ADAT JAWA MUNGGAH MALA (MOLO OMAH)
Ubarampe Munggah Molo (Persyaratan / Bahan) dan Maknanya :
Dalam rangkaian pelaksanaan Upacara Adat Jawa Munggah Molo, pemilik rumah di haruskan untuk menyiapkan beberapa Uba rampe khusus yang kemudian akan di pasang di pusat atap/cungkup dari rumah yang akan di bagun.
Uba rampe tersebut di antaranya :
1.Tebu yang di cabut dari pangkalnya.
Memiliki makna sebagai harapan dan doa agar keluarga yang nantinya menempati rumah senantiasa beristiqamah dalam melakukan kebaikan layaknya pangkal tebu yang tegak menopang batang tebu.
Tebu, manteb e kalbu atau mantabnya hati penghuni rumah.
2. Pari Sak Wit (satu ikat padi kuning).
Memiliki makna sebagai harapan dan doa agar keluarga dapat menggapai kejayaan dan kemakmuran kemudian setelah mencapai kemakmuran tersebut, layaknya padi yang semakin menguning dan berisi semakin menunduk (tawadhu) tidak sombong.
3.Kelapa.
Sama halnya dengan tanaman kelapa yang setiap bagian tubuhnya memiliki manfaat,keluarga yang menempati rumah baru ini juga di harapkan dapat menjadi keluarga yang kuat dan dapat bermanfaat untuk sesama (rahmatan lil 'alamin).
4. Bendera Merah Putih.
Uba rampe berupa bendera sebenarnya baru ada ketika awal Indonesia merdeka.
Sebagi wujud nasionalisme dari masyarakat Jawa dan rasa syukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kemerdekaan sehingga dapat memiliki tanah air sebagai tempat tinggal maka di tambahkanlah bendera merah putih pada upacara Adat Munggah Molo ini.
5. Duit Kricik (uang koin)
Dalam masyarakat zaman dahulu, bentuk uang yang di gunakan masih berbentuk uang koin loga, sehingga adat ini masih terpelihara sampai sekarang dengan menggunakan uang koin sebagi uba rampe.
Uang melambangkan modal finansial yang di miliki oleh keluarga yang akan menempati rumah dan sebagai harapan agar Tuhan senantiasa melimpahkan rizki yang berkah kepada keluarga.
6. Jajanan Pasar, ayam panggang, dan pisang.
Sebagai panjatan rasa syukur, si pemilik rumah baru juga di haruskan untuk berbagi jajanan pasar,ayam panggang, dan pisang kepada masyarakat sekitar.
Selain untuk menyambung silaturahmi dengan tentangga, nilai saling berbagi dan berkomunikasi dengan tetangga yang sangat kental dalam adat Jawa juga dapat terus di lestarikan dengan membagikan makanan tersebut.
7. Pakaian keluarga.
Melambangkan setiap anggota keluarga harus selalu menjaga akhlaqul karimah dengan Menjaga kehormatan,selain itu juga di harapkan Tuhan selalu memberkahi kelurga dengan kecukupan kebutuhan sandang.
8. Kendi, Pakumas (paku warna emas ), kayu salam dan daun salam
Ubarampe yang di wadahkan dalam kendi ini mengandung makna berupa harapan keselamatan dari Allah SWT kepada keluarga.
9. Payung agar tuhan semesta alam dapat melindungi dengan rahmat Nya.
Setelah syarat-syarat tersebut sudah ada kemudian keluarga memanggil tokoh agama untuk mendoakan dan memimpin prosesi adat tersebut, dan di akhiri makan bersama para tukang bangunan dan masyarakat sekitar.
Salam budaya Nusantara.
Rahayu.
Imajier Nuswantoro