantra / Keng, dianjurkan agar terlebih dahulu mandi, pakai pakaian yang bersih dan sopan. Dengan hati sujud bersembhayang kepada Buddha, Kwan Im Pu Sat atau dewa-dewa lain. Setelah siap menancapkan Hio barulah kita mulai membacakan Mantra / Keng.
MANTRA MENSUCIKAN MULUT :
OM SIU LI SIU LI MO HO SIU LI SIU SIU LI SA PO HO
MANTRA MENSUCIKAN BADAN :
OM SIU TO LI SIU TO LI SIU MO LI SA PO HO
MANTRA MENGUNDANG DELAPAN PHU SA :
NA MO KWAN SHE YIN PHU SA MO HO SA
NA MO MI LE FO PHU SA MO HO SA
NA MO SHI KHUNG CANG PHU SA MO HO SA
NA MO PHU SIEN FO PHU SA MO HO SA
NA MO CIN KANG SOU PHU SA MO HO SA
NA MO MIAO CI SIANG PHU SA MO HO SA
NA MO CHU CAI CANG PHU SA MO HO SA
NA MO TI CANG WANG PHU SA MO HO SA
Pai Yuen :
Na Mo Pen She She Cia Mo Ni Fo (3x)
Na Mo Siau Cai Yen Sou Yau She Fo (3x)
Na Mo Chi Lo She Jie A Mi To Fo (3x)
Na Mo Ta Pei Kuan She Yin Pu Sa (3x)
Na Mo Ta She Che Pu Sa (3x)
Na Mo Mi Le Pu Sa (3x)
Na Mo Ta Yuen Ti Cang Wang Pu Sa (3x)
Na Mo Qing Ching Da Hai Chung Pu Sa (3x)
Terjemahan :
Vandana (Penghormatan) :
1. Namo Sakyamuni Buddha (3x)
2. Namo Bhaishajyaguru Buddhaya (3x)
3. Namo Amitabha Buddhaya (3x)
4. Namo Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattv (3x)
5. Namo Mathasthamprapta Bodhisatva Mahasatva (3x)
6. Namo Maitreya Bodhisattva Mahasatva (3x)
7.Namo Kshitigarbha Bodhisatva Mahasattva (3x)
8.Namo Sabbe Bodhisttva Mahasatva (3x)
San Kui I :
Ce Kui I Fo Tang Yen Cung Sen
Thi Cie Ta Tau Fa U Sang Sin
Ce Kui I Fa Tang Yen Cung Sen
Sen Ru Cing Cang Ce Hui Ju Hai
Ce Kui I Seng Tang Yuen Cung Sen
Thung Li Ta Cung I Chie U Ai
He Nan Sen Cung
Terjemahan :
Trisarana :
Buddhang Saranang Gacchami
Dhammang Saranang Gacchami
Sanghang Saranang Gacchami
Dutiyampi Buddhang Saranang Gacchami
Dutiyampi Dhammang Saranang Gacchami
Dutiyampi Sanghang Saranang Gacchami
Tatiyampi Buddhang Saranang Gacchami
Tatiyampi Dhammang Saranang Gacchami
Tatiyampi Sanghang Saranang Gacchami
Mantra Bodhisattve Tangan Seribu :
Om Ram
Om Svar
Nama Saptanam Samyaksambuddha Kotinam Jita
Om Jarah Vajra Kundhi Svaha
Om Bhur
OM MANI PADME HUM ! ( 3x , 7x , 12x , 27x , atau 108x)
TA PEI SHEN COU (MAHA KARUNA DHARANI) :
Baca Dahulu :
- Na Mo Ta Pei Kuan She Yin Phu Sa (3 X)
- Na Mo Si Fang Sie Yin Tao She A Mi Tho Fo (3 X)
Na Mo He La Ta Na To La Ye Ye
(Dengan penuh sujud aku Berlindung Kpd Tri Ratna)
Na Mo O Li Ye Po Lu Cie Ti Suo Po La Ye,
(Dengan Penuh Sujud Aku Berlindung kepada Yang Maha Sempurna)
Phu Ti Sa To Po Ye Mo He Sa To Po Ye
(Mahkluk yg Telah Mencapai Pencerahan Bodhi)
Mo He Cia Lu Ni Cia Ye,
(Mahkluk Agung Maha Welas Asih)
Aum Sa Po La Fa Yi Su Ta Na Ta Sie
(Aum Beliau yg mempunyai kekuatan kesempurnaan Dharma)
Na Mo Si Ci Li To Yi Meng A Li Ye
(Dengan sepenuh hati dan sujud aku berlindung kepada Mu)
Po Lu Cie Ti Se Fo La Ling To Po
(sumber segala kesucian)
Na Mo Na La Cin Ce
(Setulus hati aku bersujud Pada MU)
SI Li Mo He Pu Tuo Sa Mi
(Cahaya kebajikan Agung yg tiada batas)
Sa Pho Ah Tha Tou SU Peng Ah Se Yin
(Para Buddha sayup-sayup merasakannya)
Sa Po Sa To Na Mo Po Sa To
(yang memiliki semua kemuliaan kebahagiaan kemakmuran tak terkalahkan)
Na Mo Po Chie Mo Fa The Tou
(Sumber berkah semua makhluk di seluruh penjuru alam)
Ta Che Ta Aum, Ah Po Lu Si Lu Cia Ti
(Aum beliau yang mendengarkan suara dunia mengatasi segala rintangan karma)
Cia Lo Ti, Yi Si Li Mo He Phu Thi Sa To
(Aku akan menjalankan ajaranmu sampai tercapainya pencerahan)
Sa Po Sa PO Mo La Mo La,
(Memberi yang baik utk semuanya di dalam berkah dan kebijaksanaan Mu)
Mo Si Mo Si Li Tho Yin Chi Lu Chi Lu
(Inti ketenangan tak terhingga laksana Dharma melepaskan kerterbatasan mengembangkan kemajuan pribadi dan menolong smua makhluk)
Chie Meng, Tu Lu Tu Lu Fa Se Ye Ti
(Berlatihlah atasi kelahiran dan kematian raih kemenangan agung gemilang)
Mo He Fa Se Ye Ti To La To La Ti Li Ni
(Bersatulah tenang jernih tajam berani pancarkan cahaya terang benderang)
Se Fo La Ye Ce La Ce La Mo Mo Fa Mo La
(Guncang guncanglah bebaskan aku dari noda bahtin)
Mu Ti Li Yi SI Yi SI Se Na Se Na
(Datang Datanglah dengar dengarlah)
Ah La Sen Fo La She Li
(Raja Dharma memutar ajaran)
Fa Sa Fa Sen Fo La Se Ye Hu Lu Hu Lu Mo La
(Kabar gembira senyum suka cita terimalah Dharma menyatu dalam hati)
Hu Lu Hu Lu Si Li Suo La Suo La
(Laksanakan Dharma tampa timbul keraguan teguh tak tergoyahkan)
Si Li SI Li Su Lu Su Lu
(Raih kemenangan tak terkalahkan bagaikan embun sejuk yang menyembuhkan)
Pu Thi Ye Pu Thi Ye Pu Tho Ye Pu Tho Ye
(Terang teranglah batin sadar sadarlah tercerahkan)
Mi Ti Li Ye Na La Cin Ce Ti Li Se Ni Na
(Beliau yg maha asih yg patut di puja laksana pedang kebenaran yg kuat dan tajam)
Pho Ye Mo Na Sa Po He
(kepada yang sempurna Svaha)
Si Tho Ye Sa Pho He
(kepada yg mulia Svaha)
Mo Ho SI Tho Ye Sa Pho He
(kepada yg maha gaib svaha)
Si to Yu Yi Se Po La ye Sa Pho he
(Beliau yg memiliki gaib sempurna svaha)
Na La Cin Ce Sa Pho He, Mo La Na La
(Pelindung yg maha asih svaha)
Sa Pho He, Si La Sen A Mu Cu Ye Sa Pho He
(Beliau yg mampu mengatasi smua kesulitan svaha, yg berwajah singa Svaha)
Sa Po Mo He Ah Si Tho Ye Sa Pho He
(Beliau yg memiliki kegaiban agung Svaha)
Ce Ci La Ah SI to Ye Sa Pho He
(Beliau yg memiliki kegaiban cakra svaha)
Pho To Mo Ci Tho Ye Sa Pho He
(Yg memegang bunga teratai svaha)
Na La Cin Ce Pho Cia La Ye Sa Pho He
(Pelindung yg welas dan patut di puja svaha)
Mo Po Li Sen Ci La Ye Sa Pho He
(Resi agung yg menjalani hidup suci Svaha)
Na Mo He La Ta Na To La Ye Ye
(Dengan penuh sujud aku berlindung kepada Tri Ratna)
Na Mo Ah Li Ye Po Lu Cie Ti
(Dengan penuh sujud aku berlindung)
Suo Po La Ye Sa Pho He
(kepada yg maha Sempurna Svaha)
Aum Si Thien Tu Man To La Pha To Ye
(Aum semoga jalan mantra ini membuahkan kegaiban kesuksesan)
Sa Pho Ho
(Svaha)
Mantra - Thai Yang Sing Jiun Seng Cing ( Thai Yang Cing) :
Untuk Tian Kong / Dewa Langit / Tuhan
NA MO MING MING CU KUANG FO, SE TA SEN COU CEN JIEN KHUN,
THAY YANG CHU SIEN MAN THIAN HUNG, COU YE SING LAI PU CU THING,
SING TE KUAI LAI CUI JEN LAO, SING TE CHE LAI PU LIU CHUN,
CIA CIA MEN JIEN TOU CAO KUO, TAO JE CUNG SEN CIAO SIAO MING,
NAO WO THAY YANG KUI SAN CU, EK SI LI MIN KHU CUNG SEN,
THIEN SANG WU WO WU COU YE, TI SIA WU WO SHAO SOU CHEN,
WEI WEI SHEN MING YOU JEN CING, NA KE CING WO THAY YANG SHEN,
THAY YANG SAN YE SI CIU SEN, CIA CIA NIAN FO TIAN HUNG TENG,
YOU JEN CUAN WO THAY YANG CING, HE CIA LAO YOU MIEN CAI SING,
NA MO MING MING CU KUANG FO, CUAN YI SAN NAN SIN NI JEN,
MEI JE CAO CAO NIAN QI PIAN, YUNG SHI PU JU TI YI MEN,
LIN MING CUNG SHE SEN CING THU, CIU SUAN QI CU CING CHAO SHEN.
Wang Shen Chou :
Na Mo A Mi To Po Ye
To Tha Cie To Ye
To Ti Ye Tha
O Mi Li To Po Pi
O Mi Li To Shi Tan Po Pi
O Mi Li To Pi Cia Lan Ti
O Mi Li To Pi Cia Lan To
Cie Mi Ni
Cie Cie Na
Ce Tuo Cia Li
Sa Po Ho
Mantra Wang Shen Chou biasanya dibaca saat seseorang meninggal dunia agar jiwanya tenang dan terlahir di Alam Bahagia . Dibaca (3x),(7x),(12x),(27x), atau (108x) .
Namo Amitofo (3x),(7x),(12x),(27x), atau (108x)
Sabbe Satta Bhavantu Suki Tattha (Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia)
Semoga Artikel Mantra di atas dapat membantu dan lebih giat berdoa.
Saddhu