IWAK LODAN
Iwak Lodan aksara Jawa Lingga, krama/ngoko. Iwak Lodan yoiku araning iwak gedhe ing segara (klêbu kewan nusoni).
Iwak lodan / Lodan / Paus / Timinggila / Iwak Gajah / Papaw iku kéwan nusoni (mamalia) kang urip ing segara. Sanadyan ing sok diarani iwak lodan, lodan sajatiné ora kagolong ing kulawarga iwak, nanging kaya kéwan mamalia liyané.
Lodan duwé ciri-ciri :
1. Ambegan liwat paru-parunduwé wulu awujud rambut (sithik, mèh ora ana ing lodan diwasa) nduwé getih panasnduwé klanjer susu nduwé jantung patang bilik.
2. Lodan purba évolusi ing tengahing jaman Eocene, kira-kira 50 yuta taun kapungkur. Salah siji lodan paling ndhisik kang wis cures yaiku Basilosaurus kang ndhasé cilik kanthi moncong nonjol lan nduwé untu. Dawané Basilosaurus watara 25 mèter.
3. Fosil nedahaké yèn lodan asalé saka kéwan dharatan mawa kuku, mungel saka kéwan kaya Mesonychid (kéwan kaya sregala kang manggon ing pasisir) kang suwé-suwé bali manggon ing laut watara 50 yuta taun kapungkur. Siji manèh kamungelan kéwan liya kang malèh dadi lodan, yaiku Ambulocetus, mamalia saukuran asu laut, dawané 3 mèter boboté 325 kilogram.
4. Saiki, ana rong jinis lodan, yaiku lodan Odontoceti, lodan nduwé untu, lan lodan Baleen, Mysticeti. Lodan Odontoceti kang nduwé untu wujud pamangsa kang mangan iwak, sotong, lan mamalia laut, duwé bolongan ambegan siji. Lodan balin ukurané luwih gedhé tinimbang lodan Odontoceti lan duwé struktur kang dikenal minangka balin kang awujud sikat. Struktur iki migunani kanggo nyaring plankton ing banyu. Iwak Paus Balin nduwé bolongan ambegan loro.
Indonesia :
Iwak lodan / Lodan / Paus / Timinggila / Iwak Gajah / Papaw iku iwak nusuni (khusus yang bergigi dan bukan berukuran kecil) adalah kelompok mamalia yang hidup di lautan. Ikan ini sangat besar. Iwak Lodan bukan tergolong dalam keluarga ikan.
Iwak Lodan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bernapas menggunakan paru-parumempunyai rambut (sedikit, kebanyakan ada di paus dewasa)berdarah panas mempunyai kelenjar susu mempunyai jantung dengan empat ruang
2. Iwak Lodan Purba / Paus purba berevolusi pada pertengahan tempo Eocene, kira-kira 50 juta tahun yang lalu. Salah satu paus terawal yang telah punah adalah Basilosaurus yang mempunyai kepala kecil bermoncong menonjol dan bergigi. Basilosaurus mempunyai panjang 25 meter.
3. Fosil menunjukkan bahwa paus berasal dari hewan daratan berkuku, kemungkinan dari hewan seperti Mesonychid (hewan seperti serigala yang tinggal di pesisir pantai) yang berangsur-angsur kembali menghunii lautan sekitar 50 juta tahun yang lalu. Satu lagi kemungkinan hewan lain yang berubah menjadi paus, adalah Ambulocetus, mamalia seukuran anjing laut namun memiliki panjang 3 meter seberat 325 kilogram.
4. Pada masa kini dikenal dua kelompok paus, yaitu paus bergigi (Odontoceti) dan paus tidak bergigi (Mysticeti). Paus Odontoceti yang bergigi merupakan pemangsa yang memakan ikan, sotong, dan mamalia laut, mempunyai satu lubang pernapasan. Paus bergigi berkerabat dekat dengan lumba-lumba dan pesut. Paus tidak bergigi berukuran lebih besar daripada paus bergigi dan mempunyai struktur yang dikenal sebagai balin yang berbentuk sikat. Struktur ini berguna untuk menyaring plankton, makanannya, di air. Paus berbalin mempunyai dua lubang pernapasan.
KISAH NABI YUNUS & IKAN PAUS (IWAK LODAN)
Kesungguhan Tobat Nabi Yunus, Cerita dan Doa di Perut Paus.
Kisah Nabi Yunus AS mengajarkan kesungguhan tobat kepada Allah SWT. Doa Nabi Yunus AS saat bertobat kepada Allah ketika ditelan ikan paus, menjadi salah satu doa yang terus diamalkan hingga saat ini.
Nabi Yunus AS diangkat menjadi nabi dan rasul saat masih berusia muda, yakni 33 tahun. Yunus mendapat tugas menyiarkan agama Allah pada kaum Ninawa saat ini di Irak yang menyembah berhala.
Ia lalu meninggalkan Syam dan menuju Ninawa untuk memberi peringatan. Yunus menempuh perjalanan panjang melewati gurun pasir yang panas gersang.
Setibanya di Ninawa, Nabi Yunus menjumpai banyak cobaan dalam menegakkan kebenaran. Sebagai orang asing, Nabi Yunus sama sekali tak dianggap oleh kaum Ninawa. Namun, Nabi Yunus tetap sabar dalam menyebarkan ajaran Allah.
KESABARAN & UJIAN BERAT
Kedatangan Yunus ditentang banyak orang. Yunus dianggap menghina berhala-berhala yang disembah kaum Ninawa. Mereka mengejek dan menyebut Yunus sebagai orang gila.
Setelah bertahun-tahun, kaum Ninawa tak juga menerima ajaran Nabi Yunus. Kaum Ninawa bahkan mengusir Nabi Yunus. Hanya ada dua orang saja yang mempercayai ajaran Nabi Yunus. Mereka adalah Rubil dan Tanuh.
Hingga suatu hari, Nabi Yunus tak lagi sabar menerima penolakan kaum Ninawa. Nabi Yunus memilih meninggalkan kaum Ninawa dengan perasaan sedih yang tak keruan. Saat pergi, Yunus berdoa kepada Allah untuk membalas perbuatan kaum Ninawa.
Tak lama, petir dan angin kencang datang menyapu ladang, peternakan, dan rumah kaum Ninawa. Allah juga menimpakan gempa besar pada kaum Ninawa.
Kaum Ninawa lalu menyadari kebenaran peringatan Nabi Yunus. Mereka pun mencari Nabi Yunus untuk bertobat.
Nabi Yunus dan Tanuh pergi meninggalkan Ninawa. Mereka menuju dermaga. Nabi Yunus lalu menaiki sebuah kapal. Di kapal Nabi Yunus juga menyempatkan untuk menyebarkan agama Allah.
TELADAN & KETABAHAN
Ketika berlayar, Allah mendatangkan awan hitam dan ombak besar di kapal Nabi Yunus. Badai besar itu membuat kapal oleng . Nabi Yunus mengajak seluruh penumpang untuk berzikir dan mengingat Allah SWT.
Nakhoda kapal lantas memerintahkan para penumpang untuk membuang barang-barang agar seluruh orang selamat. Tapi setelah itu dilakukan, kapal masih tetap oleng.
Nakhoda pun memutuskan untuk mengurangi jumlah penumpang. Mereka melakukan pengundian untuk menentukan siapa yang harus keluar dari kapal.
Saat pengundian pertama kali, muncul Nama Nabi Yunus. Namun, sebagian tak sepakat karena Nabi Yunus orang yang taat. Pengundian pun diulang, tapi tetap saja yang muncul adalah nama Nabi Yunus.
Nabi Yunus menerima dan menganggap hal tersebut adalah takdir yang dipilihkan Allah. Nabi Yunus lalu terjun ke laut sambil menyebut Nama Allah.
Kapal pun kembali stabil dan para penumpang semakin yakin dengan ajaran Nabi Yunus.
DOA MEMOHON KESABARAN
Setelah terjun, Nabi Yunus terombang ambing di lautan bebas. Dia selalu berzikir mengingat Allah hingga muncul ikan paus mendekat. Paus itu mengisap dan memakan tubuh Nabi Yunus. Seketika Nabi Yunus ada di dalam perut paus.
Di perut paus, Nabi Yunus bertahan hidup dengan memakan ikan-ikan kecil yang ditelan sang paus.
Di perut paus, Nabi Yunus merenungi perbuatannya. Di perut paus, Nabi Yunus menyadari bahwa meninggalkan kaum Ninawa adalah sebuah kesalahan. Sebab Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk terus berdakwah dan tidak meninggalkan kaum Ninawa.
Nabi Yunus lentas bertobat dan memohon ampun kepada Allah sambil beristighfar. Berikut lantunan doa tobat yang diucapkan Nabi Yunus saat di dalam perut paus.
Ù„َّآ اِÙ„ٰÙ‡َ اِÙ„َّآ اَÙ†ْتَ سُبْØٰÙ†َÙƒَ اِÙ†ِّÙŠْ ÙƒُÙ†ْتُ Ù…ِÙ†َ الظّٰÙ„ِÙ…ِÙŠْÙ†َ
Laa Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadzholimin
Artinya :
Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.
Doa Nabi Yunus ini sesuai dengan Surat Al-Anbiya ayat 87.
Di perut paus, dalam keadaan gelap, Nabi Yunus tanpa henti meminta pengampunan kepada Allah selama 40 hari berturut.
Allah lalu mengabulkan doa Nabi Yunus dan mengeluarkan Nabi Yunus ketika paus berada di dekat daratan.
Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan, firman Allah surat As-Saffat ayat 143-144.
Nabi Yunus pun berenang ke tepian. Saat tiba di daratan, Nabi Yunus langsung bergegas menuju Ninawa.
Setibanya di Ninawa, ia disambut oleh masyarakat yang sudah bertobat dan menanti kedatangan Nabi Yunus.
Dari kisah Nabi Yunus terdapat sejumlah hikmah dan pelajaran yang bisa diambil. Nabi Yunus mengajarkan untuk tidak pernah berhenti menyeru kebaikan pada berbagai orang walaupun mendapat penolakan.
Dari kisah ini kita belajar untuk tidak berhenti menyeru, semua orang pada Allah. Jangan pernah berhenti.
Nabi Yunus juga mengajarkan untuk pandai mengevaluasi diri. Nabi Yunus tahu cara mengevaluasi diri. Beliau minta maaf dan tidak menyalahkan orang lain.
Nabi Yunus juga memberi contoh untuk selalu meminta pertolongan pada Allah SWT. Keteguhan doa membuat Nabi Yunus selamat dari perut ikan paus.
Nabi Yunus mengajarkan untuk bersabar pada doa yang dipanjatkan kepada Allah. Proses mengabulkannya tidak simsalabim, tapi ada prosesnya. Allah menunggu sampai paus dekat ke daratan agar Nabi Yunus mudah untuk berenang. Allah SWT yang paling mengetahui kapan waktu terbaik mengabulkan sebuah doa.
KISAH NABI YUNUS AS DAN PENYESALANNYA DARI DALAM PERUT IKAN PAUS / IWAK LODAN
Kisah Nabi Yunus AS dan Penyesalannya dari Dalam Perut Ikan Paus.
Sebagai manusia, kita dilengkapi Allah dengan karsa atau kemampuan untuk berkehendak. Namun, seringkali nafsu lebih besar daripada logika, sehingga kita tidak berpikir matang sebelum bertindak. Akhirnya penyesalan datang. Salah satu Nabi yang mengajarkan kepada kita tentang konsekuensi penyesalan adalah Nabi Yunus.
Nabi Yunus hidup sekitar abad ke-8 Setelah Masehi, tepatnya setelah masa Nabi Ilyas dan Ilyasa. Beliau disebutkan berasal dari Palestina atau saat itu disebut sebagai negeri Syam. Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk menyeru penduduk Ninawa agar menyembah-Nya. Kota Ninawa sendiri terletak di Mosul, Irak.
KISAH NABI YUNUS DALAM AL QURAN
Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an. Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah satu surah. Allah menceritakan kisah Nabi Yunus sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut.
Pertama, kisah Yunus alaihissalam disebutkan Allah dalam Surah Yunus (10) ayat 98:
Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus ?
Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.
Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ (21) ayat 87—88 :
Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim’.
Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.
Kisah Nabi Yunus juga dapat kita temukan pada Surah As-Saffat (37) ayat 139—148 :
Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul, (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).
Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.
Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.
Terakhir, Allah mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surah Al-Qalam (68) ayat 48—50 :
Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.
Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh.
KISAH-KISAH NABI YUNUS
1. Nabi Yunus diutus Allah untuk mengajak kaumnya menyembah hanya kepada Allah SWT. Namun kaumnya menolak hingga membuat nabi Yunus marah dan pergi meninggalkan mereka. Di tengah perjalanan Nabi Yunus menghadapi masalah, namun Allah memberikan pertolongan. Kisah nabi Yunus AS mengajarkan kita arti amarah dan pentingnya bersabar.
2. Nabi Yunus Pergi Meninggalkan Kaumnya.
Nabi Yunus diutus oleh Allah untuk berdakwah pada penduduk Ninawa. Ketika mendapatkan perintah tersebut, perjalanan panjang melintasi padang pasir yang luas dan gersang pun ditempuh Nabi Yunus dari negeri Syam.
Sesampainya di Ninawa, Yunus alaihissalam mendapati para penduduknya tenggelam dalam kekafiran. Mereka menjadikan berhala sebagai Tuhan. Ritual penyembahan terhadap berhala ini telah berlangsung lama.
Sebagai pendatang, Nabi Yunus dianggap orang asing oleh penduduk setempat. Ketika beliau memulai dakwahnya dan mengajak kaum Ninawa untuk menyembah Allah, mereka malah mengolok-olok Nabi Yunus.
Dakwah Nabi Yunus pun tak pernah dianggap oleh kaum Ninawa. Bahkan mereka merasa Nabi Yunus telah melakukan penghinaan terhadap berhala dan agama nenek moyang. Mendapati respon kaum Ninawa yang seperti itu Nabi Yunus tetap sabar.
Tahun demi tahun berlalu, kondisi tersebut belumlah berubah. Hingga sampai 33 tahun Nabi Yunus berdakwah, hanya dua orang penduduk Ninawa saja yang mendengarkan beliau. Nama mereka adalah Tanuh dan Rubil.
Sampai pada suatu hari, habis sudah kesabaran Nabi Yunus menghadapi kaum Ninawa yang keras kepala itu. Beliau pun berniat meninggalkan kaumnya. Namun, sebelum beliau pergi, Nabi Yunus menyampaikan kepada penduduk Ninawa bahwa azab Allah akan datang. Kemudian pergilah Nabi Yunus dalam keadaan sedih, kecewa, dan marah.
3. Nabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan Paus.
Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal. Cuaca cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik, meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan muatan.
Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk. Awan hitam bergulung-gulung, angin kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal. Badai besar itu membuat kapal tidak stabil. Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berzikir kepada Allah.
Sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan mereka ke laut. Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali stabil. Ternyata tidak demikian kenyataannya.
Akhirnya sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang kapal. Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan undian.
Sang nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses pengundian pun dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun seluruh penumpang menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya.
Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, Yunus. Meski para penumpang lainnya masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).
Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan kembali tenang.
Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan gelombang. Kemudian Allah memerintahkan seekor ikan paus untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging beliau.
Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun (merujuk pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87). Ikan itu disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan terus hidup hingga hari kiamat. Pendapat tersebut merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144, “ … niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.
Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah meninggal. Allah pun mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun menggerakkan kakinya dan bersujud.
Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal ini mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal yang tidak benar. Karena itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan.
Hal ini seperti firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 142 di atas, “Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” Sebutan ‘tercela’ pada ayat tersebut menandakan Allah tidak berkenan pada keputusan Nabi Yunus meninggalkan kaumnya.
Allah juga menegaskan kekecewaan-Nya pada Nabi Yunus dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 87. “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, …
Sadar akan kesalahan beliau, Nabi Yunus pun lantas berdoa sebagaimana yang Allah kisahkan dalam lanjutan ayat ke-87 Surah Al-Anbiya’ di atas. … maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’.
Allah pun memperkenankan doa Nabi Yunus, seperti yang Dikisahkan dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 88. Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.
Allah memerintahkan kepada ikan paus untuk memuntahkan Nabi Yunus sehingga beliau terdampar di daratan yang tandus. Tubuh Nabi Yunus pun dalam keadaan lemah dan sakit karena kekurangan nutrisi di dalam perut ikan. Untuk itu Allah menyembuhkan beliau dengan menumbuhkan tanaman yaqthinah (sejenis labu) dan meminta Nabi Yunus memakannya.
Hal ini dikisahkan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 145 - 146. Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.
5.,Adapun mengenai berapa lama waktu Nabi Yunus berada dalam perut ikan, ada beberapa perbedaan pendapat di antara para ahli tafsir. Ada yang menyebutkan bahwa Yunus alaihissalam ditelan ikan paus pada waktu dhuha dan dimuntahkan kembali sore harinya.
Ada pula yang berpendapat Nabi Yunus ditelan selama 3 hari. Pendapat lain menyebutkan bahwa beliau berada di dalam perut ikan selama 7 hari. Namun, pendapat yang paling masyhur adalah selama 40 hari.
4. Pertobatan Kaum Ninawa dan Kembalinya Nabi Yunus ke Tengah Mereka.
Seperginya Nabi Yunus dengan kekecewaan terhadap kaum Ninawa, azab Allah benar-benar datang beberapa hari kemudian, seperti yang beliau janjikan. Awan gelap menutupi langit bersama petir menggelegar, angin kencang menyapu rumah, peternakan, dan ladang kaum Ninawa. Tak sampai di situ, gempa besar juga Allah timpakan kepada mereka.
Penduduk Ninawa pun sadar, peringatan yang disampaikan Nabi Yunus benar-benar terjadi. Karena itulah mereka bertobat dan menyebut nama Allah untuk memohon perlindungan. Kaum Ninawa juga mencari Nabi Yunus, sayangnya saat itu beliau sudah pergi.
Pertobatan yang dilakukan kaum Ninawa ini serius dan jujur. Seluruh penduduk, laki-laki, perempuan, anak-anak, tua, muda, semua luruh dalam khusyuk menyebut asma Allah. Melihat kejujuran pertaubatan mereka, Allah pun menerima dan menghentikan azab-Nya.
Peristiwa tersebut sebagaimana diceritakan Allah dalam Surah Yunus ayat 98 di atas :
Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.
Allah menuntun Nabi Yunus untuk kembali kepada kaum Ninawa. Kaum yang telah bertaubat itu menyambut Yunus alaihissalam dengan sukacita. Allah pun memberikan keberkahan dan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu, seperti yang disebutkan dalam Surah Yunus ayat 98 di atas.
Kembalinya Nabi Yunus kepada kaum Ninawa juga diabadikan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 147—148. “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.
5. Pelajaran dari Kisah Nabi Yunus.
Dari kisah Nabi Yunus di atas, ada pelajaran yang bisa kita ambil, sebagai berikut :
Sabar dalam menyeru kepada kebaikan.
Kepergian Nabi Yunus dari kaum Ninawa memperlihatkan bahwa beliau kurang sabar dalam dakwah atau menyeru kepada kebaikan. Perilaku seperti ini ternyata tidak disukai Allah.
Hal tersebut Allah nyatakan dalam beberapa ayat Al-Qur’an :
Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya ….” (Surah Al-Anbiya’ ayat 87)“Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” (Surah As-Saffat ayat 142).
Allah pun meminta Nabi Muhammad untuk bersabar dan tidak mencontoh sikap Nabi Yunus di atas, sebagaimana dinyatakan-Nya dalam Surah Al-Qalam ayat 48 : Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.
Ayat tersebut sekaligus memberitahukan kepada kita bahwa dalam berdakwah atau menyeru kepada kebaikan, kita harus senantiasa bersabar. Karena Allah bersama orang-orang yang bersabar.
6. Memperbanyak zikir kepada Allah.
Berzikir atau mengingat Allah adalah upaya kita untuk senantiasa dekat dengan Allah. Berzikir juga menjadi upaya untuk membuat hati kita tenang, sebagaimana firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28, “ …. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Memperbanyak zikir ternyata juga dapat menjadi penyebab datangnya pertolongan Allah. Seperti firman-Nya ketika mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surat As-Saffat ayat 143—144 di atas :
Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.
7. Berserah diri dan memohon ampunan kepada Allah.
Pada kisah Nabi Yunus di atas, kita dapat melihat bahwa ketika beliau menyadari kesalahannya kemudian memohon ampunan dan berserah diri kepada Allah, Dia memberikan pertolongan.
Allah telah mengilhamkan kepada Nabi Yunus untuk menyampaikan doa yang luar biasa, “Laa ilaha illa Anta, Subhanaka inni kuntu min al-zhalimin.
Artinya, Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.
Pada doa tersebut Allah menuntun lisan Nabi Yunus untuk menyebutkan kalimat tauhid terlebih dahulu. Kemudian Dia mengilhamkan Nabi Yunus untuk melanjutkannya dengan tasbih. Hal tersebut guna menunjukkan betapa sempurnanya Allah dan betapa sucinya Dia dari segala kelemahan dan kekurangan.
Setelah itu, Nabi Yunus melanjutkan dengan pengakuan dosa yang telah diperbuatnya. Rasulullah bersabda seperti yang diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqqas, menyoal doa tersebut :
Doa yang tidak ada seorang hamba Muslim pun mengucapkan, sedangkan ia berada dalam bencana, kecuali Allah pasti akan memperkenankannya.
8. Tidak mengambil keputusan saat sedang emosi.
Keputusan yang diambil Nabi Yunus dalam keadaan marah untuk meninggalkan kaum Ninawa ternyata berbuah hukuman bagi beliau dari Allah, yaitu dipenjara di dalam perut ikan. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita untuk menahan diri tidak mengambil keputusan apa pun saat sedang marah atau emosi.
Demikianlah kisah Nabi Yunus dan pelajaran apa saja yang dapat kita petik darinya. Semoga kita dapat meneladani Nabi Yunus sehingga dapat masuk dalam golongan hamba Allah yang saleh dan disayangi-Nya. Amin.