PENGECUT
Pengecut menjadi bukti bahwa pelaku pengecut sosok yang lemah.
Setiap orang pasti tidak ingin jika dirinya disebut sebagai pengecut. Mereka yang masih memelihara sifat pengecut seringkali diidentikkan dengan manusia penakut dan tidak memiliki integritas diri. Alih-alih bertanggung jawab atas apa yang diperbuat, yang ada mereka justru pergi begitu saja.
Pengecut adalah penakut. Contoh: Ia menuduh aku pengecut dan tidak berani menghadapi kenyataan. Arti lainnya dari pengecut adalah munafik.
Dunia ini diciptakan untuk para pemberani. Hanya pemberani yang akan mampu menghadapi kerasnya dunia dan mampu menerobos semua tembok-tembok tebalnya. Dunia tidak diciptakan untuk para pengecut. Pengecut itu adalah akhlak tercela yang mencemari perilakunya dan menyeretnya pada kehinaan di dunia dan kerugian di akhirat. Orang yang memiliki sifat ini maka dia mati berkali-kali dalam sehari. Jika dia mendengar bunyi burung maka hatinya terasa terbang. Jika ada langkah kuda, hatinya berdegup kencang. Sifat ini muncul dari adanya tumpukan perasaan takut yang sering muncul dalam diri seseorang sehingga keberanian copot dari hatinya.
Namun demikian, pada faktanya masih banyak orang yang secara tidak sadar masih mempertahankan sifat tersebut, lho. Ini bisa dibuktikan dengan perbuatan mereka yang sama sekali tidak bertanggung jawab.
Menyembunyikan kesalahan.
Setiap orang pasti pernah melakukan kekeliruan, entah itu secara sengaja maupun tidak di sengaja. Sebenarnya kesalahan adalah sesuatu yang wajar. Ketika hal itu terjadi, langkah terbaik yang seharusnya diambil yaitu mengakuinya dan berusaha menyelesaikan dampak dari kekeliruan yang sudah diperbuat tersebut.
Tapi sayangnya, masih banyak orang yang berperilaku sebaliknya. Bukannya mengakui, mereka justru menyembunyikan rapat-rapat bahkan tidak jarang saling melempar kesalahan satu sama lain. Padahal perilaku yang demikian sama saja membuktikan bahwa kelakuan tersebut adalah seorang pengecut.
Para pengecut itu selalu gundah dan guncang jiwanya, takut mengkerut menghadapi masalah. Jiwanya labil tak kira-kira, perasaan kacau tidak terhingga. Tingkahnya tidak menunjukkan warna asli pribadinya. Ucapannya selalu berbeda dengan isi hati kecilnya.
Para pengecut selalu bermuka dua. Tidak memiliki pijakan dalam hidupnya. Dia menjadi manusia paling pragmatis di dunia. Dia menghinakan dirinya sendiri di mata Allah, malaikat, manusia dan dirinya sendiri.
Para pengecut manusia dengan sejuta takut dalam dirinya bersarang sejuta takut yang menempel di seluruh dinding hatinya. Takut kelaparan, takut sakit, takut mati, takut kehilangan pekerjaan, takut tidak bisa makan, takut hartanya hilang, takut dihina orang, takut dicela orang.
Para pengecut akan senantiasa kecut menghadapi kematian dan kecut mukanya menghadapi tantangan. Para pengecut seakan tidak mengerti bahwa kematian adalah kepastian, bahwa ajal telah terjadwal dan malaikat Maut siap membawa maut pada siapa yang telah masuk dalam jadwal :
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Al-A’raaf : 34)
Manusia terpuji karena keberanian dan kedermawanannya.
Manusia tercela karena sikap pengecut dan kikir. Sebab sikap dan sifat pengecut adalah sejelek-jeleknya sifat yang dimiliki manusia. Kita dapatkan Rasulullah senantiasa berdoa kepada Allah agar dihindarkan dari sifat dan sikap ini dalam hidupnya :
"Ya Allah aku berlindung pada-Mu dari rasa gundah dan sedih, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat kikir dan pengecut, dan aku berlindung pada-Mu dari hutang-hutang yang melemahkan serta tekanan manusia."
Manusia hendaknya belajar banyak dari para pejuang yang dengan tangkas menghadapi kematian. Yang dengan tegar bergelut dengan tantangan, yang dengan sigap menghadapi semua rintangan. Mereka hidup di atas kehidupan yang penuh dengan keberanian. Siap mengarungi lautan kesulitan. Jiwa pahlawan tak takut mati. Mati baginya hanya titian menuju kemuliaan. Sungguh mati para pengecut tidak akan pernah tidur terpejam.
Mari kita semua jangan lupa sabda Rasulullah saat memberikan gambaran tentang sikap pengecut : Sejelek-jelek apa yang ada pada diri seorang lelaki adalah kekikiran yang menggila dan kepengecutan yang merajalela (HR. Ahmad).
Sesungguhnya sikap pengecut jika telah bersarang kuat dalam diri seseorang yang telah mendominasi akhlaknya maka itu akan menimbulkan pada pencabik-cabikan harga diri dan melakukan tindakan-tindakan yang diharamkan walaupun itu semua melanggar aturan.
Para pengecut itu berperang bukan di medang perang, dia akan berangkat dan petatang-petiting jika keadaan telah aman. Sungguh benar para pengecut akan mati berkali-kali dalam sehari karena dia kehilangan nyali. Negeri yang dipimpin oleh para pengecut akan jatuh tersungkur hancur. Negeri ini butuh para pemberani dan patriot sejati pembela negeri.
ANTARA TAKUT DAN PENGECUT
Terkadang sulit membedakan antara takut dan pengecut, terutama kalau sesuatu itu melanda diri kita sendiri. Takut merupakan kekuatan yang mencegah diri kita untuk melakukan perbuatan yang merusak diri dan atau orang lain. Takut di dalam bahasa agama Al-Qur'an ditemukan beberapa istilah, antara lain kata khauf yang berasal dari akar kata khafa-yakhaf berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu adalah makhluk seperti harimau, ular, tsunami, gempa bumi, hantu, dll.
Contoh penggunaannya di dalam Al-Qur'an ialah :
Berkata Yakub; "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya." (Q.S. Yusuf/12:13).
Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah srigala, karena itu digunakan kata akhafa. Kata lainnya ialah khasyyah berasal dari akar kata khasya-yakhsya berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu ialah Sang Khaliq, Allah Swt., seperti dinyatakan di dalam Al-Qur'an :
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Q.S. al-Nisa'/4:9).
Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah Allah Swt, karena itu digunakan kata walyakhsya.
Kata lain yang juga sering diartikan dengan takut (meskipun ini kurang tepat) aalah kata taqwa dari akar kata waqa-yaqi kemudian membentuk kata tawaqqa yang berarti takut.
Namun kata taqwa tidak bisa diartikan sepenuhnya dengan takut karena kata ini juga mengimplikasikan arti segan dan cinta, seperti kata: Taqwa kepada Tuhan, berarti takut dan segan tetapi sekaligus mencitai Tuhan.
Contohnya dalam ayat :
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."(Q.S. Ali 'Imran/3:102).
Kata ittaqullah diartikan bertakwalah kepada Allah, tidak diterjemahkan takutlah kepada Allah.
Sedangkan pengecut berarti hilangnya keberanian untuk tampil karena menghindari tanggung jawab atau cost yang harus ditanggung. Biasa juga diartikan orang yang tidak berani menghadapi kenyataan lantaran terpengaruh oleh kepentingan subyektifitas Contohnya, seseorang mengaku pemberani tetapi giliran peperangan dimulai ia mencari alasan untuk tidak ikut, atau seseorang mengaku reputasi dan kredibilitas baik tetapi tidak berani ditempatkan di daerah konflik.
Pengecut sangat dekat dengan sifat munafik. Bahkan ada orang menyatakan pengecut dan munafik adalah kata yang sinonim.
Munfaik ialah orang yang menyembunyikan kebenaran dan atau mendramatisir sesuatu sehingga orang lain terkecoh. Munafik atau hipokrit sangat dicela di dalam Al-Qur'an.
Tidak kurang dari 110 ayat menggambarkan keburukan dan bahaya kemunafikan.
GAMBARAN SIFAT MUNAFIK MENURUT AL QUR'AN
1. Al Qur'an bahkan ada satu surah khusus disebut surah al-Munafiqun (63).
2. Al-Qur'an menggambarkan munafik sebagai orang yang memiliki kepribadian ganda, lain di mulut lain di hati (Q.S. al-Maidah/5:41).
3. Tidak memiliki pendirian yang tetap alias selalu berubah-ubah (Q.S. al-Baqarah/28-9).
4. Tidak bisa dipercaya karena pembohong (Q.S. al-Munafiqun/63:1).
5. Mengandalkan kelicikan dan tipu daya, dan amat terampil bermain kata-kata (Q.S. al-Taubah/9:65).
6. Suka riya dan mendramatisir sesuatu (Q.S. al-Nisa'/4:142), selalu menghindari resiko karena orientasinya kemenangan dan kesenangan (Q.S. al-Taubah/9:44-49).
7. Selalu ingin mendapatkan keuntungan dalam setiap kesempatan tetapi tidak mau berkorban (Q.S. al- 'Ankabut/29:10-12).
8. Suka memfitnah orang, sekalipun orang itu bersih (Q.S. al-Ahdzab/33:12).
9. Suka memprofokasi keadaan agar bertambah runyam lalu ingin tampil sebagai hero di dalam situasi tersebut (Q.S. al-Nisa'/4:61).
JANGAN MENJADI PENGECUT
DUNIA ini diciptakan untuk para pemberani. Hanya pemberani yang akan mampu menghadapi kerasnya dunia dan mampu menerobos semua tembok-tembok tebalnya. Dunia tidak diciptakan untuk para pengecut. Pengecut itu adalah akhlak tercela yang mencemari perilakunya dan menyeretnya pada kehinaan di dunia dan kerugian di akhirat.
Orang yang memiliki sifat ini maka dia mati berkali-kali dalam sehari. Jika dia mendengar bunyi burung maka hatinya terasa terbang. Jika ada langkah kuda, hatinya berdegup kencang. Sifat ini muncul dari adanya tumpukan perasaan takut yang sering muncul dalam diri seseorang sehingga keberanian copot dari hatinya.
Para pengecut itu selalu gundah dan guncang jiwanya, takut mengkerut menghadapi masalah. Jiwanya labil tak kira-kira, perasaan kacau tidak terhingga. Tingkahnya tidak menunjukkan warna asli pribadinya. Ucapannya selalu berbeda dengan isi hati kecilnya.
Para pengecut selalu bermuka dua. Tidak memiliki pijakan dalam hidupnya. Dia menjadi manusia paling pragmatis di dunia. Dia menghinakan dirinya sendiri di mata Allah, malaikat, manusia dan dirinya sendiri.
Para pengecut manusia dengan sejuta takut dalam dirinya bersarang sejuta takut yang menempel di seluruh dinding hatinya. Takut kelaparan, takut sakit, takut mati, takut di PHK, takut hartanya hilang, takut dihina orang, takut dicela orang. Para pengecut akan senantiasa kecut menghadapi kematian dan kecut mukanya menghadapi tantangan.
Para pengecut seakan tidak mengerti bahwa kematian adalah kepastian, bahwa ajal telah terjadwal dan malaikat Maut siap membawa maut pada siapa yang telah masuk dalam jadwal :
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Al-A’raaf : 34)
Manusia terpuji karena keberanian dan kedermawanannya. Manusia tercela karena sikap pengecut dan kikir. Sebab sikap dan sifat pengecut adalah sejelek-jeleknya sifat yang dimiliki manusia. Kita dapatkan Rasulullah senantiasa berdoa kepada Allah agar dihindarkan dari sifat dan sikap ini dalam hidupnya : “Ya Allah aku berlindung pada-Mu dari rasa gundah dan sedih, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat kikir dan pengecut, dan aku berlindung pada-Mu dari utang-utang yang melemahkan serta tekanan manusia.
Manusia hendaknya belajar banyak dari para pejuang yang dengan tangkas menghadapi kematian. Yang dengan tegar bergelut dengan tantangan, yang dengan sigap menghadapi semua rintangan. Mereka hidup di atas kehidupan yang penuh dengan keberanian. Siap mengarungi lautan kesulitan. Jiwa pahlawan tak takut mati. Mati baginya hanya titian menuju kemuliaan. Sungguh mati para pengecut tidak akan pernah tidur terpejam.
Mari kita semua jangan lupa sabda Rasulullah saat memberikan gambaran tentang sikap pengecut : Sejelek-jelek apa yang ada pada diri seorang lelaki adalah kekikiran yang menggila dan kepengecutan yang merajalela (HR. Ahmad).
Sesungguhnya sikap pengecut jika telah bersarang kuat dalam diri seseorang yang telah mendominasi akhlaknya maka itu akan menimbulkan pada pencabik-cabikan harga diri dan melakukan tindakan-tindakan yang diharamkan walaupun itu semua melanggar aturan.
Para pengecut itu berperang bukan di medang perang, dia akan berangkat dan petatang-petiting jika keadaan telah aman. Sungguh benar para pengecut akan mati berkali-kali dalam sehari karena dia kehilangan nyali. Negeri yang dipimpin oleh para pengecut akan jatuh tersungkur hancur. Negeri ini butuh para pemberani dan patriot sejati pembela negeri.