TENTANG FITNAH
Fitnah artinya perkataan yang bermaksud menjelekkan orang seperti menodai (menjatuhkan) nama baik orang yang difitnah dan merugikan kehormatan orang lain. Fitnah dilakukan tidak hanya oleh satu orang, tetapi ada juga yang dilakukan oleh dua orang, atau beberapa orang (kelompok). Dari segi caranya dapat dilakukan secara sembunyi-sembunyi, ada pula yang dilakukan secara terang-terangan.
Fitnah, dergama, atau defamasi merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Kata fitnah diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah cobaan atau ujian. Fitnah dapat diartikan juga sebagai pencemaran nama baik.
Hal terkait fitnah adalah pengumuman fakta yang bersifat pribadi kepada publik, yang muncul ketika seseorang mengungkapkan informasi yang bukan masalah umum, dan hal tersebut bersifat menyerang pribadi yang bersangkutan.
Fitnah adalah salah satu dosa terbesar. Fitnah adalah perbuatan menuduh seseorang telah melakukan sesuatu padahal orang tersebut tidak melakukannya. Fitnah merupakan perbuatan yang sangat tercela karena bisa merusak nama baik diri sendiri, merusak nama baik orang lain, dan menimbulkan perpecahan. Fitnah juga bisa menimbulkan banyak penyakit hati, seperti: syirik, angkuh, kikir, dan kesengsaraan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Ini karena fitnah bisa menimbulkan dampak buruk yang besar seperti mengusir orang dari lingkungan tempat tinggalnya, merampas harta dan kebebasan orang lain, dan merusak persaudaraan antar sesama umat islam.
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.
Firman Allah QS. Al-Baqarah ayat 191 :
وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقَاتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِۚ فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْۗ كَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ
191. Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir.
(Sedangkan fitnah lebih besar bahayanya daripada pembunuhan).
Rasulullah Saw. bersabda :
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda, ‘Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bankrut) itu? Para sahabat menjawab, ‘Orang yang muflis (bankrut) diantara kami adalah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya harta.’ Rasulullah Saw. bersabda, ‘Orang yang muflis (bankrut) dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) melaksanakan shalat, menjalankan puasa dan menunaikan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini (memfitnah), memakan harta ini dan menumpahkan darah si ini serta memukul si ini. Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka.” [HR. Muslim No. 2581]
Fitnah termasuk perbuatan lisan yang sangat berbahaya, sehingga dinyatakan dalam firman Allah Swt. di atas bahwa fitnah lebih besar dampaknya daripada pembunuhan. Sehingga muncul pepatah mengatakan bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Mengingat bahwa luka karena benda tajam bisa hilang seiringnya waktu berlalu, namun luka karena tajamnya lisan seseorang sulit untuk dihapus, akan senantiasa membekas dalam hati orang yang difitnah. Orang yang suka memfitnah biasanya orang yang pengecut, dia tidak senang melihat orang lain hidup senang atau bahagia, ia berupaya agar orang lain jatuh kedalam kebinasaan.
DAMPAK NEGATIF FITNAH
Ketika seseorang melakukan fitnah maka akan banyak dampak yang ditimbulkan baik itu untuk orang yang di fitnah maupun untuk dirinya sendiri. Berikut ini dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari perilaku fitnah :
1. Mendapat ancaman Allah Swt. akan siksa neraka
2. Rusaknya kehidupan masyarakat karena adanya kecurigaan antara yang satu dengan yang lainya
3. Terpecahnya persatuan masyarakat
DAMPAK FITRAH DI KEHIDUPAN MASYARAKAT
Fitnah adalah dosa yang besar dan sulit untuk bertaubat darinya. Fitnah banyak bentuknya, dan curhat bisa jadi salah satu jenis fitnah kecil. Karena selain harus bertaubat ke Allah, pelaku fitnah juga harus meminta maaf ke orang yang difitnah dan memperbaiki nama baik orang tersebut ke orang lain. Kenapa dosa fitnah sangat besar, karena dampak negatifnya sangat besar untuk kehidupan bermasyarakat, yaitu :
1. Fitnah dapat menimbulkan kesengsaraan baik kepada orang yang difitnah, maupun orang yang melakukan fitnah karena akan sulit dipercaya lagi oleh orang lain
2. Fitnah dapat merusak hubungan antar umat islam dan tali silaturahmi. 3. Fitnah dapat membuat perpecahan antar bangsa dan mengakibatkan konflik kemanusiaan yang pada akhirnya bisa menimbulkan kerusakan
4. Fitnah bisa mengakibatkan orang lain benci kepada orang yang difitnah. 5. Kebencian yang sangat besar akibat fitnah tidak menutup kemungkinan bisa membangkitkan niat jahat seperti ancaman dan pembunuhan.
6. Pelaku fitnah sama seperti orang munafik, karena orang munafik suka berdusta dan tidak bisa dipercaya karena selalu berkhianat
7. Dampak fitnah bukan hanya menyeret pelaku utamanya ke neraka, namun juga bisa menyeret orang yang percaya fitnah dan orang yang menyebarkan fitnah harus mempertanggung jawabkannya di akhirat.
DOSA MELAKUKAN FITNAH
Fitnah itu berunsur negatif yang tak akan pernah melahirkan dan mendatangkan unsur positif, yang tak akan pernah menibakan kebaikan. Jikapun, sebuah kekuasaan diraih dengan cara melancarkan fitnah dan menyebarkan kebencian yang berlebihan, maka janji Allah adalah sebuah azab yang tak terkira. Dan percayalah, segala apa-apa yang didapatkan di atas tumpukan fitnah, maka lambat laun ia akan rapuh dan menjadi sampah yang busuk.
Fitnah yaitu menyiarkan sesuatu berita tanpa dasar kebenaran, dengan tujuan untuk mencemarkan nama baik seseorang guna meraih tujuan atau sebuah cita-cita.
Niscaya, perbuatan yang tercela seperti ini dilarang oleh Allah S.W.T. dan orang yang membuat fitnah itu akan ditimpa azab yang amat pedih. Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang sangat pedih”. (Q.S. al-Buruj: 10).
Karena fitnah adalah dosa yang serius dan lebih serius daripada pembunuhan, siapa pun yang melakukan dosa ini menghadapi konsekuensi yang sangat serius. Karena besarnya dosa Panjaus, pelakunya dianggap kafir dan akan mendapat hukuman berat di Neraka Jahannam.
“Diantara mereka ada orang berkata “berilah saya izin (tidak berperang) dan janganlah menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa orang yang terjerumus ke dalam fitnah dan sesungguhnya Jahannam itu benar meliputi orang kafir. (QS. At-Taubah: 49)
Selain pelaku masuk Neraka, fitnah juga menghalangi pelaku menerima syafaat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Yang lebih menyedihkan adalah orang yang memfitnah itu sama terkutuknya dengan setan. Mengapa? Karena setan juga sangat menyukai dusta dan menyesatkan orang lain dari jalan Allah. Sama seperti orang yang memfitnah karena juga berbohong dan membuat orang lain membenci orang lain. Terakhir, fitnah menghalangi pelakunya masuk surga. Mengapa? Karena ketika amal dan dosa ditimbang di akhirat, maka fitnah harus mempertanggung jawabkan fitnahnya untuk membalas fitnah atas kebaikan yang dilakukan di dunia ini. Ketika semua perbuatan baik selesai, dosa pemfitnah dipindahkan ke orang yang memfitnah, dan bobot dosa bertambah.
HUKUM MENYEBARKAN FITNAH (HOAKS)
Hoaks atau berita bohong bisa disamakan dengan fitnah. Karena keduanya sama-sama berita bohong atau dusta dan bisa merusak persatuan antar umat beragama. Sebenarnya dalam Al Quran, Allah sudah memperingatkan umatnya untuk mengecek setiap berita yang diterima apakah benar atau hoaks, yaitu pada ayat berikut ini :
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat: 6).
Pelaku yang menyebarkan hoaks pastinya akan menyesal ketika amal perbuatan dan dosanya dihitung di akhirat. Karena semua fitnah yang disebarkan harus dipertanggung jawabkan dengan memberikan amal baik ke orang yang difitnah atau menerima amal buruk yang dimiliki orang yang difitnah. Selain itu, jika terjadi musibah pada suatu lingkungan atau negara akibat perbuatan fitnah, pelaku yang menyebarkan hoaks juga pasti akan menerima akibatnya.
UPAYA MENGHINDARI PERILAKU FITNAH
Islam melarang terjadinya fitnah, perbuatan itu dosanya sedemikian besar, disebutkan lebih besar dibanding dengan membunuh. Namun anehnya, bahwa dunia ini sendiri sebenarnya adalah juga fitnah. Bahkan kekayaan dan anak sekalipun juga dapat dipandang sebagai fitnah. Maka artinya, fitnsah itu sedemikian besar bahayanya dan juga selalu berada di sekeliling kehidupan sehari-hari.
Fitnah selalu berada di mana-mana. Hampir di semua celah kehidupan terdapat peluang munculnya fitnah. Fitnah ada di rumah, di antara tetangga, di kantor, di pasar, bahkan di tempat ibadah sekalipun ternyata tidak steril dari jenis perbuatan tersebut. Pintu fitnah menjadi semakin lebar tatkala berada di dunia bisnis, hukum, politik, dan sejenisnya. Menghindar fitnah, caranya adalah berhati-hati dan jangan terlalu dekat dengan sumber munculnya fitnah.
Upaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji dan mempelajari al-Qur’an.
Untuk mengantisipasi terjadinya fitnah sebaiknya seseorang banyak membaca dan mengkaji al Quran. Al-Qur’an adalah pedoman yang dititipkan oleh Rasulullah Saw kepada umatnya saat menjelang wafat. Selain itu di dalam al Quran banyak kisah yang mengemukakan tentang perbuatan fitnah yang dapat dijadikan pelajaran bagi umat Islam agar terhindar darinya.
2. Meningkatkan keimanan
Keimanan yang kokoh memiliki pengaruh besar dan memiliki peran vital dalam menghadapi, mengatasi dan menyikapi berbagai peristiwa serta ujian yang menimpa manusia.
3. Berdoa agar terhindar dari hal yang membahayakan diri
Orang beriman yang memahami hakekat kehidupan yang sebenarnya belum tentu telah aman dari bahaya fitnah karena setan dan sekutunya menggoda meerka sehingga orang yang beriman kelak akan lalai, jatuh dan terperosok ke dalam fitnah dunia .
SIKAP MENGATASI FITNAH DAN TUDUHAN
Mungkin di antara kita selama hidup pernah difitnah atau dituduh. Ada yang dituduh sebagai pembohong, egois, tidak punya perasaan, pengkhianat, pencuri, dituduh selingkuh. Atau dikatakan zalim, munafik, sesat, atau tuduhan-tuduhan lainnya. Padahal, termasuk zalim, menuduh dan memfitnah orang lain dengan sesuatu yang tidak dilakukannya. Jika Anda dituduh dan difitnah oleh seseorang, padahal Anda yakin tidak bersalah maka ada delapan sikap yang sebaiknya kita lakukan.
Pertama, hendaklah kita cek dan kita pelajari lagi jangan-jangan yang dituduhkan orang lain itu benar. Jika ternyata kita salah, jangan malu dan gengsi mengakui kesalahan dan mengikuti kebenaran. Meskipun, cara orang yang menasihati kita kasar atau mungkin bermaksud tidak baik.
Kedua, memperbaiki ucapan atau tindakan kita yang menjadi penyebab orang memfitnah kita. Misalnya, bendahara masjid dituduh mencuri uang kas disebabkan tidak transparannya laporan keuangan. Maka, hendaknya dibuat laporan yang rapi dan jelas. Jika seseorang dituduh nakal karena sering bergaul dengan orang-orang nakal, selektiflah dalam memilih sahabat.
Ketiga, ingatlah akan aib dan dosa kita. Syekh Salim Al Hilali berkata, “Kalau Anda bersih dari kesalahan yang dituduhkan itu, tapi sejatinya Anda tidak selamat dari kesalahan-kesalahan lain karena sesungguhnya manusia itu memiliki banyak kesalahan.”
”Kesalahanmu yang Allah tutupi dari manusia jumlahnya lebih banyak. Ingatlah akan nikmat Allah ini di mana Ia tidak perlihatkan kepada si penuduh kekurangan-kekuranganmu lainnya ….” (Dinukil dari buku Ar Riyaa halaman 68).
Keempat, hendaklah kita merenung dan mengevaluasi kesalahan dan dosa-dosa kita. Baik yang berhubungan dengan muamalah antara manusia, maupun dosa-dosa antara kita dengan Allah. Tuduhan dan fitnahan bisa jadi merupakan teguran agar kita kembali dan bertobat kepada Allah.
Kelima, jika kita sabar dan ikhlas, semoga tuduhan dan fitnahan ini dapat mengurangi/menghapus dosa, menambah pahala, dan meningkatkan derajat kita di sisi-Nya.
Keenam, doakanlah si penuduh agar Allah memberi petunjuk. Jika memungkinkan, nasihatilah dia secara langsung maupun melalui sindiran agar dia bisa sadar dan bertobat. Maafkan dia, tapi kita boleh membalas untuk suatu kemaslahatan asalkan tidak melampaui batas. (Lihat surah Asy Syuuraa 40-43). Jika terpaksa, doakanlah keburukan untuk si zalim agar ia menjadi sadar dan bertobat.
Ketujuh, shalat istikharah untuk meminta bimbingan Allah cara yang tepat mengklarifikasi atau membela diri. Meladeni dan membantah terkadang justru membuka pintu keburukan untuk kita. Bisa jadi, klarifikasi tanpa menyebutkan tentang tuduhan mengenai dirinya dan tanpa menyebutkan nama penuduh akan banyak memberikan manfaat untuk umat.
Kedelapan, yakinlah musibah tuduhan merupakan kebaikan untuk Anda. Si penuduh yang merugi karena dia telah melakukan kejahatan dan berhak memperoleh azab-Nya. Allah SWT berfirman, “…. Janganlah kamu mengira berita (bohong) itu buruk bagi kamu, bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapatkan dosa yang diperbuatnya ….” (Surah an Nuur 11).
“Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar.” (Surah an Nuur 23).
Semoga kita menjadi orang yang takut kepada Allah dengan tidak mudah menuduh orang lain tanpa bukti dan dapat menyikapi dengan bijaksana saat mendapat fitnah.
CARA BERTAUBAT DARI DOSA FITNAH
Fitnah adalah dosa yang cukup sulit untuk diampuni dengan sempurna. Kenapa ? Karena selain harus bertobat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, pelaku fitnah juga harus meminta maaf kepada orang yang difitnah dan memperbaiki nama baik dan klarifikasi fitnah yang ia buat dan terlanjur disebarkan ke orang lain. Memperbaiki fitnah yang telah disebarkan tentu saja sangat sulit karena kita harus memastikan semua orang yang terlanjur menerima berita bohong tersebut harus mengetahui bahwa info yang diterima ada fitnah.
Hukum fitnah dalam islam sangat berat. Pelakunya akan ditimpa dosa besar dan dihukum di neraka jahannam. Bertaubat dari fitnah tidak cukup hanya meminta maaf kepada Allah namun pelakunya juga harus meminta maaf ke orang yang difitnah dan mengklarifikasi berita bohong yang ia sebarkan ke masyarakat di sekitar yang terlanjur menerima fitnah tersebut.