LOBSTER INDONESIA KOMODITAS SUPER HEBAT.
Faktor alam Indonesia mencakup dinamika oseanografi dan klimatologi sangat mempengaruhi keberadaan dan stok benih lobster alam di laut Indonsia. Kualitas lingkungan perairan laut dan aktivitas penangkapan juga ikut memberikan pengaruh terhadap keberadaan stok benih lobster di alam. Namun hingga saat ini hampir belum ada informasi yang memadai terkait faktor mana yang paling menentukan keberadaan dan stok benih lobster di alam.
Lobster tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia dan hidup di perairan dangkal hingga kedalaman 100 < 200 meter di bawah permukaan laut dengan kisaran suhu 20-30 derajat Celcius. Indonesia mempunyai tujuh jenis lobster, yaitu :
1. Lobster pasir (Panulirus homarus).
2. Lobster batik (Panulirus longipes).
3. Lobster batu (Panulirus penicillatus).
4. Lobster Pakistan (Panulirus polyphagus).
5. Lobster Mutiara (Panulirus ornatus).
6. Lobster Bambu (Panulirus versicolor).
7. Lobster Batik (Panulirus femoristriga).
Dari 7 jenis tersebut lobster mutiara dan lobster pasir menjadi lobster yang paling potensial untuk dikembangkan melalui sistem budidaya perikanan yang ada di Indonesia.
Lobster mutiara (Panulirus ornatus) dan lobster pasir (Panulirus homarus) menjadi lobster yang potensial untuk dikembangkan melalui sistem budi daya perikanan yang ada di Indonesia. Kedua jenis Lobster tersebut menjadi bagian dari lima lobster yang tumbuh dan berkembang baik di wilayah perairan seluruh Indonesia. Walaupun kedua jenis lobster di atas memiliki potensi yang bagus untuk dibudidayakan, tetapi itu sangat bergantung pada pasokan benih yang berasal dari alam atau perairan laut secara langsung. Karena pembenihan Lobster masih belum berhasil dilakukan. Dua jenis tersebut, masih ada tiga jenis Lobster lain yang juga ditemukan tumbuh dan berkembang dengan baik di hampir semua wilayah perairan. Ketiganya adalah :
1. Lobster batik (Panulirus longipes).
2. Lobster bambu (Panulirus versicolor).
3. Lobster batu (Panulirus penicillatus).
Pengembangan budidaya lobster sendiri telah dilakukan Indonesia sejak lama dan telah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia. Pengembangan budi daya lobster, sudah dilakukan Indonesia sejak lama, akan tetapi memerlukan waktu pembesaran yang sangat lama, sehingga banyak yang tidak berhasil melakukannya.
Di perairan tropis, lobster Panulirus ornatus memiliki fase larva 4-7 bulan, sementara lobster Panulirus longipes membutuhkan waktu sekitar lima bulan dengan ukuran benih bening/benur 5-7 cm. Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan budidaya yang juga harus disesuaikan dengan kondisi di alam.
Hal-hal yang harus diperhatikan tersebut adalah suhu perairan sekitar 25- 26°C, salinitas 30-35 ppt, substrat dasar adalah pasir atau pasir berlumpur tanpa karang dan cangkang tiram, perairan harus bebas dari pengaruh air tawar dan dari aliran lain yang berasal dari kegiatan di darat, pabrik, pertanian dan permukinan, dekat dengan sumber benih dan sumber pakan; serta mudah dijangkau dengan transportasi.
Selain itu, juga harus terlindung dari angin kencang dan ombak besar, tetapi aliran pasang surut di bagian atas dan bawah kolom air masih cukup kuat. Kedalaman air terendah adalah 1,5 m pada saat surut. Pengembangan lobster harus dilaksanakan dalam tata kelola perikanan dengan menjunjung tinggi prinsip tanggung jawab dan berkelanjutan untuk bisa mendukung kelestarian ekosistem perairan laut yang menjadi habitat benih lobster.
HARGA LOBSTER
1. Harga lobster mutiara mencapai Rp.1,5 juta per kg yang sebelumnya Rp.900 ribu per kg. Sementara untuk harga lobster pasir mengalami penurunan dari semula Rp.700 ribu per kg menjadi Rp.390 ribu per kg. Seperti lobster bambu biasanya dijual Rp.750 ribu per kg tetapi akhir-akhir ini Rp.1,2 juta, lobster batik biasanya Rp.800 ribu kg menjadi Rp.900 ribu, dan lobster mutiara paling mahal apalagi kalau ada event-event tertentu seperti Imlek, Natal dan lainnya.
Kenaikan harga ini karena pangsa pasar lobster tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri, karena potensi lobster yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Keberadaan lobster yang melimpah di perairan tropis menjadikan hewan ini diburu dan ditangkap dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Lobster dijadikan komoditas ekonomis penting bagi konsumsi lokal dan ekspor. Pemenuhan permintaan pasar yang tinggi mendorong peningkatan upaya penangkapan lobster dari alam.
Perikanan sektor ekonomi juga merupakan salah satu aktivitas yang memberikan kontribusi kesejahteraan terhadap masyarakat nelayan Indonesia (nelayan dan pengepul lobster di pulau Weh, Sabang). Faktor yang paling berpengaruh dalam kegiatan penangkapan lobster adalah harganya yang lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas perikanan lainnya. Harga lobster dipengaruhi oleh kualitasnya.
Indonesia mempunyai 7 jenis lobster, yaitu lobster pasir (Panulirus homarus), lobster batik (Panulirus longipes), Lobster batu (Panulirus penicillatus), lobster Pakistan (Panulirus polyphagus), lobster Mutiara (Panulirus ornatus), lobster Bambu (Panulirus versicolor), dan Lobster Batik (Panulirus femoristriga).
Lobster yang memiliki nilai jual tinggi adalah lobster Mutiara, lobster bambu, lobster batik dan lobster pasir.
PENEMUAN LOBSTER.
1. Lobster pasir (Panulirus homarus).
Lobster ini ditemukan oleh Latreille pada 1804 yang juga memiliki sebutan lobster Hijau atau lobster bambu hijau. Lobster ini memiliki antena bagian sisi cangkang keras yang melindungi organ dalam pada tubuh crustacea berwarna merah jambu.
Warna dasar dari lobster dewasa atau yang lebih besar adalah hijau muda dan kebiruan. Sedangkan, lobster muda berwarna dasar kebiruan atau keunguan. Berukuran panjang maks 40 cm, lobster ini memiliki kaki berwarna biru bergaris putih.
2. Lobster batu hitam (Panulirus longipes)
Lobster batu hitam atau juga disebut sebagai udang bunga atau raja udang ini ditemukan pada 1868 oleh A. Milne Edwards, 1868). Warna dasarnya bervariasi mulai dari biru, hitam, hijau muda, hijau kecoklatan sampai hijau tua.
Lobster jantan lebih gelap dari betina. Bagian abdomen dan kaki jalan dengan bintik-bintik warna putih. Lobster ini berukuran maksimum 35 cm panjang tubuh.
3. Lobster batu (Panulirus penicillatus)
Panulirus penicillatus ditemukan oleh Olivier pada 1791. Lobster yang juga disebut udang jaka, udang batu atau lobster bambu bintik ini mempunyai warna dasar hijau muda sampai hijau kecoklatan. Kaki jalan dengan garis berwarna putih dan warna pucat memanjang setiap ruas kaki.
4. Lobster Pakistan (Panulirus polyphagus).
Panulirus polyphagus atau lobster Pakistan ini ditemukan pada 1793 oleh Herbst. Biasanya juga disebut udang rarak, lobster ini memiliki karapas membulat dan berduri, serta tidak mempunyai rostrum.
Tubuh berwarna hijau muda, duri karapas memiliki ujung berwarna kuning kecoklatan; antennule bergaris putih kekuningan dan hijau pucat. Panjang tubuh maksimum dari lobster jenis ini mencapai 40 cm.
5. Lobster mutiara (Panulirus ornatus).
Ditemukan oleh Fabricius pada 1798, lobster ini juga dijuluki udang ketangan, udang cemara atau lobster mutiara memiliki duri-duri besar di bagian karapas yang berjumlah 4 buah. Abdomen-nya bergaris tebal berwarna hitam di bagian tengah dengan bercak kekuningan yang agak besar.
Flagellum antenulla dan kaki jalan berwarna kuning muda dan hitam serta bercak-bercak putih. Berukuran tubuh maksimal 60 cm dan berat bisa mencapai 6 kg. Lobster ini salah satu yang termahal sebelumnya harganya Rp.900 ribu per kilogram, sekarang Rp.1,5 juta per kilogram.
6. Lobster bambu (Panulirus versicolor).
Lobster bambu ini menjadi salah satu yang termahal, harga sebelumnya sekitar Rp.750 ribu per kilogram, tapi sekarang bisa mencapai antara Rp.250 ribu hingga Rp.1,2 juta per kilogram.
Lobster yang juga dijuluki udang pantung, udang bireng atau lobster hijau pasir ini ditemukan oleh Linnaeus pada 1758. Warna dasarnya hijau dan kecoklatan, ekor berbentuk kipas yang fleksibel. Ukuran tubuh maksimum 31 cm.
7. Lobster batik (Panulirus femoristriga).
Lobster jenis ini ditemukan oleh Von Martens pada 1872. Informasi mengenai jenis lobster ini masih sangat sedikiti. Tidak melimpah di daerah manapun, dan tingkat eksploitasi rendah dan hanya untuk konsumsi lokal. Ukuran tubuh maksimum 25 cm. Harganya sebelumnya Rp.800 ribu per kilogram, dan sekarang Rp.900 ribu per kilogram.
KHASIAT LOBSTER
Satu porsi atau sekitar 170 gram lobster mengandung 28 gram protein, 1,2 gram lemak, dan 0,3 gram lemak jenuh.
1. Protein ini dapat menyediakan asam amino yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
2. Mendukung kesehatan tulang.
Manfaat lobster untuk kesehatan lainnya yakni menjaga tulang agar tetap prima.
Lobster termasuk makanan yang banyak mengandung fosfor dan kalsium. Kedua mineral tersebut berfungsi menjaga kepadatan tulang dan membuat tulang tetap kuat. Selain itu, kalsium juga dapat mendukung kesehatan saraf. Sedangkan fosfor berfungsi memberikan nutrisi pada membran sel tubuh.
3. Menyehatkan otak.
Kombinasi kolin dan vitamin B12 yang terdapat dalam lobster merupakan nutrisi penting untuk menyehatkan otak. Kolin merupakan nutrisi yang mendukung produksi neurotransmiter atau senyawa kecil untuk komunikasi di otak.
Menurut Verywell Fit, kolin juga sangat bermanfaat untuk menyehatkan otak kalangan lansia. Orang tua yang rutin diberi asupan mengandung kolin terbukti lebih jarang terkena penyakit degeneratif otak seperti pikun atau penyakit alzheimer. Selain itu, ibu hamil yang rutin mengonsumsi makanan kaya akan kolin dapat memanen manfaat fungsi memori anak yang dilahirkan kelak jadi lebih kuat. Vitamin B12 membantu menjaga mielin atau zat yang melapisi dan mendukung transmisi saraf.
4. Menjaga sistem daya tahan tubuh.
Manfaat lobster untuk kesehatan yang tak boleh dilewatkan adalah menjaga sistem daya tahan tubuh. Kandungan zinc dalam hidangan laut ini dapat menunjang fungsi sistem imun. Kekurangan zinc terbukti dapat mengganggu produksi limfosit dan menurunkan daya tahan tubuh.
5. Menurunkan risiko kanker prostat.
Kandungan asam lemak omega-3 jenis EPA dan DHA dalam lobster dapat menurunkan risiko kanker prostat. Penelitian menunjukkan, makan asupan kaya EPA dan DHA terbukti bisa mencegah penyakit kanker prostat sampai ke stadium akhir. Karena tubuh manusia dirancang tidak bisa menghasilkan omega-3, setiap orang perlu mengonsumsinya lewat makanan seperti lobster, kacang-kacangan, biji-bijian, dan hidangan laut lain.
6. Menunjang kesehatan tiroid.
Manfaat lobster untuk kesehatan juga bisa digunakan penderita gangguan tiroid. Lobster mengandung yodium dan selenium. Penderita gangguan tiroid yang rentan mengalami kekurangan kedua mineral ini. Dengan mencegah defisiensi yodium dan selenium, fungsi tiroid bisa jadi lebih baik. Demikian manfaat lobster untuk kesehatan di atas cukup menjanjikan.
Hal yang perlu diingat, makanan ini juga tinggi natrium dan kolesterol :
1. Setiap porsi lobster mengandung 719 miligram natrium dan 216 miligram kolesterol.
2. Takaran tersebut boleh dibilang tinggi karena mendekati batas aman nutrisi sehat, yakni 2.300 miligram untuk natrium dan 300 miligram untuk kolesterol.
3. Jika dikonsumsi secara berlebihan, natrium dan kolesterol bisa menyebabkan penyakit kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Keduanya termasuk faktor risiko utama penyakit jantung.
4. Untuk penderita penyakit jantung atau penyakit kolesterol tinggi, batas aman asupan kolesterol disarankan tak lebih dari 200 miligram per hari, dan satu porsi lobster melebihi batas harian.
5. Agar bisa tetap aman memanen manfaat lobster untuk kesehatan, ada baiknya setiap orang memperhatikan porsi setiap makan hidangan laut ini. Hindari makan berlebihan.
6. Hal yang tak kalah penting, pilih cara memasak lobster yang sehat. Hindari olahan yang dimasak dengan cara digoreng, ditambah mentega, atau disajikan dengan mayo berlemak.
PERBEDAAN AIR LOBSTER LAUT DAN AIR TAWAR.
Lobster air laut dan air tawar merupakan dua binatang yang berbeda dari segi habitat, pola makan, serta pola pertumbuhan. Perbedaannya bisa dilihat dari penampilan habitat dan masih banyak lagi.
Perbedaan lobster air tawar dan lobster air laut :
1. Perbedaan dari segi penampilan.
Kedua binatang ini sekilas memiliki penampilan yang sangat mirip. Lobster air tawar dan laut sama-sama memiliki dua capit depan yang besar, kulit yang keras dan delapan kaki. Lobster air tawar terbilang berukuran lebih kecil dibanding lobster air laut. Rata-rata panjangnya dua sampai enam inci. Dan lobster air laut biasanya memiliki ukuran sebesar delapan inci ketika dipanen. Ada lobster air laut yang bisa tumbuh hingga 20 inci atau lebih. Jika keduanya disandingkan perbedaan dari bentuknya hanya terlihat di bagaian ukuran besar dan kecilnya. Lobter tersebut sama-sama menggunakan dua capit besarnya untuk bertahan hidup, dan menyerang musuh.
2. Perbedaan habitat dan makanan.
Dari namanya kita mengetahui jika kedua lobster ini hidup pada habitat yang berbeda. Lobster air laut hidup di air asin seperti lautan, sedangkan lobster air tawar hidup di air tawar, termasuk danau, sungai, anak sungai, dan kolam Lobster air tawar memangsa ikan kecil, udang, kerang, siput dan hewan laut kecil lainnya. Dan lobster air tawar memakan tanaman, serangga, cacing, dan apa saja yang mereka dapat temukan di dasar berlumpur.
3. Sebutan.
Lobster air laut tanpa capit seperti lobster air laut yang berduri dan lobster batu, tapi secara teknis penyebutan tersebut kurang benar. Penyebutan nama yang berbeda-beda pada setiap wilayah. Penyebutan nama itu sering kali membuat lobster air laut dan air tawar sering tertukar.
Lobster air tawar yang tanpa capit memiliki sebutannya sendiri seperti crawdad, crayfish, lobster jongkok, dan masih banyak lagi.
4. Cara mengolah.
Rasa dari kedua hewan ini cukup berbeda, contohnya lobster jongkok, memiliki tekstur dan rasa yang lebih mirip dengan udang daripada lobster. Memasak dan penyajiannya juga biasanya berbeda antara lobster air tawar dan lobster air laut. Kebanyakan lobster air tawar dan air laut sering dibelah menjadi dua kemudian direbus dan juga ada yang dibakar, kemudian disajikan utuh seperti itu. Selain itu juga ada cara penyajian yang hanya direbus tanpa dibelah lalu dihidangkan dengan utuh.