Lontar Bhuwana Kosa
Lontar Bhuwana Kosa adalah lontar Bali kuno berhaluan Siwaistik, yang berisi ajaran tentang Tuhan (Brahman) dan kosmologi Hindu tentang alam semesta. Teks ini merupakan salah satu yang tertua dalam kelompok lontar Siwaistik dan menjelaskan konsep Tuhan (disebut Bhatara Siwa) serta proses penciptaan alam semesta melalui lima unsur materi (Panca Maha Bhuta).
Isi dan Konsep Utama
- Brahma Jnana Tattva.
Lontar ini mempelajari tentang Tuhan Yang Maha Esa (Brahman) dan hakikat-Nya.
- Kosmologi Hindu.
Menjelaskan bagaimana alam semesta diciptakan dan tersusun dari lima unsur dasar (Panca Maha Bhuta), yaitu tanah, air, udara, api, dan akasa (ether).
- Keadaan Tuhan.
Menggambarkan Tuhan (Bhatara Siwa) sebagai sesuatu yang tanpa bentuk, tanpa warna, tak terpikirkan, tak terbatas, dan tak termusnahkan.
- Meditasi dan Spiritualitas.
Membahas meditasi dan pengalaman spiritual seorang yogi untuk melihat Brahman di dalam hatinya melalui konsentrasi meditasi.
Fungsi dan Pentingnya
- Pedoman Pendeta Siwa-Siddhanta.
Lontar ini menjadi dasar pedoman bagi para pendeta penganut ajaran Siwa-Siddhanta di Bali.
- Pemahaman Harmonis.
Memahami Bhuana Kosa dengan benar penting untuk kehidupan umat Hindu agar tercipta kehidupan yang harmonis dan meningkatkan bhakti kepada Tuhan.
- Warisan Budaya.
Merupakan warisan leluhur yang sangat penting dan berharga dalam tradisi Hindu di Bali.
Bhuwana Kosa adalah lontar bercorak siwaistik yang berisikan dialog antara Resi Bhargawa dan Dewa Mahadewa mengenai kebenaran dan ajaran moksa di alam ini dan akhirat kelak.
Pada zaman dahulu, dalam konsep Teologi Hindu disebutkan bahwa Resi Bhargawa sebagai murid (sisya) sedangkan Dewa (Bhatara) Mahadewa sebagai guru.
Dialog yang terjadi antara Dewa dengan Resi Bhargawa berakhir sampai patalah V yang kemudian dilanjutkan dengan dialog antara Bhatara dengan Bhatari sampai patalah XI (terakhir).
Dialog antara Resi Bhargawa, Bhatara dan Bhatari menguraikan tentang keberadaan tertinggi Siwa yang harus dicari oleh mereka yang tekun, para pendeta, dan para yogi.
Melalui sebuah pengetahuan yang tertuang dalam Siddhanta lah disebutkan orang akan mencapai kelepasan dan menyatu dengan Sang Hyang Siwa.
Sebagai salah satu lontar yang tergolong jenis tattwa atau tutur yang di pandang sebagai Lontar tertua dan sumber lontar-lontar tattwa yang bercorak Śiwaistik, dan Lontar ini digunakan salah satu sumber dalam Siwa Tattwa Di Bali.
Dari segi isi secara garis besar Bhuwana Kosa dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
- Bagian Brahmarahasyam, bagian yang berisi percakapan antara Srimuni Bhargawa dengan Bhatāra Śiwa tentang Śiwa yang bersifat sangat rahasia.
- Bagian Jñānarahasyam, bagian yang berisi percakapan antara Bhatāra Śiwa dengan Bhatāri Umā dan Sang Kumara tentang pengetahuan untuk memahami Śiwa yang bersifat sangat rahasia.
Adapun ajarannya dapat dijelaskan sebagai berikut : Tuhan dalam Bhuwana Kosa disebut Bhatāra Śiwa, yaitu :
- Beliau Maha Esa, tanpa bentuk, tanpa warna, tak terpikirkan, tak tercampur, tak bergerak, tak terbatas dan sebagainya.
- Ia yang tak terbatas digambarkan secara terbatas, karena itu Ia sering disebut dengan nama yang berbeda, seperti : Brahma, Wisnu, Iswara / Rudra, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam Lontar Bhuwana Kosa ini Bhatāra Śiwa dijelaskan juga bersifat immanent dan transcendent.
Imanen merujuk pada keberadaan Tuhan yang hadir di dalam dunia dan berinteraksi dengannya, sementara transenden berarti Tuhan berada di luar dan melampaui dunia serta ciptaan-Nya. Imanensi menggambarkan kehadiran aktif Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, sedangkan transendensi menyoroti keunikan dan jarak Tuhan dari ciptaan-Nya. Kedua konsep ini seringkali digunakan bersama dalam teologi, terutama Kristen, untuk menggambarkan Tuhan sebagai sosok yang maha kuasa di luar dunia sekaligus dekat dan akrab dengan umat-Nya di dalamnya.
Imanen
- Definisi.
Tuhan bersifat imanen berarti Dia hadir dan aktif di dalam alam semesta dan segala isinya.
- Keterkaitan dengan Manusia:
Umat beragama dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam pengalaman hidup, doa, dan tindakan sehari-hari.
Contoh :
- Dalam beberapa pandangan, Tuhan dapat hadir di dalam hati dan pikiran makhluk hidup, memungkinkan mereka merasakan dukungan dan arahan-Nya.
Transenden
- Definisi
Tuhan bersifat transenden berarti Dia berada di luar dan melampaui batas-batas dunia fisik dan pengalaman manusia.
- Keterkaitan dengan Manusia.
Tuhan transenden berbeda dari ciptaan-Nya, tidak terikat oleh hukum alam, dan memiliki misteri yang tidak sepenuhnya bisa dipahami manusia.
Contoh :
- Tuhan dianggap sebagai sosok yang agung dan jauh, yang keberadaannya melampaui pemahaman logis atau indrawi manusia.
Perbedaan dan Kesamaan
- Kontras.
Imanensi berfokus pada Tuhan yang "di dalam" dan dapat diakses, sedangkan transendensi pada Tuhan yang "di luar" dan melampaui.
- Keduanya Berdampingan.
Dalam teologi seperti panenteisme, Tuhan dapat bersifat imanen (meresapi ciptaan) sekaligus transenden (melampaui ciptaan).
Contoh Kristen :
Doktrin Kristen sering menegaskan bahwa Tuhan sepenuhnya berdaulat dan jauh (transenden), namun juga sangat dekat dan hadir secara personal dalam kehidupan umat-Nya (imanen).
Immanent, Ia meresapi segalanya, hadir pada segala termasuk meresap pada pikiran dan indriya (sira wyapaka).
Transcendent, Ia meliputi segalanya, tetapi Ia berada di luar batas pikiran dan indriya.
Meskipun Ia Immanent dan Transcendent pada semua makhluk, tetapi Ia tidak dapat dilihat dengan kasat mata, karena Ia bersifat sangat rahasia, abstrak. Karena kerahasiaannya Ia digambarkan bagaikan api dalam kayu, minyak dalam santan. Dan Ia ada dimana-mana, pada semua yang ada ini.
- Ia tidak tampak,
- tetapi Ia ada.
Sungguh sangat rahasia adanya. Alam semesta (Bhuwana Agung) dengan segala isinya dan manusia adalah ciptaanNya juga.
Semua ciptaanNya itu merupakan wujud mayanya yang bersifat tidak kekal, karena dapat mengalami kehancuran dan pada saat mengalami kehancuran semua ciptaanNya itu akan kembali kepadaNya, karena Ia adalah asal dan tujuan.
Demikian juga disebutkan dalam beberapa petikan mantra dalam Tattwa III referensi Lontar Bhuwana Kosa yang sebagaimana dijelaskan
Berkedudukan di alam Satya Loka, Bhatara Siva Maha gaib, tanpa awal, tanpa pertengahan, tanpa akhir, amat suci :
“Keadaan Sang Hyang Siva berada di hati semua mahluk, tanpa awal, tanpa pertengahan dan tanpa akhir, Keberadaan Beliau kekal berwujud seperti putaran air".
Berkedudukan di alam Tapa Loka, Beliau Bhatara Siwa menguasai semua pengetahuan dan selalu terhindar dari ketuaan dan kematian.
Demikianlah beliau tampak oleh Sang Yogiswara.
Imajiner Nuswantoro