Kisah Lakon Sanghyang Siksakandang Karesian
Sanghyang Siksa Kandang Karesian (SSKK) adalah naskah Sunda Kuno tertua yang mencantumkan tahun penulisannya, yaitu 1440 Saka atau 1518 Masehi. Naskah ini merupakan karya Prabu Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja, raja Pakuan Pajajaran yang berhasil menjaga ajaran Hindu tetap hidup di tengah masifnya penyebaran Islam pada abad ke-16.
Naskah SSKK berisi aturan, tuntunan, dan ajaran agama dan moralitas yang ditujukan kepada seluruh rakyat Pajajaran, tidak hanya kalangan tertentu saja. Naskah ini bersifat ensiklopedis, karena memuat berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, seperti sepuluh kesejahteraan, sepuluh pengabdian, sepuluh alat indra, lima pelindung, pembagian lima arah mata angin, dan sebagainya. Naskah ini juga mengajarkan cara menjadi resi, yaitu orang bijaksana atau suci, yang membiasakan diri berbuat kebajikan dan kesejahteraan yang sejati.
Naskah SSKK ditulis dalam bahasa dan aksara Sunda Kuno, menggunakan media daun gebang atau daun lontar. Teks naskah ini terdapat dalam dua naskah yang disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta, yaitu nomor koleksi L 630 dan L 624. Naskah L 630 diperoleh dari pemberian Raden Saleh, sedangkan naskah L 624 diperoleh dari pemberian Bupati Bandung Wiranatakusumah IV.
Naskah SSKK merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga, karena mencerminkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Sunda pada masa lampau. Naskah ini juga menjadi sumber pengetahuan tentang sejarah, kebudayaan, dan hukum di kerajaan Sunda. Naskah ini layak untuk dipelajari dan dilestarikan oleh generasi sekarang dan mendatang.
Sanghyang Siksakandang Karesian merupakan naskah didaktik, yang memberikan aturan, tuntunan serta ajaran agama dan moralitas kepada pembacanya.Sanghyang Siksakanda ng Karesia merupakan “Buku berisi aturan untuk menjadi resi (orang bijaksana atau suci)”. Naskah ini disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta dan ditandai dengan nama kropak 630. Naskah ini terdiri dari 30 lembar daun nipah. Naskah ini bertanggal "nora catur sagara wulan (0-4-4-1)", yaitu tahun 1440 Saka atau 1518 Masehi. Naskah ini telah menjadi rujukan dalam publikasi yang diterbitkan oleh Holle dan Noorduyn. Edisi lengkapnya yang disertai terjemahan, pengantar, komentar dan glosari ditulis dalam kertas stensil oleh Atja dan Danasasmita (1981a). Naskah ini telah diterbitkan kembali dalam bentuk buku oleh Danasasmita dkk. (1987:73-118). Naskah Sanghyang Siksakanda ng Karesian berasal dari Galuh (salah satu ibukota Kerajaan Sunda).
Berikut penulis sajikan naskah berbentuk pdf (Free download) :
- Sanghyang Siksakandang Karesian (Berbahasa Indonesia), Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian (versi GALUH)
- Sanghyang siksakandang karesian bahasa Indonesia
Adalah sebagai berikut :