Bulan Cit Gwee
(Bulan Agustus - September 2025)
Sebaiknya semua keluarga jangan keluar rumah, jika tidak penting benar dan urgent sangat penting serta mendesak. Maksudnya hindari bepergian tanpa tujuan yang jelas, apalagi hanya menghambur-hamburkan waktu serta materi untuk memburu nafsu kesenangan sesaat tanpa guna.
Bulan Cit Gwee, atau disebut juga Bulan Tujuh atau Bulan Hantu, adalah bulan ketujuh dalam penanggalan Lunar (Imlek). Dalam tradisi Tionghoa, bulan ini dianggap sebagai waktu ketika gerbang alam akhirat terbuka, dan roh-roh leluhur serta arwah penasaran gentayangan.
Cit Gwee adalah sebutan untuk bulan ke-7 dalam penanggalan Imlek (kalender Lunar). Bulan ini juga dikenal sebagai bulan arwah atau bulan hantu, dan sering dikaitkan dengan tradisi sembahyang arwah leluhur serta berbagai ritual lainnya.
Cit Gwee, juga dikenal sebagai Festival Bulan Hantu atau Zhong Yuan Jie, adalah perayaan dalam agama Konghucu dan Buddha Mahayana yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek. Perayaan ini bertujuan untuk mendoakan dan menghormati arwah leluhur serta roh-roh yang telah meninggal dunia.
Berikut hal penting tentang Bulan Cit Gwee :
1. Penanggalan.
Berlangsung pada bulan ketujuh dalam kalender Imlek, yang tahun ini jatuh pada tanggal 23 Agustus hingga 20 September.
2. Tradisi.
Masyarakat Tionghoa melakukan berbagai ritual, termasuk sembahyang kepada leluhur dan arwah penasaran, serta membakar uang kertas dan sesaji sebagai bekal di akhirat.
3. Sembahyang Rebutan.
Di beberapa daerah, seperti Pulau Jawa, ada tradisi "Sembahyang Rebutan" atau "Cioko" yang melibatkan perebutan persembahan yang diletakkan di kelenteng.
4. Ullambana.
Dalam tradisi Buddha, Bulan Tujuh juga diperingati sebagai Hari Ullambana, di mana umat Buddha melakukan pelimpahan jasa kebajikan untuk arwah leluhur dan makhluk lain.
5. Mitos dan Tabu.
Bulan ini juga dikenal dengan berbagai mitos dan tabu, seperti larangan pindah rumah, menikah, atau melakukan aktivitas penting lainnya.
Meskipun ada berbagai kepercayaan dan tradisi terkait Bulan Cit Gwee, tujuannya pada dasarnya adalah untuk menghormati leluhur, mendoakan arwah, dan mencari berkah.
Pintu Neraka Terbuka, Berakibat Tindakan Tidak Terpuji.
Tanggal 5 Imlek bulan ke 7 menurut kepercayaan kuno Tionghoa, arwah-arwah yang meninggal dunia diberi kebebasan turun ke bumi selama satu bulan. Tradisi masyarakat Tionghoa menyelenggarakan persembahyangan Cit Gwee (bulan ke 7) atau disebut Cio Ko (sembahyang rebutan).
Disebut sembahyang rebutan, karena setelah persembahyangan yang biasanya dilaksanakan di Vihara, Kelenteng/ Bio terdiri dari berbagai jenis makanan. Setelahnya banyak orang yang datang telah menunggu untuk mengambil persembahan makanan tersebut secara berebutan beramai- ramai.
Pada bulan 7 Imlek ini Masyarakat Tionhoa memercayai banyak pantangan, khususnya larangan untuk melaksanakan pesta perayaan dan juga tidak memulai usaha baru. Dan bukan hanya perayaan, tapi pertengkaran juga menjadi hal yang pantang.
Momen tersebut juga disebutkan sebagai waktu yang paling pas untuk melakukan perbuatan mulia, perbuatan yang terpuji. Seperti berdana, membantu orang miskin, beramal kepada sesama, memberikan bantuan ke panti asuhan, panti Jompo, dan lain sebagainya.
Di vihara atau di kelenteng Pujabhakti dengan melakukan ritual Pelimpahan Jasa (Patidana) juga biasa dilakukan. Tujuannya untuk mendoakan arwah para leluhur, nenek moyang, orangtua dan sanak keluarga yang telah meninggal agar mereka dapat hidup berbahagia.
Persembahyangan untuk arwah para leluhur umum dilakukan selama tiga kali dalam setahun. Persembahyangan Chit Gwee hanya salah satu di antaranya. Selain itu ada juga Persembahyangan Cheng Beng (sadranan / Ziarah ke kubur) dan sembahyang Tahun Baru Imlek.
Ada juga yang memaknai jika ketiga momen tersebut adalah perlambangan dari makan tiga hari sekali (pagi, siang, dan malam).
Persembahyangan bulan ke 7 (Chit Gwee) Ini juga dikenal sebagai "Sembahyang Membuka Pintu Akhirat." Alias upacara menyambut roh orang yang sudah meninggal dunia. Terutama yang mati terlantar atau tidak terurus oleh keluarganya, atau yang tidak lagi punya sanak keluarga.
Upacara ini dalam agama Buddha disebut Ulambana. Bentuknya adalah ritual pelimpahan jasa (Patidana). Hal ini dilakukan berdasarkan kepercayaan bahwa para roh orang akan turun ke bumi untuk minta sedekah, mereka bebas mencari tempat-tempat persinggahan.
Persembahyangan Chit Gwee biasanya diselenggarakan dalam kurun waktu sebulan. Dimulai dari awal bulan dan akan berakhir pada tanggal 29 atau 30 bulan tujuh Imlek atau Chandra Sangkala.
Akhir dari perayaan ini biasanya akan ditandai dengan memasang dupa (hio) di depan pintu rumah yang terkunci. Sebagai penanda bahwa "rumah ini tidak menjamu lagi." Namun, hal ini sudah semakin jarang ditemukan.
Akhir kata :
Semoga jasa kebajikan yang kita lakukan untuk para leluhur, saat ini atau diwaktu yang lain, melimpah kepada semua makhluk disini. Tak terbatas, tak ternilai.Semoga semua makhluk selamanya, hidup berbahagia, bebas dari kebencian.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhittata,
Semoga semua makhluk hidup Berbahagia,
Sadhu-Sadhu-Sadhu.
Imajiner Nuswantoro