Mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah dengan memperkuat konektivitas antar wilayah. Caranya dengan membangun infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
Bicara syarat utama menjadi poros maritim dunia, terlebih jika bermaksud mengambil potensi ekonomi dari kepadatan lalu lintas kapal-kapal yang melalui perairan Indonesia, tentu mensyaratkan infrastruktur kelautan harus dibangun dan dikembangkan secara modern.
Konsep tol laut perlu dikembangkan dan diimplementasikan agar transportasi laut menjadi backbone sistem transportasi multimoda Indonesia yang terintegrasi.
Konsep Tol Laut diharapkan dapat mewujudkan sistem distribusi barang yang efisien. Dengan menggunakan kapal berkapasitas besar, maka pengangkutan barang akan menjadi efisien. Selain itu, kepastian jadwal pelayaran juga akan mengefisienkan biaya para pelaku logistik.
Rancangan master plan arsitektur tol laut yang mencakup tujuh Pelabuhan Utama yang dilewati Jalur Tol Laut, yaitu :
1. Pelabuhan Kuala Tanjung
2. Pelabuhan Batam
3. Pelabuhan Tanjung Priok
4. Pelabuhan Tanjung Perak
5. Pelabuhan Makassar
6. Pelabuhan Bitung
7. Pelabuhan Sorong.
Ketujuh Pelabuhan Utama tersebut terhubung dengan 67 Pelabuhan Short Sea Shipping (SSS). Pelabuhan-pelabuhan SSS itu terdiri dari beberapa pelabuhan yang pada saat ini masih berbeda-beda kelasnya, yaitu Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, dan Pelabuhan Pengumpan.
Implementasi konsep ini harus dilakukan secara bijak dengan melibatkan pelayaran nasional yang selama ini telah berkontribusi membangun dan menjalankan sistem transportasi laut Indonesia. Pada Jalur Tol Laut, misalnya, Pelayaran Nasional perlu diberikan kesempatan yang luas untuk berpartisipasi. Ukuran kapal yang digunakan dalam Jalur Tol Laut bisa disesuaikan dengan memperhatikan ketersediaan kapal yang dimiliki Pelayaran Nasional Indonesia. Penggunaan ukuran kapal ini bisa dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan volume muatan.
Infrastruktur kelautan pertama-tama berfungsi memastikan efesiensi jalur logistik barang-barang kebutuhan pokok antarpulau-pulau melalui sebaran pelabuhan pengumpan (feeder) dan pelabuhan perintis secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
Adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara wilayah Barat dan Timur, membuat pemerintah terus berupaya mengoptimalkan tol laut. Salah satu cara untuk mengoptimalkan tol laut adalah dengan pembangunan Indonesia sebagai gudang logistik pendistribusian barang. Manfaat dari tol laut sendiri ialah menurunkan biaya logistik alur distribusi, menekan disparitas harga bahan pokok, harga barang stabil akibat tingkat inflasi terjaga, mendorong pertumbuhan sentra ekonomi baru, meningkatkan konektivitas komoditas antarpulau.
Tol laut adalah konsep untuk memperbaiki proses pengangkutan logistik di Indonesia. Sehingga diharapkan proses distribusi barang (terutama bahan pangan) di Indonesia menjadi semakin mudah. Kemudian, berdampak pada harga bahan pokok yang semakin merata di seluruh wilayah Indonesia. Diharapkan Tol Laut dapat terwujudnya pengangkutan logistik kelautan. Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Nusantara. Dengan adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok.
Yang perlu masyarakat Indonesia tahu lagi adalah konsep tol laut ini bukan serta merta membuat jalan tol di atas laut. Melainkan jalur pelayaran bebas hambatan yang menghubungkan hampir seluruh pelabuhan di Indonesia.
Contoh pelabuhan yang terhubung dengan tol laut Indonesia adalah pelabuhan Tanjung Priok dengan Tanjung Perak, Sorong dengan Tanjung Perak.
Jalur Tol Laut Indonesia :
1. Tanjung Priok, Tanjung Batu, Tarempa, Natuna, Tanjung Priok.
2. Teluk Buyur, Pulau Nias Gunung Sitoli, Mentawai, Pulau Enggano, Teluk Buyur.
3. Tanjung Perak, Belang Belang, Sangatta, Nununkan, Pulau Sebatik, Tanjung PerakTahuna, Kahakitang, Buhias, Tagulandang, Biaro, Lirung, Melangoane, Kakorotan, Miangas, Marore, Tahuna.
4. Tanjung Perak, Makaasar, Tahuna, Tanjung PerakTobelo, Maba, Gebe, Obi, Sanana, dan Tobelo.
5. Tanjung Perak, Wanci, Namlea, Tanjung Perak.
Tanjung Perak, Tidore, Morotai, dan Tanjung Perak.
6. Tanjung Perak, Nabire, Serul, Wasior, Tanjung Perak.
7. Biak, Oransbari, Weren, Sarmi, Biak.
Tanjung Perak, Timika, Agats, Merauke, Tanjung PerakTanjung Perak, Fakfak, Kaimana, Tanjung Perak.
8. Tanjung Perak, Larantuka, Adorana, Lewoleba Tanjung Perak.
Tanjung Perak, Saumlaki, Dodo, Tanjung Perak.
9. Tanjung Perak, Kalbahi, Moa, Rote, Sabu, Tanjung Perak.
Kapal Tol Laut
Tentunya sudah sangat jelas kapal yang digunakan untuk melintasi tol laut adalah kapal yang memiliki kapasitas dan volume sangat besar. Selain agar sekali pengangkutan dapat dimaksimalkan untuk mengirim barang dalam jumlah besar, kapal tol laut juga harus mampu melintasi laut yang memiliki jarak yang cukup jauh.