PENOBATAN TRAH JOYOBOYO DI GOA SELOMANGKLENG
Ada relevansinya juga, jika dipikir-pikir karo nguyu kalau itu hasil karya kethoprak/ ludruk / pentas seni lainya / pengalihan isu out door atau merupakan karya seni lain, jika digathok-gathokno tentang ramalan Prabu Sri Aji Joyoboyo di jaman akhir, jamane jaman edan, ora edan ora keduman. Di hari cerah siang bolong, tiada mendung, tiada gludug, tiada hujan kota Kediri sebagai kota terpelajar, kota santri kota kuliner tahu, kota berperadaban tinggi adiluhung, tentunya sebagai kota pendidikan disandang, realitanya kota nan adem ayem tentrem ujug-ujug ada pemberitaan nganeh-nganehi
di jaman era digitalisasi, jaman kecanggihan teknologi, jaman serba online, ada sekelompok paguyuban dan seorang perempuan paruh baya bernama Anik Handayani informasinya berdomisili di Surabaya melakukan ritual penobatan trah (keturunan) Prabu Sri Aji Joyoboyo bertemakan Anik Handayani Goa Selomangkleng Prabu Sri Jayabaya Raja Kadiri digelar di area dalam situs goa dan pelataran goa Selomangkleng.
Intinnya komunitas tersebut bahwa seorang perempuan bernama Anik Handayani dinobatkan sebagai Raja Putri Kraton Doho Kediri. Penobatan dilakukan di Goa Selomangleng Kediri dipimpin sejarahawan Universitas Negeri Yogyakarta Dr. Purwadi, SS, M.Hum.
Penobatan Anik Handayani sebagai Raja Putri Kraton Doho Kediri menarik perhatian banyak orang, terutama sejarawan. Tak sedikit yang mempertanyakan penobatan tersebut dan menganggapnya sebagai rekaan.
Untuk mengetahui kisah di balik penobatan itu, menurut informasi mewawancarai para pihak yang terlibat kegiatan di goa Selomangleng, tepat pada hari dan tanggal, Sabtu, 25 Juni 2022 hingga acara upacara sakral ritual penobatan menurut komunitas tersebut.
ALASAN MENUNJUK ANIK HANDAYANI JADI PUTRI KERATON DOHO KEDIRI
Penobatan Anik Handayani sebagai Raja Putri Kraton Doho Kediri tak lepas dari peran KRT Sosronagoro sebagai Ketua Umum Paguyuban Tradisi Agung Nusantara (Patrantara). Penobatan dilakukan oleh Sinuwun Prabu Brawijaya VII, pewaris Paguyuban Trah Kraton Majapahit di Goa Selomangleng dan Petilasan Sri Aji Joyoboyo.
Dihubungi bacaini.id, KRT Sosronagoro membenarkan telah melakukan penobatan Raja Putri Kraton Doho Kediri pada Sabtu, 25 Juni 2022. Pelantikan ini untuk menjaga pelestarian seni budaya tradisional.
“Anik Handayani telah resmi menjadi Sri Ratu Ani Handayani Sekartaji Wisnumurti, diberi kewenangan untuk mengelola, mengatur, menata warisan adiluhung, adipeni tinggalan para leluhur, khususnya swargi Prabu Joyoboyo yang memiliki sifat waskito, ngerti sakdurunge winarah.
KRT Sosronagoro mengatakan Anik Handayani dipilih menjadi Raja Putri Kraton Doho Kediri karena memenuhi lima persyaratan sebagai raja. Kelima syarat itu adalah :
1. Keturunan Kerajaan Kediri
2. Cinta budaya leluhur warisan nenek moyang
3. Setia kepada Negara kesatuan Republik Indonesia
4. Patuh pada Pancasila dan UUD 1945
5. Sanggup melestarikan adat istiadat Nusantara
6. Dengan penobatan ini, Anik Handayani akan memiliki tugas dan tanggungjawab besar dalam meneruskan wasiat Prabu Joyoboyo.
7. Sesuai hasil permusyawaratan besar Paguyuban Tradisi Agung Nusantara, Anik Handayani akan membangun Istana Budaya Doho Kediri, sebagai pusat pengembalian ajaran Prabu Jojoboyo yang mulai sirna.
Beberapa program Istana Budaya Doho Kediri adalah :
1. Menggelar seni tradisional
2. Menggelar sarasehan ilmu Kejawen
3. Menggelar upacara ritual Suro
4. Memperingati HUT Kerajaan Doho Kediri
5. Membangun kerjasama dengan Kraton Nusantara
MARI KITA AMATI DAN ANALISA PETIKAN WAWANCARA
Pemerintah dalam hal ini perlu turun tangan bisa melibatkan para tokoh budayawan, pengiat-pengiat sejarah, seni dan budaya, perlu diperhatikan juga melibatkan para ahli sejarah akademisi berbagai perguruan tinggi, benar-benar ahli dibidangnya agar kedepan tidak ada pembelokan sejarah.
Apa latar belakang penobatan ini ?
Hormati nenek moyang kita, hormati leluhur kita. Masa lalu ada sejarah sebagai tonggak meniti nasib bangsa dan negara Indonesia menuju era jaman menuju keemasan Nusantara. Benarkah dia seorang Trah Prabu Jayabaya ?
Mari kita simak salah satu pengakuannya anggota kelompok paguyuban sebagai pemeran utama.
Pertanyaan :
Anda dilantik jadi Raja Putri Kraton Doho Kediri. Sebenarnya siapa Anda ini ?
Anik :
Saya ini orang biasa yang bekerja sebagai abdi negara. Domisili di Surabaya dan saat ini berusia 52 tahun.
Pertanyaan :
Anda keturunan Raja Kadiri ?
Anik :
Sebetulnya saya ini manusia biasa, rakyat biasa. Leluhur saya dari Trah Raja. Saya justru ingin melebur seperti rakyat jelata.
Pertanyaan :
Apa bukti Anda keturunan Raja Jayabaya?
Anik :
Dari mana kekanjengan itu, saya ndak punya. Saat itu kerajaan kacau, eyang saya pejuang pengikutnya Pangeran Diponegoro. Waktu gegeran Madiun ayah saya usia 10 tahun angkat senjata melawan Jepang. Jadi (soal pembuktian) itu urusan para pinisepuh.
Pertanyaan :
Bagaimana kemudian Anda dilantik jadi Putri ?
Anik :
Saya ini kandidat doktor di UGM dengan desertasi tentang penanggulangan terorisme. Sehingga saya banyak mengundang universitas. Saat itu KRT (Sosronagoro) melihat saya dan mengenali aura saya. Selanjutnya beliau terus menghubungi saya agar bersedia menerima penobatan.
Pertanyaan :
Bagaimana sikap Anda ?
Anik :
Hari Rabu saya ditelpun kanjeng KRT kalau ada dawuh (untuk dinobatkan), saya kaget. Saya sampai merinding, apakah saya pantas. Sebetulnya saya ndak mau, tapi beliau dan teman-temannya memberi keyakinan kepada saya. Saya tidak pernah minta, tapi diberi. Saya tidak pernah menghubungi mereka untuk mengukuhkan saya.
Pertanyaan :
Anda akhirnya menerima.
Anik :
Saya menerima karena beberapa kali, bahkan sejak masih gadis sering mimpi didatangi leluhur. Tapi saya ndak pernah faham. Mereka meminta saya untuk meneruskan tanggungjawab Kerajaan Kadiri.
Pertanyaan :
Jadi hanya berdasar mimpi?
Anik :
Bukan itu saja. Saya matur eyang (leluhur), saya malu nanti diguyu. Apalagi sekarang kerajaan sudah pada mati. Yang masih hidup hanya empat, termasuk Kraton Solo dan kerajaan kecil yang mengaku kerajaan Nusantara. Tapi eyang menguatkan agar saya memulihkan nusantara. Niat ingsun mengabdi apa yang sudah diwejangkan eyang leluhur saya.
Pertanyaan :
Jadi peran Anda nanti akan seperti Prabu Joyoboyo?
Anik :
Saya ini warga negara yang baik, hormat pada Pancasila dan leluhur yang memperjuangkan kemerdekaan. Saya tidak ingin menyaingi, tapi membantu sebagai Trah Joyoboyo.
Pertanyaan :
Sebagai raja, Anda akan membangun istana?
Anik :
Jadi begini, gelar itu adalah gelar adat. Jadi istananya adalah seni budaya. Misi saya mengembalikan Jawa Timur sebagai kawasan yang besar. Dulu Jatim besar dipimpin Muhamad Yamin dan pernah dihuni Bung Karno, sekarang justru ditenggelamkan.
Pertanyaan :
Program riil ke depan?
Anik :
Program riil tentu ada kaitan dengan Kerajaan Kediri. Jadi nanti ada gelar budaya, seni budaya. Saya akan kumpulkan kisah-kisah untuk diwayangkan, menggelar tari, agar bisa kembali ke asal diri. Saat ini saya sedang membangun lokasi untuk gelar budaya.
BERBAGAI TANGGAPAN SETELAH PENOBATAN :
1. Ngopeni.Budoyo itu tdk.harus jadi Raja...jadi apapun harus bisa ngopeni Budaya..ngopeni kearifan lokal..Kediri Group Budaya sudah Buanyak jadi tdk perlu jenengan jadi Ratu/Raja kediri masing2 sudah ngopeni Budayanya Masing2 .....lucu berdasarkan Aura dan Ilham.mimpi ...lucuny nuwun sewu Mas Purwadi KRT...KRT kok menobatkan Raja kan yo tambah lucu...selanjutnya Budaya tdk perlu Ratu Budaya Atau Raja Budaya ..Budaya sudah ada yg ngopeni dewe....kalau beliau Raja Doho Raja Doho tempatnya di Surabaya,Raja Yogya tempatnya di ngayogyakarta..Raja pakualam Tempatnya di paku Alam..Raja Surakarta tempat ya di Surakarta..la kok Raja Doho tempatnya tdk permanen di Kediri..selanjutnya Goa Selomangkleng Kediri itu Mandala Kadewatan bukan untuk melantik Raja..semuanya aneh dan halu nya Tinggi...pelantikan Raja/atau Ratu itu prosesinya tdk sperti itu toh seharusnya pakai jarik..penobatan Raja kok pakai celana Jeans (FB Hadi Siswanto)
2. Antara Penobatan dan Pengobatan itu beda tipis cah... Jd maklumi aja lah (FB Novi BMW)
3. Wong sak iki kakean polah .sok Ben aku lek lewes duwe pendung okeh tak ngaku keturunan e biyung agung wae (FB Musthofa Raihan)
4. Golek paxnggung ...(Yoga Noah)
5. Ngaku rojo ,duit e kudu akeh turah turah ,ngaku rojo tapi akhire njaluk sumbangan lak lucu ya (Agung Wtj)
6. Pas tanggal 27 Juli '22 sesuk Eneng maanusuk Sima. Tak enteni ning daerah kuwek. Muga muga mbak e teko. (FB Cicondrohadi)
7. Trahno wong gemblung (FB Havid Wildan)
8. Bayak orang yg sudah ke hilangan jati dirinya (Kie Dewo)
9. Kerajaan Kediri beralih ke singosari beralih lagi ke mojopahit beralih lagi ke Demak, beralih lagi ke kerajaan pajang sultan Hadiwijaya dan beralih lagi ke Mataram Islam beralih lagi ke keraton Yogyakarta, Surakarta Hadiningrat, Puro Mangkunegaran, paku alam yg saat ini berdiri..
Orang itu yg mengaku keturunan prabu Jayabaya alur nasab silsilah nya bagaimana, keraton nya juga dimana , kog sekarang banyak orang setres seperti orang itu, mengaku trah raja berdasarkan mimpi.. mimpi menyesatkan sajah tanpa di dasari bukti otentik secara data data nasab yg jelas.. itu juga KRT siapa dari Yogyakarta ngawur Ra karuan bikin geger dan gelare KRT dari keraton mana itu orang orang halu...
KRT gelar bupati sepuh kalo urutan gelar abdi dalem di keraton Surakarta Hadiningrat dan Yogyakarta dan yg memberikan gelar Sultan, nah ini KRT kog melantik orang menjadi keturunan raja, sejak kapan sejarah KRT bisa bebas Lantik orang udah di luar aturan dan gak masuk akal di nalar
(FB Raden Bayu Syeifi)
10. Trah e wong stres (FB Djatie)
11. Trah mbelgedes (FB Chakrabuana)
12. BerHalusinasi (Darsa)
13. Mari kita berpkir positif aja... Ibuk Anik Handayani ini ditunjuk sebagai delegasi Kebudayaan Kediri, apalagi belio PNS, kandidat doktoral... Otomatis ada kemampuan utk pembiayaan penyelenggaraan acara budaya... Dan acara budaya berarti nambah banyak & tidak hanya didominasi proyekan acara Kabupaten Kediri saja... Demikian. (FB Romie Harie)
14. Kenikir nggo lalapan,,dipikir kok tiwas edan,,,,iki gek opooo ngono (FB Ander Suwiwi Johana)
15. Sing mimpin penobatan iki kudu ditakoni, kondisi sadar apa mabok
(FB Didiek Praww)
16. JAMAN EDAN
Wolak walik ing jaman.
Wong jaman biyèn luru ngelmu direwangi pasa, prihatin lan meper hawa nafsu. Kasile atine mantep, pikirane wening, tindak tanduke nyenengake.
Jaman sakniki sing akèh mung sewates bisa ngomong ora bisa nglakoni, sing banter suwarane, sing pinter mung pangucape, rumangsa paling bener lan suci dhéwé.
Mula akèh wong kumalungkung, dikandani salahe ora trima, diumbar sansaya ndadra.
Kudu éling lan waspada.
aja edan mburu pujian yen nyatane durung pantes dadi pepujan.
JAMAN EDAN
Sun nggurit
Ujaring kandha pujangga
Wus jamane jaman edan
Ora edan ra keduman
Melu ngedan ora tahan
Wus jamane jaman edan
Akeh wong ninggal tatanan
Tan peduli marang liyan
Lali marang sangkan paran
JAMAN EDAN
Iki wus ngancik jaman edan
Manungsa-manungsa sansaya ndodro
Sak akehe tumindak
Tanpa subasita kang temata
Wong jujur dijur
Wong loyal diuntal
Wong tememen, dipendem
Bakal kagiles rasa
Sing bakul congor
Kasubya-subya raja
Sing gotong donya
Kasebut prawira
Najan lamis ing gawe
Altar pepujan
Kebak pakhurmatan ing mata
Korban sesembahan
Nora tekan ing Gusti
Ngracik Tembung
Nata aksara
Gaweyan ing saben dina
Snajan ngayawara lan dadi mawa
Iki Jamane mecaki mendung
Isine kumalungkung
Manungsa-manungsa saya gemblung (FB Ki Lanang Songo)