GUS MAKSUM LIRBOYO KEDIRI DAN PAGAR NUSA (PSNU)
Kiai asal ponpes Lirboyo Kediri itu dikenal sebagai pendekar linuwih dengan tampilan rambut panjang terurai. Konon banyak yang mengatakan rambut panjang terurai Gus Maksum tidak bisa sembarang dipotong. Di kalangan Nahdlatul Ulama dan perguruan silat Pagar Nusa, nama Gus Maksum sangat melegenda.
KH. Maksum Jauhari atau yang biasa dipanggil dengan Gus Maksum adalah putra dari pasangan KH. Abdullah Jauhari dengan Nyai Aisyah. Beliau lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944.
Selain itu, Gus Maksum juga merupakan salah seorang cucu pendiri PP Lirboyo KH. Manaf Abdul Karim.
Wafat
KH. Maksum Jauhari wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 dan dimakamkan di pemakaman keluarga PP Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa.
Pendidikan
Semasa kecil KH. Maksum Jauhari belajar kepada orang tuanya KH. Abdullah Jauhari di Kanigoro. Kemudian melanjutkan pendidikan formalnya di SD Kanigoro (1957), setelah lulus, beliau melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, beliau lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat kanuragan dan ngelmu Islam hingga peradaban manusia.
Guru Gus Maksum
KH. Maksum Jauhari muda menuntut ilmu dengan mengaji dan sekolah seperti umumnya, juga belajar ilmu kanuragan ke banyak wilayah dengan mendatangi para ahli yang menjadi kebutuhannya, di antara gurunya antara lain :
KH. Jamaludin Batokan (Kediri) KH. Jufri, Mbah Jipang (Kediri) Kiai Muhammad Batokan (Kediri) Ahmad Fathoni (Pendekar dari Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat) ahli ilmu pencak aliran Cikaret dan Cikalong KH. Kasidak (Kediri - Blitar) Haji Munawar, Jabang, KediriHaji Muhajir, Mondo, KediriHaji Zaenal, Kediri KH. Mansur, Kali Pucung, Blitar KH. Ahmad, Kemuning, KediriKH. Ibrahim, Banjar Melati, Kediri Habib Jufri, Mrican, Kediri Habib Baharun, Mrican, Kediri KH. Mahrus Ali (Lirboyo, Kediri) KH. Ya'kub (Lirboyo, Kediri) KH. Ilyas (Buntet, Cirebon) Kiai Busro (Buntet, Cirebon) Murid Gus Maksum
Banyak yang menjadi santri KH. Maksum Jauhari, di antara yang masyhur antara lain :
KH. Suharbillah (Penasihat PSNU Pagar Nusa)
Pendiri Pagar Nusa
Pada awalnya, para ulama-pendekar merasa gelisah karena belum ada wadah untuk mengumpulkannya. Akhirnya H. Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya menemui KH. Mustofa Bisri dari Rembang dan menceritakan kekhawatiran para pendekar, setelah mendapatkan jawab dari KH. Mustofa Bisri akhirnya, mereka lalu bertemu dengan Gus Maksum yang memang sudah masyhur di bidang beladiri.
Pada tanggal 12 Muharrom 1406 M bertepatan tanggal 27 September 1985. Mereka berkumpul di PP Tebuireng Jombang, Jawa Timur, untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang khusus mengurus pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari daerah Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, serta Cirebon, bahkan dari pulau Kalimantan pun datang. Tapi sayangnya belum mendapatkan hasil.
Musyawarah berikutnya diadakan pada tanggal 3 Januari 1986, di PP Lirboyo Kediri, Jawa Timur. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat NU bernama Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa yang merupakan kepanjangan dari Pagarnya NU dan Bangsa.
Setelah resmi dibentuk, para musyawirin pun menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umumnya. Pengukuhan Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa itu dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid dan Rais Aam KH. Ahmad Sidiq.
PAGAR NUSA adalah salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama yang bertugas menggali, mengembangkan, dan melestarikan pencak silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa sebagai warisan wali songo.
Pencak silat Nahdlatul Ulama “PAGAR NUSA” adalah salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama yang bertugas menggali, mengembangkan, dan melestarikan pencak silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa sebagai warisan wali songo. Dibentuk dan didirikan oleh para pendirinya yakni para ulama dan pendekar NU pada tanggal 12 Muharam 1406 H, bertepatan dengan 27 September 1985 M bertempat di Ponpes Tebu Ireng Jombang Jawa Timur. Adapun para ulama dan pendekar yang mengikuti musyawarah tersebut antara lain K.H. Agus Ma`sum Jauhari (Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri), Prof. H. Suharbillah S.H LLT (Pengasuh Ponpes An Najiyah Sidosermo Surabaya), K.H. Bukhori Susanto (Lumajang), K.H. Anas Thohir (Lumajang), K.H. Ridlwan Abdullah (Surabaya), K.H. Mujib Ridlwan (Surabaya), Drs. K.H. Abdurrahman Usman, K.H. Samsuri Badawi, K.H. Syaifur Rizal, K.H Ahmad Shidiq, Drs. H. Fuad Anwar, Drs. H. Kuncoro dan Azhar Lamro. Pada musyawarah tersebut disepakati antara lain membentuk Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (IPSNU PAGAR NUSA, pada tanggal 3 Januari 1986 Musyawarah berikutnya diadakan dengan di hadiri PWNU Jawa Timur bertempat di ponpes Lirboyo Kediri.