4 Gerakan Sembahyang Kapitayan Jawa
Kapitayan adalah salah satu agama kuno di pulau Jawa, khususnya bagi Suku Jawa. Kapitayan merupakan salah satu bentuk monoteisme asli Jawa yang dianut dan dijalankan oleh sebagaian masyarakat Jawa secara turun-temurun.
Monoteisme adalah kepercayaan bahwa hanya ada satu pencipta Mahatinggi yang secara universal dirujuk sebagai Tuhan.
Gerakan tersebut adalah :
1. Tuladeg
2. Swadikep
3. Tungkul
4. Tulumpuk
Praktik Sembahyang tersebut dilakukan dengan empat gerakan, yang pertama disebut Tulajeg (berdiri tegap) disertai dengan tangan yang swadikep (sedekap) diarahkan ke hati, yang artinya ada Sanghyang Taya didalamnya. Kemudian setelah Tulajeg yaitu Tungkul (membungkuk) lalu dilanjutkan dengan Tondem (bersujud rapat) dan yang terakhir yaitu Tulumpuk (duduk diatas kedua kaki).
Sembahyang itu terdiri dari empat gerakan tulajeg Tungkul Tandem. Gerakannya itu namanya sembahyang kehidupan sehari-hari.
Tulajeg itu mirip sedekap, tungkul seperti ruku dan tandem seperti sujud.
Selain itu penduduk pribumi penganut Kapitayan juga melakukan Poso pitung yaitu hari kedua dan hari kelima 2 tambah 5 menjadi 7.
Diantara penduduk pribumi ini juga telah ada terbagi menjadi golongan penengen (kanan) dan golongan pangiwo (kiri) sebagaimana aturan haram halal dalam agama Islam.
Imajiner Nuswantoro