Mangreh landeping mimising cipta, cipta panggraitaning rahsa,
Haywa lena kaki, awit hamung pinda sak gebyaring thathit
Lan
Tugu manik ing samodra
Aksara Jawanipun :
꧋ꦩꦔꦿꦺꦃꦭꦤ꧀ꦝꦺꦥꦶꦁꦩꦶꦩꦶꦱꦶꦁꦕꦶꦥ꧀ꦠ꧈ꦕꦶꦥ꧀ꦠꦥꦁꦒꦿꦻꦠꦤꦶꦁꦫꦃꦱ꧈
꧋ꦲꦪ꧀ꦮꦭꦺꦤꦏꦏꦶ꧈ꦄꦮꦶꦠ꧀ꦲꦩꦸꦁꦥꦶꦤ꧀ꦝꦱꦏ꧀ꦒꦼꦧꦾꦫꦶꦁꦛꦛꦶꦠ꧀
Maknanya :
Agar memiliki ketajaman nalar (daya cipta/intelegensia otak), nalar harus bisa menangkap makna yang terbersit dalam nurani.
Jangan sampai lengah anakku, sebab proses untuk menangkap gerataran nurani hanya berlangsung secepat kilat.
Nurani milik siapapun pastilah setajam “sembilu”, jika dirasa tumpul, itu bukan berarti salah nuraninya, melainkan tugas nalar sebagai cipta panggraitaning rahsa telah mengalami kegagalan.
Cipta Panggraitaning Rahsa
Manusia diciptakan dari segumpal darah, dan ditiupkan kepadanya ruh. Sehingga ia menjadi janin di rahim ibunya. Janin hidup dalam kandungan ibu normalnya selama 9 bulan 10 hari. Saat ia lahir di dunia diwarnai tawa gembira oleh segenap anggota keluarga, ayah, ibu, kakek, nenek dan lainya. Namun, ia sendiri justru menangis tersedu.
Tugu manik ing samodra
ꦠꦸꦒꦸꦩꦤꦶꦏ꧀ꦆꦁꦱꦩꦺꦴꦣꦿ
Aksara Jawanipun :
Maknanya :
Menggambarkan daya cipta yang terus menerus berporos hingga pelupuk mata.
Daya cipta akal budi manusia jangkauannya umpama luasnya samodra namun konsentrasinya terfokus pada mata batin.