kANJENG RATU KIDUL, NYI RORO KIDUL DAN RATU PENGUASA DI BELAHAN DUNIA LAIN
Kanjeng
Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul merupakan dua sosok mitologi yang sangat populer
dan telah hidup lama dalam ingatan masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa pada
umumnya meyakini bahwa dua sosok tersebut adalah penguasa gaib di Pantai
Selatan Jawa. Selain itu, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa Kanjeng
Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul merupakan sosok yang sama. Akan tetapi, para ahli
menyebut bahwa kedua nama itu merupakan sosok yang berbeda.
Dalam
mitologi Jawa, Kanjeng Ratu Kidul adalah roh suci yang memiliki sifat mulia dan
baik hati. Kanjeng Ratu Kidul berasal dari langit dan diyakini sebagai
keturunan para dewa. Ia juga sering turun ke dunia dengan berubah menjadi sosok
tertentu. Pada umumnya, ia menampakkan diri hanya untuk memberi isyarat atau
peringatan akan datangnya suatu kejadian penting. Selain itu, ada yang
berpendapat bahwa Kanjeng Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewa Kaping Telu,
yang diberi tugas sebagai Dewi Padi atau Dewi Sri dan dewi-dewi alam yang lain.
Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini memiliki kuasa atas ombak di Samudra Hindia
dan memiliki istana di sana. Dalam tradisi Jawa, sebagian masyarakat percaya
bahwa Kanjeng Ratu Kidul merupakan pasangan spiritual dari raja-raja Mataram
hingga keturunannya di Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Kendati
demikian, para ahli berargumen bahwa adanya sosok Kanjeng Ratu Kidul merupakan
cara untuk melegitimasi kekuasaan.
Panglima
Ratu Kidul Tempat Mencari Pesugihan Nyi Roro Kidul Berbeda dengan Kanjeng Ratu
Kidul, Nyi Roro Kidul diyakini sebagai putri raja di Sunda yang diusir oleh
ayahnya. Adapun nama asli Nyi Roro Kidul adalah Dewi Kandita atau Kadita dari
Sunda, yang terkena guna-guna. Akibatnya, wajahnya yang semula cantik berubah
menjadi buruk rupa karena penyakit kulit yang datang tiba-tiba. Usut punya
usut, guna-guna itu dikirimkan oleh seorang dukun sakti atas perintah dari
pihak di kerajaan yang sangat iri dengan kecantikannya. Dewi kandita kemudian
mendapatkan petunjuk, apabila ingin wajah cantiknya kembali, ia harus melompat
ke lautan yang berombak ganas. Hal itu benar adanya, setelah melompat ke laut
selatan, ia pun sembuh dan kecantikannya kembali. Namun, Dewi Kandita tidak
bisa kembali dan diangkat sebagai ratu oleh para lelembut yang mendiami pantai
selatan Jawa. Baca juga: Kisah Roro Jonggrang, Legenda di Balik Candi Prambanan
Beda Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul Dengan begitu, Nyi Roro Kidul
berasal dari Sunda, sedangkan Kanjeng Ratu Kidul diyakini sebagai keturunan
para dewa. Kemudian, Nyi Roro Kidul diyakini sebagai ratu dari para lelembut
yang mendiami pantai selatan Jawa. Sedangkan Kanjeng Ratu Kidul adalah penguasa
Pantai Selatan Jawa. Menurut adat-istiadat Jawa, penggunaan gelar seperti Nyai,
Kanjeng, dan Gusti atau sejenisnya adalah untuk menyebut seseorang dengan
bahasa yang sopan. Pendapat lain menyebut bahwa Nyi Roro Kidul masih bawahan
Kanjeng Ratu Kidul, yang bertugas menjaga pantai selatan. Di kalangan
masyarakat Jawa, terdapat mitos yang melarang para pengunjung pantai selatan
mengenakan pakaian berwarna hijau. Hal itu diyakini bisa membuat seseorang
ditenggelamkan oleh Nyo Roro Kidul.
Kanjeng Ratu Kidul (Sri Gusti Kanjeng Ratu Kidul)
Sri
Gusti Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh legenda yang sangat populer di kalangan
masyarakat Pulau Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan pulau
Bali. Sosok ini secara umum sering disamakan dengan Nyi Roro Kidul, meskipun
sebenarnya dia berdua sangatlah berbeda. Kanjeng Ratu Kidul adalah Roh Suci
yang mempunyai sifat mulia dan baik hati, dia berasal dari tingkat langit yang
tinggi, pernah turun di berbagai tempat di dunia dengan jati diri tokoh-tokoh
suci setempat pada zaman yang berbeda-beda pula. Pada umumnya dia menampakkan
diri hanya untuk memberi isyarat / peringatan akan datangnya suatu kejadian
penting. Dalam mitologi Jawa, Kanjeng Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewa
Kaping Telu. Ia mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan
dewi-dewi alam yang lain. Sedangkan Nyi Rara Kidul awalnya merupakan putri
Kerajaan Sunda yang diusir ayahnya karena ulah ibu tirinya. Cerita-cerita yang
terkait antara Ratu Kidul dengan Rara Kidul bisa dikatakan berbeda fase tahapan
kehidupan menurut mitologi Jawa.
Kanjeng
Ratu Kidul memiliki kuasa atas ombak keras samudra Hindia dari istananya yang
terletak di jantung samudra. Menurut kepercayaan Jawa, ia merupakan pasangan
spiritual para Raja dari Mataram Hingga para Raja keturunannya di Surakarta dan
Jogja, dimulai dari Panembahan Senapati. Namun, kini ia dipandang sebagai ibu
spiritual para Susuhunan Surakarta maupun sultan jogja. Kedudukannya
berhubungan dengan Hutan Krendhawahana dalam pewayangan disebut Alas
Setragandamayit/Dandangmagore Kahyangan atau tempat tinggal bersemayam
berstananya Batari Durga Permoni
(Ratunya
penguasa para makhluk halus tak kasat mata dengan nama
demit,Jin,Setan,Hantu,Prewangan,Demit,Ilu- Ilu ,Banaspati , Wedon ,Jerangkong
dan lain lain yang berkaitan dengan bau mistis gaib ), Keraton-Laut Selatan
yang berpusat di Keraton Kasunanan Surakarta. Pengamat sejarah kebanyakan
beranggapan, keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi
kekuasaan dinasti Mataram.
Karaton
Surakarta menyebutnya sebagai Sri Gusti Kanjeng Ratu Ayu Kencono Sari atau Sri
Gusti Kanjeng Ratu Ayu Keconohadisari Ia dipercaya mampu untuk berubah wujud
menjadi mak lampir beberapa kali dalam sehari. Sultan Hamengkubuwana IX menggambarkan
pengalaman pertemuan spiritualnya dengan sang Ratu; ia dapat berubah wujud dan
penampilan, sebagai seorang wanita muda biasanya pada saat bulan purnama, dan
sebagai wanita tua di waktu yang lain. Babad Dipanegara menceritakan kedatangan
Ratu Kidul selalui didahului pancaran sebesar sinar (daru).
Legenda
mengenai penguasa mistik laut selatan ini tidak diketahui dengan pasti sejak
kapan dimulai. Namun, legenda ini mencapai puncak tertinggi karena pengaruh
kalangan penguasa keraton dinasti Mataram Islam (Kasunanan Surakarta
Hadiningrat dan Kesultanan Jogja). Dalam kepercayaan tersebut, Kanjeng Ratu
Kidul merupakan "istri spiritual" bagi raja-raja kedua keraton
tersebut. Pada saat tertentu, keraton memberikan persembahan di Pantai Parangkusuma,
Bantul, Pantai Parangtritis Bantul dan di Pantai Paranggupita, Wonogiri.
Panggung Sanggabuwana artinya dalam artian Bahasa Indonesia yaitu Panggung
Penyangga dunia atau Jagad Raya di kompleks Karaton Kasunanan Surakarta dan
Panggung Krapyak di Keraton Yogyakarta Hadiningrat dipercaya merupakan tempat
bercengkerama antara
Sri
Gusti Kanjeng Sinuwun Susuhunan Pakubuwowono hingga Sri Gusti Kanjeng Sinuwun
Sultan Hamengkubuwono (raja) dengan Kanjeng Ratu. Konon, Sang Ratu tampil
sebagai perempuan muda dan cantik pada saat bulan muda hingga purnama, terapi
berangsur-angsur menua pada saat bulan menuju bulan mati.
Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Rara Kidul (VERSI 2)
Dalam
keyakinan orang Jawa, Kanjeng Ratu Kidul memiliki pembantu setia bernama Nyai
atau Nyi Rara Kidul. Nyi Rara Kidul menyukai warna hijau dan dipercaya suka
mengambil orang-orang yang mengenakan pakaian hijau yang berada di pantai
wilayahnya untuk dijadikan pelayan atau pasukannya. Karena itu, pengunjung
pantai wisata di selatan Pulau Jawa, baik di Pelabuhan Ratu, Pangandaran,
Cilacap, pantai-pantai di selatan Yogyakarta, hingga Semenanjung Purwa di ujung
timur, selalu diingatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau.
Di
kalangan masyarakat Sunda berkembang anggapan bahwa Ratu Kidul merupakan
titisan dari seorang putri Pajajaran yang bunuh diri di laut selatan karena
diusir oleh keluarganya karena ia menderita penyakit yang membuat anggota
keluarga lainnya malu. Dalam kepercayaan Jawa, tokoh ini dianggap bukanlah Ratu
Laut Selatan yang sesungguhnya, melainkan diidentikkan dengan Nyi Rara Kidul,
pembantu setia Kanjeng Ratu Kidul. Hal ini berdasarkan kepercayaan bahwa Ratu
Kidul berusia jauh lebih tua dan menguasai Laut Selatan jauh lebih lama sebelum
sejarah Kerajaan Pajajaran
Menurut
pengalaman seorang spiritualis pada tahun 1998, ia bertemu dengan Kanjeng Ratu
Kidul di pantai Parang Tritis, Yogyakarta. Saat itu, Eyang Ratu Kidul
didampingi oleh Nyi Rara Kidul. Keduanya persis tetapi Eyang Ratu Kidul
kulitnya kuning langsat, sementara Nyi Rara Kidul agak coklat. Selain itu,
Eyang ratu Kidul mempunyai aura putih jernih dan gemerlapan seperti berlian,
bulat mengelilingi seluruh tubuhnya. Sedangkan aura Nyi Rara Kidul berwarna
putih susu seperti cahaya lampu putih, tipis putih mengikuti postur tubuhnya.
Ia diberi penjelasan bahwa Nyi Rara Kidul adalah patih atau kepala pengawalnya.
Nyi Rara Kidul adalah makhluk halus jenis jin yang mengabdi dan berguru kepada
Eyang ratu. Nyi Rara Kidul ditugaskan untuk mengontrol dan meredam angkara
murka dari makhluk-makhluk gaib jenis jin dan kekuatan gaib serta ilmu gaib
yang berada disepanjang pantai selatan Pulau Jawa.
Sri Gusti Kanjeng Ni Mas Ayu Ratu Anginangin
Dalam
Serat Darmogandhul, sebuah karya sastra Jawa Baru yang menceritakan jatuhnya
Majapahit akibat serbuan Kerajaan Demak, Ni Mas Ratu Anginangin adalah ratu
seluruh makhluk halus di pulau Jawa dan memiliki kerajaan di laut selatan.
Hampir seluruh isi Serat Darmagandul merupakan bentuk turunan dari cerita babad
Kadhiri.
Samuksone
Sang Prabu Joyoboyo lan putrane putri kang aran Ni Mas Ratu Pagêdhongan, Buta
Locoyo lan kiyai Tunggulwulung ugo podho muksa; Ni Mas Ratu Pagêdhongan dadi
ratuning dhêmit nuso Jowo, kuthone ono segoro kidul sarto jêjuluk Ni Mas Ratu
Anginangin. Sakabehe lêlêmbut kang ono ing lautan dharatan sarta kanan keringe
tanah Jowo, kabeh podho sumiwi marang Ni Mas Ratu Anginangin.
Saat
moksanya Sang Prabu Jayabaya dan putrinya yang bernama Ni Mas Ratu Pagedhongan,
Buta Locaya dan Kyai Tunggul Wulung juga sama-sama moksa. Ni Mas Ratu
Pagedhongan menjadi ratu makhluk halus pulau Jawa, kotanya berada di laut
selatan serta dijuluki Ni Mas Ratu Anginangin. Seluruh makhluk halus yang ada
di lautan daratan serta kanan-kirinya tanah Jawa, semua sama-sama takluk kepada
Ni Mas Ratu Anginangin.
Serat
Centhini juga menyebut nama Ratu Anginangin sebagai pemilik istana di laut
selatan. Buaya putih penjelmaan Prabu Dewatacengkar, raja Medang Kamulan
sebelum kedatangan Aji Saka, adalah musuhnya. Ia memberi gelar Jaka Linglung
yang saat itu masih belum memiliki nama sebagai Linglung Tunggulwulung dan
menjodohkannya dengan Nyai Blorong. Serat Centhini menulis kesediaan Ratu
Anginangin menjadi tunangan Aji Saka atas perantaraan Jaka Linglung.
R.AyU Ajar Cemara Tunggal
Sebuah
cerita rakyat dari Jawa Barat menceritakan seorang penerawang pria bernama Ajar
Cemara Tunggal dari Gunung Kombang di Kerajaan Pajajaran. Sebenarnya, ia adalah
seorang wanita cantik, bibi buyut dari Raden Jaka Suruh. Ia mengubah dirinya
menjadi dukun dan memberitahu Raden Jaka Suruh untuk menuju timur pulau Jawa
dan mendirikan kerajaan di lokasi sebuah pohon maja yang hanya memiliki buah
satu butir. Karena buah maja rasanya pahit, kerajaan yang didirikannya bernama
Majapahit. Cemara Tunggal berjanji akan menikahi pendiri Majapahit dan setiap
penerus dari garis keturunan yang sulung untuk membantu mereka dalam setiap
permasalahan. Roh Cemara Tunggal dianggap menjadi "ratu-lelembut dari
selatan" yang menguasai seluruh lelembut.
Legenda Kesultanan Mataram
Legenda
Jawa dari abad ke-16 menyatakan Kanjeng Ratu Kidul sebagai pelindung dan
pasangan spiritual para raja Kerajaan Mataram. Panembahan Senapati (1586-1601
M), pendiri Kesultanan Mataram, dan cucunya Sultan Agung Hanyakrakusuma
(1613-1645 M) menyebut Kanjeng Ratu Kidul sebagai mempelai mereka. Hal tersebut
tertuang dalam Babad Tanah Jawi.
Menurut
legenda, pangeran Panembahan Senopati berkeinginan untuk mendirikan sebuah
kerajaan yang baru, yaitu Kesultanan Mataram, untuk melawan kekuasaan
Kesultanan Pajang. Ia melakukan tapa di pantai Parang Kusumo yang terletak di
selatan kediamannya di Kota Gede. Meditasinya menyebabkan terjadinya fenomena
supernatural yang mengganggu kerajaan di Laut Selatan. Sang Ratu datang ke
pantai untuk melihat siapa yang menyebabkan gangguan di kerajaannya. Saat
melihat pangeran yang tampan, ia jatuh cinta dan meminta Panembahan Senopati untuk
menghentikan tapanya. Sebagai gantinya, sang Ratu penguasa alam spiritual di
laut selatan setuju untuk membantunya dalam mendirikan kerajaan yang baru.
Untuk menjadi pelindung spiritual kerajaan tersebut, sang Ratu dilamar oleh
Panembahan Senopati untuk menjadi pasangan spiritualnya serta semua
penggantinya nanti, yaitu para raja Mataram.
Babad Dipanegara
Babad
Dipanegara mengisahkan pertemuan antara Ratu Kidul dengan Pangeran Diponegoro
sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1805 dan pertengahan Juli 1826. Pertemuan
pertama terjadi di Gua Langse, Pantai Parangtritis di selatan Yogyakarta, pada
saat Pangeran Diponegoro tengah bersamadi sehingga Ratu Kidul tidak
berkeinginan untuk mengganggu. Pertemuan kedua berlangsung pada saat terjadinya
Perang Diponegoro (1825-1830). Pada pertemuan kedua, Ratu Kidul yang ditemani
dua patihnya -yaitu Nyi Roro Kidul dan Raden Dewi- menawarkan bantuan dalam
perang tetapi dengan syarat Pangeran Diponegoro bersedia memohon kepada Allah
Ingkang Rabulngalimin agar Ratu Kidul diperkenankan kembali menjadi manusia.
Namun, Pangeran Diponegoro menolak dengan halus dengan alasan bahwa pertolongan
hanya datang dari Hyang Agung sehingga ia tidak akan bersekutu dengan makluk
gaib. Hal ini sesuai dengan tujuan utamanya untuk berperang, yaitu untuk
memajukan agama Islam di seluruh Jawa.
Ritual dan kepercayaan Tari Bedhaya Ketawang
Naskah
tertua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah Babad Tanah Jawi. Panembahan
Senopati adalah orang pertama yang disebut sebagai Raja yang menyunting Sang
Ratu Kidul. Dari kepercayaan ini diciptakan Tari Bedhaya Ketawang dari kraton
Kasunanan Surakarta (pada masa Sunan Pakubuwana I), yang digelar setiap tahun
pada Upacara Ageng kenaikan Tahta Sri Sunan atau disebut Jumenengan , yang
dipercaya sebagai persembahan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Sunan duduk di samping
kursi kosong yang disediakan bagi Sang Ratu Kidul.
Pelabuhan Ratu dan kota-kota pesisir lainnya
Pelabuhan
Ratu adalah sebuah kota nelayan di Jawa Barat. Masyarakat setempat menyelenggarakan
hari suci khusus untuk Kanjeng Ratu Kidul setiap tanggal 6 April. Hari tersebut
merupakan hari peringatan bagi penduduk lokal dan mereka memberikan banyak
persembahan untuk menyenangkan sang Ratu. Para nelayan lokal juga
menyelenggarakan ritual sedekah laut setiap tahunnya, memberikan persembahan
seperti nasi, sayuran, dan berbagai produk pertanian, hingga ayam, tenunan
batik, dan kosmetik. Persembahan tersebut dilarungkan ke laut sebagai
persembahan untuk Ratu. Para nelayan lokal percaya persembahan mereka akan
menyenangkan Ratu Laut Selatan sehingga ia akan memberkahi mereka dengan hasil
tangkapan yang berlimpah serta memberikan cuaca yang bagus, tidak terlalu
banyak badai serta ombak.
Di
sekitar lokasi Pantai Palabuhanratu, tepatnya di Karang Hawu, terdapat
petilasan (persinggahan) Ratu Pantai Selatan yang dapat dikunjungi untuk
melakukan ritual tertentu ataupun hanya sekadar melihat-lihat. Di komplek
keramat ini terdapat sekurangnya dua ruangan besar yang didalamnya terdapat
beberapa makam yang dipercaya penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala,
Eyang Jalah Mata Makuta, dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga
terpampang gambar penguasa Laut Selatan.
Kanjeng
Ratu Kidul juga diasosiasikan dengan Parangtritis, Parangkusumo, Pangandaran,
Karang Bolong, Ngliyep, Puger, Banyuwangi, dan berbagai tempat di sepanjang
pantai selatan Jawa seperti Tulungagung.
Pantai
Parangkusumo dan Parangtritis di Yogyakarta sangat berhubungan dengan legenda
Kanjeng Ratu Kidul. Parangkusumo merupakan tempat Panembahan Senapati bertemu
Kanjeng Ratu Kidul. Saat Sultan HB IX meninggal tanggal 3 Oktober 1988, majalah
Tempo menulis bahwa para pelayan keraton melihat penampakan Kanjeng Ratu Kidul
untuk menyampaikan penghormatan terakhirnya kepada sri sultan.
Sedekah laut
Masyarakat
nelayan pantai selatan Jawa setiap tahun melakukan sedekah laut sebagai
persembahan kepada sang Ratu agar menjaga keselamatan para nelayan dan membantu
perbaikan penghasilan. Upacara ini dilakukan nelayan di pantai Pelabuhan Ratu,
Ujung Genteng, Pangandaran, Cilacap, Sakawayana dan sebagainya. Sebagian besar
para wisatawan yang berkunjung baik itu lokal maupun manca negara datang ke
Pelabuhan Ratu karena keindahan panoramanya sekaligus tradisi ritual ini.
Disaat-saat tertentu banyak acara ritual yang sering digelar penduduk setempat
sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan.
Ruang khusus di hotel
Pemilik
hotel yang berada di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan ruang khusus bagi
Sang Ratu. Yang terkenal adalah Kamar 327 dan 2401 di Hotel Grand Bali Beach.
Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar pada peristiwa
kebakaran besar Januari 1993. Setelah pemugaran, Kamar 327 dan 2401 selalu
dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi suguhan (sesaji)
setiap hari, tidak untuk dihuni dan khusus dipersembahkan bagi Ratu Kidul. Hal
yang sama juga dilakukan di Hotel Samudra Beach di Pelabuhan Ratu. Kamar 308
disiapkan khusus bagi Ratu Kidul. Di Yogyakarta, Hotel Queen of The South di
dekat Parangtritis mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu.
Hotel
Samudra Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, menyediakan kamar 308 yang
dicat berwarna hijau untuk Kanjeng Ratu Kidul. Setidaknya pada awal tahun 1966,
presiden pertama Indonesia, Sukarno, terlibat dalam penentuan lokasi serta ide
Hotel Samudra Beach Hotel. Di depan kamar 308 terdapat pohon Ketapang tempat
Sukarno memperoleh inspirasi spiritualnya. Di dalam kamar tersebut juga
dipasang lukisan terkenal "Nyai Rara Kidul" oleh Basuki Abdullah.
Kepercayaan Kejawen (KELOMPOK KEJAWEN TERTENTU)
Dalam
kepercayaan masyarakat Jawa, sosok Ratu Kidul merupakan sosok agung yang
dimuliakan dan dihormati. Masyarakat Jawa mengenal istilah telu-teluning
atunggal (tiga sosok yang menjadi satu kekuatan), yaitu Eyang Resi Projopati,
Panembahan Senopati, dan Ratu Kidul. Panembahan Senopati merupakan pendiri
kerajaan Mataram Islam yang bertemu dengan Ratu Kidul ketika bertiwikrama
sesuai arahan Sunan Kalijaga untuk memperoleh wangsit. Saat itu, ia bermaksud
membangun sebuah keraton pada sebuah tempat yang sebelumnya sebuah hutan
bernama Alas Mentaok (kini Kotagede di Daerah Istimewa Yogyakarta). Saat ia
bertapa, semua alam menjadi kacau, ombak besar, hujan badai, gempa, dan gunung
meletus. Ratu Kidul setuju membantu dan melindungi Kerajaan Mataram, bahkan dipercaya
menjadi istri spiritual bagi Raja-raja trah Mataram Islam.
Agama Konghucu
Penghormatan
serta pemuliaan kepada Kanjeng Ratu Kidul juga terdapat pada sebuah kelenteng
yang terletak di bilangan Pekojan, Jakarta Barat, yaitu di Vihara Kalyana
Mitta. Terdapat kepercayaan bahwa mitos mengenal Nyi Rara Kidul (dalam hal ini,
nama Nyai Rara Kidul hanya menjadi panggilan populer Kanjeng Ratu Kidul)
berasal dari kepercayaan Siwa-Buddha di Indonesia, yaitu kepercayaan kepada Tara
(Bodhisatwa).
Ratu Laut Selatan
Ratu
Laut Selatan / Ratu Pantai Selatan juga sering disebut Ibu Ratu Kidul adalah
sosok Ratu Jin dari keturunan pasukan Nabi Sulaiman bernama Ratu Rara Kirana
lalu tampuk pimpinan masa kini digantikan oleh Ratu Rara Kadita anak dari Prabu
Siliwangi hasil pernikahannya dengan Ratu Jin Penguasa Hutan & Daratan di
Nusantara yang belum diketahui namanya.
Kekuatan
Ilmu Ratu Laut Selatan dapat menaklukan Nyi Blorong, lalu setelah ditaklukan
menjadi pembantu pada istana laut selatan, sebelum ia diusir karena
perseteruannya dengan Nyi Roro Kidul, pilar benderanya didaratan tak lain
membangun Borobudur.
Pengetahuan
masyarakat pada umumnya merujuk pada 3 tokoh, yaitu Kanjeng Ratu Kidul &
anak asuhnya Nyi Roro Kidul serta jin keturunan iblis Nyi Blorong yang pernah
ditaklukan saat itu.
Tokoh
Jin Ratu Rara kirana pernah menyatu membantu jin qorin Ratu Penguasa ke-3
Kerajaan Majapahit sebagai Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi.
Dalam
penyelarasan sebagai jin pembantu / khodam Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi
Majapahit terkenal kepemimpinan sampai mancanegara, setara dengan pemimpin
dunia Julius Caesar, Aleksander Agung, Cleopatra dll. Lihat Civilization VI
sebagai Ratu Penguasa Nusantara di dunia.
Pada
masa itulah Ibu Ratu mengangkat Rara Kadita sebagai Ratu Laut Selatan ketika ia
menyuruhnya melompat ke laut lalu menggantikan kedudukannya, jauh sebelum ia
menemukan Nyi Roro Kidul dari semenjak bayi, menurut pasukan balqis yang
membuangnya Bayi ini adalah anak dari Ratu Balqis / Ratu Syeba hasil perkawinan
dari Raja Jin lain setelah wafatnya Nabi Sulaiman.
Ia
bernama Putri Aurora Balqis yang dibuang kelaut Jawa, lalu kemudian Ratu Laut
Selatan mengasuhnya.
Legenda
cerita ini sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Jawa dan Bali. Kepercayaan
akan adanya penguasa lautan di selatan Jawa (Samudra Hindia) terutama dikenal
oleh Suku Sunda dan Suku Jawa. Orang Bali juga meyakini adanya kekuatan yang
menguasai pantai selatan ini.
Senjata
andalan Ratu Laut Selatan Rara kirana adalah Panah 7 Penjuru Mata Angin &
Tombak Nirwana Cakra Langit yang pernah di pinjamkan oleh Sunan Kalijaga untuk
mengalahkan Prabu Siliwangi, lalu Sunan Gunung Jati menempa senjata tersebut
dijuluki Karera Reksa dan menjadi Pusaka Agung Buana. Setelah itu pusaka
tersebut dikembalikan kembali ke pemiliknya.
Persaingan Nyi Roro Kidul & Nyi Blorong
Pada
mulanya Ratu Rara Kirana mendapati sesosok bayi Putri tanpa raga di lautan yang
tak lain adalah Nyi Roro Kidul bernama Putri Aurora Balqis, lalu mengasuhnya
sampai dewasa. Sedangkan Nyi Blorong adalah taklukannya lalu bergabung sebagai
pasukannya Ratu Laut Selatan.
Pada
masa itu Nyi Blorong & Nyi Roro Kidul sebagai Pati dari Ratu Laut Selatan
yang selalu bersaing. Namun akibat itu timbul iri hati Nyi Blorong karena
kecantikan & kesaktiannya. Puncaknya ia memendam dendam terhadap Nyi Roro
kidul, bertarung tak ada yang menang, lalu dipisahkan & diusir dari istana
oleh Ratu Laut Selatan.
Nyi Blorong
Nyi
Blorong atau Maheswari Sasandoro ing Gayatri adalah sosok legenda Indonesia
yang berwujud wanita cantik, bertubuh manusia dari pinggang ke atas, dan
berwujud ular berwarna hijau & kuning dari pinggang ke bawah. Ia merupakan
jenis dari keturunan Jin Iblis. Sebagai panglima perang kafir di Nusantara ini
sejak dulu.
Menurut
Prediksi pengalaman spritual, dari keberadaannya sebagai wujud ular, ia adalah
Sukma dari penjelmaan Medusa yang terbunuh oleh Perseus (mitologi), ia termasuk
dari keturunan iblis. Ia pernah ditaklukan oleh Ratu Laut Selatan & diusir
karena berseteru dengan Nyi Roro Kidul lalu berdiam diri & membangun kerajaannya
di laut selatan paling kiri.
Musuh
bebuyutannya tak lain adalah Nyi Roro Kidul & Ratu Laut Selatan serta Umat
Muslim & Khodam Muslim yang taat, termasuk khodam Raja-Raja Nusantara &
Mesir seperti jin qorin Sabdapalon, Jayabaya, Prabu Siliwangi, Brawijaya,
Gajahmada, Hayam Wuruk, Sultan Agung, Syekh Subakir Gunung Tugel &
Walisongo.
Pada
akhir jamannanti & sekutunya dapat menghimpun pasukan Iblis (manusia
berwatakan Setan) sampai 3 Miliar dari
golongan jin & dukun golongan setan berbagai macam makhluk halus untuk
membasmi jin muslim / khodam sakti yang tentu jin tersebut bisa meninggal.
Ia
bersekutu pula dengan ratusan raja jin kafir keturunan iblis dari berbagai
mancanegara, yang nama-namanya tak perlu disebutkan disini, keturunan Iblis
mereka tak akan binasa sampai hari kiamat kecuali yang pernah murtad.
Diakhir
jaman nanti seluruh pasukannya binasa dan terluka hebat oleh Panglima pasukan
jin muslim nusantara yang dipimpin Jin Qorin Gajah Mada lalu bersembunyi di
pertapaannya daerah Sukabumi, untuk memulihkan tenaganya ia butuh waktu sampai
6 bulan untuk kesembuhannya.
Maka
prediksi ini dibuat agar kita waspada akan kesesatannya yang nyata.
Nyi
Blorong pernah ditaklukan Ratu Laut Selatan lalu ia menahan tombaknya juga
menjadikan keturunan iblis itu sebagai bala tentaranya, setelah itu bersaing
dengan Nyi Roro kidul lalu diusir dari Istana Ratu Laut Selatan.
Setelah
terusir ia menyimpan dendam untuk membalas dengan menghimpun banyak pasukan
kesesatan dari jin & manusia. Ia lebih berwujud sebagai putri ular yang
ditugaskan untuk menggoda manusia dan menyesatkan manusia dengan cara-cara
pesugihan. Hal itu berbeda dengan Nyi Roro Kidul yang berwatak baik hati. Nyi
Roro Kidul adalah Jin Muslim keturunan Ratu Syeba Nama lainnya adalah Putri
Aurora Balqis, sedangkan Ratu Laut Selatan saat ini adalah Ratu Rara Kadita
anak dari Prabu Siliwangi ketika menikahi Ratu Daratan yang belum diketahui
Namanya.
Menurut
Guru Spritual, Nyi Blorong berada dilaut selatan sebelah kiri ia kafir musuh
Jin islam, sifatnya memiliki tipu muslihat sesat.
Ia
menyesatkan manusia agar terjerumus pesugihan & menjadikan manusia
budak-budaknya yang taat & tidak menerima kenyataan bahwa manusia tersebut
tak sadar akan pengaruhnya, bahwa ia mengikuti benderanya, selalu menyamar
menjadi Nyi Roro Kidul dan memfitnahnya, juga dapat mengaku sebagai Ratu Pantai
Selatan, padahal ia adalah jin kafir dari keturunan Iblis, maka ia dapat
mengatakan & mengucap salam saat ritual keberadaannya dipanggil, jika
engkau mengetahui, sebab ia keturunan Iblis.
Nyi
Blorong tampil mengenakan kebaya berwarna hijau dengan rajutan emas. Kain
panjang berwarna emas tersebut konon merupakan perwujudan sosok aslinya, yaitu
ular raksasa. Pada saat bulan purnama, kacantikan dan kesaktian Nyi Blorong
mencapai puncaknya, tetapi saat bulan mengecil, ia akan kembali ke wujudnya
yang semula yaitu ular raksasa.
Serat
Centhini menyebutkan bahwa Nyi Blorong yang cantik adalah putri dari Ratu
Anginangin. Ia dinikahkan dengan Jaka Linglung setelah calon suaminya itu
berhasil membunuh buaya putih penjelmaan Prabu Dewatacengkar.
Pesugihan
Nyi
Blorong dipercaya dapat mendatangkan kekayaan bagi orang yang tertarik
mengajaknya untuk bersekutu. Setiap kedatangan Nyi Blorong, ia akan
meninggalkan kepingan-kepingan emas di tempat ia menemui orang yang menjalin
hubungan dengannya sebagai imbalan. Emas tersebut konon sebenarnya merupakan
sisik-sisik tubuhnya.
Pesugihan
dengan Nyi Blorong dipercaya membutuhkan tumbal arwah manusia pengikutnya. Saat
ajal, arwah pengikutnya itu akan menjadi bagian dari penghuni keraton gaib Laut
Selatan untuk selamanya. Selain itu, dalam jangka waktu tertentu, Nyi Blorong
juga meminta tumbal nyawa untuk menambah jumlah prajurit serta meningkatkan
kecantikannya. Pamer kekebalan senjata, kartu tarot, ramalan, fitnah &
pesugihan menjadi kaya, tumbal dll adalah ajarannya Nyi Blorong suka
mengaku-ngaku sebagai Ratu Pantai Selatan atau sebagai Nyi Roro Kidul,
berhati-hatilah dengannya waspada pengaruhnya.
Ia
adalah Ruh kegelapan dari keturunan Sukma Medusa iblis berkepala ular atau
keturunannya yang berdiam dilautan sebelah kiri laut selatan.
Orang-orang
juga menyebutnya sebagai eyang (nenek). Dalam wujud sejenis putri duyung, ia disebut
sebagai Nyai Blorong.
Larangan berpakaian hijau
Ini
adalah pekerjaan jin kafir menurut Nyi Roro Kidul karena ratu laut Selatan tak
pernah memerintahkan seperti itu, mungkin juga dari tentara Nyi Blorong yang
menyebar kepercayaan lokal bahwa mengenakan pakaian berwarna hijau akan membuat
pemakainya tertimpa kesialan, karena hijau adalah warna kesukaan Nyi Roro
Kidul. Warna hijau laut (gadhung m'lathi dalam bahasa Jawa) adalah warna
kesukaan Nyi Roro Kidul dan tidak boleh ada yang memakai warna tersebut di sepanjang
pantai selatan Jawa. Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung
ke pantai selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau. Mitosnya
mereka dapat menjadi sasaran Nyai Rara Kidul untuk dijadikan tentara atau
pelayannya (budak). Secara logika, alasan tersebut muncul karena air laut pada
daerah pantai selatan warnanya cenderung kehijauan sehingga korban tenggelam
yang mengenakan pakaian hijau akan sulit ditemukan.
Serat
Centhini menyebut bahwa Gusti Kanjeng Nyai Rara Kidul memiliki kampuh gadhung
mlathi atau kain dodot panjang berwarna hijau dan tengahnya putih yang berperada
emas. mengajarkan kesesatan yang nyata, Terkadang digambarkan berwujud Putri
Duyung dengan tubuh bagian bawah berwujud seekor ular atau ikan,terkadang pula
digambarkan sebagai wanita yang amat cantik. Ia dipercaya mengambil jiwa
siapapun yang ia inginkan.Terkadang ia disebut memiliki wujud ular. Kepercayaan
ini mungkin berasal dari legenda tentang Putri Pajajaran yang menderita
penyakit lepra. Penyakit kulit yang dialami putri tersebut kemungkinan dianggap
sama seperti ular yang berganti kulit.
Ia
& Pasukan Sekutunya Jin Kafir jumlahnya 3 Milyar dengan dipimpin puluhan
keturunan Iblis dari belahan bumi lain. Maka waspadalah dengan kesesatannya.
Syarat
Insyaf melepas pengaruhnya
Pesugihan
yang dilakukan oleh yang bersangkutan apabila sudah meninggal, akan bersambung
ke keturunannya anak cucu sampai diputuskan ritual perjanjian terdahulu.
Maka
anda harus berkurban dengan potong sapi, kerbau, kambing di saat Hari Raya
Qurban/Idul Adha, memohon ampun kepada Allah SWT.
Perlu
bertanya kepada ulama, Kyai, Ustad atau guru spiritualis khususnya beragama
Islam, karena hanya bisa diputuskan secara itu, agar keluar dari kesesatan
& tak buang energi sia-sia dalam hidup ini, sebab anda ada dari makanan yang
tak baik karena ortu pernah main pesugihan dengan daging & darah sebagai
bayarannya.
Nyimas Dewi Anggatri
Namun
menurut sumber lain, Nyi Blorong adalah sebutan untuk Nyimas Dewi Anggatri,
anak dari Nyimas Dewi Rangkita atau yang dikenal sebagai ratu Galuh, anak dari
Nyimas Dewi Anggista, putri bungsu dari Raja Caringin Kurung ke XI, Prabu Jaya
Cakra.
Sunan Kalijaga & Sunan Gunung Jati
Sunan
Gunung Jati adalah cucu Prabu Siliwangi memperkenalkan Sunan Kalijaga kepada
tantenya Ratu Laut Selatan / Ratu Rara Kadita anak dari Prabu Siliwangi setelah
itu Ratu Laut Selatan menjadi muslim, lalu Sunan Kalijaga menjadikan ia istri
spritualnya tanpa keturunan & hanya agar dapat meminjam tombaknya.
Sunan
Kalijaga sebagai suami dari Ratu Laut Selatan Ratu Rara Kadita anak dari Prabu
Siliwangi tak mengetahui taktik sang suami, Konon Sunan Kalijaga mempersunting
anaknya Prabu Siliwangi karena ingin meminjam Tombak Nirwana Cakra Langit
kepunyaan Ratu Rara Kadita untuk mengalahkan Prabu Siliwangi atas arahan Sunan
Gunung Jati cucu dari Prabu Siliwangi. Lalu pertarungan kedua terjadi selama
seminggu dan dimenangkan oleh Sunan Kalijaga, kekalahan ini menjadikan Prabu
Siliwangi yang kekuasaannya sampai Kesultanan Cirebon kurang suka dengan
Kesultanan Demak, dan otomatis Ratu Pantai Selatan sakit hati saat itu kepada
Sunan Kalijaga yang pernah dikalahkan Ayahnya.
Sunan
Kalijaga memiliki hubungan mendalam dengan Putri Rara Kadita karena aspek yang
sama, yaitu air (dalam bahasa Jawa, kali memiliki arti sungai). Panembahan
Senopati (1584–1601), pendiri ekspansi imperial Mataram, mencari dukungan dewi
dari Samudra Selatan Kanjeng Ratu Kidul dan Nyai Loro Kidul di Pemancinang,
selatan Jawa, untuk menjadi pelindung khusus keluarga bangsawan Mataram.
Ketergantungan Senopati pada Sunan Kalijaga dan Nyai Loro Kidul menurut catatan
sejarah mencerminkan ambivalen Dinasti Mataram terhadap Islam dan kepercayaan asli
Jawa.
Legenda dari Jawa & Sunda
Ibu
Ratu Kidul (juga disebut Ratu Rara Kadita) adalah tokoh legendaris Indonesia
yang sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Jawa & Bali. Tokoh ini
dikenal sebagai Ratu Laut Selatan (Samudra Hindia). Menurut legenda Sunda, Nyi
Rara Kadita mulanya merupakan Putri Prabu Siliwangi dari Ratu Jin penguasa
daratan yang diusir ayahnya karena ulah ibu tirinya.
Dalam
perkembangannya, masyarakat spritual mengakui Putri Rara Kadita adalah anak
dari Sri Baduga Maharaja dengan Ratu Jin Penguasa Daratan ketika beliau
tersesat di hutan, Kedudukan Nyai Loro Kidul / rara kadita sebagai Ratu Laut
Selatan keturunan setengah jin & manusia di tanah Jawa menjadi motif
populer dalam cerita rakyat dan mitologi, selain juga dihubungkan dengan
kecantikan putri-putri Sunda dan Jawa.
Kepercayaan Kejawen
Kanjeng
Ratu Kidul adalah tokoh legenda yang sangat populer di kalangan masyarakat
Pulau Jawa dan Bali. Ia memiliki kuasa atas ombak keras samudra Hindia dari
istananya yang terletak di jantung samudra. Dalam mitologi Jawa, Kanjeng Ratu
Kidul merupakan ciptaan dari Dewa Kaping Telu. Ia mengisi alam kehidupan
sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan dewi-dewi alam yang lain.
Menurut
kepercayaan, ia merupakan pasangan spiritual para sultan dari Mataram dan
Yogyakarta, dimulai dari Panembahan Senapati hingga sekarang. Ia juga menjadi
istri spiritual Susuhunan Surakarta. Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan,
keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan
dinasti Mataram.
Keraton
Surakarta menyebutnya sebagai Kanjeng Ratu Ayu Kencono Sari. Ia dipercaya mampu
untuk berubah wujud beberapa kali dalam sehari. Sultan Hamengkubuwono IX
menggambarkan pengalaman pertemuan spiritualnya dengan sang Ratu; ia dapat
berubah wujud dan penampilan, sebagai seorang wanita muda biasanya pada saat
bulan purnama, dan sebagai wanita tua di waktu yang lain.
Dalam
kejawen Kanjeng Ratu Kidul dipercaya suka mengambil orang-orang yang mengenakan
pakaian hijau yang berada di pantai wilayahnya untuk dijadikan pelayan atau
pasukannya. Karena itu, pengunjung pantai wisata di selatan Pulau Jawa, baik di
Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Cilacap, pantai-pantai di selatan Yogyakarta,
hingga Semenanjung Purwa di ujung timur, selalu diingatkan untuk tidak
mengenakan pakaian berwarna hijau.
Sebenarnya
ini adalah fitnah penyesatan dari setan iblis Nyi Blorong, kepada Ratu Laut Selatan,
Ibu Ratu kidul saja gak perduli urusan itu, karena dia tidak perlu sesaji atau
syarat pesugihan seperti Blorong.
Ia
berdua sebagai Ratu Jin Muslim berharap di beri kiriman doa Al-Fatihah atas
nama Ratu Rara Kirana & Ratu Rara Kadita.
Ratu
Rara Kirana sebagai Khodam Tribhuwana Wijayatunggadewi mungkin ada hasrat
berkehendak berpolitik lagi, tapi nanti kami tanyakan kembali.
Ratu Ayu Pagedongan
Ratu
Pagedongan adalah putri Raden Panji, seorang putra raja Jenggala, dengan
Retnaning Dyah Angin-Angin yang merupakan putri lelembut. Saat membuka hutan
(babat alas) Sigaluh, pohon beringin putih yang merupakan pusat kerajaan
lelembut ikut tumbang. Roh raja lelembut, Prabu Banjaran Seta, masuk ke dalam
tubuh Raden Panji sehingga ia menjadi semakin sakti. Dengan demikian, kekuasaan
hutan Sigaluh dan kerajaan lelembut menjadi miliknya. Retnaning Dyah
Angin-Angin adalah adik dari Prabu Banjaran Seta.
Saat
Ratu Hayu lahir, kakek Ratu Hayu yang bernama Eyang Sindhula datang dan
memberinya nama Ratu Pagedongan dengan harapan ia menjadi wanita tercantik di
seluruh alam. Setelah beranjak dewasa, Ratu Pagedongan meminta kakeknya agar
kecantikannya abadi. Hal tersebut dapat terjadi hanya jika Ratu Pagedongan
menjadi lelembut. Setelah menjadi lelembut, Raden Panji menyerahkan laut
selatan di bawah kekuasaan putrinya, sampai saatnya ia bertemu dengan Wong
Agung (orang besar) yang memerintah Jawa.
Putri Banyu Bening Gelang Kencana
Lara
Kidul Dewi Nawangwulan adalah ratu sebuah kerajaan kecil pada masa Kerajaan
Majapahit. Ia adalah keturunan Bhre Wengker (1456-1466), seorang raja
Majapahit. Suaminya adalah Jaka Tarub, sementara ia sendiri menjadi salah satu
dari tujuh bidadari yang mandi di telaga. Keduanya memiliki putri bernama Dewi
Nawangsih. Nawangsih menikah dengan Raden Bondan Kejawan atau Lembu Peteng,
pangeran Majapahit yang diangkat anak oleh Jaka Tarub. Keduanya adalah moyang
dari Panembahan Senapati, pendiri Kesultanan Mataram.
Dalam
legenda, saat Nawangwulan sampai di khayangan, ia ditolak karena sudah berbau
manusia. Nawang Wulan kembali turun ke bumi tetapi tidak bermaksud kembali ke
suaminya. Ia naik gunung Merbabu dan meloncat ke laut selatan untuk bunuh diri.
Di laut selatan, Nyi Nawang Wulan perperang dengan Nyi Roro Kidul dan
memperoleh kemenangan, sehingga ia menguasai laut selatan. Dengan demikian,
Nawangwulan menjadi salah satu dari tiga penguasa laut selatan disamping Nyi
Roro Kidul dan Nyi Blorong.
Dalam
versi lain, penguasa khayangan menjadikan Nawangwulan penguasa laut kidul
karena ia sudah tidak layak untuk tinggal di khayangan, tetapi juga tidak
pantas untuk kembali tinggal di antara manusia di bumi. Semenjak saat itu,
Nawangwulan dikenal dengan nama Nyi Roro Kidul.
Legenda dari Batak
Gerbang
samudra Sanggar Agung dihiasi patung raksasa Kwan Im Laut Selatan.
Kwan
Im adalah bodhisatwa welas asih dalam ajaran Buddha Mahayana. Ia bersumpah
tidak akan beristirahat hingga ia berhasil membebaskan seluruh makhluk hidup
dari penderitaan samsara (atau kelahiran kembali berulang ke dunia). Di China,
para nelayan berdoa kepadanya agar selamat selama di laut mencari ikan. Itulah
sebabnya Bodhisatwa Kwan Im juga dijuluki Kwan Im Laut Selatan, yang sebenarnya
merujuk pada Laut Cina Selatan.
Pada
saat terjadi diaspora penduduk China ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia,
Kwan Im Laut Selatan dianggap sebagai pelindung para imigran tersebut. Seluruh
wilayah di selatan China (termasuk Laut China Selatan) dipercaya berada di
bawah perlindungan (kekuasaan) Kwan Im. Oleh sebab itu, pemujaan terhadap Kwan
Im cukup populer di Indonesia, misalnya di Klenteng Sanggar Agung di Surabaya
dan Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa di Simpenan, Sukabumi.
Putri Raja Thailand ke IV
Menurut
legenda yang beredar di Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa, Simpenan, Sukabumi,
Ratu Pantai Selatan merupakan putri Raja Thailand, yaitu Raja kelima dari
dinasti Chakri, Chulalongkorn.
Nyi Roro Kidul
Nyi
Roro Kidul (Nyai Roro Kidul, Nyi Rara Kidul, Nyai Rara Kidul) adalah sosok gaib
dari cerita rakyat Indonesia. Ia dipercaya menguasai Laut Selatan dalam mitos
Sunda dan Jawa.
Nyi
Roro Kidul juga dikenal dengan berbagai nama yang mencerminkan berbagai kisah
berbeda dari asal-usulnya, legenda, mitologi, dan kisah turun-temurun. Ia lazim
dipanggil dengan nama Ratu Laut Selatan dan Gusti Kanjeng Ratu Kidul.
Menurut
adat-istiadat Jawa, penggunaan gelar seperti Nyai, Kanjeng, dan Gusti untuk
menyebutnya sangat penting demi kesopanan. Terkadang orang juga menyebut
namanya sebagai Nyai Loro Kidul. Bahasa Jawa loro merupakan sebuah homograf untuk
2 (dua) dan sakit, menderita. Sementara bahasa Jawa rara (atau roro) memiliki
arti gadis.
Seorang
ortografer Belanda memperkirakan terjadinya perubahan dari bahasa Jawa kuno
roro menjadi bahasa Jawa baru loro, sehingga terjadi perubahan arti dari gadis
cantik menjadi orang sakit.
Kadita
Nyi Roro Kidul dipercaya merupakan sosok putri dari Galuh Pakuan, dikenal
dengan nama Dewi Kadita atau Kandita.
Dikisahkan
bahwa Kadita merupakan sosok putri yang cantik jelita, kecantikannya tersebut
membuatnya menerima julukan Dewi Srêngéngé. Kadita mewarisi sifat mulia Raja
Munding Wangi, penguasa Galuh Pakuan kala itu, bahkan Kadita direncanakan untuk
melanjutkan takhta kerajaan.
Permaisuri
kedua Sang Raja, dikenal sebagai Dewi Mutiara, cemburu terhadap Kadita, sebab
Dewi Mutiara ingin menguasai harta kerajaan seorang diri saja.
Dewi
Mutiara ingin anak laki-lakinya yang akan diangkat menjadi Raja kelak, dengan demikian
Dewi Mutiara meminta kepada Sang Raja untuk mengusir Kadita dari istana, tetapi
Sang Raja sangat menyayangi Kadita, ia menolak permintaan Dewi Mutiara dan
marah bila ada yang menyakiti Kadita. Dewi Mutiara merubah sikapnya,
menenangkan Sang Raja agar tak dipandang buruk.
Dewi
Mutiara mengutus pembantunya untuk mencarikan seorang tukang tenung untuk
meneluh Kadita, hingga pada malam harinya kulit Kadita memerah kudisan dan
mengeluarkan bau busuk amis.
Esok
hari, setelah penyakit Kadita diketahui oleh Sang Raja, ia kemudian diasingkan
karena telah membuat malu keluarganya dengan penyakit kulit yang aneh. Ada pula
dari sumber lain mengatakan bahwa Sang Raja mengasingkan Kadita karena
mengkhawatirkan rakyatnya, tak ingin rakyatnya tertular penyakit yang tidak
diketahui penyebabnya.
Diasingkan
dari kerajaan, Kadita melakukan perjalanan melalui hutan menuju ke laut selatan
selama 7 hari 7 malam. Setibanya di pantai laut selatan, Kadita menceburkan
diri ke laut, menyembuhkan penyakitnya, membangkitkan kesaktiannya dan menjadi
Ratu para lelembut di laut selatan.
Ratu Laut Utara
Ratu
Laut Utara adalah sosok legenda penguasa laut utara pulau Jawa, khususnya di
utara Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam kepercayaan masyarakat Pekalongan, nama
Ratu Laut Utara yang sebenarnya adalah Dewi Lanjar. Lanjar adalah sebutan bagi
wanita yang bercerai dengan suaminya dalam usia yang masih muda dan belum
mempunyai anak.
Masyarakat
Pekalongan pada khususnya masih memiliki kepercayaan kental terhadap sosok Dewi
Lanjar. Misalnya jika ada anak hilang saat bermain di pantai, masyarakat
percaya bahwa anak tersebut dibawa oleh Dewi Lanjar. Konon letak keraton Dewi
Lanjar terletak di pantai Pekalongan sebelah sungai Slamaran.
Dewi Lanjar
Pada
zaman dahulu di Pekalongan hiduplah seorang putri cantik bernama Dewi Rara
Kuning. Ia telah menjadi janda di usia yang sangat muda karena suaminya
meninggal beberapa waktu setelah pernikahan mereka. Itulah sebabnya Dewi Rara
Kuning kemudian terkenal dengan sebutan Dewi Lanjar. Karena hal tersebut, Dewi
Lanjar memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya agar tidak
terus-menerus dirudung duka.
Setibanya
di sungai Opak, ia bertemu Raja Mataram Panembahan Senopati bersama Mahapatih
Singaranu yang sedang bertapa mengapung di atas air sungai. Dewi Lanjar
mengutarakan isi hatinya dan berkata tidak akan menikah lagi. Panembahan
Senopati dan Mahapatih Singoranu merasa kasihan kemudian menasehatinya agar
bertapa di Pantai Selatan menghadap Ratu Kidul. Selanjutnya mereka berpisah,
Panembahan Senopati beserta patihnya melanjutkan bertapa menyusuri sungai Opak
sedangkan Dewi Lanjar menuju Pantai Selatan. Ia bertapa dengan tekun kemudian
moksa dan bertemu dengan Ratu Kidul.
Dalam
pertemuan itu, Dewi Lanjar memohon menjadi anak buah Kanjeng Ratu Kidul, Ratu
Kidul tidak keberatan. Suatu hari, Dewi Lanjar bersama pasukan jin
diperintahkan untuk mengganggu dan mencegah Raden Bahu yang sedang membuka
hutan Gambiren (kini berada di sekitar jembatan anim Pekalongan dan desa
Sorogenen). Namun, Raden Bahu tidak terpengaruh semua godaan Dewi Lanjar dan
pasukan jinnya. Karena tidak berhasil menunaikan tugas, Dewi Lanjar memutuskan
untuk tidak kembali ke Pantai Selatan, tetapi memohon izin kepada Raden Bahu
untuk dapat bertempat tinggal di Pekalongan. Hal tersebut disetujui baik oleh
Raden Bahu maupun oleh Ratu Kidul. Dewi Lanjar diperkenankan tinggal dipantai
utara Jawa Tengah terutama di Pekalongan.
Dewi Lanjar, Sang Penguasa Laut Utara dan Ratu
Pesugihan
Ada
Mitos di pantai utara, perairan di atas pulau Jawa ini juga dijaga oleh seorang
sosok legendaris bernama Dewi Lanjar.
Penduduk
pesisir pantai Pekalongan pun sudah sangat kenal dengan kisah seputar peran dan
kekuatannya. Bahkan, ada juga yang mempercayainya sebagai pemberi pesugihan.
Nama
aslinya adalah Dewi Rara Kuning. Sebagian besar meyakini sosoknya sebagai putri
dengan paras ayu jelita. Meski demikian, cerita hidupnya dikisahkan
kebalikannya.
Belum
lama setelah pernikahannya, suaminya meninggal dunia. Hal tersebut membuat Dewi
Rara Kuning sebagai seorang janda di usianya yang masih muda.
Oleh
karena itu, Dewi Rara Kuning pun mendapat julukan ‘Lanjar’. Makin hari namanya
pun semakin dikenal sebagai Dewi Lanjar. Julukan dan luka setelah kepergian
kekasih akhirnya menyebabkan sang putri meninggalkan kampung halamannya.
Dewi
Lanjar pun melakukan perjalanan, hingga sampailah di sekitar Kali Opak. Di
sana, ia berjumpa dengan Raja Mataram Panembahan Senopati bersama Mahapatih
Singaranu. Saat itu, keduanya sedang bertapa dengan mengapung di atas sungai.
Di
hadapan penguasa Mataram, Dewi Lanjar mengutarakan kesedihannya. Ia bahkan
bertekad untuk tidak menikah lagi.
Merasa
tersentuh, Panembahan Senopati dan Mahapatih Singaranu pun menyarankan Dewi
Lanjar untuk bertapa di Pantai Selatan. Bukan tanpa tujuan, pemilihan lokasi
pertapaan tersebut bertujuan untuk menghadap Penguasa Laut Selatan, Kanjeng
Ratu Kidul.
Hubungan Dewi Lanjar dan Nyi Roro Kidul
Setelah
mendapat wangsit dari pemimpin Mataram, Dewi Lanjar menjalankan pertapaan di
pantai selatan. Dalam moksanya, ia meminta untuk menjadi pasukan Ratu Kidul.
Sang Penguasa Laut Selatan pun menyetujuinya.
Pada
satu waktu, Ratu Kidul memerintahkan Dewi Lanjar bersama pasukan jinnya untuk
menghalau Raden Bahu. Tujuannya, menghalangi Raden Bahu membuka hutan di
Gambiren.
Namun,
upaya Dewi Lanjar dan pasukan jinnya berbuah pahit. Raden Bahu sama sekali
tidak tergoda yang artinya kegagalan bagi Dewi Lanjar dan pasukannya.
Sayangnya,
ia tidak berhasil menuntaskan tugasnya, lalu Dewi Lanjar memutuskan tidak
kembali ke pantai selatan. Ia meminta Raden Bahu agar bisa bertempat tinggal di
Pekalongan. Baik Raden Bahu maupun Ratu Kidul pun menyetujuinya.
Dewi
Lanjar pun menetap dan populer sebagai penguasa laut utara. Tepatnya di sebelah
utara kawasan Pekalongan.
Versi
lain menyebutkan bahwa Dewi Lanjar sebenarnya adalah Rantam Sari yang merupakan
istri Raden Bahu. Jika ditarik garis keturunan, ia adalah Nawangsih, adik dari
Nawangwulan yang juga Ratu Kidul di pantai selatan Jawa.
Mitos dan kepercayaan tentang Dewi Lanjar
Bagi
masyarakat Pekalongan, kisah tentang Dewi Lanjar menjadi warisan budaya yang
terus dijaga kelestariannya. Dewi Lanjar dipercaya sebagai sosok dengan kekuatan
untuk menjaga kehidupan mikrokosmos dan makrokosmos.
Bukan
hanya itu, sosok Dewi Lanjar pun diyakini memiliki sejarah panjang. Dalam
kepercayaan masyarakat Islam, Dewi Lanjar bahkan mendapat gelar Hajjah,
melansir situs Warisan Budaya Kemdikbud.
Keberadaan
Dewi Lanjar dipercaya mendatangkan berkah. Tidak sedikit masyarakat yang datang
ke pantai untuk ngalap berkah. Mudah, pesugihan atau cara tradisional menuju
satu keinginan, baik rezeki secara material ataupun nonmaterial. Ada yang
dengan bertapa, menginap berhari-hari atau sekadar berdoa.
Mitos
lainnya mengatakan bahwa Dewi Lanjar memiliki sebuah pabrik batik di dekat
pantai Slamaran, Pekalongan. Banyak penduduk setempat yang menjadi pekerja di
pabrik tersebut. Menurut cerita warga, para pekerja akan menuju ke suatu
tempat, dan tiba-tiba menghilang karena sudah melewati pintu gerbang kerajaan
Dewi Lanjar.
Para
pekerja tersebut mendapat upah dengan cara unik. Mereka dibebaskan mengambil
sendiri uang upah mereka, sebesar Rp10 ribu – Rp 100 rubu (misalnya). Jika mengambil lebih dari jumlah
seharusnya, para pekerja terancam tidak bisa kembali ke dunia manusia.
Bukan
hanya ngalap berkah, masyarakat pun percaya akan kekuatan Dewi Lanjar dalam
memberikan pesugihan. Tidak sedikit yang membuat perjanjian dan menyerahkan
tumbal guna mendapat kekayaan, kepopuleran, dan apapun permintaannya.
Namun,
upaya ini diyakini hanya berlaku bagi masyarakat di luar Pekalongan. Sebab,
kebanyakan penduduk setempat masih memiliki garis keluarga dengan Dewi Lanjar.
Disebutkan
bahwa istana Dewi Lanjar sangatlah megah dengan bangunan terpisah.
Masing-masing bangunan terhubung dengan jembatan dari manusia yang diikat.
Konon, manusia-manusia tersebut adalah mereka yang mengikat janji pesugihan
dengan Sang Penguasa Pantai Utara.
Putri Aurora Balqis
Menurut
para guru ahli spritual, tentunya sudah pernah mengalahkan kesaktiannya, Nyi
Roro Kidul atau Putri Aurora Balqis lahir saat Ratu Balqis mengasingkan diri
& bertapa asbab kesedihan sepeninggalnya Nabi Sulaiman karena kembali
negeri tersebut diambang kehancuran & kesesatan, di pertapaannya ia menikah
dengan Raja Jin lalu lahirlah Aurora Balqis tanpa raga menjadi jin murni,
akhirnya ia menyuruh pasukannya untuk membuang anaknya ke laut Jawa &
ditemukan lalu diasuh oleh Ibu Ratu Laut Selatan. Meskipun dalam kepercayaan
Kejawen & spritual, Putri Roro Kidul adalah Putri yang terbuang dari negeri
saba.
Setelah
dewasa ia sudah diberi kesaktian & kekuasaan dengan senjata tongkat permata
& Selendang, tongkatnya lebih kuat daripada tongkat yang dimiliki Nyi
Blorong, senjata selendang tersebut dapat digunakan untuk memanggil ombak &
angin yang sangat besar di laut pantai selatan.
lalu
ia membangun kerajaan dipantai selatan sebelah kanan untuk mendampingi Ratu
Laut Selatan yang sangat mencintainya sebagai anak.
Ia
selalu menunggu perintah dari Ratu Laut Selatan selaku ibu angkatnya &
konon belum pernah menikah.
Ketika
Sunan Gunung Jati memperkenalkan Sunan Kalijaga kepada Ratu Pantai Selatan Rara
Kadita, & Nyi Roro Kidul Aurora Balqis ikut di Muslimkan oleh kedua
Waliyullah.
Ratu Syeba
Ratu Syeba (Malikat sabaa, Nigist Saba), mengacu pada Perjanjian
Lama, Al Qur'an, dan sejarah Ethiopia, adalah penguasa Syeba, sebuah kerajaan
kuno di mana arkeologi modern memperkirakan bahwa tempatnya sekarang adalah
Eritrea, Ethiopia atau Yaman. Nama dirinya tidak disebutkan dalam teks Alkitab,
dalam tradisi Ethiopia ia disebut dengan Makeda (kemungkinan berarti,
"bukan cara ini / bukan demikian"), dan dalam tradisi Islam namanya
adalah Balqis. Nama lain untuknya adalah Nikaule atau Nicaula.
Di dalam Perjanjian Baru tokoh ini juga disebut lagi oleh Yesus,
dalam Matius 12:42, sebagai Ratu dari Selatan
Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit
bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari
ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini
lebih daripada Salomo.
Referensi silang: 1 Raja-raja 10:1; 2 Tawarikh 9:1
Dalam Islam, Ratu Syeba lebih populer dipanggil Ratu
Balqis/Bilqis adalah penguasa Kerajaan Saba. Disebutkan, ia mempunyai
singgasana yang agung, kerajaannya luas dan rakyatnya hidup makmur. Namun
mereka tidak menyembah Allah. Mereka disesatkan setan sehingga menyembah
matahari.
Setelah Nabi Sulaiman as mendengar berita akan keberadaanya dari
burung Hud-Hud, beliau ingin menyelidiki kebenaran berita itu. Burung Hud-Hud
disuruh membawa surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Bilqis. Setelah menyerahkan
surat itu, Hud-Hud bersembunyi di balik jendela. Ia menunggu bagaimana jawaban Ratu
Bilqis nantinya.
Ratu Bilqis membaca surat itu, yang isinya adalah Nabi Sulaiman
mengajak Ratu dan pengikutnya meninggalkan penyembahan matahari. Setelah itu,
Ratu Bilqis pun memanggil abdi dan para penasihat untuk bermusyawarah.
Hasilnya, mereka setuju untuk membawakan Nabi Sulaiman hadiah-hadiah yang
mahal-mahal untuk meluluhkan hati Nabi Sulaiman. Berangkatlah utusan Ratu
Bilqis ke Palestinа.
Begitu sampai di istana Nabi Sulaiman, mereka terkagum-kagum.
Bahkan, Nabi Sulaiman menolak hadiah-hadiah dari mereka dan hanya ingin Ratu
Bilqis datang ke negerinya. Juga Nabi Sulaiman berdalih bahwa karunia Allah
jauh lebih baik dan jauh lebih banyak yang diberikan kepadanya. Setelah
mendengar berita dari utusan itu, Ratu Bilqis bertekad mengunjungi Palestina.
Nabi Sulaiman yang telah mendengar kabar dari burung Hud-Hud
akan datangnya Ratu Bilqis, segera mengumpulkan para pembantu-pembantunya dan
menanyakan siapa di antara mereka yang sanggup membawa singgasana Ratu Bilqis
dari Saba' ke Palestina dengan cepat. Seorang alim dan ahli hikmah yang bernama
Ashif bin Barkiyah mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis dalam sekedip mata.
Setelah Ratu Bilqis sampai ke Palestina, ia terkagum-kagum dengan keindahan
istana Nabi Sulaiman. Akhirnya Ratu Bilqis insyaf, dan memeluk Islam beserta
pengikutnya.
Ratu Sheba, Ratu Misterius yang
Menarik Perhatian Raja Salomo
Alkitab menyebutkan banyak orang yang masih menjadi misteri hingga hari ini. Banyak dari tokoh ini yang belum diverifikasi secara historis, dan beberapa telah dihapuskan karena dianggap sebagai metafora. Ratu Sheba adalah salah satu tokoh misterius tersebut, terutama karena dia hanya muncul dalam satu cerita Alkitab .
Namun, sang ratu tidak hanya muncul dalam satu cerita di Alkitab. Dia juga muncul di kitab suci seperti Al-Quran dan disebut sebagai Bilqis, tapi apa sebenarnya yang terjadi dengan sosok misterius ini.
kisah tentang Ratu Sheba
1.
Asal Ratu Sheba. Fakta Ratu Sheba Ratu Misterius yang Menarik
Perhatian Raja SalomoDungur (atau Dungur 'Addi Kilte) adalah reruntuhan yang
diyakini sebagai istana Ratu Sheba, peradaban Aksum di kota di Aksum, Ethiopia.
Ada satu teori, yang diilustrasikan oleh BBC, yang menyatakan bahwa Sheba
mengacu pada kerajaan Sabaean di tempat yang sekarang disebut Yaman. Namun,
negara Ethiopia mengklaim bahwa Ratu Sheba berasal dari Ethiopia. Christian
Science Monitor menegaskan bahwa Ethiopia menjalin interaksi dengan Israel dan
negara-negara tetangganya pada saat itu sebagai "gerbang" ke Timur
Tengah. Hal ini dibuktikan dari 40-50 persen DNA orang Etiopia saat ini
berbasis di luar Afrika. Bahasa yang berasal dari Timur Tengah digunakan di
Ethiopia, dan kedua wilayah tersebut bahkan berbagi teknik bertani dan bercocok
tanam sama, yang menunjukkan adanya komunikasi dari waktu ke waktu.
2.
Ratu Sheba dan Raja Salomo. Jadi, apa hubungan Raja Salomo (Sulaiman)
dan Ratu Sheba. Orang-orang Ethiopia
percaya bahwa kaisar pertama mereka, Menelik I, adalah putra dari Raja Salomo
dan Ratu Sheba. Terjemahan tulisan-tulisan kuno menyatakan bahwa Raja Salomo
memiliki ikatan dengan Ratu Sheba. Seperti salah satu legenda, Ratu Sheba tidak
membiarkan Salomo mendapatkannya dengan mudah, dan ratu berjanji tidak akan
mengambil apa pun dari rumah Salomo. Tetapi Salomo memberikan ratu makanan
kering dan asin yang membuatnya haus, dan pada malam itu, ratu menyelundupkan
segelas air, Salomo mengetahui hal itu dan demikian kesepakatan pun dilanggar.
3.
Ratu Sheba dan Raja Salomo. Hubungan Raja Salomo (Sulaiman) dan
Ratu Sheba? Nah, orang-orang Ethiopia percaya bahwa kaisar pertama mereka,
Menelik I, adalah putra dari Raja Salomo dan Ratu Sheba. Terjemahan
tulisan-tulisan kuno menyatakan bahwa Raja Salomo memiliki ikatan dengan Ratu
Sheba. Seperti salah satu legenda, Ratu Sheba tidak membiarkan Salomo mendapatkannya
dengan mudah, dan ratu berjanji tidak akan mengambil apa pun dari rumah Salomo.
Tetapi Salomo memberikan ratu makanan kering dan asin yang membuatnya haus, dan
pada malam itu, ratu menyelundupkan segelas air, Salomo mengetahui hal itu dan
demikian kesepakatan pun dilanggar.
4.
Raja Salomo menginginkan tanah Ratu Sheba. Ada intrik politik di
sekitar tanah Ratu Sheba. Raja Salomo dianggap jatuh cinta pada semua potensi
emas dan dupa di wilayah itu. Dilansir laman Jewish Encyclopedia, legenda
Yahudi menggambarkan tanah Sheba itu adalah tanah yang sangat kaya, baik
populasi maupun sumber daya alamnya. Jadi Raja Salomo meminta Ratu Sheba untuk
datang menemuinya di bawah ancaman invasi. Ratu Sheba menjawab bahwa dia akan
datang, yang berubah menjadi rayuan dan benih asmara di antara mereka berdua.
5.
Kemungkinan besar kerajaan Ratu Sheba sangat menawan. Jika
memang Ratu Sheba berasal dari Ethiopia modern, maka ada kemungkinan besar
bahwa istana kunonya terletak di daerah yang dikenal sebagai wilayah Tigray.
Bagian Ethiopia ini berisi lebih dari seratus gereja kuno, yang sebagian besar
masih digunakan. . Pengunjung dapat melihat sisa-sisa kota kuno, termasuk
obelisk putih setinggi 1600 kaki yang dianggap sebagai batu tertinggi yang
pernah di dirikan manusia. Dikutip National Geographic, situs itu juga mencakup
katakombe kerajaan bawah tanah dan tambang emas raksasa yang mungkin menjadi
hadiah untuk Salomo. Tetapi, tidak 100 persen dapat dikonfirmasi bahwa Ratu
Sheba tinggal di Ethiopia. Beberapa monumen yang terkait dengannya berjarak
seribu tahun dari saat dia hidup. Tetapi penggalian arkeologis telah
mengkonfirmasi bahwa segel kerajaan ditemukan di Aksum (yang dulunya adalah ibu
kota Kekaisaran Aksum), dan pada 2018, wilayah tersebut hanya digali 10 persen.
Dengan kata lain, banyak bukti tentang kehidupan ratu Sheba di Afrika yang
belum terungkap.
6.
Makam Ratu Sheba. Makam Ratu Sheba, sebagaimana yang dikutip
laman Information Nigeria, diyakini berada di luar sebuah desa bernama
Oke-Eiri. Ribuan orang datang setiap tahun untuk memberi hormat kepada ratu.
Makam itu sendiri dinaungi oleh pepohonan dan dikelilingi oleh reruntuhan serta
bangunan kuno. Pada 2015, para ilmuwan menggali daerah itu untuk memastikan
apakah itu benar-benar tempat pemakaman ratu. Tetapi terlepas dari apakah ratu
yang sebenarnya dimakamkan di sini atau tidak, situs itu pasti cukup penting
untuk menjadi tempat yang ditunjuk untuk menghormatinya.
7.
Negeri Ratu Sheba kaya akan rempah-rempah. Kenapa Badai Tidak
Terjadi Di Khatulistiwa ? Kyawthuite Dan Painite, Mineral Paling Langka Di
Dunia! . Ilmuwan Temukan Fosil Mamalia Dalam Perut Dinosaurus . Rempah-rempah
adalah cara mudah untuk membuat suatu negeri menjadi kaya. Alkitab menegaskan
bahwa Ratu Sheba memberi Salomo sejumlah besar rempah-rempah, selain emas dan
batu mulia. Selanjutnya dikatakan, "Tidak pernah ada rempah-rempah seperti
yang diberikan ratu Sheba kepada Raja Salomo. Rempah-rempah terkadang diberikan
sebagai penghormatan kepada raja-raja. Hal ini juga setara dengan catatan lain
tentang orang-orang dari Sheba dalam Alkitab, yang juga datang dengan banyak
rempah-rempah untuk diperdagangkan. Jadi bumbu apa yang dibawa sang ratu?
Alkitab tidak menjelaskan secara rinci. Namun, fakta yang dikeluarkan oleh
Netherlands African Business Council menyebutkan bahwa itu termasuk kunyit,
jahe, dan korerima (alias kapulaga Ethiopia) sebagai rempah-rempah yang ditanam
di negara tersebut.
8.
Ratu Sheba menyembah matahari. Raja Salomo dan Ratu Sheba
dihadapkan pada budaya yang berbeda, termasuk menyangkut soal keyakinan dan
sudut pandang tentang apa yang disebut dewa. Dikutip laman Encyclopedia
Britannica, dalam beberapa cerita, Ratu Sheba memerintah sebuah kerajaan yang
menyembah matahari. Raja Salomo mengirim sepucuk surat untuk mengajak Ratu
Sheba dan para pengikutnya mulai mengabdi pada dewa Yahudi. Sang ratu mengirim
hadiah kepada Raja Salomo sebagai tanggapan, tapi tidak diterima. Raja Salomo
akhirnya melakukan perjalanan langsung ke istana Ratu Sheba. Dari sana,
sebagian besar cerita tertulis di Alkitab. Tapi ada satu tambahan penting.
Setelah mendengarkan kebijaksanaan Raja Salomo dan kagum dengan istananya, sang
ratu akhirnya masuk keyakinan Yahudi. Saat ini, ada warisan Yahudi di Ethiopia
dan daerah sekitarnya, melalui kelompok agama Beta Israel. Jadi Raja Salomo
memberikan pengaruh budaya religius kepada negeri Ratu Sheba.
9.
Ratu Sheba membawa tanaman misterius ke Timur Tengah. Josephus
adalah salah satu sejarawan besar di peradaban kuno, dan menurutnya, Ratu Sheba
membawa tanaman misterius yang disebut balsam ke Tanah Suci Yerusalem. Para
ahli memang tidak begitu yakin dengan apa yang dimaksud Josephus sebagai balsam.
Tapi kemungkinan besar adalah bunga tropis dalam genus Impatiens. The Old Farmer's Almanac menggambarkan tanaman
itu sebagai tanaman naungan dan air, yang dianggap sebagai simbol status bagi
orang-orang yang tinggal di daerah panas dan kering di benua Afrika. Bible
Study Tools menunjukkan bahwa "balsam" juga bisa merujuk pada
wewangian yang harum atau resin yang diekstraksi dari tanaman (bukan hanya dari
bunga balsam). Jadi mungkin saja sang ratu memikat Salomo dengan aroma ini.
10. Keberadaan
Tabut Perjanjian. Cerita berlanjut bahwa Menelik, putra Salomo dan Sheba,
melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk melihat ayahnya. Saat dia tiba, dia
disambut dengan tangan terbuka. Raja Sulaiman bahkan meminta Menelik untuk
tinggal dan memerintah negeri itu setelah dia meninggal, tapi Menelik menolak
dan mengatakan akan pulang. Menelik pergi di tengah malam dengan membawa Tabut
Perjanjian. Memang, banyak dari kisah
ini adalah mitos dan legenda. Namun National Geographic merinci bahwa para imam
Ethiopia mengklaim sedang melindungi Tabut Perjanjian (dan Sepuluh Perintah) di
Aksum, Ethiopia. Tabut Perjanjian ini dilindungi di bawah pengawasan para
biarawan.
11. Ratu
Sheba memiliki aura kekuatannya sendiri bahkan setelah ia tiada. Ratu Misterius
yang Menarik Perhatian Raja SalomoLukisan abad ke-17 Masehi Ratu Sheba yang
berasal dari sebuah gereja di Lalibela, Ethiopia dan sekarang disimpan di
Museum Nasional Addis Ababa. (commons.wikimedia.org/Magnus Manske) Negara
Ethiopia menganggap Ratu Sheba sebagai ibu suri bagi rakyat mereka. Mengapa
tidak, kan? Putranya membawa Tabut Perjanjian ke Ethiopia, dan dia memiliki
anak dengan seorang raja yang diberkati oleh Tuhan. Hal itu membuat beberapa
orang menganggap bahwa Ethiopia adalah umat pilihan Tuhan. Faktanya, keturunan ratu memiliki sebuah
aturan yang secara resmi dimasukkan ke dalam konstitusi Ethiopia pada tahun
1955. Ratu Sheba disebutkan dalam kitab suci Ethiopia bernama Kebra Nagast, dan
siapa pun yang memegang benda ini dipercaya akan memiliki kekuatan terutama
dalam hal kekuasaan. Pada tahun 1872,
Raja Yohannes IV dari Ethiopia memohon kepada Ratu Victoria dalam sebuah surat,
"Ada sebuah buku berjudul Kebra Nagast yang berisi hukum seluruh Ethiopia.
Tolong kirimkan kepada saya buku ini, karena di negara saya orang-orang saya
tidak akan mematuhi perintah saya tanpa itu." Victoria mengembalikan buku
itu dari Inggris (tidak ada kabar apakah dia membacanya atau tidak). Buku itu
menunjukkan seberapa besarnya pengaruh yang dimiliki Ratu Sheba, di mana sebuah
buku diyakini dapat mempertahankan atau bahkan menghancurkan seorang raja yang
memerintah Ethiopia. Siapa sangka, Ratu Sheba dari Ethiopia ini bisa menjadi
ratu paling disegani di zamannya. Apalagi di bawah kepemimpinannya, negerinya
memiliki daya tarik, hingga mengundang kehadiran Raja Salomo.
SEKILAS RATU SHEBA
Ratu
Sheba diperkirakan lahir pada 960 SM adalah seorang ratu dari Kerajaan Shen
kuno yang kisahnya disebut dalam sekarah Habeshan, Alkitab, dan Al-Qur'an.
Sheba adalah nama kuno untuk Abyssinia, sebuah kerajaan di Laut Merah yang
sekarang berada di sekitar Ethiopia dan Yaman. Ia dikenal sebagai ratu cantik,
kaya, dan intelektual yang menguji Raja Solomon dengan teka-teki. Sheba adalah
sosok yang agak misterius dalam teks-teks kuno karena sedikit yang dijelaskan
tentang hidupnya. Bahkan rincian dasar seperti namanya dan lokasi yang tepat
dari kerajaannya tetap tidak menentu. Namun demikian, ia telah mempesona dan
menginspirasi bangsa di Afrika Amerika, Ethiopia, Islam, dan budaya Yahudi
selama hampir tiga ribu tahun. Berikut ini ada beberapa fakta menarik tentang
Ratu Sheba :
1.
Kerajaan
Sheba . Lokasi yang tepat dari Kerajaan Sheba masih bisa diperdebatkan. Ada dua
benang sejarah yang terhubung dengan Ratu Sheba, sumber Arab Islam menyebutkan
bahwa Ratu Sheba memerintah sebuah kerajaan di Semenanjung Arab selatan, yang
saat ini dikenal sebagai Yaman. Di sisi lain, catatan Ethiopia, menegaskan
bahwa Ratu Sheba memerintah Kerajaan Axumite yang terletak di utara Ethiopia.
2.
Legenda
Islam. Kisah Bilqis sebagai 'Queen of Sheba' muncul dalam kitab suci Al-Quran
sebagai legenda Islam, meskipun dia tidak disebutkan namanya. Menurut Quran,
Raja Suleman mendengar tentang Bilqis dan orang-orang Saba, yang menyembah
matahari daripada Allah. Raja mengirim surat memintanya untuk datang kepadanya
sebagai seorang Muslim. Queen menjawab kembali dengan hadiah namun Nabi
Sulaeman menolak menerimanya. Dia kemudian pergi sendiri ke Istana Sulaeman.
3.
Asal
. Terlepas dari kenyataan bahwa Ratu Sheba adalah salah satu tokoh paling
terkenal, tapi bahkan rincian dasar tentang dirinya sangat sedikit diketahui,
termasuk nama dan asal. Ada yang menyebutkan bahwa tanggal lahirnya Ratu Sheba
di paruh terakhir SM abad ke-11 dan dia meninggal di sekitar 955 SM.
4.
Merujuk
Alkitab. Cerita tentang Ratu Sheba sangat terkenal dalam buku Bible’s book of
Kings. Dikatakan Ratu Sheba mengunjungi Jerusalem untuk menguji kebijaksanaan
Raja yang sangat terkenal, yang juga memiliki kekayaan yang luar biasa. Raja
Sulaeman menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan Ratu untuk membuatnya puas,
setelah itu mereka bertukar hadiah dan Ratu kembali kembali ke kerajaannya.
5.
Ratu
Ethiopia . Versi yang paling penting dari sosok legendaris ini muncul dalam
sejarah nasional Ethiopia, The Kebra Nagast. Seluruh ceritanya sangat lengkap
bahkan melampaui cerita arab tentang 'kaki berbulu halus ratu', kunjungannya ke
Kerajaan Sulaeman dan rayuan nya. Menurut ceita Ethiopia, Ratu Makeda (nama
Ethiopia dari Bilqis) kembali ke ibukota, Aksum dan beberapa bulan kemudian
melahirkan anak dari Raja Sulaeman, Menelik I, yang diyakini sebagai pencetus
dinasti kekaisaran Ethiopia.
6.
Ibu
Bangsa Ethiopia. Membaca Kebra Nagast keseluruhan, sertinya masyarakat Ethiopia
melihat negara mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan, tempat terakhir bahwa Allah
memilih untuk Tabut Perjanjian dan Sheba, dan anak dari ratu Sheba yang menjadi
raja Ethiopia adalah sebagai buktinya. Dengan demikian, Sheba dianggap sebagai
ibu dari bangsa mereka, dan raja-rajanya memiliki hak surgawi untuk memerintah
karena mereka keturunan langsung dari dia.
7.
Ratu
Selatan. Ratu Sheba dikutip sekali lagi dalam Perjanjian Baru, dengan judul
lain, 'Ratu dari Selatan' (Matius 00:42; Lukas 11:31). Yesus menyinggung
dirinya, menegaskan kembali tokoh bersejarah nya, sebagai sarana untuk
memperjelas titik bahwa meskipun awalnya kafir dalam iman dan bukan seorang
Yahudi, Ratu Sheba mengakui kebenaran Allah.
Putri Banyu Bening Gelang Kencana
Dalam
salah satu cerita rakyat Sunda, Banyu Bening (Air Jernih) menjadi ratu dari
kerajaan Joyo Kulon. Ia menderita lepra kemudian berkelana menuju selatan. Ia
ditelan ombak yang besar dan menghilang ke dalam samudra.
Legenda dan kepercayaan Sarang burung walet
Nyai
Loro Kidul adalah dewi pelindung pengumpul sarang burung di selatan Jawa. Para
pengumpul menuruni tebing menggunakan tali serabut kelapa hingga sekitar
ketinggian sembilan meter (30 kaki) di atas permukaan laut. di sana, mereka
menunggu arus ombak di atas teras bambu, kemudian terjun dan terbawa arus masuk
ke gua. Dalam kegelapan total, mereka mengambil sarang burung dan memasukkan
dalam tas mereka. Perjalanan pulang juga sangat berbahaya dan membutuhkan waktu
yang tepat, agar tidak terbawa ombak yang ganas.
Sarang
burung Jawa merupakan salah satu sarang burung terbaik di dunia. Sup sarang
burung yang dipasarkan di China, Thailand, Malaysia, dan Singapura
didedikasikan kepada Nyai Loro Kidul, demikian menurut tulisan Sultan Agung.
Terdapat tiga jenis panen, yaitu Unduan-Kesongo (April), Unduan-Telor (Agustus,
terbanyak), dan Unduan-Kepat (Desember). Rongkob dan Karang Bolong yang
terdapat di pantai selatan Jawa Tengah terkenal sebagai tempat mengumpulkan
sarang burung walet (disebut Salanganen atau Collocalia fuciphaga). Proses
panen terkenal karena juga dilakukan pertunjukan wayang serta tarian ritual
yang diiringi musik gamelan. Setelah panen selesai, masyarakat memberikan
persembahan yang disebut "Ranjang Nyai Loro Kidul". Persembahan tersebut
digantung bersama dengan kain batik dan cermin yang diletakkan di atas bantal
berwarna hijau.
Persaingan Nyi Blorong & Nyi Roro Kidul
Nyi
Roro Kidul / Putri Aurora Balqis adalah anak pertama dari Ratu Balqis dan
sebagai anak asuh dari Ratu Pantai Selatan sedangkan Nyi Blorong adalah
keturunan Iblis Nyi Blorong yang pernah ditaklukan Ratu Pantai Selatan dan
keduanya pernah tinggal bersama di kerajaan Ratu Pantai Selatan. Lalu pada masa
itu karena kedengkian dan iri hati Nyi Blorong kepada Nyi Roro Kidul maka Ratu
Laut Selatan mengusirnya dari istananya dan selalu menyimpan dendam kusumat
kepadanya.
Penjaga istana Ratu Laut Selatan
Kiai
Iman Sampurno dari Blitar, Jawa Timur (abad ke-19) mengeluarkan ramalan bahwa
Nyi Roro Kidul dan Sunan Lawu akan memimpin bala tentara masing-masing akan
menyebarkan wabah kepada para manusia berkelakuan buruk.
Budaya populer (FILM)
Nyi
Roro Kidul sering kali menjadi tokoh dalam perfilman Indonesia, seperti:
Kutukan Nyai Roro Kidul, Bangunnya Nyi Roro Kidul, Dewi Angin-Angin, Susuk Nyi
Roro Kidul, Sinetron Nyi Roro Kidul, dan sebagainya.
Kanjeng
Ratu Roro Kidul menjadi salah satu karakter dalam komik daring Webtoon
Indonesia berjudul 7 Wonders, merupakan perubahan wujud 'Sang Bidadari
Nawangwulan' Legenda Jaka Tarub setelah terjatuh dari Kahyangan. Nyi Roro Kidul
juga merupakan karakter di Nusantara Droid War.
Nyi
Roro Kidul menginspirasi perancangan salah satu tokoh Hero dalam permainan
daring Mobile Legends bernama Kadita.
Permainan
Heroes of God memiliki karakter bernama Nyi Raka yang terinspirasi dari legenda
Nyi Roro Kidul.
Permainan
Atlantica Online memiliki karakter bernama Roro Kidul.
Line
Let’s Get Rich memiliki karakter bernama Roro yang terinspirasi dari legenda
Nyi Roro Kidul.
Permainan
Seven Knights memiliki karakter bernama Roro.