SABAR & KETEGUHAN HATI
Sabar adalah tindakan menahan diri dari hal-hal yang ingin dilakukan, menahan diri dari emosi, dan bertahan serta tidak mengeluh pada saat sulit atau sedang mengalami musibah.
Sabar adalah suatu rin menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya. Semakin tinggi tingkat kesabaran yang dimiliki seseorang maka semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Sabar juga sering dikaitkan dengan tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh individu atau seseorang.
Dalam sebuah pernyataan pendek, dikatakan bahwa sabar itu, ...seperti namanya, adalah sesuatu yang pahit dirasakan, tetapi hasilnya lebih manis daripada madu.
SABAR MENURUT ISLAM
Salah satu dalil tentang kesabaran menurut Islam adalah dalam Qur'an, sungguh Allah Berfirman :
Bersabarlah kalian. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar.
Dalil ini menunjukkan bahwa sabar itu wajib. Dalam hal ini, seseorang menahan diri dari segala ujian yang menimpanya dan itu dianggap berat olehnya; tapi dengan dia menahan diri dengan jalan bersabar, maka dia menjauhkan dirinya dari kemarahan terhadap segala yang menimpanya demi menjaga keimanannya.
Ayat-Ayat dalam Al-Qur'an Tentang Kesabaran :
1. Sabar Berbuat Baik.
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Artinya:
Wahai anakku, tegakkanlah sholat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari berbuat yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting." (QS. Luqman: 17).
2. Sabar dengan Janji Allah.
فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِيْنَ لَا يُوْقِنُوْنَ
Artinya :
Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh, janji Allah itu benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan engkau.” (QS. Ar-Rum: 60)
3. Sabar untuk Semangat.
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
Artinya :
Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, juga tidak patah semangat dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang bersabar. (QS. Ali 'Imran: 146).
4. Sabar untuk Penolong.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah: 153).
5. Sabar untuk Bermartabat.
أُو۟لَٰٓئِكَ يُجْزَوْنَ ٱلْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا۟ وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَٰمًا
Artinya :
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, (QS. Al-Furqan: 75).
6. Sabar untuk Kuat.
ٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَٱذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُۥدَ ذَا ٱلْأَيْدِ ۖ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ
Artinya :
"Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan)." (QS. Shad: 17).
7. Sabar untuk Ampunan.
إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
Artinya :
Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (QS. Hud: 11).
8. Sabar untuk Pahala.
وَٱصْبِرْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya :
Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Hud: 115)
9. Sabar untuk Bergembira.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya :
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 155)
10. Sabar untuk Memperoleh Pertolongan.
بَلَىٰٓ ۚ إِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ وَيَأْتُوكُم مِّن فَوْرِهِمْ هَٰذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُم بِخَمْسَةِ ءَالَٰفٍ مِّنَ ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ مُسَوِّمِينَ
Artinya :
Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda." (QS. Ali 'Imran: 125).
11. Sabar untuk Kemuliaan
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Artinya :
Dan barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (QS. As-Syura: 43).
12. Sabar untuk Ketetapan.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya :
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)
13. Sabar untuk Ketakwaan.
قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya :
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10).
KEUTAMAAN SABAR
Ketahuilah, bersabar lebih utama daripada menahan marah. Sebab menahan marah berarti memaksa diri untuk bersabar dan inilah yang dibutuhkan oleh orang yang sedang berkobar marahnya. Namun, apabila seseorang terbiasa menahan marah, marahnya tidak lagi mudah berkobar. Apabila kembali berkobar, ia tidak lagi kesulitan untuk memadamkannya. Itulah yang dinamakan al-biln kesabaran. Sifat ini adalah indikasi kesempurnaan nalar seseorang dan tunduknya sifat marah pada nalar.
Allah SWT telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjadikan sabar sebagai penolong. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al Baqarah ayat 153.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, melalui ayat tersebut Allah SWT menjelaskan perihal sabar dan hikmah yang terkandung dalam setiap masalah. Allah SWT menjelaskan bahwa sarana yang paling baik untuk menanggung segala macam cobaan adalah dengan sikap sabar dan banyak sholat.
Imam besar ahlussunnah wal jama'ah, Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dalam salah satu kitabnya yang berjudul Thariiqul Hijratain wa Baabus Sa'adatain menyebut bahwa sabar terdiri dari tiga tingkatan.
Tingkatan pertama adalah berusaha sabar (tashabbur), yaitu menanggung berat dan kepahitan dan tabah atas hukum yang terjadi. Sabar semacam ini adalah berusaha sabar demi Allah dan merupakan sabarnya orang awam.
Kedua, suatu jenis kemudahan yang membuat ringan orang yang menerima beratnya musibah dan memudahkan baginya sulitnya perkara yang dikehendaki. Ini adalah bersabar demi Allah yakni suatu jenis kemudahan. Sabar jenis ini adalah kesabaran pada Murid.
Tingkatan sabar yang ketiga adalah bersabar (ishthibar), yaitu merasa nikmat dengan musibah dan gembira dengan pilihan Allah SWT. Tingkat kesabaran tertinggi ini merupakan sabarnya orang-orang makrifat.
Sabar memiliki sejumlah keutamaan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dicintai dan Dibersamai Allah SWT
Syeikh Mutawalli Sya'rawi mengatakan dalam buku Kenikmatan Taubat: Pintu Menuju Kebahagiaan & Surga, salah satu keutamaan orang yang sabar adalah mendapat cinta dari Allah SWT. Kecintaan Allah SWT ini termaktub dalam surah Ali Imran ayat 146.
وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya : Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Selain itu, ulama terkemuka Timur Tengah ini mengatakan, Allah SWT akan bersama orang-orang yang sabar. Menurutnya, kebersamaan ini bersifat khusus, yakni meliputi penjagaan, pertolongan, perlindungan, dan bimbingan Allah SWT kepada mereka, bukan kebersamaan yang bersifat umum (pengetahuan dan kekuasaan-Nya).
Keutamaan ini disebutkan dalam sejumlah ayat dalam Al-Qur'an. Di antaranya surah Al Anfal ayat 46, surah Al Baqarah ayat 153, dan surah Al Baqarah ayat 249.
2. Mendapat Balasan Pahala yang Lebih Baik.
Keutamaan sabar lainnya adalah mendapatkan balasan yang lebih baik dari amal-amal yang telah diperbuat. Sebagaimana Allah SWT berfirman,
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَاقٍۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya : Apa yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan." (QS An Nahl: 96)
3. Mendapat Balasan Tanpa Hisab.
Masih dalam buku yang sama, Syeikh Mutawalli Sya'rawi menyebut, orang yang sabar akan mendapat balasan tanpa hisab. Allah SWT berfirman, "... Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa hisab (batas)." (QS Az Zumar: 10)
4. Termasuk Orang yang Utama.
Allah SWT memberitahukan kepada umat manusia bahwa orang yang sabar adalah termasuk orang-orang yang diutamakan. Dia berfirman :
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
Artinya : Akan tetapi, sungguh siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan." (QS Asy Syura: 43)
5. Mewarisi Derajat Pemimpin.
Syeikh Mutawalli Sya'rawi mengatakan, orang yang sabar mewarisi derajat pemimpin (imamah). Ia mendengar hal ini dari Ibnu Taimiyah yang berkata, "Dengan kesabaran dan keyakinan akan diperoleh imamah (kepemimpinan) dalam agama." Kemudian ia membacakan firman Allah SWT,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ
Artinya : Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami." (QS As Sajdah: 24)
SABDA RASULULLAH SAW TENTANG SABAR
Rasulullah Saw. bersabda, "Carilah kedudukan yang tinggi di Sisi Allah." Para sahabat lantas bertanya, "Bagaimana caranya, wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Sambunglah silaturrahim dengan orang yang memutuskanmu, bersedekahlah kepada orang yang tidak mau memberimu, dan bersabarlah terhadap orang yang berlaku buruk kepadamu."17 Allah berfirman, Jadilah orang-orang rabani (rabbäniyyin) (QS Ali 'Imran: 79). Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan rabbåniyyin adalah orang-orang alim yang penyabar. Allah juga berfirman, Apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (yaitu hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih, dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan "salam" (QS Al-Furqän [25]: 63). Mengenai ayat ini, diriwayatkan dari Hasan bahwa apabila orang-orang penyabar diperlakukan dengan buruk, mereka tidak membalasnya dengan keburukan. Mengenai firman Allah yang berbunyi, Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati ... (QS Al-Furqan: 63), Atha' bin Abi Rabah mengatakan' mereka adalah orang-orang yang penyabar.
Ibnu Abi Hubaib mengatakan, "Kata kahlan dalam Surah Ali lmran ayat 46 berarti orang yang sangat penyabar. Allah berfirman, Apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya. Menurut Mujahid, maknanya adalah apabila disakiti, mereka memaafkan dengan lapang dada. Rasulullah Saw. juga pernah bersabda kepada seorang sahabat yang bernama Asyaj, "Wahai Asyaj,18 sesungguhnya di dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya." Asyaj bertanya, "Demi ibu dan bapakku ya Rasulullah, dua sifat apakah itu? Beliau menjawab, "Kesabaran dan kehati-hatian. "19 Dalam riwayat Abu Dawud terdapat tambahan, "Apakah dua sifat itu adalah akhlak yang aku usahakan atau keduanya adalah dua akhlak yang telah Allah tetapkan pada diriku?" Rasulullah menjawab, "Keduanya adalah dua akhlak yang Allah tetapkan pada dirimu." Asyaj berkata, "Segala puji hanya milik Allah yang telah menetapkan pada diriku dua sifat yang dicintai oleh-Nya dan Rasul-Nya."
Sayyidina Ali karramallâhu wajhah wa radhiyallâhu 'anhu mengatakan, "Kebaikan bukanlah banyaknya harta dan anakmu. Akan tetapi, kebaikan adalah apabila melimpah ilmumu, melimpah kesabaranmu, dan engkau tidak membanggakan ibadahmu kepada orang lain; apabila engkau berbuat baik, engkau memuji Allah; dan apabila engkau berbuat salah, engkau meminta ampun kepadaNya." Uktsum bin Shaifi mengatakan, "Penopang akal adalah kesabaran; pengumpul segala kebaikan juga kesabaran."
Ali karramallâhu wajhah juga mengatakan, "Ganjaran pertama yang diberikan kepada orang sabar atas kesabarannya adalah semua orang menjadi penolongnya atas (perilaku) orang-orang bodoh." Sebagian orang mengatakan, "Aku pernah mencaci seseorang dari Basrah. Tetapi orang itu justru berbuat baik kepadaku, lalu menjadikanku pembantunya selama beberapa waktu."
Arabah bin Aus pernah ditanya, "Bagaimana engkau memimpin kaummu?" Arabah menjawab, "Aku berlaku sabar kepada orang yang bodoh, berlaku dermawan kepada orang yang dan berusaha memenuhi semua kebutuhan mereka. Siapa yang berlaku sepertiku, maka ia sepadan denganku. Siapa yang berbuat lebih baik, ia lebih utama daripada aku. Dan siapa yang berbuat lebih buruk berarti aku lebih baik daripada dia." Pernah ada seseorang mencaci Ibnu Abbas r.a. Ketika orang itu sudah selesai mencaci, Ibnu Abbas berkata (kepada pembantunya), "Wahai Ikrimah. Apakah orang itu (yang mencaci) memerlukan sesuatu yang bisa kita bantu?" Orang itu langsung menundukkan kepala menanggung malu. Ali bin Husain bin Ali pun pernah dicaci orang. Ali bin Husain lantas memberikan baju hitam yang dipakainya kepada orang itu dan ia memerintahkan agar orang itu diberi uang sebesar seribu dirham. Sebagian orang mengatakan, "Terkumpul pada diri beliau (Ali bin Husain) lima hal, yaitu bersabar, tidak mengganggu orang, menyelamatkan orang dari hal-hal yang menjauhkannya dari Allah, menghantarkannya untuk menyesal dan bertobat, dan berbaliknya ia dari mencaci menjadi memuji. Semua itu ia beli dengan sedikit dunia."
Seseorang pernah mengadu kepada Ja'far bin Muhammad, "Aku mempunyai perselisihan dengan suatu kaum. Aku sebenarnya ingin meninggalkan perselisihan itu, tetapi aku khawatir dikatakan bahwa tindakanku adalah suatu kehinaan." Ja'far lalu mengatakall "Sesungguhnya orang yang hina adalah orang yang zalim. Nabi Isa a.s. pernah melewati sekumpulan orang Yahudi• Mereka lantas berkata tidak baik kepadanya, tetapi ia membalasnya dengan perkataan yang baik. Nabi Isa pun ditanya, "Mereka mengatakan hal-hal yang buruk kepadamu, tetapi engkau mengatakan yang baik-baik kepada mereka!?" Nabi Isa menjelaskan, "SetiaP orang mengeluarkan apa yang dimilikinya." Seorang lelaki memukul kul kaki seorang bijak dan membuatnya terluka, tetapi orang bijak itu tidak marah. Ada yang bertanya tentang sikapnya itu. Lantas ia menjelaskan, "Aku menganggapnya sebagai batu dan aku tersandung dia. Lalu, aku membuang kemarahanku."
Ketahuilah. Penggunjingan tidak boleh dibalas dengan penggunjingan; tindakan memata-matai juga tidak diboleh dibalas dengan memata-matai; penghinaan pun tidak boleh dibalas dengan penghinaan. Yang boleh dibalas secara sepadan hanyalah soal qisas dan utang-piutang, tetapi sesuai dengan ketentuan syariat. Rasulullah Saw. bersabda, "Apabila seseorang membuka aib yang ada pada dirinya."
SABAR DAN KELAPANGAN HATI
Untuk bisa sabar dibutuhkan kelapangan hati juga ketabahan, kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilewati untuk bisa berada di jalan Allah. Kualitas diri seseorang akan terbentuk dari seberapa kuatnya seseorang untuk tetap bersabar. Semakin sabar seorang hamba maka akan semakin kuat dalam melewati setiap cobaan. Sabar sendiri maknanya sangat luas, tidak hanya menahan diri dari hal-hal yang tidak sesuai aturan Allah SWT, namun juga menahan diri dari nafsu, menahan diri saat di beri kelapangan maupun tatkala dihadapkan dalam situasi yang sempit.
Ali bin Abi Thalib RA, menjelaskan bahwa “kesabaran dan keimanan sangat berkaitan erat ibarat kepala dan tubuh. Jika kepala manusia sudah tidak ada, maka tubuhnya tidak akan berfungsi. Demikian pula apabila kesabaran hilang maka imanpun akan ikut hilang”.
Sebagaimana di jelaskan dalam surat Ali Imron : 200 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (QS. Ali Imron:200).
Menurut Ulama Quraish Shihab berdasarkan ayat di atas, hukum bersabar adalah wajib. Setiap hamba yang tertimpa musibah maka wajib bersabar dari awal ujian datang hingga mendapatkan jalan keluarnya. Sabar merupakan tombak utama dalam iman, semakin tinggi kesabaran kita maka semakin tinggi pula iman kita.
MACAM-MACAM SABAR
Menurut ulama ada tiga macam sabar yang harus kita miliki, berikut sabar tersebut :
1. Sabar dalam Ketaatan.
Menjadi hamba yang taat tentunya membutuhkan kesabaran yang terus-menerus dan diusahakan bertambah dari hari ke hari. Karena sabar sangat dibutuhkan dalam beribadah kepada Allah, didalam menjalankan kewajibannya, sedekahnya dan dalam membina hubungan baik dengan sesama umat.
2. Sabar dalam Menjauhi Maksiat.
Menahan diri untuk tidak mendekati atau bahkan tidak melakukan maksiat menjadi rangkaian sabar yang harus kita miliki, ingat selalu bahwa ada Allah SWT selalu mengawasi dalam setiap aktifitas yang kita jalani.
3. Sabar Menerima Takdir Allah.
Seringkali kita menyangkal setiap hal yang telah Allah gariskan namun tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Musibah dan ketidaknyamanan hidup sesungguhnya diturunkan Allah untuk menguji kesabaran hambanya. Sejauh mana kita mampu bersabar, menerima dan berusaha kuat menjalani setiap ujian. Maka setelah mampu melewati ujian Allah akan memberikan kabar gembira sebagai hasil dari kesabaran.
IKLAS MENJADI ORANG BERSABAR
Dalam buku Sabar Paling Dalam karya Fajar Sulaiman diterangkan bahwa sabar merupakan sebuah seni dalam menjalani hidup yang sudah pasti tidak mudah. Dalamnya kesabaran merupakan kekuatan terhebat untuk menghadapi segala rintangan. Berserah diri kepada Tuhan menjadi cara agar beban menjadi ringan dan kaki tetap lincah melangkah menjelajahi hari-hari. Tidak perlu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain karena hanya akan membuat kita menjadi pribadi yang tidak pandai bersyukur. Padahal syukur adalah salah satu wujud dari sikap sabar, hargai hidup dengan tidak mengukur pencapaian kita dengan pencapaian orang lain. Karena terjalnya jalan dan tanjakan yang dilewati tentulah berbeda.
Semakin sulit jalan yang dilewati maka dibutuhkan kesabaran yang lebih tinggi. Cemooh dan ejekan akan mengiringi, namun sekali lagi sabar merupakan kunci utama untuk memperbaiki keadaan agar mampu membuktikan bahwa kehidupan kita tidak seburuk yang dipikirkan oleh orang lain. Tidak ada ujian datang kecuali untuk menguatkan, terimalah dengan sabar dan ikhlas. Ukuran sukses tidak mampu dinilai dengan materi ataupun pencapaian besar, namun lebih kepada seberapa besar kita menjadi orang yang bermanfaat dan selalu berusaha menjadi lebih baik. Jalani hidup dengan baik tanpa perlu merasa banyak kekurangan. Tidak masalah jika sampai sekarang kita belum mencapai kesuksesan. Suatu saat kita akan sampai pada fase menikmati hasil yang telah diusahakan. Bersyukur atas apa saja yang telah kita raih, dan tetapi bersabar untuk mengusahakan semua hal yang belum terwujud.
Dalam surat Al-Baqarah: 45, Allah memerintahkan kita untuk meminta pertolongan dan tidak melalaikan shalat. Adapun arti ayat Al Baqarah 45 adalah : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.(Al-Baqarah:45)
عَلَى الْخَاشِعِينَ
Artinya : Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."
Surat Al-Baqarah ayat 45 menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan untuk tetap sabar dan sholat sebagai penolong kita menuju surga.
Menurut tafsir Jalalain, mintalah pertolongan dalam menghadapkan urusan atau kesulitan-kesulitanmu dengan bersabar dan menahan diri dari hal-hal yang tidak baik dengan sholat. Khususnya disebutkan di sini untuk menyatakan bagaimana pentingnya sholat.
Diriwayatkan dalam hadist riwayat Abu Dawud, Hudzaifah radhiyallahu 'anhu:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ، صَلَّى
Artinya : dulu jika ada perkara yang menyusahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau mendirikan sholat.
Sholat memberikan banyak keutamaan bagi umat Islam. Berdasarkan hadist riwayat Ahmad, dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan tentang sholat pada suatu hari, kemudian berkata :
Arab: مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا، وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ
Artinya : Siapa saja yang menjaga sholat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan, siapa saja yang tidak menjaga sholat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.
Shalat menjadi cara terbaik untuk mendatangkan jalan keluar, bersujudlah dan rendahkan diri kita dihadapan Allah. Akuilah bahwa kita hamba yang tidak berdaya terhadap apapun, mintalah petunjuk dan ketenangan. Kemudian terimalah bahwa musibah maupun masalah datang sebagai pengingat akan kelalaian kita kepada Allah. Seringkali sebagai hamba Allah kita merasa tinggi hati karena merasa mampu mencari solusi sendiri dan lupa untuk melibatkan Allah. Setelah ketenangan diraih, maka pikiran akan menjadi jernih dan bersabarlah untuk sampai kepada jalan keluar dari setiap masalah.
Syekh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin Rahimahullah berkata, “Adapun salat maka akan menjadi penolong dalam setiap urusan dunia maupun agama, sehingga disebutkan dalam sebuah hadis: “Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mengalami sesuatu masalah serius, beliau segera melakukan salat” (HR. Abu Daud, hasan).
Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar kita tetap bersabar dalam berbagai keadaan :
1. Niat Karena Allah.
Segala sesuatu yang diniatkan karena Allah maka akan mendapatkan ridha-Nya, dengan harapan akan diberi kemudahan, kelancaran dan tentunya kesabaran.
2. Mendekatkan Diri Kepada Allah.
Mendekatkan diri kepada Allah bisa dengan membaca Al-Qur’an ataupun dengan sering berdzikir. Memahami Al-Qur’an mampu membuat kita lebih mengerti bahwa apa yang terjadi dikehidupan kita adalah atas kehendak Allah, sehingga bisa lebih menerima dan bersabar atas segala yang kita peroleh dan harus dijalani. Sedangkan dengan berdzikir hati akan menjadi lebih tenang, pikiran lebih fokus dan bisa membuat keputusan ataupun mencari solusi dengan tepat.
3. Mengambil Hikmah.
Banyak hikmah tersembunyi dari setiap yang kita alami, maka disarankan untuk tidak mengeluh. Tetap ber-husnudzon kepada Allah, tetap meyakini bisa melewati segalanya dengan ijin Allah, berharap iman kita bertambah dan akan diganti dengan yang jauh lebih baik.
Segala sesuatu tentu diharapkan bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan, namun sebagai hamba yang terkait satu sama lain tidak akan mungkin kita hidup tanpa hambatan. Tidak ada hal yang tidak mungkin diraih dengan kesabaran, selama apapun waktu yang dibutuhkan untuk meraih sesuatu tetap jalani dan usahakan. Tidak ada kesuksesan yang tergapai tanpa usaha yang panjang dan persiapan yang teratur.
Kehidupan yang dijalani dengan kesabaran maka akan mendapatkan hasil yang baik, menjadi penguat hati yang utama. Dengan sabar kita bisa menjadi hamba yang tangguh dan selalu dalam bimbingan Allah. Dengan sabar kita bisa menjadi hamba yang berhasil. Maka bersabarlah, karena sabar menempati kedudukan tertinggi dalam iman. Semoga dengan sabar kita termasuk dalam hamba yang mulia dalam pandangan Allah SWT.
KEIKHLASAN DAN KESABARAN
Sabar itu memang tanpa akhir. Sabar harus disertai keikhlasan saat menerima suatu takdir. Berbagai takdir dan tantangan dalam hidup harus disertai dengan kesabaran jika hasil akhirnya belum sesuai harapan padahal sudah melakukan ikhtiar maksimal. Kemudian ikhlas menerima ketentuan tersebut. Dalam ajaran Islam, terdapat keutamaan sikap sabar yang bisa didapatkan oleh orang yang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dimana Allah akan memberikan kemuliaan bagi hamba-Nya yang dapat menghadapi setiap ujian dengan penuh kesabaran. Bukan hanya itu, sikap sabar juga dapat mendorong setiap orang untuk terus bertawakal kepada Allah, berusaha dan berserah diri hanya kepada Allah.
Dalam Islam, seperti dikutip dari buku Ikhlas karya Dr. Umar Sulaiman al-Asygar bahwa ikhlas merupakan satu-satunya tujuan ibadah. Ikhlas adalah ajaran yang menjadi dasar diutusnya semua rasul Allah SWT. Ikhlas adalah inti dakwah para rasul. Para ulama mendefinisikan ikhlas sebagai seluruh ibadah yang diniatkan kepada Allah SWT bukan yang lain. Al Raghib dalam kitabnya Mufradat mengatakan ikhlas adalah menyingkirkan segala sesuatu selain Allah SWT. Sahl ibn Abdullah mengemukakan ikhlas adalah menjadikan seluruh gerak dan diam hanya untuk Allah SWT.
Ada kalanya sesuatu yang diinginkan tidak tercapai, karena diluar batas kemampuan. Manusia bukanlah tanpa cela, jauh dari kesempurnaan karena bukan Malaikat yang selalu benar karena melakukan apa pun atas petunjuk dari langit. Manusia itu adakalanya mendapatkan ujian dari Sang Pencipta. Ujian tersebut tidak selalu berujung pada keberhasilan mengatasinya, terkadang hasil akhirnya tidak sesuai harapan. Saat itulah sabar dan ikhlas menerima ketentuan Sang Pencipta menjadi suatu keharusan.
Sabar dan ikhlas itu bukan pasrah pada keadaan. Akan tetapi, menerima ketentuan Allah SWT bahwa Sang Mencipta belum mengizinkan kita untuk meraihnya karena dianggap belum siap atau belum saatnya mendapatkan keberhasilan tersebut. Allah SWT Mahatahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya, sehingga setiap manusia harus berbaik sangka atas segala keputusan-Nya.
Pada QS. Az-Zumar ayat 10, Allah berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah (Muhammad), Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. (QS. Az-Zumar 39:10).
Jika seseorang mendapatkan suatu takdir atau gagal dalam suatu hal, ikhtiar harus terus kembali dilakukan dengan memperbaiki cara melakukannya. Sebatas apa yang kita lakukan itu benar. Takdir atau kegagalan itu adalah kesuksesan yang tertunda, sehingga sabar dan ikhlas adalah bagian dari siklus penutup setelah takdir atau kegagalan yang Allah SWT ujikan kepada setiap hamba-Nya.
Hal yang perlu diingat bahwa, Allah SWT memberikan otak yang sangat sempurna, akal dan pikiran, serta hati nurani. Maksimalkan potensi itu untuk melakukan yang terbaik pada setiap pilihan hidup kita. Masalah hasil, serahkan pada Sang Penentu yaitu Allah SWT. Jika hasil akhirnya tidak sesuai harapan, maka itulah takdir yang harus dijalani sebagai cobaan hidup. Bijaklah menerimanya, jalani dengan kesabaran dan keikhlasan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menerima ketentuan-Nya.