Nabi Syits (sekitar 3630-2718 SM)
Set bahasa Arab: Shith atau Shiyth yang bermaksud "ditempatkan; ditunjuk" dalam kitab Kejadian dari Kitab Suci Ibrani dan Alkitab, adalah salah satu anak dari Adam dan Hawa, dan merupakan adik dari Qabil dan Habil. Ia dilahirkan setelah Habil dibunuh oleh Qabil. Nama Set disebut sepuluh kali dalam Alkitab, tujuh kalinya di kitab Kejadian, sekali di kitab Bilangan, I Tawarikh, dan Lukas.
Sebagai pedoman dari kisah ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Ibnu Katsir, Al Qur'an, Ubay bin Ka'ab. Setelah terbunuhnya putra Adam as yang bernama Habil, bukan main rasa sedih yang dialami oleh Nabi Adam as. Tangisan tersebut terdengar bertahun-tahun mengiringi kepergiannya.
Pada akhirnya, Allah SWT memberikan pengganti, seorang anak yang bernama Syits. Syits artinya adalah pemberian Allah SWT untuk menggantikan Habil. Setelah Syits dewasa, Nabi Adam pun memberikan kepercayaan kepada Syits serta memberikan semua ilmunya kepadanya. Bahkan ketika akan wafatpun Nabi Adam as memberikan wasiat kepada Syits untuk menggantikan dalam memimpin anak keturunannya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Nabi Syith diangkat sebagai nabi selepas nabi adam.merupakan anak adam yang tiada kembarnya iaitu hawa melahirkan 24 anak kembar masing-masing lelaki dan perempuan. Ada yang mengatakan 20 anak kembar dan sebagainya.Hawa setiap kali hamil semuanya kembar dua..dan hawa 20 kali melahirkan anak…maka semuanya jumlah 40 orang, manakala anak Nabi Adam kesemuanya ada 41 orang..ini termasuk Nabi Sith a.s.
Nabi Syith adalah Nabi yang soleh dan berpengetahuan yang tinggi, kerana ia dianugerahi otak yang cerdas, ia banyak belajar ilmu pengetahuan dari nabi Adam. Dari nabi Syith Ilmu pengetahuan berkembang luas. Nabi Sith menetapkan kaedah2 hukum. Sejak terjadinya perkara pergaduhan atau jenayah pertama anak Adam Habil dan Qabil di muka bumi, maka sejak zaman nabi Syith sudah ada ketetapan-ketetapan hukum jenayah . Nabi Syith telah membuat timbangan sehingga setiap orang dapat membagi makanan secara adil. Selain itu nabi Syith juga telah mengembangkan ilmu hitung, ilmu Falaq (perbintangan) sehingga pada masa nabi Syith ilmu pengetahuan alam sudah berkembang dengan pesat.
Nabi Syits (sekitar 3630-2718 SM) meninggal pada usia 1042 tahun. Nabi Syith menikah dengan Azura (Hazurah), kemudian mengandung seorang anak yang bernama Enos pada usia 105 tahun. Ia juga termasuk guru Nabi Idris yang pertama kali mengajarkan baca dan tulis, ilmu falak, menjinakkan kuda dan lain-lain
Kisah Nabi Syith AS
Menceritakan kisah salah satu nabi dari 25 nabi utusan Allah SWT, ia adalah Nabi Syits. Cerita nabi Syith, beliau adalah keturunan dari nabi Adam yang lahir tunggal dari seluruh putra kembarnya. Beliau memiliki wajah yang mirip dengan nabi Adam. Oleh Allah SWT, Syith diangkat menjadi nabi karena mempunyai kebijaksanaan terhebat dalam sepanjang masa.
Nabi Syits hidup sekitar tahun 3630 sampai 2718 sebelum masehi, berbeda dengan manusia saat ini yang berumur paling lama 100 tahunan, nabi syits hidup sekitar 912 tahun, meninggal pada usia 1042 tahun. Istri Nabi Syith bernama Azura (hazurah), dari pernikahannya dengan Azura pada usia ke 105 tahun, lahirlah seorang anak bernama enos. Ia juga merupakan guru Nabi Idris yang pertama kali mengajarkan membaca dan menulis, ilmu falak, menjinakkan kuda dan lain-lain
Nabi Adam memberikan nasihat penting kepada Nabi Syith A.S, antara lain sebagai berikut :
- Yang pertama, Janganlah kamu merasa tenang dan aman hidup di dunia. Karena aku merasa tenang hidup di surga yang bersifat abadi, ternyata aku dikeluarkan oleh Allah dari padanya.
- Yang kedua, Janganlah kamu bertindak menurut kemauan hawa istri-sitri kamu. Karena aku bertindak menurut kesenangan hawa istriku, sehingga aku memakan pohon terlarang, lalu aku menjadi menyesal.
- Yang ketiga, Setiap perbuatan yang kamu lakukan, renungkan terlebih dahulu akibat yang akan ditimbulkan. Seandainya aku merenungkan akibat suatu perkara, tentu aku tidak tertimpa musibah seperti ini.
- Yang keempat, Ketika hati kamu merasakan keinginan akan sesuatu, maka tinggalkanlah ia. Karena ketika aku hendak makan syajarah, hatiku) merasa ingin , tetapi aku tidak menghiraukannya, sehingga aku benar-benar menemui penyesalan.
- Yang kelima, Bermusyawarahlah mengenai suatu perkara, karena seandainya aku bermusyawarah dengan para malaikat, tentu aku tidak akan tertimpa musibah.
Imajiner Nuswantoro


