EMPRIT ABUNTUT BEDHUG
Emprit abuntut bedhug artinya masalah yang awalnya kecil akhirnya berujung besar
Masalah adalah sesuatu hal yang tidak akan terpisahkan dari kehidupan seseorang. Bisa dikatakan bahwa hal ini akan selalu menjadi bagian dari kehidupan kita. Seperti kata pepatah, bahwa tidak ada orang di dunia ini yang akan tidak akan mendapatkan masalah. Semua manusia entah kaya atau miskin, tampan atau jelek, lelaki atau pria, remaja atau dewasa akan selalu berhadapan dengan masalah. Masalah bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi kita dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Sebenarnya masalah timbul karena dari dalam dirinya sendiri. Mudah atau rumitnya sebuah masalah adalah hanya sebuah prasangka dari individu semata. Prasangka itu muncul akibat kurang seimbangnya kenginan dan kenyataan yang harus dihadapi. Dan prasangka yang berlebihan ini akan mengakibatkan terganggunya psikologis seseorang yakni berupa tekanan atau depresi.
Self control merupakan suatu kemampuan dan upaya untuk mengatur, membimbing, serta mengarahkan segala bentuk tindakan dalam diri untuk menuju ke tindakan yang positif, dengan kata lain, membentuk pengendalian emosi dalam diri individu. Pengendalian diri adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengontrol emosi yang ada pada dirinya. Oleh sebab itu, sangatlah penting dalam membangun pengendalian diri dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengendalian tingkah laku yang tidak kita inginkan dan membuat tujuan yang ingin kita capai menjadi lebih terarah. Berikut ini penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan pengendalian diri beserta aspek, faktor, serta cara mengendalikannya.
KONTROL DIRI DALAM AGAMA ISLAM
Dalam agama Islam, kontrol diri diistilahkan dengan mujahadah an nafs. Kontrol diri sama dengan pengendalian menghadapi hawa nafsu, emosi, dan hal lain yang nantinya berdampak buruk.
Mujahadah an nafs berasal dari kata mujahadah yang artinya bersungguh-sungguh, serta an nafs berarti diri sendiri. Maknanya adalah perjuangan melawan hawa nafsu atau perbuatan tercela sesuai hukum Allah SWT.
Manusia punya kecenderungan tertarik pada hal negatif dan bujukan negatif. Hal ini tercantum dalam Al Quran surat Al-Mujadalah ayat 19,
ٱسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمْ ذِكْرَ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱلشَّيْطَٰنِ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
Istaḥważa 'alaihimusy-syaiṭānu fa ansāhum żikrallāh, ulā`ika ḥizbusy-syaiṭān, alā inna ḥizbasy-syaiṭāni humul-khāsirụn
Artinya :
Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.
Beratnya kontrol diri yang dalam agama Islam diistilahkan mujahadah an nafs juga dikisahkan Rasulullah SAW, yang baru pulang dari Perang Badar. Rasulullah SAW ternyata menganggap perang Badar sebagai pertempuran kecil dibanding melawan diri sendiri.
"Ya Rasulullah, Apakah ada lagi perang yang lebih besar dari ini (Perang Badar)?" Rasulullah mengatakan, "Melawan hawa nafsu,"
Kontrol diri yang dalam agama Islam diistilahkan mujahadah an nafs adalah bagian dari kesabaran. Dikutip dari artikel Membangun Kontrol Diri Remaja Melalui Pendekatan Islam dan Neuroscience karya Ragwan Mohsen Alaydrus, kontrol diri adalah kesabaran dengan tingkat paling diri.
Bahwa kontrol diri berkaitan erat dengan fungsi kalbu yang cenderung pada ketaatan. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menyarankan umatnya rajin beribadah sebagai pelindung dari dosa.
Imam Al-Ghazali menerangkan, kontrol diri yang baik akan menghasilkan kekuatan karakter. Artinya pembangunan karakter memerlukan pengendalian diri, disiplin, dan selalu yakin akan balasan dari Allah SWT. Muslim yang taat beribadah, punya karakter kuat, dan mampu kontrol diri lebih mampu menahan diri dari kesenangan sementara.
PENYEBAB MASALAH SOSIAL
Masalah sosial terjadi dalam hubungan antarmanusia. Masalah ini berkaitan erat dengan nilai sosial serta lembaga kemasyarakatan. Contoh masalah sosial yang sering ditemui di lingkungan sekitar adalah kemiskinan, kriminalitas, serta kesenjangan sosial ekonomi.
Masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara berbagai unsur kebudayaan atau masyarakat, yang dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial. Pada dasarnya, masalah sosial dapat timbul sebagai akibat dari perbedaan yang mencolok antara nilai di masyarakat serta realitas yang terjadi. Faktor penyebab masalah sosial ini tidak mudah ditangani. Karena umumnya berkaitan dengan keyakinan, sehingga membutuhkan penanganan berkelanjutan dengan pendekatan yang bijak.
Menurut Sriyana dalam buku Masalah Sosial, Kemiskinan, Pemberdayaan, dan Kesejahteraan Sosial (2021), ada empat faktor penyebab masalah sosial, yakni ekonomi, budaya, biologis, serta psikologis yaitu :
1. Faktor ekonomi (economic factors). Merupakan faktor penyebab terbesar terjadinya masalah sosial.
Permasalahan ini didorong oleh ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Contoh masalah sosialnya ialah pengangguran, kriminalitas, kemiskinan, anak jalanan, dan sebagainya.
Faktor ekonomi juga bisa dijadikan acuan sebagai maju atau tidaknya suatu negara, dan dapat memengaruhi masalah sosial politik pada aspek psikologis dan biologis masyarakat. Faktor budaya (cultural factors) Faktor penyebab masalah sosial ini dipicu oleh ketidaksesuaian pelaksanaan norma, nilai, serta kepentingan sosial, akibat adanya perubahan sosial dan kondisi masyarakat yang heterogen. Contoh masalah sosial yang muncul akibat faktor budaya adalah kenakalan remaja, konflik antarsuku, diskriminasi gender, pernikahan dini, dan pengakuan hak milik kebudayaan lintas negara. Selain itu, ada pula budaya di masyarakat yang bisa menjadi penyebab masalah sosial. Misalnya budaya suka menerobos. Budaya ini memberi kebiasaan kepada masyarakat untuk tidak berperilaku disiplin dan taat aturan.
2. Faktor biologis (biological factors).
Timbul karena adanya ketidaksesuaian keadaan lingkungan yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat. Misalnya wabah penyakit menular, virus penyakit baru, kurang gizi, dan makanan beracun. Permasalahan sosial yang disebabkan faktor biologis, biasanya juga terjadi karena minimnya fasilitas kesehatan yang layak, dan kondisi ekonomi maupun pendidikan yang tidak mencukupi.
3. Faktor psikologis (psychological factors).
Berhubungan dengan masalah pola pikir suatu masyarakat atau pribadi tertentu, yang bersinggungan dengan tatanan kehidupan sosial yang ada. Misalnya aliran sesat, gangguan jiwa, depresi, bunuh diri, dan lainnya.
MENYELESAIKAN MASALAH DARI SEGI PSIKOLOGI
Sebenarnya masalah timbul karena dari dalam dirinya sendiri. Mudah atau rumitnya sebuah masalah adalah hanya sebuah prasangka dari individu semata. Prasangka itu muncul akibat kurang seimbangnya kenginan dan kenyataan yang harus dihadapi. Dan prasangka yang berlebihan ini akan mengakibatkan terganggunya psikologis seseorang yakni berupa tekanan atau depresi.
Tipe kepribadian manusia sangat beragam, berbeda individu, maka berbeda pula caranya untuk menyelesaikan sebuah masalah. Tidak semua orang akan mempunyai strategi khusus yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas cara menyelesaikan masalah menurut psikologi.
Mental seseorang yang menjadi sebuah penghambat dalam proses penyelesaian sebuah masalah. Beberapa yang termasuk penghalang mental tersebut adalah :
1. Functional fixedness (keterpakuan fungsional).
Adalahpengertian dari seseorang yang memiliki sebuah anggapan bahwa fungsi dan kegunaan suatu objek atau benda mempunyai kecenderungan yang stabil dan menetap sepanjang waktu. Atau bisa disebut sebagai seseorang yang hanya melihat benda seperti yang dibuat oleh penciptanya. Jadi, individu yang memiliki mental seperti ini akan cenderung tidak mau melihat peluang lain dan justru malah terpaku dengan satu hal.
2. Mental set (keajegan mental).
Adalah kecenderungan seseorang untuk tetap mempertahankan suatu aktivitas yabg berhubungan dengan fungsi mental dimana hal tersebut telah dilakukan secara berulang-ulang namun tetap berhasil menyelesaikan sebuah masalah walaupun dalam situasi berbeda.
3. Perceptual added frame (pemahaman bingkai persepsual)
Adalah keadaan tanpa sadar seseorang yang saat menghadapi masalahg dihadp melihat dirinya dikelilingi oleh masalah yang dihadapinya. Padahal, sebenarnya bingakai itu tidak ada atau tersamar sehingga akan membatasi gerak langkah seseorang untuk mencari jalan keluar bagi masalahnya.
Berikut ini terdapat beberapa cara yang bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah ditinjau dari segi psikologi, antara lain :
1. Sadar Akan Masalah.
Langkah pertama seseoramg dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah dengan menyadari akan adanya permasalahan yang terjadi. Seseorang harus sadar bahwa ia sedang dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan sebuah solusi. Dengan begitu, seseorang akan merasa memiliki sebuah kesulitan yng harus segera diselesaikan dengan baik.
2. Paham Akan Masalah.
Setelah menyadari bahwa seseorang tersebut sedang menghadapi masalah, maka hal yang tak kalah pentingnya adalah memahami kemudian menjabarkan masalah yang terjadi. Pemahaman akan masalah ini memerlukan adanya diagnosis pada suatu kejadian. Kita perlu sekali untuk memfokuskan seluruh perhatian kita terhadap masalah yang dihadapi. Jadi, seseorang sangat membutuhkan informasi yang banyak agar dapat memahami masalah secara utuh.
3. Ketahui Penyebab Masalah.
Tidak ada asap tanpa api, tidak ada masalah tanpa penyebab. Hal inilah yang sekiranya harus dijadikan sebuah acuan bahwa setiap masalah terjadi karena adanya penyebab yang memicunya. Setelah kita menyadari dan memahami benar akan masalah tersebut, hal yang perlu kita perhatika selanjutnya adalah mengetahui secara mendalam apa penyebab munculnya masalah tersebut. Dengan mengenali masalah, kita akan lebih mudah memecahkan sebuah masalah.
4. Mulai Sederhanakan Masalah.
Bukan tidak mungkin, bahwa yang membuat masalah menjadi rumit dan tak kunjung reda adalah dari dalam diri kita sendiri. Tak jarang kita sering membuat diri kita terpuruk sendiri pada suatu keputusasaan. Masalah bisa menjadi semakin kompleks dan rumit akibat dari persepsi yang ternyata dibangun dari kita sendiri. Misalnya saja, kita terlalu terputuk dan menangisi berlebihan tentang permasalahan yang sedang kita hadapi. Maka dari itu, hal yang paling bijak adalah segera sederhanakan masalah kita dengan begitu sederhana pula solusi yang akan kita dapat.
5. Fokus Pada Solusi.
Hindari untuk berfokus terus-menerus terhadap masalah kita karena sikap ini malah akan membuat kita terlalu ‘manja’ dan sibuk mengasihi diri sendiri. Menyadari masalah yang sedang kita hadapi memang penting, akan tetapi terlalu berfokus pada masalah yang dihadapi juga tidak baik. Bagi fokusmu terhadap upaya untuk mencari solusi berupa tindakan nyata untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang kamu hadapi.
6. Kenali Kemungkinan Penyelesaian.
Setelah kamu fokus akan solusi penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, langkah selanjutnya adalah mengenali dan mengklasifikasikan beberapa kemungkinan akan sebuah bentuk kemungkinan penyelesaian suatu masalah. Kamu bisa membuat daftar atau tabel untuk mengkategorikan beberapa kemungkinan solusi untuk menyelesaikan masalahmu.
7. Menemukan Strategi Penyelesaiannya.
Setelah mengetahui beberapa kemungkinan solusi untuk menyelesaikan sebuah masalah tersebut, maka segera menemukan strategi penyelesaiannya, startegi yang baik diperlukan untuk menyelesaikan amasalh secara bijak. Dalam fase ini, seseorang sudah paham betul akan situasi masalah dan penyelesaian yang efektif dalam menghadapi masalah.
8. Tinjau Kemungkinan Implementasi Pemecahannya.
Setelah keputusan final kita ambil, maka periksa serta evaluasi lagi pilihan tersebut. Perhatikan dan pertimbangkan bentuk implementasinya. Apakah memang benar solusi tersebut rasional dan logis? Jika iya lanjutkan dengan tahapan berikutnya.
9. Jangan Mengeluh Berlebihan.
Sikap mengeluh hanya akan mendoktin otak untuk menganggap bahwa suatu permasalahan itu semakin rumit, kompleks, sulit dan tidak mudah untuk diselesaikan. Ini bukan sikap psikologis yang baik, maka dari itu ganti keluhanmu dengan tindakan yang lebih nyara.
10. Segera Ambil Tindakan.
Seberapa paham pun kamu terhadap suatu masalah, seberapa fokus pun kamu dalam mencari solusinya, dan seberapa hebat pun kamu dalam mengatur strategi sebuah penyelesaian masalah, tanpa adanya tindakan yang nyata adalah sia-sia. Tidak akan ada perubahan yang dapat kamu ambil jika kamu tidak melakukan tindakan apapun.
11. Atur Emosi.
Pola pikir seseoang dengan emosi yang dihasilkan adalah dua hubungan yang saling berkaitan. Pengaturan kecerdasan emosional dalam psikologi yang baik akan berpengaruh kepada pengembangan pola pikir yang baik juga, begitupun sebaliknya. Ketika seseorang tidak mampu menegendalikan emosinya maka dia tidak dapat berpikir jernih sehingga dia juga akan sulit menyelesaikan masalah yang dihadapi.
12. Berpikir Logis.
Setelah kamu bisa mengendalikan emosimu, maka hal yang tidak kalah pentingnya adalah selalu berusaha untuk berpikir secara logis dan rasional. Berpikir secara logis akan mempengaruhi pola pikir yang kamu miliki. Ketika seseorang berpikir positif dan logis, maka hal-hal yang dia lakukan juga berpositif khususnya dalam penyelesaian masalah.
13. Bersikap Proporsional.
Bersikap proporsional berarti kita terkukung oleh pikiran atau hal-hal yang bersifat negatif yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang. Manusia hanya dapat berfikir jernih dan baikketika dalam keadaan yang rileks dan nyaman. Seringkali, individu akan cenderung stress, marah atau sedih ketika menghadapi masalah yang terjadi. Hal ini malah akan membuatnya sulit untuk menyelesaikan masalahnya.
WIN-WIN SOLUTION
Menyelesaikan persoalan dengan sama-sama menang dan beruntung (win-win solution) gampang diucapkan tetapi amat sulit diwujudkan. Tanpa kalbu yang lapang sepertinya sulit mencapai solusi ini. Win-win solution memerlukan ketulusan hati semua pihak, khususnya pihak yang menghendakinya. Secara teknis ia sebaiknya selalu melakukan memecahkan suasana (ice breaking process) untuk mencairkan hubungan dengan relasi, menyiapkan beberapa opsi solusi alternative, menciptakan beberapa opsi (options) solusi, terampil di dalam mengenali kelebihan dan kelemahan partner, dan tidak pernah meninggalkan apa yang menjadi tujuan dan prinsip hidupnya.