TRAH KEDU KETITANG
Leluhur Trah Kraton Surakarta, Trah Kraton Yogyakarta, Trah Puro Mangkunegaran, Trah Puro Paku Alaman.
Dikisahkan Prabu Brawijaya V Raja Majapahit memiliki 117 anak.
Putra beliau no 30 bernama Raden Djoko Hantar terlahir dari Garwa Ampil. Setelah remaja beliau memperoleh nama baru Haryo Suwongso
Ketika Kraton Majapahit mengalami kehancuran, seperti putra putri Raja Brawijaya V lainnya, Raden Djoko Hantar memutuskan untuk keluar dari istana dan berkelana tak tentu arah hingga akhirnya beliau sampai di Tanah Kedu yang masih wilayah kekuasaan Kraton Pengging. Saat itu Kedu diperintah oleh Bupati Haryo Bangah atau Adipati Tunggorono.
Akhirnya Haryo Suwongso menetap di Kedu dan menikah dengan adik Adipati Tunggorono.
Pada suatu hari guru beliau yaitu Pangeran Pujangga datang menemui beliau.
dan atas perintah gurunya yaitu Pangeran Pujangga, beliau diperintahkan bertapa di sungai Gowok tanah Kedu Ketitang, sambil menunggu pohon asem yang ditanamnya hingga akhirnya tumbuh rimbun. Setelah beberapa bulan kemudian Pangeran Pujangga datang menemui Haryo Suwongso dan memberi beberapa wejangan. Tidak lama kemudian Haryo Suwongso dinikahkan dengan Nyai Ageng Tinebah, putri Pangeran Pujonggo dan Haryo Suwongso mendapat nama baru " Ki Ageng Wot Sinom " diambil dari nama Wot Galinggang Sinom. dan menikah dengan adik dari Adipati Tunggorono.
Hingga akhirnya Haryo Suwongso memerintah disebuah Dukuh di tanah Kedu Ketitang hingga wafatnya dan dimakamkan di Kedu Ketitang
Haryo Suwongso memiliki dua istri yaitu adik Haryo Bangah dan putri Pangeran Pujangga. Dan dikarunia i dua orang anak:
1. Dari garwa sepuh menurunkan putra bernama Ki Ageng Wongsogati atau Ki Ageng Sleseh. Ki Ageng Sleseh setelah dewasa menikah dengan putri Haryo Bangah memiliki satu orang anak bernama Ki Citrogati . Setelah sang istri wafat, Ki Ageng Sleseh menikah lagi dengan putri Wasi Jiwo dan bergelar Ki Ageng Samak dan menetap di Demak hingga wafatnya dan dimakamkan di Demak
2. Dari garwa kedua menurunkan seorang putri yang menikah dengan Ki Ageng Selomanik pertama.dan bergelar Nyai Ageng Selomanik.
Ki Ageng Selomanik adalah putra Pangeran Kadji Puring ( beliau adalah putra Pangeran Atas Angin )
Kyai Citrogati
Kyai Citrogati adalah putra Ki Ageng Wongsogati dari garwa putri Haryo Bangah.
Kyai Citrogati atau Panembahan Salasah menikah dengan adik Ki Ageng Selomanik I dan putri Kyai Bodo, Bupati Kedu. I , menurunkan dua putra :
1. Kyai Morogati atau Kyai Selomanik II ( dari Garwa I )
Kyai Morogati memiliki seorang putri yang menikah dengan Ki Ageng Manguneng
Ki Ageng Manguneng adalah putra Ki Ageng Karo Tangan. Ki Ageng Karo Tangan adalah adik Ki Ageng Pemanahan .sama sama putra Ki Ageng Enis yg dimakamkan di Laweyan Surakarta.
Ki Ageng Karotangan ing Pagergunung menikah dengan putra dari Raden Tumenggung Sujonopuro cucu buyut Raja Demak Raden Patah . Tg Sujonopuro terkenal dgn sebutan Pangeran Karang Gayam. Istri Pangeran Karang Gayam adalah adik dari Ki Ageng Karang Lo. Pangeran Karang Gayam adalah Pujangga Kraton Pajang yang yang menulis kitab Nitisruti.
Dari pernikahan Ki Ageng Karotangan dengan putri Pujangga Kraton Pajang tersebut berputra :
1. Ki Ageng Manguneng
2. Kyai Sutomarto , Ki Ageng Pagergunung II.
2. Kyai Somogati atau Ki Ageng Kali Nongko ( dari Garwa II )
Kyai Somogati menikah dengan putri Ki Ageng Pagung Hening. Setelah sang mertua wafat, beliau mendapat gelar Ki Ageng Pagung Hening II juga Ki Ageng Lempuyang ing Kedu. Memiliki satu orang putri bernama Niken Roro Lempuyang.
Niken Roro Lempuyang dengan Raden Tranggono dari Palembang.
Raden Tranggono bergelar Panembahan Bodo.
Beliau adalah putra dari Panembahan Palembang II atau Adipati Pecat Tondo. Panembahan Pecat Tondo adalah putra dari Panembahan Palembang I, Raden Arya Damar putra dari Prabhu Brawijaya V.
Niken Roro Lempuyang setelah wafat dijuluki dengan nama Nyai Ageng Sumare ing Lempuyang Tanah Kedu.
Beliau menurunkan putra :
1. Kyai Cokrodirono
Kyai Cokrodirono wafat dan dimakamkan di Gunung Tumpeng, utara Djumo
2. Kyai Wongso Menggolo
Kyai Wongso Menggolo wafat dan dimakamkan di Toyo Djumo.
Nyai Ageng Manguneng
Ki Ageng Manguneng menikah dengan putri Ki Ageng Selamanik II atau Kyai Morogati
dari pernikahan tersebut berputra :
1. Kyai Projogati
2. Kyai Banten
Kyai Banten berputra 2 orang :
1. Nyai Ageng Wongsocitro
2. Kyai Talap.
Kyai Projogati
Kyai Projogati menikah dengan putri Nyai Ageng Cokrodirono II dari Gunung Tumpeng menurunkan putra:
1. Kyai Wongsocitro menikah dengan putri Kyai Banten
Kyai Wongsocitro bertempat tinggal di Kedu sezaman dengan bertahtanya dan wafatnya Sunan Amangkurat I di Plered. Kyai Wongsocitro pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat II diangkat sebagai Komandan Pasukan dengan gelar Kangjeng Raden Tumenggung Mangkuyudo. Tugasnya adalah menumpas pemberontakan Trunojoyo.Ketika menghadapi kelompok pemberontak Trunojoyo , KRT Mangkuyudo wafat seda sampyuh ketika melawan Darmoyudo di Beteng Kediri. Kemudian beliau dimakamkan di Ngastono dusun Pakuncen Kedu Ketitang.
Dari pernikahan Kyai Wongsocitro dengan sepupunya, putri Kyai Banten menurunkan dua putra yang kelak membagi wilayah Kedu menjadi dua :
1. Bagoes Lembu/Tumenggung Mangkuyudo II
Menguasai Bumi Kedu Timur
2. Bagoes Boewang / Tumenggung Notoyudo
Menguasai Bumija Kedu Barat
BAGOES LEMBU
Bagoes Lembu / Tg Mangkuyudo II
Beliau memiliki 3 istri dan berputra sbb:
1. Raden Sukarmo atau Raden Tumenggung Mangkuprojo dari BRAy Kleting Biru
2. Kyai Mangkudrono kelak menggantikan saudaranya memimpin Kedu dengan gelar Raden Tumenggung Mangkuyudo IV. ketika wafat dimakamkan di Astana Bregota Semarang disamping Ibunya yang keturunan R Tg Surohadimenggolo III
3. Kyai Tg Mangkuyudo III memimpin Kedu, setelah wafat dimakamkan di Jumo Kedu. Ibu beliau adalah putri dari Pangeran Panular
Kyai Mangkudrono atau Tg Mangkuyudo Kedu IV berputra:
1. Nyai Ageng Sutomarto menikah dengan Kyai Sutomarto III ( lihat Jalur Sutomarto )
Berputra :
1.Raden Ngabehi Mangkuwijoyo atau Kyai Tumenggung Mangkuyudo , Bupati Nayaka Bumi ing Kartasura III. Menurunkan :
Raden Ayu Retnodiningsih yang menikah dengan Sunan Pakubuwana IV menurunkan : KGPH Kusumoyudo II.
Kyai Tumenggung Mangkuyudo III menurunkan Kyai Sumoredjo Mantri Kadipaten Kaliwungu , Kyai Sumoredjo menurunkan putra Kyai Sutodongso , Mantri Sentono ing Kaliwungu, beliau berputra Masbei Sutonagoro Piskal ing Semarang.
BAGOES BOEWANG
Bagoes Buwang atau Raden Tumenggung Notoyudo I wafat dan dimakamkan di Kedu Ketitang menurunkan Raden Tumenggung Notoyudo II wafat dan dimakamkan di Kedu Ketitang
RT Notoyudo II menikah dengan putri Raden Riyo Mangkuredjo ing Mataram menurunkan R T Notoyudo III, Bupati Bumija, ketika wafat pada perang geger pecinan di Sitihinggil Kraton Kartasura dimakamkan di Kedu Ketitang
RT Notoyudo III menikah dgn putri Patih Kyai Cokrojoyo Kraton Kartasura berputra :
1. RAy Gandasari menikah dengan KPH Hadiwijaya seda ing Kaliabu.
KPH Hadiwijaya adalah Putra ke 12 dari Sunan Amangkurat IV, Beliau adalah Paman RM Said ( KGPAA Mangkunegara I ) .
Dari Garwa Mas Ayu Gandasari putri Tmg Natayudha Bupati Kedu berputra :
1. RM Tmg Kusumadiningrat menikah dengan Putri Sinuwun PB III berputra :
a. KPH Natakusuma menikah dengan BRAy Sayati ( Putri Sulung KGPAA MN II ) berputra :
1. KPH Sarengat kelak bergelar KGPAA Mangkunegara III
2. Ray Natadiningrat menikah dengan RT Natadiningrat Bupati Rembang / Lasem
3. Ray Kusumadiningrat II menikah dgn KPH Kusumadiningrat II, putra KPH Hadiwijaya I
b. KPH Hadiwijaya I menikah dengan BRAY Sakeli ( Putri kedua KGPAA MN II ) berputra :
1. KPH Hadiwijaya II menikah dengan GKR Bandara , Putri Sinuwun PB VIII
Peputra R Ay Sri Kustiyah menikah dengan Sinuwun PB IX melahirkan Siinuwun PB X
2. RM Suwangsa / KPH Capt Leg MN Kusumadiningrat
3. RM Sudira / RM Ganda Kusuma / KGPAA Mangkunegara IV
4. RM Ganda Wardaya
5. R.Ay Mangkunjaya
6. R.Ay Karyadimaya
7. R.Ay Sasradiwirya
8. R.Ay Kartanegara
9. R.Ay Panca Wardoyo
2. BRAy Srenggoro , Garwa Ampil Sultan Hamengkubuwana I berputra :
2.1 BRAy Purboyeksa menikah dengan putra Patih Danurejo I
2.2 KGPAA Paku Alam I
2.3 RAy Ronggo Mangundirjo
RAy Ronggo Mangundirjo menikah dengan Raden Ronggo Mangundirjo (putra Kyai Ronggo Wirosantiko dengan RAy Ronggo Jamus ) menurunkan :
1. BRAy Dipokusumo garwa Bupati Madiun
2. BRAy Tapsir Anom
3. BRAy Notodipuro
4. Raden Ronggo Prawirodirjo Maospati ( Raden Ronggo III ) menjadi Bupati Wedana Madiun. Raden Ronggo Prawiradirja menikah dengan GKR Maduretna ( putri Sultan HB II ).
Menurunkan :
1. RAy Prawironagoro
2. RAy Surya Ngalogo
3. RAy Diponegoro
4. RAy Suryakusuma
5. Pangeran Ronggo Prawirodiningrat
6. Raden Basah Kamil Notodirjo
7. Raden Adipati Yudodiningrat
8. Pangeran Sentot Alibasah (dari garwa ampil)
9. Raden Bagus Darmo.
5. RAy Mangundiwirya berputra:
5.1.RT.Notodipuro :
5.1.1.RM.Kromo Prawiro
5.1.2.Raden Djoyohamiseno
5.1.2.1. R.Ngt. Siti Partinah
5.1.2.2. Raden Djoko Utoyo.
Raden Rangga Prawiradirja wafat kemudian dimakamkan di Pemakaman Banyu Sumurup, kemudian di pindahkan oleh Sultan HB IX ke Giri Purna berdampingan dengan istri beliau GKR Maduretna
2.4 BRAy Notoyudo menikah dengan RT Notoyudo V.
3. RT Notoyudo IV menurunkan putra:
3.1 RT Notoyudo V
3.2 Mas Ajeng Wongsoyudo menikah dgn Kyai Wongsoyudo menurunkan Mas Ajeng Puspotruno.
4. Kyai Tg Mangkuredjo Bupati Monconagari
RT Notoyudo V
Memiliki dua Garwa :
Garwa 1 putri dari Patih Danurejo I Yogyakarta
menurunkan putra bernama RT Yudoatmojo menjabat sebagai Bupati Kedu Ketitang
RT Yudoatmojo menurunkan:
1.1 RAy Hadiwinoto, menikah dengan KPH Hadiwinoto putra Sultan HB II. KPH Hadiwinoto adalah pengawal khusus Pangeran Diponegoro wafat di Klengkong.berputra:
1.1.1 P Hadiwinoto
1.1.2 RAy Panji Kertoatmojo
1.1.3 R Panji Notoyudo
1.1.4 R Panji Djoyowilogo
1.1.5 RAy Pengulu Mantup
1.1.6 R RiyoCokro Atmojo
Garwa 2 putri dari Sultan HB I
Menurunkan 1. RT Notoyudo VI
2. R Notoprawiro
RT Notoyudo VI
RT Notoyudo VI menikah dengan putri SultanHB II berputra:
1. RAy Suryaningprang menikah dgn Pangeran Suryaningprang
2. RT Notoyudo VII
3. RAy Jayadiningrat menikah dengan bupati Karanganyar Bagelen
4. RT Wijayeng Sastro
Koleksi artikel Imajiner Nuswantoro