AKULTURASI LINTAS ZAMAN DI LASEM :
Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga-Sekarang)
Akulturasi Lintas Zaman di Lasem: Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga-Sekarang)" adalah judul buku yang mengkaji perpaduan budaya antara etnis Jawa, Arab, dan Tionghoa di Lasem, yang telah menjadi area multikultur sejak abad ke-18. Buku ini mengeksplorasi proses, unsur, faktor pendorong dan penghambat akulturasi, serta dampaknya terhadap masyarakat Lasem dari masa perdagangan hingga masa kini.
Konten utama buku
- Proses akulturasi: Membahas bagaimana berbagai budaya berinteraksi dan berpadu di Lasem.
- Unsur budaya: Menganalisis unsur-unsur budaya yang mengalami akulturasi, seperti arsitektur dan kosmologi.
- Faktor pendorong dan penghambat: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi proses akulturasi, baik yang mempercepat maupun menghambatnya.
- Agen akulturasi: Meneliti peran individu atau lembaga yang menjadi agen dalam proses akulturasi.
- Hasil akulturasi: Menjelaskan hasil dari perpaduan budaya tersebut dan bagaimana masyarakat Lasem dapat hidup harmonis.
Contoh akulturasi
- Arsitektur: Arsitektur Tionghoa di Lasem menunjukkan pergeseran dari model awal yang mengacu pada kosmologi Tiongkok menjadi model yang lebih terpengaruh budaya lokal dari waktu ke waktu.
- Tokoh kunci: Kehidupan tokoh seperti Panji Margana, K.H. Baidawi, dan Oei Ing Kiat menjadi bukti memori kolektif akulturasi di Lasem.
- Harmoni sosial: Meskipun terdapat kelompok etnis yang besar, Lasem memiliki rekam jejak harmonis dan jarang terjadi konflik antaretnis yang meluas, meskipun pernah ada insiden politik kecil.
Berikut Buku AKULTURASI LINTAS ZAMAN DI LASEM : Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga-Sekarang)
Imajiner Nuswantoro


