KEBAT KLIWAT GANJANG PINCANG
Kebat kliwat, gancang pincang yaitu tindakan yang tergesa-gesa pasti tidak sempurna.
Kebat kliwat adalah istilah yang sering digabungkan dengan istilah gancang pincang yang maknanya kurang lebih sama, yaitu kencang, tetapi pincang. Sebuah pekerjaan yang dilakukan dengan gegas dan gesa, tanpa pikir panjang dan hasilnya akan pincang.
KEBAT KLIWAT, GANCANG PINCANG, KESUSU KESARU
Kebat Kliwat
Kebat = cepat.
Kliwat = lelewatan.
Cepat bukannya jelek. Yang dimaksud dengan kebat disini adalah ketergesa-gesaan.
Gacang Pincang
Gancang = tergesa-gesa.
Pincang = timpang / tidak imbang.
Orang berjalan kalau tergesa-gesa, banyak peluang untuk menjadi pincang.
Kesusu Kesaru
Kesusu = tergesa-gesa.
Kesaru = tiba-tiba kedatangan yang lain, bisa orang, bisa pekerjaan, bisa masalah.
Bisa dibayangkan bahwa orang tergesa-gesa mengerjakan sesuatu yang nyaris terlambat kemudian kedatangan pekerjaan lain atau masalah baru.
KEBAT KLIWAT
Kebat kliwat adalah istilah dalam bahasa Jawa yang artinya kurang lebih adalah cepat terlewatkan. Biasanya istilah kebat kliwat digabungkan dengan gancang pincang yang maknanya sepadan. Istilah ini berkenaan dengan perbuatan seseorang yang tergesa-gesa dalam menyelesaikan segala sesuatu atau tugas. Tugas tersebut bisa diselesaikan dengan cepat namun tidak sempurna hasilnya, atau ada yang kurang dan ketinggalan. Cepat itu bagus dan bahkan sangat diperlukan, tetapi kita jangan sampai lupa untuk tetap cermat, teliti, dan kita periksa kembali tugas-tugas kita agar tidak terjadi fenomena kebat kliwat seperti istilah tersebut diatas.
فكّر قبل أن تعزم
Berfikirlah sebelum kamu berazam (berniat melakukan sesuatu).
Luar biasa kan ? sebelum melakukan aktifitas saja kita harus berfikir terlebih dahulu, dan satu saran buat saya sendiri pada khususnya untuk memudahkan kita dalam menyelesaikan tugas hendaknya kita membuat agenda dan skala prioritas mana yang harus kita dahulukan, biar tidak terjadi salang-surup dan tentunya fenomena kebat kliwat gancang pincang ini dapat kita hindari.
Sikap Kebat kliwat adalah sifat melampaui batas atau berlebih-lebihan. Dalam agama, perilaku melampaui batas di sebut ghuluw ini adalah sikap yang tercela dan di larang oleh syariat. Ghuluw sama sekali tidak akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya; juga tidak akan membuahkan hasil yang baik dalam segala urusan. Apalagi jika hal tersebut dalam urusan agama.
Allah berfirman Qs Al Ma'dah :77 :
قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوٓا۟ أَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا۟ مِن قَبْلُ وَأَضَلُّوا۟ كَثِيرًا وَضَلُّوا۟ عَن سَوَآءِ ٱلسَّبِيلِ
Katakanlah : "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus".
Ghuluw dalam agama itu sendiri adalah sikap dan perbuatan berlebih-lebihan melampaui apa yang di kehendaki oleh syariat baik berupa keyakinan dan perbuatan. Menjauhi sikap ghuluw atau ekstrem berlaku untuk segala peri kehidupan, Islam mengajarkan konsep keseimbangan dalam memenuhi berbagai kecenderungan yang ada pada diri manusia.
TIPE MANUSIA MELAMPAUI BATAS MENURUT AL QUR'AN
Tipe manusia melampaui batas. Tulisan ini hanya menyampaikan tidak menghakimi orang lain. Hanya Allah yang berhak menghakimi.
Setiap umat manusia dengan hidup melampaui batas akan kembali dihinakan. Kisah-kisah manusia terdahului seperti Fir'aun, Qorun, hidupnya berakhir tragis.
Allah menilai setiap hati manusia kapan melampaui batas, dan kapan masih ada pada batas kewajaran.
Menurut Al-Qur'an ada dua tipe manusia melampaui batas :
1. Orang yang melampaui batas adalah mereka yang pola pikirnya cenderung pada keuntungan dunia. Jarang sekali berhitung untuk kepentingan akhirat.
Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas (Al-'Alaq, 96:6). Sifat manusia selalu berlebihan dalam segala hal. Hanya orang berakal sehat akan tetap sadar.
Lebih spesifik Allah menjelaskan kriteria orang melampaui batas. "Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia" (An-Naaz'aat, 79:37-38)
فَاَمَّا مَنۡ طَغٰىۙ
Maka adapun orang yang melampaui batas
وَاٰثَرَ الۡحَيٰوةَ الدُّنۡيَا
Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia
Orang yang cenderung pada dunia dapat dilihat pada saat bekerja, akan selalu berhitung dengan upah kerja. Mindset ini tidak disadari, dirinya telah masuk kriteria orang melampaui batas yang cenderung pada dunia.
Prilaku ini ada pada rakyat biasa atau para pekerja. Jika kita menemukan pola pikir seperti di atas pada diri kita, hati-hati karena itu penyebab kita gagal syukur dan selalu stres.
2. Orang yang melampaui batas adalah mereka yang diberi kekuasan oleh Allah. Namun kekuasaannya digunakan secara berlebihan karena merasa dirinya seperti Allah.
Kekuasaannya digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan kehendal Allah. Kelewatan, Kekuasaannya hanya digunakan untuk kepentingan pribadi.
Di dalam Al-Qur'an diceritakan bagaimana orang yang diberi kekuasaan melampaui batas, "Maka dia mengumpulkan lalu berseru memanggil kaumnya. Akulah tuhan mu yang paling tinggi" (An-Naazi'aat, 79:23-24).
فَحَشَرَ فَنَادٰى
Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya).
فَقَالَ اَنَا رَبُّكُمُ الۡاَعۡلٰى
(Seraya) berkata, "Akulah tuhanmu yang paling tinggi."
Kalangan penguasa yang melampaui batas, sikapnya berlebihan dan cenderung mengagendakan kepentingan-kepentingan untuk pribadi dan kelompoknya. Allah akan membinasakannya.
JANGAN MELAMPAUI BATAS
Manusia sangat bangga dengan materi sehingga tidak segan berbuat zalim. Sekali kali tidak boleh demikian! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas apabila melihat dirinya serba cukup dengan harta, jabatan, pengikut, dan semisalnya. Apa yang dimiliki membuatnya mudah mengingkari nikmat Allah dan lupa bahwa semua adalah anugerah-Nya.
Al-'Alaq 8 :
اِنَّ اِلٰى رَبِّكَ الرُّجْعٰىۗ
Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu).
Tafsirnya :
Manusia sangat bangga dengan materi sehingga tidak segan berbuat zalim. Sekali kali tidak boleh demikian! Sungguh,
Allah menyesali manusia karena banyak mereka yang cenderung lupa diri sehingga melakukan tindakan-tindakan yang melampaui batas, yaitu kafir kepada Allah dan sewenang-wenang terhadap manusia. Kecenderungan itu terjadi ketika mereka merasa sudah berkecukupan. Dengan demikian, ia merasa tidak perlu beriman, dan karena itu ia berani melanggar hukum-hukum Allah. Begitu juga karena sudah merasa berkecukupan, ia merasa tidak butuh orang lain dan merasa berkuasa, dan karena itu ia akan bertindak sewenang-wenang terhadap orang
Wahai manusia, sungguh hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali-mu. Pada hari kiamat Allah akan menghitung apa saja yang engkau perbuat di dunia. Dia akan membalas orang yang melampaui batas sesuai dengan azab yang setimpal.
Tafsirnya :
Allah menyesali manusia karena banyak mereka yang cenderung lupa diri sehingga melakukan tindakan-tindakan yang melampaui batas, yaitu kafir kepada Allah dan sewenang-wenang terhadap manusia. Kecenderungan itu terjadi ketika mereka merasa sudah berkecukupan. Dengan demikian, ia merasa tidak perlu beriman, dan karena itu ia berani melanggar hukum-hukum Allah.
Begitu juga karena sudah merasa berkecukupan, ia merasa tidak butuh orang lain dan merasa berkuasa, dan karena itu ia akan bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain itu.
Allah menegaskan kepada Nabi Muhammad bahwa mereka yang durhaka itu akan kembali kepada-Nya. Mereka pasti mati dan akan berhadapan dengan-Nya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Bila mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, berarti mereka nanti akan tahu, bahwa mereka akan diazab dan menyesal. Dalam ayat lain, Allah berfirman mengenai bagaimana keadaan yang akan dialami para pendurhaka itu Ibrahim/14: 42-43 :
وَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰهَ غَافِلًا عَمَّا يَعۡمَلُ الظّٰلِمُوۡنَ ؕ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمۡ لِيَوۡمٍ تَشۡخَصُ فِيۡهِ الۡاَبۡصَارُ ۙ ٤٢
Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak
مُهۡطِعِيۡنَ مُقۡنِعِىۡ رُءُوۡسِهِمۡ لَا يَرۡتَدُّ اِلَيۡهِمۡ طَرۡفُهُمۡ ۚ
وَاَفۡـِٕدَتُهُمۡ هَوَآءٌ ؕ ٤٣
mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip dan hati mereka kosong.