Kereta Kangjeng Kyai Garudayaksa Kereta Kebesaran Kraton Kasultanan Yogyakarta
Kraton Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman mempunyai kereta-kereta yang sekarang disimpan di museum Ratawijayan untuk kereta Kasultanan, dan di museum Pura Paku Alaman untuk kereta Paku Alaman.
Museum Ratawijayan dahulu adalah garasi dan bengkel kereta kraton, sedangkan bangunan di sekelilingnya dahulu adalah gedhogan atau istal. Di museum ini sekarang disimpan sekitar 20 kereta. Adapun di museum Paku Alaman terdapat empat buah kereta yang berasal darimasa pemerintahan Paku Alam I atau sekitar tahun 1812-1829.
Kereta Kangjeng Kyai Garudayaksa dibuat di pabrik pembuat kereta Hermansen Co. di Belanda pada tahun 1867, dan dipakai sebagai kereta kebesaran sejak masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VI sampai sekarang. Kereta ini hanya dipakai oleh sultan untuk kirab, atau pergi ke kediaman gubernur untuk merayakan ulang tahun ratu Belanda, atau menyambut tamu agung.
Kuda penarik kereta kangjeng Kyai Garudayaksa berjumlah delapan ekor. Banyak ornamen yang diterakan pada kereta ini misalnya bentuk mahkota gaya Eropa, patung binatang mitos, dan flora. Selain tempat untuk penongsong, kereta ini juga dilengkapi dengan empat buah lampu
Jumeneng Dalem Sultan HB IX
![]() |
Foto : Melintasi marga raja (Jalan Raja) yaitu Malioboro dari arah Tugu menuju Kraton, sepertinya diambil di depan Hotel Garuda |
Penobatan Sri Sultan Hamengku Buwana IX in 1939, mengendarai Kareta Kyai Garuda Yaksa yang bersepuh emas ditarik 8 kuda dengan warna dan jenis kelamin yang sama.
Kareta kencana ini dibuat di Belanda pada zaman Sultan ke VI sekitar 1861 dan masih digunakan setiap Jumeneng Dalem (Penobatan sejak Sultan ke 6,7,8,9 hingga 10).
Imajiner Nuswantoro