Kitab Bhavisha Purana / Bhawisya Purana
Kitab
Bhavisyapurana dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay3, Shalokas 10 to 27 :
“Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. ‘Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Saya diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikut saya adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan sholat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dengan tanaman atau umbi-umbian tetapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian).
Sanggahan :
“(bukti tidak benar) soal memelihara jenggot semua para nabi berjonggot jadi jenggot manakah yang harus disamakan dengan Mohammad ?
(Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27)
Beliau
adalah Cendikiawan yang menaiki unta. Ini menunjukkan ia bukan seorang
bangsawan India. Dalam Mansuriti (11): 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh
menaiki unta atau keledai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari golongan Brahmana
(pendeta tinggi Hindu), tetapi seorang yang asing.
Dalam
Atharvaveda book 20 hymn 21: 6 dinyatakan bahwa di dalamnya terdapat istilah
“akkaru” yang berarti “ yang mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000
musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang Ahzab yang mana Nabi
Muhammad mengalahkan musuh yang berjumlah 10,000 orang tanpa pertumpahan darah
Dalam
Atharvaveda book 20 hymn 21: 7 disebutkan bahwa Abandu akan mengalahkan 20
penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim atau seorang yang mendapat pujian.
Ini mengarah kepada nabi Muhammad yang seorang yatim sejak lahir dan arti nama
Muhammad / Ahmad adalah berarti terpuji, yang akan mengalahkan kepala suku-suku
di sekitar Makkah yang berjumlah sekitar 20 suku.
Kalki
menghancurkan patung (Kalki Avtar), sangat ironis sekali main aku akuan ini menurut
saya jika islam mau main asal mangap logi setidaknya bukti otentik haruslah ada
kalau cuma ayat ayat macam ini sungguh tragis
Dalam versi 2 dan 4 Kalki Purana (bagian 3, Bab 16) ada menyatakan bahwa :
1. Bila Kalki menjadi pemerintah, setiap orang akan suka kepadanya. Vedas, agama dan kebenaran terus hidup.(setiap orang akan suka padanya orang mana aja ye ? Bahkan sama sama arabnya saja pada tidak doyan alias tidak sudi)
2.
Patung-patung dihancurkan dan pemujaan
dihentikan, siapa yang bilang, bahkan dia Mohammad malah menetapkan patung
vagina sebagai allah islam sejati
3.
Praktek agama seperti Tanda Tilak (praktek Hindu tanda
di dahi) juga tidak tampak lagi.
Kitab Bhavisha Purana merupakan Kitab Misterius Hindu Kitab (Bhavisha
Purana ditulis Sekitar Tahun 1000 Sampai 3000 tahun SM)
Bhawisya
Purana (Bhaviṣya Purāṇa) adalah salah satu dari delapan belas karya besar dalam
genre Purana dari Agama Hindu, yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Judul
Bhawisya memiliki arti "masa depan" dan mengisyaratkan bahwa karya
tersebut adalah sebuah karya yang berisi nubuat-nubuat terkait masa depan.
Namun, bagian-bagian "nubuat" dari manuskrip-manuskrip yang ada
adalah tambahan zaman modern dan bukannya bagian dalam dari Bhawisyapurana.
Bagian-bagian dari manuskrip yang masih ada yang memiliki usia yang lebih lama
merupakan bagian yang diambil dari teks-teks India lainnya seperti
Brihatsamhita dan Shambapurana. Nilai dan keotentikan sebagian besar
Bhawisyapurana dipertanyakan oleh para cendekiawan dan sejarawan modern, dan
teks tersebut dianggap sebagai contoh "revisi mutlak dan alam
kehidupan" dari genre Purana dari sastra Hindu.
Kitab
Bhaviṣya Purāṇa yang merupakan salah satu kitab dalam tradisi Hindu yang berisi
cerita cerita yang hampir mirip dengan cerita cerita di kitab Abrahammistic
atau dengan kata lain seperti cerita tentang Adam dan Hawa, kisah tentang Nabi
Nuh,bahkan ada menceritakan tentang Kisah Isa Mahesa, yang banyak orang
mengaitkan dengan kisah Isa Almasih seperti di agama kristen..
Bagaimana
ceritanya, mungkin kamu penasaran. Kita mulai dengan pembahasan Bhavishya
Purana merupakan kitab yang ditulis oleh Rsi Agung Viyasa yang Rsi agung
pendiri ajaran Hindu atau Weda.
Isi dalam kitab Bhavishya Purana
Isi
dalam kitab Bhavishya Purana ini sangatlah misterius yang ditulis sekitar 2000
- 3000 tahun SM, akan tetapi cerita ceritanya sampai jauh merambah kedepan
seperti Kisah SIDHARTA GAUTAMA yang hidup 500 tahun SM, kemudian Isa Mahesa
diawal abad Masehi, Nabi Muhammad sekitar 500 - 600 tahun Masehi.
Ini
merupakan kitab yang bisa dibilang aneh karena mengumandangkan atau mampu
meramalkan dan menuliskan sesuatu yang terjadi di masa depan, bahkan
menceritakan tentang raja raja India belakangan yang modern. Kisah kisah ini
juga dibalut oleh misteri misteri yang lain. Seperti dalam beberapa dalil, atau
cerita cerita dalam Bhavishya Purana ini yang berbeda dengan kitab Purana
purana yang lain. Seperti kisah Ganesha, dalam kitab Bhavishya Purana
menceritakan Ganesha itu lahirnya dari Brahma bukan dewa Syiwa, kemudian dalam
kitab Bhavishya ini dikatakan bahwa dewa yang paling utama dan Esensial itu
adalah Surya yang disebut Sumber Energi dan disebut sebagai Tuhan yang Maha
Esa.
Dalam
Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Kitab Weda. Pertama tama kita pahami
terlebih dahulu mengenai Tuhan dan Tenaga tenaganya yang utama. TUHAN bagi
Hinduisme memiliki Tenaga atau sering kita sebut Energi. Sebab Tuhan itu secara
Konstan ialah Sumber Energi. Dan apabila kita ingin mendefinisikan Tuhan secara
Ilmiah maka Tuhan adalah Sumber Energi itu, yaitu Sumber Energi terbesar di
alam semesta ini.
SAT dalam Kitab Weda yang berarti Kekal, dan tidak termusnahkan
Kata
SAT berarti ada atau keberadaan. Jika Brahman disebut sat berarti bahwa hanya Brahman-lah
yang memiliki keberadaan, Ia-lah satu- satunya yang ada, yang harus dibedakan
dengan segala yang lain dari pada-Nya, yang tidak memiliki ada atau keberadaan.
Menurut
Weda Tuhan itu diibaratkan seperti MATAHARI yang adalah Sumber Energi terbesar
di Tata Surya ini. Matahari berfungsi mengeluarkan Energi yang tersimpan dalam
berbagai Wujud seperti Minyak Bumi, Nitrogen, Karbohidrat, Uranium dan Panas.
Banyak
diantara kita mungkin hanya mengenal Karbohidrat dalam Singkong atau Beras tetapi
tidak menyangka bahwa energinya sesungguhnya berasal dari Fotosintesis dalam
Daun yang melibatkan Sumber utama yaitu Matahari. Begitu pula beberapa kalangan
Manusia memahami Tuhan hanya sebatas Energi energinya yang tidak berwujud akan
tetapi sesungguhnya segala energi itu memiliki sumber energi yang berwujud.
Atas
Dasar Analogi ini, kitab Weda memperkenalkan Tiga Aspek Tuhan yakni : BRAHMAN
yang tidak berwujud, PARAMATMA yang menyangga setiap Atom dan KEPRIBADIAN TUHAN
yang Maha Esa atau dinamakan dalam Kitab Weda BHAGAWAN.
Jadi
Konsep Ketuhanan dalam Hindu sesungguhnya berada dalam 3 Aspek ini, boleh kita
ibaratkan seperti seseorang yang mengenal Matahari itu dari Cahayanya dan
Brahman itu ibarat Cahaya Matahari Tatkala Terbit, Paramatma bagaikan kilasan
bentuk bola Matahari, dan Bhagawan atau dikenal dengan Istilah Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa adalah Penguasa Matahari itu yakni Surya.
Tuhan
memiliki Aspek Personal yaitu berwujud dan tidak berwujud sebagai Aspek
Impersonal. Dimana Tuhan memiliki energi yang disebut sebagai PRAKERTI,
sementara itu Tuhan sendiri disebut sebagai PURUSA atau Penguasa Energi.
Bagaimana
kita memahami kitab Bhavishya Purana dalam sudut pandang Anthropologi, kita
mulai dari tradisi Hinduisme kitab suci itu terbagi atas dua yaitu kitab SRUTI
, yaitu wahyu dari Tuhan yang
disampaikan kepada para Rsi untuk memberikan pencerahan kepada manusia
diantaranya secara khusus ialah Weda. WEDA ini sangatlah Transendental dan
sangatlah Spiritual yang tentu saja ini merupakan Integral dari kepercayaan
Hinduisme, yang kedua ialah kitab SMERTI, akan tetapi kitab ini bukanlah Wahyu
Tuhan melainkan Gubahan, ajaran, pemikiran atau hasil olah pikir para Resi atau
orang hebat di masa lampau yang biasanya isinya adalah seluruh Weda merupakan
sumber utama daripada agama Hindu yang disebut DHARMA dan kemudian barulah Kitab Smerti disamping
Sila atau sering disebut kebiasaan kebiasaan yang baik dari orang orang yang
menghayati Weda (Dyaksana : Weda sumber ajaran agama Hindu).
Agar
lebih mudah dipahami Kitab Smerti ini menuliskan sesuatu yang memberikan
penjelasan tentang Dewa Dewi, tentang orang orang besar dan sebagainya dimasa
lampau tetapi memberikan pelajaran kepada manusia saat ini oleh karena itu
kitab Smerti itu satu tingkatan lebih tidak sakral dibandingkan dengan Kitab
Sruti, begitulah penjelasannya agar lebih mudah dipahami.
Kitab
Smerti ini juga banyak sekali jenis jenisnya, dan banyak sekali jumlahnya
tetapi satu diantaranya ialah Purana. Apa itu kitab Purana ? Merupakan sebuah
kitab yang menuliskan kisah kisah masa lampau tentang orang orang hebat.
Kata
Purana ini secara harfiah berarti kuno,tua dan ini adalah genre sastra India
yang luas tentang berbagai topik, terutama Legends dan pengetahuan tradisional
lainnya (Greg Bailey : Encyclopedia Of Asian Philosoph ).
Kitab
kitab purana ini ditulis dengan jumlah yang banyak sehingga kita tidak
mengetahuinya karena ditulis oleh banyak orang dan penafsiran atas kitab purana
ini juga jumlahnya banyak sekali ditulis oleh banyak orang dan dalam rentan
waktu yang sangat panjang, tetapi kemudian para Resi membagi dan mengumpulkan
Purana purana itu, yang satu diantaranya adalah
Mahapurana atau sering disebut 18 Purana utama yaitu :
Matsyapurana,
Wisnupurana, Bhagawatapurana,Warahapurana, Wamanapurana, Markandeyapurana, Wayupurana,
Agnipurana, Naradapurana, Garudapurana, Linggapurana, Padmapurana, Skandapurana,
Bhawisyapurana, Brahmapurana, Brahmandapurana, Brahmawaiwartapurana, Kurmapurana.
Diantara
18 purana ini ada satu diantaranya ialah Bhavisha Purana yang akan kita bahas
disini, secara literal Purana itu artinya kisah masa lampau atau bisa dikatakan
sebagai sejarah sementara Bhavisha sendiri itu adalah Masa depan jadi bila kita
gabungkan Bhavisha purana adalah Sejarah masa depan. Ini merupakan sesuatu yang
sangat Paradoks.
Tapi
bila kita lihat isinya kitab ini memang berisi sejarah dan menuliskan ramalan
tentang masa depan, tetapi penulisnya mengatakan seakan akan bahwa ramalan
ramalan peristiwa masa depan itu sudah pernah terjadi sebelumnya, jadi mari
kita lihat apa apa yang dimaksud dengan masa depan di dalam kitab Bhavisha
Purana ini.
Bhavisha
Purana ini ditulis oleh Rsi Agung Viyasa yang hidup di akhir zaman KALIYUGA,
kapan Zaman Kaliyuga ini terjadi yaitu ketika awal mula Weda dikumpulkan dan
dituliskan oleh Rsi agung Viyasa.
Sedikit
penjelasan terkait zaman Kaliyuga, di dalam tradisi Hindu zaman Kaliyuga itu
adalah Zaman akhir yaitu zaman ketika moral manusia sudah tidak lagi
menghiraukan norma agama itu, moral manusia sudah hancur dan oleh karena itu
maka zaman ini harus menyertakan Weda sebagai tulisan sebagai notice bahwa
kitab weda itu tidak pernah ditulis sebelum zaman Kaliyuga, maka ketika Rsi
Viyasa itu membagi dan menuliskan Weda maka disinilah awal mula kaliyuga dan
Kaliyuga ini muncul pertama kalinya yaitu ketika KHRISNA melepaskan jasmaninya
untuk kembali kepada Wisnu Loka dan kapan itu terjadi yaitu setelah perang
Mahabharata.
Kisah
Mahabharata adalah zaman yang menceritakan akhir dari zaman dua para Yuga dan
masuk ke dalam zaman Kaliyuga, kurang lebihnya seperti itu. Dan awal dari zaman
kaliyuga ini pulalah kitab Bhavisha Purana ini ditulis oleh orang yang sama
yang menuliskan tentang Mahabharata.
Bicara
tentang Mahabharata, kapan mahabharata terjadi? Tidak ada kepastian. Orang
orang Hindu bilang sekitar 3000 - 4000 tahun sebelum masehi, namun Sejarawan
Modern berpendapat sekitar 2000 tahun sampai 300 sesudah masehi.
Imajiner
Nuswantoro