Laut Jawa UNIK
Laut Jawa adalah perairan dangkal dengan luas kira-kira 310.000 km2 di antara Pulau Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi di gugusan kepulauan Indonesia. Laut ini relatif muda, terbentuk pada Zaman Es terakhir (sekitar 12.000 tahun Sebelum Masehi) ketika dua sistem sungai bersatu. Di barat lautnya, Selat Karimata yang menghubungkannya dengan Laut China Selatan.
Di Laut Jawa terdapat beberapa gugusan pulau dan
kepulauan
:
1. Kepulauan Seribu di utara Kabupaten Tangerang dan
secara administratif masuk dalam wilayah DKI Jakarta.
2. Kepulauan Karimun Jawa yang masuk administrasi Jawa
Tengah, Pulau Bawean dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
3. Kepulauan Masalembo, dan Pulau Kangean beserta
pulau-pulau kecil di sekitarnya yang berada di bawah administrasi Provinsi Jawa
Timur.
Perikanan adalah kegiatan ekonomi penting di Laut
Jawa. Ada 3.000 lebih spesies kehidupan laut di daerah ini. Laut Jawa,
khususnya di bagian barat memiliki cadangan minyak bumi dan gas alam yang dapat
dieksploitasi.
Daerah sekitar Laut Jawa merupakan daerah tujuan
pariwisata populer. Selam scuba menawarkan kesempatan untuk menjelajahi dan
memotret gua bawah laut, kapal tenggelam, terumbu karang, dan kehidupan bawah
air. Beberapa taman nasional berada di daerah ini. Dekat Jakarta, di Kepulauan
Seribu adalah Taman Nasional Kepulauan Seribu. Karimun Jawa adalah taman
nasional yang terdiri dari dua puluh tujuh pulau. Pulau Menjagan, dekat Bali,
adalah taman nasional terpencil.
Dalam sejarah Perang Dunia II, Laut Jawa merupakan
lokasi naas bagi pasukan Sekutu. Pada bulan Februari dan Maret 1942, angkatan
Laut Belanda, Britania, Australia, dan Amerika Serikat nyaris dihancurkan oleh
serangan Jepang.
Laut Jawa juga pernah menjadi jalur utama dalam perdagangan Dunia dan mencapai masa keemasannya pada abad ke-17.
Pada masa itu
Laut Jawa sering disinggahi banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia guna
mencari rempah-rempah, bersama dengan Selat Malaka. Dari sinilah muncul
beberapa bandar atau kota pelabuhan di pesisir yang akhirnya berkembang pesat,
seperti Jakarta, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Lasem, Tuban, dan
Surabaya.
Potensi SDA dan Bencana di Laut Selatan Jawa
Upaya
untuk mengembangkan Laut Selatan Jawa harus didasarkan pada potensi yang
dimiliki, yang bisa diketahui dengan melakukan kajian dan eksplorasi. Jika
potensi positif, maka bisa dikembangkan dan jika potensi bencana, maka harus
dipersiapkan mitigasinya.
Menurut
Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut, Ir. Subaktian Lubis,
menyebutkan, seperti wilayah lainnya di Indonesia, membicarakan potensi Laut
Selatan Jawa akan berbicara tentang potensi sumber daya migas, sumber daya
mineral, sumber bencana geologi, pencemaran laut dan samudra sebagai sumber
EBT.
Potensi
pertama yang terungkap melalui kajian, yaitu potensi gas hidrat. Gas hidrat
ini, umumnya merupakan gas methan yang terperangkap pada batuan penutup yang
bersifat plastis pada cekungan tersier, dalam Sarasehan Kelautan.
Bahwa
dari kajian air seismic gun, diperkirakan cadangan hipotesis sementara pada
perairan selatan Sumatra Selatan dan Jawa Barat mencapai luas 22.000 kilometer
persegi. Potensi ke dua adalah gas biogenik methan di laut dangkal, yang berasal
dari hewan atau tumbuhan yang terperangkap di lapisan permukaan holosen. Sifat
lapisan holosen ini plastis dan tidak tembus air dan udara. Sehingga keberadaan
gas biogenik, bisa terlihat dari kantung-kantung gas di dasar laut.
Di
daratan, kantung udara gas biogenik ini bisa menjadi salah satu sumber energi,
yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Walaupun, mayoritas masyarakat malah
menganggapnya sebagai hal yang membahayakan. Pemanfaatannya bisa untuk kompor
gas dengan menyesuaikan spuyer kompor atau untuk generator listrik, seperti
yang dilakukan di Kalimantan Selatan. Potensi ke tiga di dasar laut, yaitu
mineral dasar laut, seperti kerak Mangan, yang diangkat dari kedalaman 3936
meter di Laut Banda. Atau Kobalt dan Nikel. Walaupun mayoritas adalah Mangan.
Atau jalur Timah, jalur Tembaga. Tapi, potensi ini belum terlihat di wilayah
selatan Jawa.
Dari
segi potensi energi laut, pada 2011, Dewan Energi Nasional meratifikasi potensi
energi yang berasal dari laut, secara praktis adalah 49.000 MW, yang terbagi
menjadi panas laut 43 ribu MW, arus laut 4.800 MW dan gelombang laut 1,200 MW.
Dan, diperbaharui pada 2017 oleh KESDM, yang menyatakan angkanya adalah 60.8
GW, dengan rincian panas laut 41 GW, arus laut 17,9 GW dan gelombang laut 1,9
GW. Jika dimiliki fasilitasnya, maka eksplorasi potensi ini bisa dilakukan.
Baik menggunakan ADCP untuk mengukur arus, seperti yang dilakukan di Nusa
Penida tahun 2016 atau dengan teknologi lainnya.
Untuk
potensi bencana geologi, tentunya alasan dilakukannya kajian adalah untuk
membangun mitigasi bencana untuk menghindari dampak negatif.
Data
historis menunjukkan berbagai bencana yang sudah terjadi. Yang penting dari
data ini adalah menyikapi daerah yang kosong, yang memiliki potensi pelepasan
dahsyat sebagai akibat tidak adanya pelepasan dalam kurun waktu yang panjang.
Daerah kosong ini banyak terpantau di daerah selatan laut Jawa dan Selat Sunda.
Dan,
hal lainnya yang perlu diwaspadai adalah potensi pencemaran laut, yang umumnya
berasal dari tumpahan minyak dari kapal yang lalu lalang di wilayah tersebut. Contohnya,
apa yang terjadi pada 2015, terjadi pencemaran minyak di perairan Cilacap.
Pencemaran ini terjadi cukup masif, sampai-sampai melibatkan masyarakat dalam
proses pembersihannya. Dalam kasus tumpahan minyak ini, lanjutnya, yang
terpenting adalah menyusun suatu respons berbasis win-win solution, sehingga
proses pencemaran bisa dilakukan secara cepat.
Dari
semua potensi yang ada di laut, perlu didorong untuk melakukan survei pada
beberapa potensi yang hingga saat ini belum dilakukan, seperti potensi gas
hidrat dasar laut dan gas biogenik laut dangkal. Dan, melakukan mitigasi
bencana geologi maupun mitigasi pencemaran laut.
Sesar-sesar (patahan) di
Selatan Jawa
patahanr-jawa.jpgSetelah dicoba di plot tumpang tindih
(overlay), sesar-sesar (patahan-patahan) di Jawa serta gempa-gempa seminggu ini
cukup menarik. Sepertinya perlu perhatian khusus untuk patahan yg menerus ke
laut.
Patahan-patahan di Pulau Jawa (onshore) sepertinya
dapat diteruskan ke laut selatan (Samodra Indonesia). Namun sayangnya data-data
laut selatan ini sangat minim. Setelah saya coba overlay (tumpang tindih) peta-peta
yang ada,ada kemungkinan menerusnya patahan-patahan di Pulau ini yang menerus
ke laut selatan. Pengetahuan tentang patahan-patahan di onshore (Pulau Jawa)
harus lebih banyak dipelajari lagi mengingat adanya seismic gap di selatan
Jawa.
Daerah Seismic Gap adalah daerah dimana daerah ini
merupakan daerah yg sangat mungkin merupakan pusat-pusat gempa (misal daerah
zona patahan, atau zona kegempaan), tetapi tidak terlihat ada gempa selama
beberapa waktu (puluhan tahun) terakhir. Semakin lama sebuah daerah tidak
dijumpai gempa. Dibawah ini terlihat di sebelah barat dan timur dari tempat yg
dilingkari terjadi gempa-gempa lemah (4-5 SR). Daerah yg dilingkari seolah-olah
merupakan gap (selang) didalam zona yg sangat mungkin menjadi pusat-pusat gempa.
Daerah seismic gap ini sangat mungkinmerupakan daerah
yg saat ini daerah yg memiliki tegangan sangat tinggi. Kalau ketapel itu
ditarik trus dilepas tenaganya, kalau gempa ini ditekan dan juga nantinya
dilepaskan tekanannya saat gempa. Jadi daerah yang tidak ada rekaman gempanya
ini diperkirakan daerah yg sedang mengumpulkan tenaga.
Sabuk Cincin Api, Si Pembangkit Gempa, Gunung Api dan
Tsunami di Indonesia
Tsunami,
Gempa dan Gunung Api seperti sudah menjadi bagian dalam kehidupan warga
Indonesia. Berbagai letusan gunung api besar, tsunami dahsyat hingga gempa yang
sangat merusak pernah terjadi dari mulai zaman purba hingga sekarang.
Ini
menjadi konsekuensi dari letak Indonesia yang berada di wilayah Ring of Fire
alias Cincin Api.
Apa
itu Ring of Fire atau Cincin Api ?
Ring
of fire atau cincin api adalah area tumbuhnya 75 % seluruh gunung api di dunia
dan ini juga merupakan rumah bagi 90 % gempa bumi besar yang pernah terjadi di
dunia.
Di
Indonesia saja, berdasarkan data dari aplikasi Magma Indonesia, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), ada 68 gunung api aktif di Indonesia.
Peta sebaran gunung api aktif di Indonesia
Peta
sebaran gunung api aktif di Indonesia (magma Indonesia) meliputi :
1.
Gunung Agung di Karangasem, Bali.
2.
Gunung Ambang di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
3.
Gunung Anak Krakatau di Lampung Selatan, Lampung.
4.
Gunung Anak Ranakah di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
5.
Gunung Arjuno Welirang di Malang, Mojokerto, Pasuruan, Jawa Timur.
6.
Gunung Awu di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
7.
Gunung Banda Api di Maluku Tengah, Maluku.
8.
Gunung Batur di Bangli, Bali.
9.
Gunung Batutara di Lembata, Nusa Tenggara Timur.
10.
Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur.
11.
Gunung Bur Ni Telong di Aceh Tengah, Aceh.
12.
Gunung Ciremai di Cirebon, Kuningan, Majalengka, Jawa Barat.
13.
Gunung Colo di Tojo Una-una, Sulawesi Tengah.
14.
Gunung Dempo di Lahat, Sumatera Selatan.
15.
Gunung Dieng di Banjarnegara, Wonosobo, Batang, Jawa Tengah.
16.
Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara.
17.
Gunung Ebulobo di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
18.
Gunung Egon di Sikka, Nusa Tenggara Timur.
19.
Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Garut, Jawa Barat.
20.
Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara.
21.
Gunung Gamkonora di Halmahera Barat, Maluku Utara.
22.
Gunung Gede di Cianjur, Bogor, Sukabumi, Jawa Barat.
23.
Gunung Guntur di Garut, Jawa Barat.
24.
Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara.
25.
Gunung Ijen di Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur.
26.
Gunung Ile Werung di Lembata, Nusa Tenggara Timur.
27.
Gunung Ili Boleng di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
28.
Gunung Ili Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur.
29.
Gunung Inielika di Ngada, Nusa Tenggara Timur.
30.
Gunung Inierie di Ngada, Nusa Tenggara Timur.
31.
Gunung Iya di Ende, Nusa Tenggara Timur.
32.
Gunung Kaba di Rejang Lebong, Bengkulu.
33.
Gunung Karangetang di Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.
34.
Gunung Kelimutu di Ende, Nusa Tenggara Timur.
35.
Gunung Kelud di Kediri, Blitar, Malang, Jawa Timur.
36.
Gunung Kerinci di Kerinci, Solok Selatan, Jambi, Sumatera Barat.
37.
Gunung Kie Besi di Halmahera Selatan, Maluku Utara.
38.
Gunung Lamongan di Lumajang, Jawa Timur.
39.
Gunung Lereboleng di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
40.
Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
41.
Gunung Lewotobi Perempuan di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
42.
Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara.
43.
Gunung Mahawu di Tomohon, Sulawesi Utara.
44.
Gunung Marapi di Agam, Batusangkar, Sumatera Barat.
45.
Gunung Merapi di Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah.
46.
Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat.
47.
Gunung Peut Sague di Pidie Meriah, Daerah Istimewa Aceh.
48.
Gunung Raung di Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Jawa Timur.
49.
Gunung Rinjani di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
50.
Gunung Rokatenda di Sikka, Nusa Tenggara Timur.
51.
Gunung Ruang di Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.
52.
Gunung Salak di Sukabumi, Bogor, Jawa Barat.
53.
Gunung Sangeangapi di Bima, Nusa Tenggara Barat.
54.
Gunung Semeru di Lumajang, Malang, Jawa Timur.
55.
Gunung Seulawah Agam di Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh.
56.
Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara.
57.
Gunung Sirung di Alor, Nusa Tenggara Timur.
58.
Gunung Slamet di Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, Purbalingga, Jawa Tengah.
59.
Gunung Soputan di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara.
60.
Gunung Sorikmarapi di Mandailing Natal, Sumatera Utara.
61.
Gunung Sumbing di Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Jawa Tengah.
62.
Gunung Sindoro di Temanggung, Wonosobo, Jawa Tengah.
63.
Gunung Talang di Solok, Sumatera Barat.
64.
Gunung Tambora di Dompu, Bima, Nusa Tenggara Barat.
65.
Gunung Tandikat di Padang Pariaman, Agam, Sumatera Barat.
66.
Gunung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara.
67.
Gunung Tangkuban Parahu di Subang, Bandung, Jawa Barat.
68.
Gunung Wurlali di Maluku Tenggara Barat, Maluku.
Kawasan
Ring of Fire ini membentang sepanjang 40 ribu kilometer mulai dari Pantai Barat
Amerika Selatan, kemudian ke Amerika Utara, Kanada, semenanjung Kamtschatka,
Jepang kemudian Indonesia, Selandia Baru dan di kepulauan Pasifik Selatan. Juga
ada istilah sabuk Alpide, yaitu rangkaian pegunungan dari Timor ke Nusa
Tenggara, Jawa, Sumatera, lalu terus ke Himalaya, Mediterania, hingga Atlantik.
Dahsyatnya
Letusan Gunung Tambora Menyebabkan Hujan Lebat di Seantero Eropa
Ini
merupakan area pertemuan lempeng bumi terutama lempeng Pasifik. Lantaran
pertemuan lempeng aktif, maka area ini termasuk ke dalam kawasan rawan gempa
dan gunung api aktif sehingga kemudian melahirkan istilah Cincin Api yakni
berupa rangkaian gunung api aktif di sepanjang zona subduksi.
Ada
pula letusan gunung api yang mengguncang dunia, yakni letusan Tambora di
Sumbawa, NTB pada April 1815. Letusan ini menyebabkan bencana di seluruh dunia
ditandai dengan gagal panen di Eropa, Amerika serta Kanada. Bencana ini juga
dijuluki sebagai Tahun Tanpa Musim Panas.
Serta
letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda pada Agustus 1883 yang mengakibatkan
tewasnya puluhan ribu warga.
74
ribu tahun lalu, Gunung Toba di Sumatera Utara juga meletus dahsyat. Saking
dahsyatnya, bahkan bencana ini disebut-sebut sebagai peristiwa bencana yang
mengubah sejarah bumi.
Palung
Nankai, Sumber Gempa yang Bisa Membangkitkan Tsunami 30 Meter di Jepang
Dikutip
dari situs BMKG, Indonesia termasuk daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh
jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng
Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng
Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat.
Jalur
pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar
dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga
Indonesia juga rawan tsunami. 11.577 Kali Gempa Mengguncang Indonesia sepanjang
2018
Berdasarkan
karakteristiknya, gempa bumi ini berlangsung dalam waktu yang sangat singkat,
terjadi pada lokasi tertentu, berpotensi terulang lagi, tidak dapat dicegah,
namun akibat yang ditimbulkannya dapat dikurangi. Serta bencana gempa bumi ini
belum dapat diprediksi kapan atau dimana terjadinya sehingga diperlukan
kesiapan dan mitigasi bencana untuk menghadapi setiap kemungkinan yang akan
terjadi.
Cincin Api Pasifik
Cincin
Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah
daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang
mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda
dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut
sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar
90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di
sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5-6% dari seluruh gempa dan
17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke
Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah
Mid-Atlantic Ridge.
Daerah cakupan
Beberapa
daratan dan lautan yang membentuk Lingkaran Api Pasifik (dari arah barat daya,
berlawanan arah jarum jam) :
1.
Selandia
Baru
2.
Palung
Kermadec
3.
Palung
Tonga
4.
Palung
Bougainville
5.
Indonesia
6.
Kepulauan
Melayu
7.
Palung
Sunda
8. Kepulauan
Filipina dan Palung Filipina
9. Pulau
Taiwan dan Palung Taiwan
10. Palung
Yap
11. Palung
Mariana
12. Palung
Izu Bonin
13. Palung
Ryukyu
14. Kepulauan
Jepang (dengan Gunung Fuji) dan Palung Jepang
15. Palung
Kurile
16. Palung
Aleutia
17. Alaska
18. Pegunungan
Pantai Pasifik (Pacific Coast Range) (dengan Gunung St. Helens)
19. Palung
Amerika Tengah
20. Amerika
Tengah
21. Pegunungan
pantai Pasifik di Amerika Selatan
Cincin api dan Indonesia
Indonesia
berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh Cincin Api
Pasifik dan berada di atas tiga tumbukan lempeng benua, yakni, Indo-Australia
dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur. Kondisi
geografis ini di satu sisi menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang rawan
bencana letusan gunung api, gempa bumi, dan tsunami namun di sisi lain
menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur dan kaya secara hayati. Debu akibat
letusan gunung berapi menyuburkan tanah sehingga masyarakat tetap banyak yang
tinggal di area sekitar gunung berapi. Jalur Cincin Api juga memberikan potensi
energi tenaga panas bumi yang dapat digunakan sebagai sumber tenaga alternatif.
Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan
Kajian
Tim riset ITB yang mengungkap soal potensi bencana tsunami setinggi 20 meter
akibat gempa megathrust di pantai selatan menimbulkan polemik. Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan kajian dibuat bukan
untuk menimbulkan kecemasan, tapi agar semua pihak waspada dan sebagai upaya
penguatan sistem mitigasi bencana.
Sebagai
negara berpotensi rawan bahaya gempa bumi dan tsunami, penelitian/kajian gempa
bumi dan tsunami di Indonesia perlu selalu didorong dengan tujuan bukan untuk
menimbulkan kecemasan dan kepanikan masyarakat, namun untuk mendukung penguatan
sistem mitigasi bencana. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan
tertulis. Sehingga kita dapat mengurangi atau mencegah dampak dari bencana itu,
baik jatuhnya korban jiwa maupun kerusakan bangunan dan lingkungan.
Peneliti
telah melakukan kajian potensi tsunami besar di Pantai Selatan hingga 20 meter
akibat gempa bumi megahtrust sejak beberapa tahun lalu. Metode pendekatan, dan
asumsi yang dilakukan dalam tiap penelitian tersebut berbeda, tapi hasilnya
kurang-lebih sama.
Yaitu
potensi terjadinya tsunami dengan ketinggian sekitar 20 meter, dalam waktu 20
menit gelombang tiba di pantai sejak terjadinya gempa. Penelitian tersebut
antara lain dilakukan oleh Widjo Kongko (2018), Ron Harris (2017 -2019), dan
yang terakhir oleh tim lintas lembaga yang dipimpin oleh ITB dan didukung oleh
BMKG.
Hasil
penelitian tersebut diperlukan untuk menguatkan sistem mitigasi gempa bumi dan
peringatan dini tsunami. Hal tersebut, mengingat potensi kejadian gempa bumi
dan tsunami di Indonesia tidak hanya berada di pantai selatan Jawa saja, tapi
juga berpotensi terjadi di sepanjang pantai yang menghadap Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik ataupun pantai yang berdekatan dengan patahan aktif yang berada
di laut, yang maknanya busur belakang atau back arc thrusting, ataupun
membentang sampai ke laut, dengan berbagai potensi ketinggian gelombang
tsunami.
Penelitian
terakhir oleh ITB yang didukung oleh BMKG, KKP, dan BIG dilakukan berdasarkan
analisis data-data kegempaan BMKG dan pemodelan tsunami dengan beberapa
skenario. Skenario terburuk mengasumsikan jika terjadi gempa bumi secara
bersamaan di 2 segmen megathrust yang ada di selatan Jawa bagian Barat dan
Selatan Jawa bagian Timur, yang mengakibatkan tsunami dengan tinggi gelombang
maksimum 20 meter di salah satu area di selatan Banten, dan mencapai pantai
dalam waktu 20 menit sejak terjadinya gempa.
Mekanisme
kejadian tsunami yang dimodelkan ini serupa dengan kejadian tsunami Banda Aceh
tahun 2004, yang juga diakibatkan oleh gempa bumi dengan Mw 9,1 dan tsunami
mencapai pantai dalam waktu kurang lebih 20 menit. Hasil pemodelan ini dapat
juga menjadi salah satu acuan bahwa lahan di pantai yang berada pada ketinggian
lebih dari 20 meter, relatif lebih aman terhadap ancaman bahaya tsunami.
BMKG
menilai hasil pemodelan tersebut juga penting untuk penyiapan jalur dan tempat
evakuasi ataupun untuk penataan lahan di daerah rawan tsunami. Sejak 2008
Pemerintah Indonesia telah mengantisipasi potensi kejadian tsunami akibat gempa
bumi megathrust seperti yang pernah terjadi di Aceh tahun 2004, dan juga
seperti yang telah dimodelkan oleh beberapa peneliti yang telah disebutkan
sebelumnya.
Jadi
Sistem Peringatan Dini yang dibangun di BMKG memang disiapkan untuk memonitor
dan mengantisipasi kejadian gempa bumi (termasuk gempa bumi megathrust) dengan
magnitudo dapat mencapai lebih dari Mw 9, dan memberikan peringatan dini
potensi datangnya gelombang tsunami. Dalam waktu 3 sampai dengan 5 menit
setelah kejadian gempa bumi.
Sistem monitoring dan Peringatan Dini tersebut yang dioperasikan
dengan Internet of Things (IoT) diperkuat oleh super computer dan Artificial
Intelligent (AI). Dengan sistem ini, secara otomatis dapat menyebarluaskan
informasi peringatan dini tsunami ke masyarakat di daerah rawan gempa bumi dan
tsunami melalui BNPB, BPBD, media massa, ataupun beberapa moda diseminasi baik
SMS, e-mail, website, dan media sosial.
Dengan
penyebarluasan peringatan dini tsunami tersebut maka masih tersisa waktu
kurang-lebih 15 sampai dengan 17 menit untuk proses evakuasi, apabila waktu
datangnya tsunami diperkirakan dalam waktu 20 menit.
Hasil
penelitian yang ditindaklanjuti dengan peringatan dini belum dapat sepenuhnya
menjamin keberhasilan upaya pencegahan terjadinya korban jiwa dan kerusakan
akibat tsunami, tanpa kesiapan masyarakat, Pemerintah Daerah dan seluruh pihak
terkait. Oleh karena itu, diperlukan kesungguhan dari pemda bekerja sama dengan
pemerintah pusat untuk melakukan berbagai langkah kesiapan pencegahan bencana.
Langkah tersebut harus didasarkan pada edukasi masyarakat agar mampu melakukan perlindungan dan penyelamatan diri terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, juga merespons Peringatan Dini secara cepat dan tepat.
Peran Media sangat
penting dan efektif dalam mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat secara
tepat, untuk meningkatkan kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan. Kesiapan
Pemda juga sangat penting dalam menyediakan sarana dan prasarana evakuasi, peta
rawan bahaya gempa bumi dan tsunami, jalur dan tempat evakuasi. Kemudian melaksanakan
gladi evakuasi secara rutin, menerapkan Building Code standar bangunan tahan
gempa bumi dan tsunami, terutama untuk bangunan publik dan bangunan vital.
Melaksanakan
audit bangunan yang diikuti dengan upaya memperkuat konstruksi bangunan agar
benar-benar tahan terhadap gempa bumi dan tsunami, serta dalam menerapkan tata
ruang berbasis mitigasi bencana dan menegakkan aturan secara ketat agar
masyarakat dan seluruh pihak benar-benar mematuhi seluruh langkah upaya
mitigasi ini.
Potensi
Tsunami 20 Meter, BMKG Itu Ancaman Nyata, langkah-langkah penyiapan strategi
mitigasi yang sesuai dengan local wisdom saat ini harus benar-benar dilakukan,
diuji dan ditingkatkan. Ini sesuai sebagaimana yang telah diamanahkan dalam
Undang-undang no. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dan Peraturan
Presiden No 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi
Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami.
BMKG
di seluruh Provinsi dan Wilayah Rawan Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia tetap
terus siaga 24 jam dengan memonitor/ menginformasikan kejadian gempa bumi
secara real time dan dengan seketika memberikan Peringatan Dini potensi tsunami
yang dapat dibangkitkan, serta terus mendukung dan bersinergi dengan BNPB,
Pemerintah Daerah/ BPBD, TNI, Polri, Media, masyarakat dan berbagai pihak
terkait utk lebih siap dalam mengantisipasi bahaya gempa bumi dan tsunami.
Sebelumnya,
kemungkinan terjadinya bencana tsunami setinggi 20 meter di sepanjang pantai
selatan Jawa Barat dan Jawa Timur diungkap oleh tim riset dari Institut
Teknologi Bandung (ITB). Hal ini disampaikan untuk mengedukasi dan kewaspadaan
masyarakat.
Sri
Widiyantoro, peneliti ITB, menerangkan dasar riset mereka adalah hasil
pengolahan data gempa yang tercatat oleh stasiun pengamat BMKG serta data
Global Positioning System (GPS). Diperoleh indikasi adanya zona dengan
aktivitas kegempaan yang relatif rendah terhadap sekitarnya, yang disebut
sebagai seismic gap, di selatan Pulau Jawa.
Seismic
gap ini berpotensi sebagai sumber gempa besar (megathrust) pada masa mendatang.
Untuk menilai bahaya inundasi, pemodelan tsunami dilakukan berdasarkan beberapa
skenario gempa besar di sepanjang segmen megathrust di selatan Pulau Jawa.
Skenario terburuk, yaitu jika segmen-segmen megathrust di sepanjang Jawa pecah
secara bersamaan.
Sumber Daya Alam di Pulau
Jawa, dari Padi sampai Emas
Pulau Jawa merupakan salah satu wilayah terluas di
Indonesia namun paling kecil di antara Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan
Papua. Selain itu, wilayah ini juga menjadi pusat kegiatan perekonomian di
Indonesia dengan jumlah penduduk paling padat.
Hal itu disebabkan lantaran tersedianya sumber daya
alam di Pulau Jawa yang beragam. Sumber daya alam sendiri merupakan semua
kekayaan alam yang ada di bumi. Berdasarkan keberadaannya dan kelestariannya,
sumber daya alam terbagi menjadi dua yakni, dapat diperbaharui dan tidak dapat
diperbaharui.
Adapun sumber daya alam yang dapat diperbaharui
seperti seperti udara, tanah, dan air. Sedangkan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui contohnya seperti emas, besi, minyak bumi, batu bara, dan
belerang.
Pulau Jawa memiliki beragam sumber daya alam sebagai
roda penggerak ekonomi seperti hasil bumi, laut, dan tambang. Berikut daftar
sumber daya alam di Pulau Jawa :
1. Pertanian
-
Padi
-
Kacang
-
Kedelai
2. Perkebunan
-
Kopi
-
Teh
-
Cokelat
-
Karet
-
Kapas
-
Tembakau
3. Hasil Hutan
-
Kayu Jati
-
Kayu Rasamala
dan Akasia
4.
Hasil Laut
-
Ikan
-
Rumput Laut
-
Udang
5. Tambang
-
Minyak Bumi
-
Emas
-
Batu Marmer
-
Mangan
-
Belerang
-
Yodium
-
Semen
-
Kapur
6. Hasil Peternakan
-
Sapi
-
Kambing
-
Unggas
7. Sumber Daya Air
-
Danau
-
Sungai
Heboh Laut Selatan Jawa
Bercahaya Saat Malam Hari
Beberapa warganet yang baru mengetahui hal tersebut,
berasumsi bahwa fenomena laut itu terjadi karena pergerakan lempeng.
Mungkin itu buih2 air karena terjadi pergerakan
lempeng bumi bawah laut, siap2 aja gempa dahzat Jawa.
Para peneliti dari AS menemukan adanya Milky Seas
(lautan susu, karena dalam satelit terlihat seperti larutan susu) berukuran
besar di Samudra Hindia bagian timur, atau tepat di selatan Jawa.
Temuan ini berdasarkan pencitraan dari alat pendeteksi
milky seas bernama Day/Night Band (DNB).
Adanya Milky Seas di selatan Jawa ini terjadi pada
tahun 2019, dan peristiwa ini berlangsung selama dua siklus bulan penuh yakni
26 Juli-9 Agustus 2019 dan 25 Agustus-7 September 2019.
Pada malam 25 Juli, DNB mendeteksi anomali bercahaya
di selatan Surakarta, Jawa, dekat 9,5 derajat LS, 111 derajat BT.
Deteksi di tengah kondisi cahaya bulan yang moderat
menunjukkan sumber emisi yang sangat kuat.
Diketahui, luas area lautan yang berwarna ini atau
dikenal Milky Seas kira-kira 100.000 meter persegi atau setara dengan luas
Islandia.
Namun, fenomena ini tidak terdeteksi pada siang hari.
Penyebab terjadinya Milky
Seas
Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan pada
Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Dr Widodo Setiyo Pranowo menjelaskan pengertian Milky Seas.
Milky Seas itu terminologi ketika permukaan laut
dengan area yang sangat luas berwarna terang seperti putihnya susu, sehingga ketika
malam hari pun bisa terdeteksi/terlihat glowing dari satelit.
Penyebab terjadinya fenomena tersebut bisa diakibatkan
oleh adanya warna iluminasi yang dipancarkan oleh organisme laut, seperti mikro
atau nano plankton yang mengandung fosfor sehingga seperti bercahaya di dalam
gelapnya air laut saat malam hari.
Mikro atau nano plakton tersebut berjumlah sangat
masif sehingga bisa memuhi kolom air di lapisan permukaan laut dalam wilayah
yang sangat luas.
Salah satu wilayah yang memiliki potensi seperti itu
adalah di Samudera Hindia Selatan Jawa.
Hal ini dikarenakan probabilitas terjadinya adalah
pada kurun waktu antara Juni hingga Oktober pada setiap tahunnya. Munculnya setiap tahun, tetapi kemunculannya belum
tentu di sepanjang waktu tersebut (Juni-Oktober).
Milky Seas terjadi tiap Juni-Oktober karena hal itu
berkaitan dengan fenomena Upwelling atau naiknya massa air laut dari kedalaman
tertentu menuju lapisan kedalaman yang lebih dangkal.
Artinya, ketika massa air laut tersebut naik
(upwelling), maka ada sejumlah zat hara massif yang ikut terangkat ke atas.
Di lapisan permukaan yang mendapatkan sinar matahari
yang cukup, kemudian zat hara tersebut digunakan oleh fitoplankton untuk
berfotosintesis menghasilkan karbon dan oksigen.
Ketika zat haranya sangat banyak, maka semakin banyak pulalah fitoplankton berkembangbiak. Fitoplankton juga akan menarik zooplankton.
Perlu diketahui, masing-masing fitoplankton dan
zooplankton memiliki banyak spesies. Setiap spesies memiliki keragaman warna
yang berbeda-beda.
Ketika jumlah mereka sangat banyak dalam luasan area
tertentu namun sangat luas, maka akan menghasilkan orkestra warna laut yang
unik tersendiri atau yang dikenal sebagai iluminasi warna.
Iluminasi warna yang terjadi di dalam laut pada malam
hari, selain dimunculkan oleh organisme plankton tadi, juga dibantu oleh
gelombang panjang dari energi matahari (long wave solar radiation) yang
dilepaskan oleh laut ke angkasa.
Datangnya long wave solar
radiation
Gelombang panjang dari energi matahari (long wave solar
radiation muncul saat siang hari antara pukul 6 pagi hingga 6 sore, lautan di
Indonesia yang tropis akan menerima energi sinar matahari.
Energi sinar matahari ini adalah suatu bentuk dari
energi gelombang pendek atau sering disebut sebagai short wave solar
radiation.
Kemudian, energi matahari tersebut ketika masuk
kedalam air laut, akan disimpan sementara oleh air laut.
Nantinya, energi akan dilepaskan kembali ke angkasa
menjadi long wave solar radiation ketika malam hari. Semakin asin air laut atau semakin tinggi kadar garam
dalam air laut, maka akan semakin tinggi dan lama energi matahari yang disimpan
sementara waktu.
Penyebab Milky Seas itu adalah oleh masifnya
fitoplankton di kedalaman permukaan hingga kedalaman sekitar 10 meter.
Oleh karena itu, saat semakin tinggi konsentrasi dari
fitoplankton maka warna spektrum cahaya yang akan direfleksikan ke angkasa akan
menjadi semakin terang atau putih mendekati warna susu, sehingga kemudian
dikatakan sebagai fenomena Milky Seas.
Fenomena Laut Bercahaya di Pantai Selatan
Tim
peneliti dari Amerika Serikat mengungkap fenomena laut bercahaya di laut
selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Berikut
fakta-faktanya :
1.
Tidak
terkait Nyi Roro Kidul. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro (Undip) Prof Denny Nugroho Sugianto menyebut fenomena
itu tidak ada hubungannya dengan hal mistis atau keberadaan Nyi Roro Kidul yang
jadi urban legend masyarakat. Dulu banyak dihubungkan dengan misteri, mistis,
monster laut, dan Nyi Roro Kidul. Ini fenomena alam yang biasa terjadi. Bukan
(karena Nyi Roro Kidul) itu fenomena biasa, ada penjelasan ilmiahnya.
2.
Laut
bercahaya terjadi saat ada upwelling. Bachtiar Mutaqin mengatakan ada beberapa
kemungkinan di balik fenomena laut bercahaya ini. Pada bulan-bulan ini, kata
Bachtiar, masuk musim timur yang anginnya berembus dari Australia. Kemudian
kalau musim timur itu di selatan Jawa ada fenomena upwelling jadi naiknya massa
air laut dari dasar ke permukaan. Jadi fenomena itu selain membawa banyak
nutrien juga banyak ikan. Kemungkinan (laut bercahaya) itu ketika upwelling itu
membawa serta fitoplankton ke permukaan laut, jadi ketika dilihat dari citra
satelit semacam bercahaya.
3.
Laut
bercahaya biasa terjadi antara Juni hingga Oktober. Guru Besar Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip) Prof Denny Nugroho
Sugianto menjelaskan, fenomena laut bercahaya biasa terjadi antara Juni hingga
Oktober ketika ada kenaikan massa air atau upwelling. Kemudian terjadi
pencahayaan bioluminesce yang berasal dari bakteri bercahaya. Itu dari bakteri
bercahaya yang berhubungan dengan organisme lain atau jasad, atau bangkai dan
lain-lain. Biasanya bulan Juni-Juli-Oktober ada upwelling, kenaikan massa air,
jadi yang di bawah ke permukaan.
4.
Pertanda
perairan subur. Dengan adanya peristiwa itu, menandakan perairan itu sangat
subur. Dalam fenomena tersebut terjadi berbagai pertemuan seperti unsur hara
yang terangkat, kemudian saprofit yang bertemu bakteri-bakteri. Ini yang
menjadi seperti cahaya biologis atau bioluminesce, jadi warna-warni.
5.
Belum
tentu ada upwelling laut otomatis bercahaya. Fenomena upwelling ini, kata
Sekretaris Pusat Studi Sumber Daya dan Teknologi Kelautan UGM Bachtiar Mutaqin,
merupakan fenomena yang normal di perairan Indonesia. Namun, ia menegaskan
walaupun ada upwelling, belum tentu muncul fenomena laut bercahaya. Tapi belum
tentu ketika ada fenomena upwelling ini lautnya bercahaya, tergantung seberapa
banyak fitoplanktonnya. Tapi tidak selalu ada fenomena upwelling kemudian
lautnya bercahaya, itu tidak selalu. Mungkin ketika fenomena kemarin itu agak
cukup kuat jadi membawa material fitoplanktonnya cukup banyak," tegasnya.
6.
Pernah
terjadi di Gunungkidul. Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Kabupaten
Gunungkidul, Sunu Handoko Bayu Sagara, mengungkap fenomena laut bercahaya
pernah terjadi di Pantai Wediombo pada tahun 2014. Kalau itu (laut bercahaya)
pernah sih dahulu, sudah beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2014 fenomena
itu terjadi di (Pantai) Wediombo. Fenomena yang terjadi saat itu berwujud
lingkaran dan bercahaya di laut. Bahkan, kejadian itu sempat berlangsung
beberapa malam.
7.
Kesaksian
nelayan, laut bercahaya biru dan kuning. Seorang nelayan di Kapanewon Tepus,
Gunungkidul, Rujimanto juga mengaku pernah melihat fenomena laut bercahaya pada
tahun 2005. Saat itu, dia hendak melaut bersama rekan-rekannya dari Pantai
Ngandong, Tepus, Gunungkidul. Saya pernah melihat sinar di malam hari tapi
hanya terlihat lebih terang aja. Dulu warnanya biru dan kuning, tapi tampak
tidak lama hanya beberapa detik saja. Kejadian itu seingat saya kira-kira tahun
2005, sekitar jam 9 malam saat itu di laut, saya berangkat (melaut) dari Pantai
Ngandong.
Laut Selatan
Ratu
Laut Selatan yaitu sebutan yang biasanya merujuk pada dua tokoh, yaitu Kanjeng
Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul. Tokoh ini sangat populer di kalangan masyarakat
Pulau Jawa dan Bali. Kepercayaan akan hal mempunyai penguasa lautan di selatan
Jawa (Samudera Hindia) terutama dikenal oleh suku Sunda dan suku Jawa. Orang
Bali juga meyakini hal mempunyai kekuatan yang menguasai pantai selatan ini.
Legenda
dari Sunda Nyi Roro Kidul (juga dinamakan Nyai Loro Kidul) yaitu tokoh
legendaris Indonesia yang sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Jawa dan
Bali. Tokoh ini dikenal sebagai Ratu Laut Selatan (Samudra Hindia). Menurut
legenda Sunda, Nyi Rara Kidul mulanya adalah putri Kerajaan Sunda yang diusir
ayahnya karena ulah ibu tirinya. Dalam perkembangannya, masyarakat cenderung
menyamakan Nyi Rara Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul. Posisi Nyai Loro Kidul
sebagai Ratu-Lelembut tanah Jawa diproduksi menjadi motif populer dalam kisah
rakyat dan mitologi, selain juga dihubungkan dengan kecantikan putri-putri
Sunda dan Jawa.
Kanjeng Ratu Kidul
Kanjeng
Ratu Kidul adalah tokoh legenda yang sangat populer di kalangan masyarakat
Pulau Jawa dan Bali. Sosok ini secara publik sering disamakan dengan Nyi Roro
Kidul, meskipun sebenarnya dia berdua sangatlah berbeda-beda. Kanjeng Ratu
Kidul adalah Roh Suci yang mempunyai sifat mulia dan tidak memihak hati, dia
berasal dari tingkat langit yang tinggi, pernah turun di berbagai tempat di
dunia dengan jati diri tokoh-tokoh suci setempat pada zaman yang berbeda-beda
pula. Biasanya dia menampakkan diri hanya untuk memberi isyarat / peringatan
akan datangnya suatu peristiwa penting. Dalam mitologi Jawa, Kanjeng Ratu Kidul
merupakan ciptaan dari Dewa Kaping Telu. Dia mengisi alam kehidupan sebagai
Dewi Padi (Dewi Sri) dan dewi-dewi alam yang lain. Sedangkan Nyi Rara Kidul
awal mulanya merupakan putri Kerajaan Sunda yang ditampik ayahnya karena ulah
ibu tirinya. Cerita-cerita yang terkait antara Ratu Kidul dengan Rara Kidul
bisa dituturkan berbeda-beda fase tahapan kehidupan menurut mitologi Jawa.
Kanjeng
Ratu Kidul memiliki kuasa atas ombak keras samudra Hindia dari istananya yang
terletak di jantung samudra. Menurut kepercayaan Jawa, dia merupakan pasangan
spiritual para sultan dari Mataram dan Yogyakarta, dimulai dari Panembahan
Senapati sampai sekarang. Dia juga menjadi istri spiritual Susuhunan Surakarta.
Posisinya berhubungan dengan Merapi-Keraton-Laut Selatan yang berpusat di
Kesultanan Solo dan Yogyakarta. Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan,
keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan
dinasti Mataram.
Kepercayaan
Kejawen, Kanjeng Ratu Kidul yaitu tokoh legenda yang sangat populer di kalangan
masyarakat Pulau Jawa dan Bali. Dia mempunyai kuasa atas ombak keras samudra
Hindia dari istananya yang terletak di jantung samudra. Dalam mitologi Jawa,
Kanjeng Ratu Kidul adalah ciptaan dari Dewa Kaping Telu. Dia mengisi lingkungan
kehidupan kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan dewi-dewi lingkungan
kehidupan lainnya. Menurut kepercayaan, dia adalah pasangan spiritual para
sultan dari Mataram dan Yogyakarta, dimulai dari Panembahan Senapati sampai
sekarang. Dia juga diproduksi menjadi istri spiritual Susuhunan Surakarta.
Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan, keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul
memang diproduksi untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Mataram. Keraton
Surakarta menyebutnya sebagai Kanjeng Ratu Ayu Kencono Sari.
Dia
dipercaya mampu untuk berubah wujud beberapa kali dalam sehari.
Sultan
Hamengkubuwono IX menggambarkan pengalaman pertemuan spiritualnya dengan sang
Ratu; dia mampu berubah wujud dan penampilan, sebagai seorang wanita muda
biasanya pada kala bulan purnama, dan sebagai wanita tua di waktu lainnya. Dalam
keyakinan orang Jawa, Kanjeng Ratu Kidul mempunyai pembantu setia bernama Nyai
atau Nyi Rara Kidul. Nyi Rara Kidul menyukai warna hijau dan dipercaya suka
mengambil orang-orang yang mengenakan pakaian hijau yang mempunyai di pantai
wilayahnya untuk diproduksi menjadi pelayan atau pasukannya. Karena itu,
pengunjung pantai wisata di selatan Pulau Jawa, adil di Pelabuhan Ratu,
Pangandaran, Cilacap, pantai-pantai di selatan Yogyakarta, sampai Semenanjung
Purwa di ujung timur, selalu diingatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna
hijau.
Mitos Kokohkan Nyi Roro Kidul Penguasa Laut Selatan
Nyi
Roro Kidul menjadi sosok sentral Pantai Selatan Jawa yang keberadaannya masih
menjadi misteri. Tak sedikit masyarakat meyakini sosok gaib itu benar-benar ada
dan bersemayam di selatan Pulau Jawa, namun ada pula yang beranggapan Nyi Roro
Kidul tak lebih dari sosok rekaan warisan cerita orang-orang tua dahulu.
Banyaknya
cerita mistis yang beredar tersebut seolah semakin mengokohkan keberadaan Sang
Ratu. Mau tidak percaya, namun berbagai peristiwa maupun penampakan kerap
terjadi seperti menguatkan eksistensi Nyi Roro Kidul.
Kisah
seram tentang Pantai Selatan dan penunggunya tak henti menjadi kontroversi.
Berikut beberapa mitos yang diyakini tentang keberadaan Nyi Roro Kidul.
Nyi
Roro Kidul Pernah Hidup di Abad 13. Banyak versi yang menerangkan tentang jati
diri sang ratu. Ada yang mengatakan jika Nyi Roro Kidul merupakan keturunan
Raja Airlangga dari Kahuripan hingga keturunan Raja Kediri Jayabaya. Terdengar
pula cerita Nyi Roro Kidul merupakan putri mahkota dari Kerajaan Galuh yang
pernah hidup pada abad 13. Namun yang paling santer dipercaya Nyi Roro Kidul
merupakan puteri dari Kerajaan Pakuan Pajajaran. Raja bernama Raja Prabu
Siliwangi memiliki banyak anak, salah satunya bernama Putri Kandita yang sangat
cantik jelita mewarisi memiliki sifat ayahnya yang bijaksana. Karena suatu
konspirasi perebutan tahta, Putri Kandita akhirnya tersingkir dari istana.
Dalam pengasingannya ia memutuskan untuk menetap di kawasan Pantai Selatan. Di
sana ia menyatu dengan pepunden Laut Selatan hingga kemudian Putri Kandita berhasil
menguasai gaib kawasan tersebut hingga bersemayan di tepat itu dan bergelar Nyi
Roro Kidul.
Dinikahi
oleh Raja-raja Jawa. Kisah yang menyebutkan Nyi Roro Kidul berasal dari
kerajaan Galuh, ia dilahirkan permaisuri Ratu Ayu. Ketika bayi ia sudah dapat
berbicara layaknya orang dewasa dan mengatakan kelak akan menjadi penguasa gaib
tanah Jawa dan bersemayam di Pantai Selatan. Ketika itu pula roh Raja Galuh,
Sindhula menyampaikan wangsit jika cucunya tersebut kelak tak akan bersuami
demi menjaga kesucian dirinya. Yang bisa menikahi cucunya itu hanyalah
raja-raja di tanah Jawa.
Menguasai
Seluruh Pesisir Selatan Jawa. Kekuasaan Nyi Roro Kidul sepanjang Pantai Selatan
terbentang dari Jawa bagian timur hingga barat. Namun ada dua tempat yang
sangat disakralkan yakni Pantai Parangkusumo di Bantul dan Pantai Pelabuhan
Ratu Jawa Barat (Jabar). Pantai Parangkusumo diyakini sebagai pusat kerajaan
gaib Sang Ratu. Posisi Pantai Parangkusumo Kraton Yogyakarta Gunung Merapi
merupakan garis lurus yang memanjang dari selatan ke utara. Sedangkan kawasan
Pantai Pelabuhan Ratu konon merupakan tempat persinggahan Nyi Roro Kidul. Tak
jarang sosok gaibnya sering terlihat menampakkan diri dengan mengendarai kereta
kencananya.
Pantangan
Pakai Baju Warna Hijau. Ada pantangan yang diyakini harus ditaati oleh siapa
saja saat berada di kawasan Pantai Selatan, yakni larangan mengenakan pakaian
warna hijau. Konon siapa orangnya yang memakai pakaian berwarna hijau pasti
akan terseret ganasnya ombak pantai. Hijau diyakini sebagai warna busana
kebesaran Sang Ratu sehingga dia saja yang berhak memakainya di tempat itu.
Mereka yang melanggar larangan dan hilang ditelan ombak pantai selatan akan
dijadikan pasukan gaib Nyi Roro Kidul.
Petilasan
Selo Gilang. Di kasawan Pantai Parangkusumo terdapat sebuah petilasan berupa
batu yang oleh warga sekitar sering disebut Selo Gilang. Konon batu ini tempat
bertemunya Nyi Roro Kidul bersama Danang Sutawijowo yang tak lain merupakan
Panembahan Senopati pendiri Kasultanan Mataram. Di tempat ini pula diyakini
terjadi perjanjian antara Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati untuk saling
menjaga keberadaan Pantai Selatan maupun Kraton Mataram. Tempat ini kini serang
diziarahi untuk melakukan ritual, terutama pada malam Selasa atau Jumat Kliwon
dan saat jelang 1 Suro.
Ni Mas Ratu Anginangin Ratu Ayu Pagedongan
Ratu
Pagedongan yaitu putri Raden Panji, seorang putra raja Jenggala, dengan
Retnaning Dyah Angin-Angin yang adalah putri lelembut. Kala membuka hutan
(babat alas) Sigaluh, pohon beringin putih yang adalah pusat kerajaan lelembut
ikut tumbang. Roh raja lelembut, Prabu Banjaran Seta, masuk ke dalam tubuh
Raden Panji sehingga dia diproduksi menjadi semakin sakti. Dengan demikian,
kekuasaan hutan Sigaluh dan kerajaan lelembut diproduksi menjadi miliknya.
Retnaning Dyah Angin-Angin yaitu adinda dari Prabu Banjaran Seta.
Kala
Ratu Hayu lahir, kakek Ratu Hayu yang bernama Eyang Sindhula datang dan
memberinya nama Ratu Pagedongan dengan hasrat dia diproduksi menjadi wanita
tercantik di seluruh lingkungan kehidupan. Setelah berangkat dewasa, Ratu
Pagedongan menanti kakeknya agar kecantikannya tidak berkesudahan. Hal tersebut
mampu terjadi hanya jika Ratu Pagedongan diproduksi menjadi lelembut. Setelah
diproduksi menjadi lelembut, Raden Panji menyerahkan laut selatan dibawah
kekuasaan putrinya, sampai kalanya dia berjumpa dengan Wong Akbar (orang besar)
yang memerintah Jawa.
Putri Banyu Bening Gelang Kencana / Lara Kidul Dewi
Nawangwulan
Lara
Kidul Dewi Nawangwulan yaitu ratu sebuah kerajaan kecil pada masa Kerajaan
Majapahit. Dia yaitu keturunan raja Melayu yang diambil menantu oleh Bhre
Wengker (1456-1466), seorang raja Majapahit. Suaminya yaitu Jaka Tarub,
sementara dia sendiri diproduksi menjadi salah satu dari tujuh bidadari yang
mandi di telaga. Keduanya mempunyai putri bernama Dewi Nawangsih. Nawangsih
menikah dengan Raden Bondan Kejawan atau Lembu Peteng, pangeran Majapahit yang
diangkat anak oleh Jaka Tarub. Keduanya yaitu moyang dari Panembahan Senapati,
pendiri Kesultanan Mataram.
Dalam
legenda, kala Nawangwulan sampai di khayangan, dia tidak diterima karena sudah
berbau manusia. Nawang Wulan kembali turun ke bumi tetapi tidak bermaksud
kembali ke suaminya. Dia naik gunung Merbabu dan meloncat ke laut selatan untuk
bunuh diri. Di laut selatan, Nyi Nawang Wulan perperang dengan Nyi Roro Kidul
dan mendapat kemenangan, sehingga dia menguasai laut selatan. Dengan demikian,
Nawangwulan diproduksi menjadi salah satu dari tiga penguasa laut selatan
disamping Nyi Roro Kidul dan Nyi Blorong.
Dalam
versi lain, penguasa khayangan menjadikan Nawangwulan penguasa laut kidul
karena dia sudah tidak layak untuk tinggal di khayangan, tetapi juga tidak
pantas untuk kembali tinggal di selang manusia di bumi. Semenjak kala itu,
Nawangwulan dikenal dengan nama Nyi Roro Kidul.
Legenda dari Batak Ratu Bilqis
Bodhisatwa Kwan Im Laut Selatan
Kwan
Im yaitu bodhisatwa welas asih dalam segala sesuatu yang diajarkan Buddha
Mahayana. Dia bersumpah tidak akan beristirahat sampai dia sukses membebaskan
seluruh makhluk hidup dari penderitaan samsara (atau lahir kembali berulang ke
dunia). Di China, para nelayan berdoa untuknya agar selamat selama di laut
mencari ikan. Itulah karenanya Bodhisatwa Kwan Im juga dijuluki Kwan Im Laut
Selatan, yang sebenarnya merujuk pada
Laut Cina Selatan.
Pada
kala terjadi diaspora penduduk China ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia,
Kwan Im Laut Selatan diasumsikan sebagai pelindung para imigran tersebut.
Seluruh wilayah di selatan China (termasuk Laut China Selatan) dipercaya
mempunyai dibawah perlindungan (kekuasaan) Kwan Im. Oleh karena itu, pemujaan
terhadap Kwan Im cukup populer di Indonesia, misalnya di Klenteng Sanggar Akbar
di Surabaya dan Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa di Simpenan, Sukabumi.
Putri Raja Thailand ke IV
Menurut
legenda yang beredar di Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa, Simpenan, Sukabumi,
Ratu Pantai Selatan adalah putri Raja Thailand, yaitu Raja kelima dari dinasti
Chakri, Chulalongkorn.
Nama
dan susunan Keraton Surakarta menyebutnya sebagai Kanjeng Ratu Ayu Kencono
Sari. Dia dipercaya bisa untuk berubah susunan beberapa kali dalam sehari. Sultan
Hamengkubuwono IX menggambarkan pengalaman pertemuan spiritualnya dengan sang
Ratu; dia dapat berubah susunan dan penampilan, sebagai seorang wanita muda
biasanya pada saat bulan purnama, dan sebagai wanita tua di waktu yang lain.
Legenda
Tidak
dikenal dengan pasti semenjak kapan legenda mengenai penguasa laut selatan
dimulai. Namun, legenda mengenai penguasa mistik pantai selatan mencapai puncak
tertinggi karena pengaruh kalangan penguasa keraton dinasti Mataram Islam
(Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta). Dalam kepercayaan tersebut,
Kanjeng Ratu Kidul merupakan "istri spiritual" untuk raja-raja kedua
keraton tersebut. Pada saat tertentu, keraton memberikan persembahan di Pantai
Parangkusuma, Bantul, dan di Pantai Paranggupita, Wonogiri. Panggung
Sanggabuwana di komplek kraton Surakarta dipercaya merupakan tempat
bercengkerama antara Sunan (raja) dengan Kanjeng Ratu. Konon, Sang Ratu tampil
sebagai perempuan muda dan cantik pada saat bulan muda sampai purnama, terapi
berangsur-angsur menua pada saat bulan menuju bulan gugur.
Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul
Dalam
keyakinan orang Jawa, Kanjeng Ratu Kidul memiliki pembantu setia bernama Nyai
atau Nyi Rara Kidul. Nyi Rara Kidul menyukai warna hijau dan dipercaya suka
mengambil orang-orang yang mengenakan pakaian hijau yang benar di pantai
wilayahnya untuk dibuat menjadi pelayan atau pasukannya. Karena itu, pengunjung
pantai wisata di selatan Pulau Jawa, tidak memihak di Pelabuhan Ratu,
Pangandaran, Cilacap, pantai-pantai di selatan Yogyakarta, sampai Semenanjung
Purwa di ujung timur, selalu diingatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna
hijau.
Di
kalangan masyarakat Sunda mengembang anggapan bahwa Ratu Kidul merupakan
titisan dari seorang putri Pajajaran yang bunuh diri di laut selatan karena
ditampik oleh keluarganya karena dia menderita penyakit yang membuat anggota
keluarga lainnya keliru. Dalam kepercayaan Jawa, tokoh ini dianggap bukanlah
Ratu Laut Selatan yang sesungguhnya, melainkan diidentikkan dengan Nyi Rara
Kidul, pembantu setia Kanjeng Ratu Kidul. Hal ini berlandaskan kepercayaan
bahwa Ratu Kidul berusia jauh semakin tua dan menguasai Laut Selatan jauh semakin
lama sebelum sejarah Kerajaan Pajajaran
Menurut
pengalaman seorang spiritualis pada tahun 1998, dia berjumpa dengan Kanjeng
Ratu Kidul di pantai Parang Tritis, Yogyakarta. Saat itu, Eyang Ratu Kidul
ditemani oleh Nyi Roro Kidul. Keduanya persis tetapi Eyang Ratu Kidul kulitnya
kuning langsat, sementara Nyi Roro Kidul persangkaan coklat. Selain itu, Eyang
ratu Kidul mempunyai aura putih jernih dan gemerlapan seolah-olah berlian,
bulat mengelilingi seluruh tubuhnya. Sedangkan aura Nyi Roro Kidul berwarna
putih susu seolah-olah cahaya lampu neon, tipis putih mengikuti postur
tubuhnya. Dia diberi penjelasan bahwa Nyi Roro Kidul adalah patih atau kepala
pengawalnya. Nyi Roro Kidul adalah makhluk halus jenis jin yang menghambakan
diri dan berguru kepada Eyang ratu. Nyi Roro Kidul ditugaskan untuk mengontrol
dan meredam angkara murka dari makhluk-makhluk gaib jenis jin dan kekuatan gaib
serta ilmu gaib yang benar disepanjang pantai selatan Pulau Jawa.
Ni Mas Ratu Anginangin
Dalam
Serat Darmogandul, sebuah karya sastra Jawa Baru yang menceritakan jatuhnya
Majapahit dampak serbuan Kerajaan Demak, Ni Mas Ratu Anginangin adalah ratu
seluruh makhluk halus di pulau Jawa dan memiliki kerajaan di laut selatan.
Nyaris seluruh isi Serat Darmagandul merupakan susunan turunan dari kisah babad
Kadhiri.
Samuksane
Sang Prabu Jayabaya lan putrane putri kang aran Ni Mas Ratu Pagêdhongan, Buta
Locaya lan kiyai Tunggulwulung uga padha muksa; Ni Mas Ratu Pagêdhongan dadi
ratuning dhêmit nusa Jawa, kuthane ana sagara kidul sarta jêjuluk Ni Mas Ratu
Anginangin. Sakabehe lêlêmbut kang ana ing area air dharatan sarta kanan
keringe tanah Jawa, kabeh padha sumiwi marang Ni Mas Ratu Anginangin.
Saat
moksanya Sang Prabu Jayabaya dan putrinya yang bernama Ni Mas Ratu Pagedhongan,
Buta Locaya dan Kyai Tunggul Wulung juga sama-sama moksa. Ni Mas Ratu
Pagedhongan menjadi ratu makhluk halus pulau Jawa, kotanya benar di laut
selatan serta dijuluki Ni Mas Ratu Anginangin. Seluruh makhluk halus yang
mempunyai di area air daratan serta kanan-kirinya tanah Jawa, semua sama-sama
takluk kepada Ni Mas Ratu Anginangin.
Ajar Cemara Tunggal
Sebuah
kisah masyarakat dari Jawa Barat menceritakan seorang penerawang pria bernama
Ajar Cemara Tunggal dari Gunung Kombang di Kerajaan Pajajaran. Sebenarnya, dia
adalah seorang wanita cantik, bibi buyut dari Raden Jaka Suruh. Dia mengubah
dirinya menjadi dukun dan memberitahu Raden Jaka Suruh untuk menuju timur pulau
Jawa dan mendirikan kerajaan di lokasi sebuah pohon maja yang hanya memiliki
buah satu butir. Karena buah maja rasanya pahit, kerajaan yang didirikannya
bernama Majapahit. Cemara Tunggal berjanji akan menikahi pendiri Majapahit dan
setiap penerus dari garis keturunan yang sulung untuk membantu mereka dalam
setiap permasalahan. Roh Cemara Tunggal dianggap menjadi "ratu-lelembut
dari selatan" yang menguasai seluruh lelembut.
Legenda Kesultanan Mataram
Legenda
Jawa dari masa waktu seratus tahun ke-16 menyatakan Kanjeng Ratu Kidul sebagai
pelindung dan pasangan spiritual para raja Kerajaan Mataram. Panembahan
Senapati (1586-1601 M), pendiri Kesultanan Mataram, dan cucunya Sultan Luhur
Hanyakrakusuma (1613-1645 M) menyebut Kanjeng Ratu Kidul sebagai mempelai
mereka. Hal tersebut tertuang dalam Babad Tanah Jawi.
Menurut
legenda, pangeran Panembahan Senopati berkeinginan untuk mendirikan sebuah
kerajaan yang baru, yaitu Kesultanan Mataram, untuk melawan kekuasaan
Kesultanan Pajang. Dia melakukan tapa di pantai Parang Kusumo yang terletak di
selatan kediamannya di Kota Gede. Meditasinya menyebabkan terjadinya fenomena
supernatural yang mengganggu kerajaan di Laut Selatan. Sang Ratu datang ke
pantai untuk melihat siapa yang menyebabkan gangguan di kerajaannya. Saat
melihat pangeran yang tampan, dia jatuh cinta dan meminta Panembahan Senopati
untuk menghentikan tapanya. Sebagai gantinya, sang Ratu penguasa alam spiritual
di laut selatan setuju untuk membantunya dalam mendirikan kerajaan yang baru.
Untuk menjadi pelindung spiritual kerajaan tersebut, sang Ratu dilamar oleh
Panembahan Senopati untuk menjadi pasangan spiritualnya serta semua
penggantinya nanti, yaitu para raja Mataram.
Ritual dan kepercayaan Tari Bedaya Ketawang
Naskah
paling tua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah Babad Tanah
Jawi. Panembahan Senopati adalah orang pertama yang disebut sebagai Raja yang menyunting
Sang Ratu Kidul. Dari kepercayaan ini dibina Tari Bedaya Ketawang dari kraton
Kasunanan Surakarta (pada kurun waktu Sunan Pakubuwana I), yang digelar setiap
tahun, yang dipercaya sebagai persembahan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Sunan
duduk di samping kursi kosong yang dipersiapkan untuk Sang Ratu Kidul.
Pelabuhan Ratu dan kota-kota pesisir lainnya
Pelabuhan
Ratu adalah sebuah kota nelayan di Jawa Barat. Masyarakat setempat
menyelenggarakan hari suci khusus untuk Kanjeng Ratu Kidul setiap tanggal 6
April. Hari tersebut merupakan hari peringatan untuk masyarakat lokal dan
mereka memberikan banyak persembahan untuk menyenangkan sang Ratu. Para nelayan
lokal juga menyelenggarakan ritual sedekah laut setiap tahunnya, memberikan
persembahan seolah-olah nasi, sayuran, dan berbagai produk pertanian, sampai
ayam, tenunan batik, dan kosmetik. Persembahan tersebut dilarungkan ke laut
sebagai persembahan untuk Ratu. Para nelayan lokal percaya persembahan mereka
akan menyenangkan Ratu Laut Selatan sehingga dia akan memberkahi mereka dengan
hasil tangkapan yang berlimpah serta memberikan cuaca yang bagus, tidak terlalu
banyak badai serta ombak.
Di
sekitar lokasi pantai Palabuhan Ratu, tepatnya di Karang Hawu, terdapat
petilasan (persinggahan) Ratu Pantai Selatan yang dapat dikunjungi untuk
melakukan ritual tertentu ataupun hanya sekedar melihat-lihat. Di komplek
keramat ini terdapat sekurangnya dua ruangan agung yang didalamnya terdapat
beberapa makam yang dipercaya masyarakat sebagai makam Eyang Sanca Manggala,
Eyang Jalah Mata Makuta, dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga
terpampang gambar penguasa Laut Selatan.
Kanjeng
Ratu Kidul juga diasosiasikan dengan Parangtritis, Parangkusumo, Pangandaran,
Karang Bolong, Ngliyep, Puger, Banyuwangi, dan berbagai tempat di seturut
pantai selatan Jawa seolah-olah Tulungagung.
Pantai
Parangkusumo dan Parangtritis di Yogyakarta sangat berhubungan dengan legenda
Kanjeng Ratu Kidul. Parangkusumo merupakan tempat Panembahan Senapati berjumpa
Kanjeng Ratu Kidul. Saat Sri Sultan Hamengkubuwono IX berpulang tanggal 3
Oktober 1988, majalah Tempo menulis bahwa para pelayan keraton melihat
penampakan Kanjeng Ratu Kidul untuk mencukupkan penghormatan dibelakang sekalinya
kepada sri sultan.
Sedekah laut
Masyarakat
nelayan pantai selatan Jawa setiap tahun melakukan sedekah laut sebagai
persembahan kepada sang Ratu agar menjaga keselamatan para nelayan dan membantu
perbaikan penghasilan. Upacara ini dilakukan nelayan di pantai Pelabuhan Ratu,
Ujung Genteng, Pangandaran, Cilacap, Sakawayana dsb-nya. Beberapa agung para
wisatawan yang pergi tidak memihak itu lokal maupun manca negara datang ke
Pelabuhan Ratu karena keindahan panoramanya sekaligus tradisi ritual ini.
Disaat-saat tertentu banyak pokok isi kerangan ritual yang sering digelar
masyarakat setempat sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa
laut selatan.
Ruang khusus di hotel
Pemilik
hotel yang benar di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan ruang khusus untuk
Sang Ratu. Yang terkenal adalah Kamar 327 dan 2401 di Hotel Grand Bali Beach.
Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar pada peristiwa
kebakaran agung Januari 1993. Setelah pemugaran, Kamar 327 dan 2401 selalu
dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi suguhan (sesaji)
setiap hari, tidak untuk dihuni dan khusus dipersembahkan untuk Ratu Kidul. Hal
yang sama juga dilakukan di Hotel Samudra Beach di Pelabuhan Ratu. Kamar 308
disediakan khusus untuk Ratu Kidul. Di Yogyakarta, Hotel Queen of The South di
dekat Parangtritis mereservasi Kamar 33 untuk Sang Kanjeng Ratu.
Hotel
Samudra Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, menyediakan kamar 308 yang
dicat berwarna hijau untuk Kanjeng Ratu Kidul. Setidaknya pada awal tahun 1966,
presiden pertama Indonesia, Sukarno, terlibat dalam penentuan lokasi serta ide
Hotel Samudra Beach Hotel. Di depan kamar 308 terdapat pohon Ketapang tempat
Sukarno memperoleh inspirasi spiritualnya. Di dalam kamar tersebut juga
dipasang lukisan terkenal "Nyai Rara Kidul" oleh Basuki Abdullah.
Kepercayaan Kejawen
Dalam
kepercayaan masyarakat Jawa, sosok Ratu Kidul merupakan sosok luhur yang
dimuliakan dan dihormati. Masyarakat Jawa mengenal istilah telu-teluning
atunggal (tiga sosok yang menjadi satu kekuatan), yaitu Eyang Resi Projopati,
Panembahan Senopati, dan Ratu Kidul. Panembahan Senopati merupakan pendiri
kerajaan Mataram Islam yang berjumpa dengan Ratu Kidul ketika bertiwikrama
sesuai arahan Sunan Kalijaga untuk memperoleh wangsit. Saat itu, dia bermaksud
memperbaiki sebuah keraton pada sebuah tempat yang sebelumnya sebuah hutan
bernama alas mentaok (kini Kotagede di Kawasan Istimewa Yogyakarta). Saat dia
bertapa, semua alam menjadi kacau, ombak agung, hujan badai, gempa, dan gunung
meletus. Ratu Kidul setuju membantu dan melindungi Kerajaan Mataram, bahkan
dipercaya menjadi "istri spiritual" untuk Raja-raja trah Mataram
Islam.
Agama Konghucu
Penghormatan
serta pemuliaan kepada Kanjeng Ratu Kidul juga terdapat pada sebuah kelenteng
yang terletak di bilangan Pekojan, Jakarta Barat, yaitu di Vihara Kalyana
Mitta. Terdapat kepercayaan bahwa mitos mengenal Nyi Roro Kidul (dalam hal ini,
nama Nyai Roro Kidul hanya menjadi panggilan populer Kanjeng Ratu Kidul)
berasal dari kepercayaan Siwa-Buddha di Indonesia, yaitu kepercayaan kepada
Tara (Bodhisatwa).
Ratu Laut Utara
Ratu
Laut Utara adalah sosok legenda penguasa laut utara pulau Jawa, khususnya di
utara Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam kepercayaan masyarakat Pekalongan, nama
Ratu Laut Utara yang sebenarnya adalah Dewi Lanjar. Lanjar adalah sebutan bagi
wanita yang bercerai dengan suaminya dalam usia yang sedang muda dan belum
mempunyai anak.
Masyarakat
Pekalongan pada khususnya sedang memiliki kepercayaan kental terhadap sosok
Dewi Lanjar. Contohnya bila mempunyai anak lenyap masa melakukan permainan di
pantai, masyarakat percaya bahwa anak tersebut dibawa oleh Dewi Lanjar. Konon
letak keraton Dewi Lanjar terletak di pantai Pekalongan sebelah sungai
Slamaran.
Dewi Lanjar
Pada
zaman dahulu di Pekalongan hiduplah seorang putri cantik bernama Dewi Rara
Kuning. Ia telah menjadi janda di usia yang sangat muda karena suaminya
meninggal beberapa waktu setelah pernikahan mereka. Itulah sebabnya Dewi Rara
Kuning akhir terkenal dengan sebutan Dewi Lanjar. Karena hal tersebut, Dewi
Lanjar memutuskan bagi meninggalkan kampung halamannya supaya tidak rumit
dirudung duka.
Setibanya
di sungai Opak, ia berjumpa Raja Mataram Panembahan Senopati bersama Mahapatih
Singaranu yang sedang bertapa mengapung di atas cairan sungai. Dewi Lanjar
mengutarakan inti hatinya dan bercakap tidak akan menikah lagi. Panembahan
Senopati dan Mahapatih Singoranu merasa kasihan akhir menasehatinya supaya
bertapa di Pantai Selatan menghadap Ratu Kidul. Selanjutnya mereka berpisah,
Panembahan Senopati beserta patihnya melanjutkan bertapa menyusuri sungai Opak
sedangkan Dewi Lanjar menuju Pantai Selatan. Ia bertapa dengan tekun akhir
moksa dan berjumpa dengan Ratu Kidul.
Dalam
pertemuan itu, Dewi Lanjar memohon menjadi anak buah Kanjeng Ratu Kidul, Ratu
Kidul tidak keberatan. Suatu hari, Dewi Lanjar bersama pasuka jin diperintahkan
bagi mengganggu dan mencegah Raden Bahu yang sedang membuka hutan Gambiren
(kini berada di sekitar jembatan anim Pekalongan dan desa Sorogenen). Namun,
Raden Bahu tidak terpengaruh semua godaan Dewi Lanjar dan pasukan jinnya.
Karena tidak berhasil menunaikan tugas, Dewi Lanjar memutuskan bagi tidak
kembali ke Pantai Selatan, tetapi memohon izin kepada Raden Bahu bagi mampu
berlokasi tinggal di Pekalongan. Hal tersebut disetujui adun oleh Raden Bahu
maupun oleh Ratu Kidul. Dewi Lanjar diperkenankan tinggal dipantai utara Jawa Tengah
terutama di Pekalongan.
Kultur populer
Ratu
Laut Utara menjadi tokoh dalam serial novel Wiro Sableng edisi Pembalasan Ratu
Laut Utara.
Ratu
Pantai Utara dan Dewi Lanjar merupakan judul dari komik serial Braja karya
Mansyur Daman. Dewi Lanjar dikisahkan menjadi seorang pendekar wanita.
Dewi
Lanjar menjadi tokoh dalam dua bab pertama novel Secret of Love, Ki Joko Bodo
Kawin Dengan Jin karya Buanergis Muryono, seorang sastrawan dari Jepara.
Aisah
pergi ke Istana Dewi Lanjar karya Rahmah Asa dan Doni (1995) merupakan suatu
buku kisah setebal 23 halaman yang diterbitkan Penerbit Lazuardi Putra Pertiwi
dan merupakan anggota dari serial Seri Kisah Mutiara.
Nama
Dewi Lanjar sering digunakan sebagai petuah pesugihan, jimat, akik, dsb.
MISTERI LAUT JAWA
(Kisah Sekutu U-Boot Germany)
Cawan yang berhasil ditemukan oleh tim arkeolog di repihan U-Boot di dasar Laut Jawa. Cawan berlabel simbol Nazi buatan Rieber Mitterteich 1941.
Perang Dunia II telah berakhir 75 tahun silam. Bencana kemanusiaan itu meningalkan sisa-sisa sejarah dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tak terkecuali di Indonesia, walaupun kita tidak terlibat langsung dalam momentum bersejarah itu, namun tanah air menjadi saksi pertempuran-pertempuran masa lampau.
Sejarawan berkata bahwa Indonesia adalah terra bellica (tanah pertempuran) karena kabarnya pertempuran akhir PD II itu di Balikpapan saat tentara-tentara Australia menyerang Jepang di sana. Kendati kita bukan bagian Perang Dunia I, kita memiliki monumen Perang Dunia I untuk menghormati skuadron Jerman Asia Timur yang bertempur dengan Inggris di Falklands. Monumen itu berada di pinggang Gunung Pangrango. Terkait dengan Laut Jawa ini adalah bagian dari Pasific theatre.
Kisah Di Balik Penelitian Tentang Kapal Perang Sekutu Sampai U-Boot Jerman.
Laut Jawa tampaknya sudah ditakdirkan menjadi bagian penting dari sejarah. Perannya pun amat besar sebagai rute pelayaran rempah. Bahkan rutenya sibuk hingga hari ini, tambah Mahandis.
Seminar daring tersebut turut mengundang Shinatria Adhityatama, Arkeolog, Puslit Arkenas sebagai narasumber utama. Meringkas penelitian-penelitian arkeologi maritim yang dibahas melalui temuan-temuan kapal di perairan laut Indonesia.
Pertempuran Laut Jawa adalah pertempuran laut yang utama dalam kampanye pasifik selama PD II. AS dan sekutu mengalami kekalahan telak terhadap jepang pada 27 Feb 1942. Terhitung 2300 pelaut AS gugur dalam pertempuran itu. Menariknya, perang itu juga melibatkan orang-orang bersuku jawa, bugis, dan lainya.
Kemudian ada Pertempuran Selat Sunda sebagai lanjutan dari Pertempuran Laut Jawa. Kapal HMAS Perth dan USS Houston menerima perintah untuk berlayar dari Tanjung Priuk pada 28 februari untuk berlayar di Selat Sunda ke Cilacap. Namun naas, mereka disergap oleh armada Jepang. Pada tengah malam pada 1 maret, HMS Perth dan USS Huoston tenggelam.
Lokasinya ada di Banten Bay, kondisinya sekarang memperlihatkan bahwa USS Huoston masih lebih baik sejak penlitian di tahun 2017. Dibanding HMAS Perth, sekitar 70% kondisinya masih utuh.
Sementara HMAS Perth, melalui penelitian yang dimulai 2014 sampai 2019 memperlihatkan kondisi yang cukup prihatin. Karena menyisakan 40% dari total keseluruhanya.
Melalui teknologi multi beam, para peneliti melihat adanya kemungkingan lubang besar yang dilaukan oleh salvage secara ilegal.
Walaupun masih ada rantai dan haluan yang tersisa, kami yakin terjadi ilegal salvage.
Laut Jawa, tepatnya dekat perairan Bawean juga menjadi kuburan bagi kapal HNMLS de Ruyter, HNMLS Java, dan Kortenaer. De ruyter cukup legenda di belanda, karena ia dikomandoi oleh Dolman, pahlawan Belanda. De Ruyter, dan Java bertipe light cruise, sementara Kortenaer adalah destroyer.
Para peneliti dari Puslit Arkenas dapat mengidentifikasi titik penemuan dari foto-foto penyelam teknikal diver pada 2013.
Kita bisa mengidentidfikasi kapal de Ruyter karena kita punya foto lama kondisi kantin dan jendelanya punya tanda.
Situs kapal HNMLS Java yang ditemukan memprihatinkan karena hanya tersisa debris besinya. Dari data muti beam dan profiler memperlihatkan hanya tersisa seperti bak. Kapal ini beratnya 6000 dan kondisinya setengahnya hilang.
Sementara, Kortenar masih lebih baik, masih ada beberapa bagian di engine room yang masih utuh.
Selanjutnya adalah kapal selam U-Boot Nazi Jerman yang ditemukan dengan perjalanan 10 jam dari Karimun Jawa pada 2013. Saat itu, data mengenai U-Boot masih samar berapa jumlahnya. Namun menurut arsip ada 11 kapal U-Boot yang menghampiri perariran indonesia.
Tim berhasil mengidentifikasi kapal selam setelah menemukan piring dan cawan yang dibelakangnya terdapat logo elang dan swastika simbol rezim nazi jerman. Setelah menemukan titik yang diduga kuat tempat U-Boot karam, mereka melakukan penyelaman selanjutnya.
Kita jadi bertanya lagi setelah menemukan, apakah benar ini U-Boot atau kapal Belanda, atau kapal milik kita sendiri. Kita cukup yakin setelah mengeksplorasi bagian dapur. logo itu tadinya tertutup lumut, saya pertama kali melihat ini surprise. Ternyata kapal U-boot ada.
Pada situasi kabin kapal yang gelap di dasar lautan. Banyak sisa-sisa tulang belulang dari kru kapal beserta artefak lainya.
Kita juga analisis sisa-sisa tulang manusia yang tidak kita bawa ke daratan. terbukti itu adalah ras kaukasian dan Jermanik. Penemuan ini kapal U-Boot Jerman yang dikendalikan oleh orang Jerman sendiri. Karena banyak juga kapal U-Boot yang dihibahkan ke tentara jepang.
Kondis U-Boot yang ditemukan tinggal setengah. Bagian buritanya hilang. Setelah di analisis, kapal itu ditembus oleh torpedo dan meledak di dalam. Sehingga bagian buritan yang memiliki propeler itu masih jalan. Dua bagian ini terpisah dan buritan bisa tenggelam di lautan yang lebih dalam.
Diperkirakan bahwa saat kapal ini tenggelam, mereka baerada di posisi battle station, hal itu terlihat dari penemuan aju pelampung yang menempel di sela-sela tulang.
U-Boot bertipe IXC/40 ini cuup unik karena tenggelam di perarian cukup dangkal di 18-24 meter. Namu para arkeolog masih sulit mengidentifikasi apakah temuan itu adalah U-168 atau U-183.
Mengungkap misteri bagaimana U-Boot bisa sampai ke Indonesia, Adhit menjelaskan bahwa pada PD II terdapat Monsun Gruppe. Sebuah resimen gabungan antara Jepang dan Jerman. Skuadron ini adalah jawaban atas Jerman yang membutuhkan bahan dasar.
Jepang membutuhkan perairan kita karena minyak. Mereka ingin memutus jalur logistik sekutu dari Asia-Eropa, ini adalah operasi gabungan di Samudra Hindia, Jepang dan Jerman di wilayah yang sama.
Bahwa kapal U-Boot ini adalah penemuan arkeologi pertama dan satu satunya di perairan Asia. Ini merupakan bukti dan bab baru dalam sejarah nasional dan asia menurutnya. Lautan adalah museum terbesar yang kita miliki.
EKSPEDISI LAUT DALAM SELATAN JAWA.
Berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, laut selatan Jawa diyakini masih menyimpan misteri yang belum terungkap. Terutama, keanekaragaman biota laut. Potensi ini yang coba diungkap oleh peneliti senior Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O LIPI), bersama puluhan peneliti lainnya dalam sebuah ekspedisi bertajuk The South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES) 2018 di laut dalam selatan Jawa.
Dalam ekspedisi yang berlangsung dua pekan itu banyak menemukan spesies unik, berbeda dari yang pernah terlihat sebelumnya. Mereka ditemukan di kedalaman bervariasi antara 200-2.000 meter di bawah permukaan laut. Temuan itu di antaranya bintang laut bunga daisy (Xyloplax), teripang laut berenang (Pelagothuria), isopoda raksasa (Bathynomus sp), lobster gergaji (Thaumastochelidae), cumi bermata juling (Histieuthidae), gurita dumbo (Opisthoteuthidae), dan berbagai spesies unik lain.
Namun, dari sejumlah spesies yang ditemukan, isopoda atau kutu raksasa dari famili Cirolanidae yang berukuran 30 sentimeter, paling menarik perhatian. Ini dikarenakan isopoda yang baru ditemukan pada kedalaman 800 meter tersebut berpotensi menjadi spesies baru.
Selama ini kita ketahui bersama, isopoda raksasa jenis itu baru hanya ada dua spesies di dunia. Spesies yang ditemukan di Laut Jawa ini kemungkinan besar akan menjadi spesies baru, berdasarkan perbedaan taksonomi morfologinya.
Selain isopoda raksasa, spesies lain yang menarik dan berpeluang besar menjadi spesies baru adalah kelomang laut dalam yang ditemukan di kedalaman 200 meter. Kelomang atau hermit crab tersebut memiliki ciri menonjol dari spesies lainnya, yaitu tinggal di karang soliter yang biasanya berasosiasi dengan cacing sipunculidae. Sementara kelomang pada umumnya, tinggal di cangkang moluska dan hidup di perairan yang mudah tekena sinar matahari.
Perbedaan lainnya adalah kelomang laut dalam memiliki mata yang kecil, karena dia tidak membutuhkan mata untuk melihat. Jenis ini hanya menggunakan indra peraba untuk berjalan dan mencari mangsa.
Menurutnya, proses evolusi memegang peran besar bagi makhluk hidup yang ditemukan di laut dalam. Mereka telah melalui proses evolusi panjang hingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Meski begitu, kami juga tetap ingin mengetahui lebih lanjut potensi apa saja yang bisa dieksplorasi dari spesies-spesies unik itu.
MINIM EKSPLORASI
Menurut Dwi yang juga mewakili Indonesia sebagai ketua peneliti dalam ekspedisi tersebut mengatakan, Indonesia masih minim eksplorasi pada sisi keanekaragaman jenis biota laut dalam. Untuk di laut selatan Pulau Jawa, hingga saat ini belum begitu banyak data komprehensif. Sementara penelitian dengan fokus geologi dan oseanografi sudah cukup banyak.
Karena itu, ekspedisi yang dilakukan ini fokus pada pengumpulan beragam biota laut di kedalaman 200 – 2.000 meter dari 63 stasiun riset yang terbentang dari Selat Sunda hingga Cilacap, Jawa Tengah. Biota laut dalam yang cenderung sulit didapatkan adalah Crustacea (kepiting dan udang), Mollusca (kerang), Porifera (spons laut), Cnidaria (ubur-ubur), Polychaeta (cacing), Echinodermata (bintang laut dan bulu babi), dan berbagai jenis ikan.
Ekspedisi di laut selatan Jawa dilakukan terakhir pada 1919 dan 1952. Dengan adanya ekspedisi tahun ini, kami berharap hasilnya dapat menjadi baseline data terpadu yang bisa dimanfaatkan untuk penelitian lebih luas dan mendalam. Di samping itu juga, meningkatkan minat peneliti-peneliti lain untuk mulai mengeksplorasi keanekaragaman jenis biota laut dalam di selatan Jawa.
SAMPAH DI LAUT DALAM
Tak dipungkiri, keberadaan sampah di laut kian mengkhawatirkan. Buktinya nyata ada di Samudra Pasifik, yang kemudian dikenal dengan sebutan The Great Pacific Garbage Patch. Luasnya tak tanggung-tanggung, hampir 1,6 juta kilometer persegi. Selain itu, Ocean Conservancy juga melaporakan, sekitar 95 persen sampah justru terendam di bawah permukaan.
Hal itu juga yang kemudian ditemui para peneliti selama ekspedisi berlangsung. Para peneliti menemukan kumpulan sampah plastik di laut selatan Pelabuhan Ratu pada kedalaman 1.156 meter. Sampah-sampah plastik itu terbawa naik bersama jaring (trawl) yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan biota di dasar laut.
Setidaknya setiap kami mengangkat trawl, ada sampah plastik yang terbawa. Paling banyak ditemukan di selatan sekitar Pelabuhan Ratu. Sekali naik, kami bisa dapatkan sedikitnya satu baki, berukuran lima liter.
Sampah-sampah itu terbawa arus hingga ke dasar kemudian berkumpul di cekungan dasar laut. Meski ekspedisi itu tidak memfokuskan sampah, namun Dwi berharap temuan itu dapat segera ditindaklanjuti dan menjadi perhatian bersama. Mengingat, sampah tidak lagi ditemukan di permukaan, melainkan di dasar laut dalam juga.
Sampah di dalam laut itu lebih berbahaya dari yang ada di permukaan, karena dapat menjadi mikroplastik yang dapat mencelakai biota bawah air. Lebih parah lagi, dapat merusak tatanan ekosistem yang ada.
Dilansir dari laman resmi LIPI, para peneliti memulai Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa 2018 pada Jumat (23/3/2018) malam menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya VIII. Pelayaran diawali dari Selat Sunda, kemudian memasuki kawasan terbuka Samudera Hindia. Sedikitnya 30 peneliti dan staf pendukung dari Indonesia dan Singapura tergabung dalam ekspedisi tersebut. Ekspedisi yang dilakukan LIPI bersama National University Singapore ini merupakan eksplorasi biologi laut dalam yang pertama kali dilakukan di bagian laut Indonesia yang sebagian besar belum dijelajahi, khususnya di perairan Jawa.
Ekspedisi terpadu ini dibagi dalam dua kegiatan besar. Pertama, kegiatan di atas kapal yang meliputi pengambilan sampel, penangganan sampel, hingga kompilasi data. Kedua, pasca-ekspedisi yang meliputi penanganan lanjutan sampel, penyusunan laporan sementara, dan workshop. Studi tentang sampel ini diperkirakan memakan waktu cukup lama. LIPI berencana, hasilnya akan dipublikasikan dan didiskusikan dengan dunia pada lokakarya khusus yang akan diadakan di Indonesia pada 2020.