FILOSOFI TEMBANG DOLANAN MENTHOK-MENTHOK
Tembang merupakan sebagai sarana dakwah para wali-wali (wali songo) kepada anak-anak kecil, dalam mengajarkan budi pekerti, sebagai bekal hidup, antara sesama manusia dan manusia dengan Tuhan (Hablum Minallah Wa Hablum Minannas), agar pada masa dewasa, anak-anak kecil (sinom) bisa hidup di terima dengan baik di lingkungan masyarakat dan meninggal dengan sempurna saat yaumul akhir (menghadap Gusti Allah SWT).
Tembang dolanan adalah tembang yang sering dinyanyikan anak-anak saat sedang bermain. Ada berbagai macam tembang dolanan, mulai dari yang khusus untuk mengiringi jenis permainan dan ada juga yang dinyanyikan tanpa melakukan permainan.
Tembang dolanan tidak hanya berfungsi sebagai lagu anak-anak, tetapi sebagai media untuk bersosialisasi dan hiburan. Sebab, salah satu ciri menarik dari tembang dolanan adalah makna tersirat yang berisi pesan-pesan moral dalam lirik lagu yang penting untuk membentuk karakter generasi muda.
Berikut adalah pengertian tembang dolanan :
1. Tembang dolanan adalah puisi yang sifatnya nyanyian, dialami, dan dihayati bersama-sama.
2. Tembang dolanan adalah salah satu bentuk folklor yang memuat lagu dan kata-kata secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, bentuknya tradisional dan memiliki bermacam-macam variasi.
3. Tembang dolanan terdapat banyak nilai dengan makna tersirat, yakni berisi pesan moral yang penting bagi anak-anak untuk memiliki sifat yang baik, mengutamakan kebersamaan, tidak sombong, tidak malas, rukun terhadap sesama, dan senang membantu orang lain.
SIFAT TEMBANG DOLANAN
Tembang dolanan anak memiliki sifat didaktis dan sosial. Sifat didaktis artinya lagu tersebut mengandung makna tersirat, sama halnya dengan keahlian orang Jawa yang menyampaikan pesan dalam bentuk perumpamaan. Sedangkan tembang dolanan yang sifatnya sosial artinya lagu dolanan memiliki hubungan sosial dan memupuk tumbuhnya sifat toleransi antar sesama.
Itulah sebabnya, tembang dolanan Jawa mengandung nilai karakter yang cocok diterapkan anak-anak sekolah dasar. Sebagian makna dan artinya merujuk pada nilai religius, kepemimpinan, bertanggung jawab, nasionalisme, dan nilai-nilai baik lainnya.
LIRIK TEMBANG MENTHOK-MENTHOK
Menthok-menthok tak kandhani
Mung solahmu angisin-isini
Bokya aja ndheprok
Ana kandhang wae
Enak-enak ngorok
Ora nyambut gawe
Methok-menthok
Mung lakumu megal-megol gawe guyu
Terjemahannya :
Menthok-menthok saya nasehati
Hanya perilakumu yang memalukan
Jangan hanya diam dan duduk
Di kandang saja
Enak-enak mendengkur
Tidak bekerja
Menthok-menthok
Hanya jalanmu meggoyangkan pantat membuat orang tertawa
Filosofinya :
Dalam lirik tembang dolanan Menthok-menthok’ mengandung makna instropeksi diri. Sebagai umat manusia tidak boleh menyombongkan diri, karena sesungguhnya semua yang ada di dunia ini diciptakan Allah dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Sebaiknya kita berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak malas, tidak suka tidur (karena orang suka tidur badannya akan lemas, otot kaku, mudah terkena penyakit, rezekinya tidak lancar dll) dan selalu berbuat baik terhadap sesama. Dalam syair tembang dolanan tersebut yang diibaratkan menthok, meskipun dia itu pemalas, bersifat jahat, dan suka tidur, tetapi dia masih mempunyai sifat baik dan berguna baik orang lain yaitu menghibur dan membuat orang lain tertawa.
MAKSUD TEMBANG MENTHOK-MENTHOK
Maksud tembang Menthok-menthok dalam terjemahan Bahasa Indonesia
Menthok, menthok, sini kuberitahu nasehat
Perilakumu memalukan
Jangan cuma diam, duduk, dan di kandang saja
Hobinya mendengkur dan tidak bekerja
Menthok, menthok, caramu berjalan sambil menggoyangkan pantat
Membuat orang tertawa.
Maksudnya :
Tembang dolanan anak berjudul Menthok-menthok mengandung nilai pentingnya sikap rendah hati dan introspeksi diri. Jangan bermalas-malasan dan harus berusaha.
MAKNA HARFIAH TEMBANG MENTHOK-MENTHOK
Secara harfiah, karakter mempunyai makna psikologis atau sifat kejiwaan karena terkait dengan kepribadian, akhlak, tabiat, watak, sifat kualitas yang membedakan seseorang dengan orang lainnya. Pendidikan karakter adalah usaha sadar dalam pembentukan serangkaian sikap, perilaku, motivasi, aspek perasaan, ketrampilan, dan kebiasaan anak yang sesuai dengan kaidah moral baik yang terdiri dari mengetahui kebaikan, mencintai atau menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan. Ada sembilan pilar karakter, yang penting untuk ditanamkan dalam pembentukan kepribadian anak.
NILAI PILAR KEARIFAN LOKAL
Berbagai pilar karakter tersebut sejalan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai luhur universal, meliputi :
1. Cinta kepada Tuhan dan alam semesta beserta isinya.
2. Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian.
3. Kejujuran.
4. Hormat dan sopan santun.
5. Kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama.
6. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah.
7. Keadilan dan kepemimpinan.
8. Baik dan rendah hati.
9. Toleransi, cinta damai, dan persatuan.
NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TEMBANG DOLANAN MENTHOK-MENTHOK
Penanaman pendidikan akhlak pada anak merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai pondasi utama mereka menjalani kehidupan bermasyarakat, Upaya pembentukan akhlak mulia pada anak dapat dilakukan melalui penanaman pendidikan Islam. Anak menyukai belajar dengan metode yang menyenangkan dan tidak membosankan serta sesuai dengan dunianya, yaitu dengan metode belajar sambil bernyanyi dan bermain. Maka dari itu tembang dolanan merupakan salah satu media yang dapat digunakan anak untuk belajar. Tembang Menthokmenthok dan merupakan tembang yang masih sering dinyanyikan oleh anak, pada tembang tersebut sarat akan nilai-nilai pendidikan Islam yang dapat dipelajari oleh anak. yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana makna lirik tembang Menthok-menthok dan nilai pendidikan apa saja yang terdapat dalam tembang Menthok-menthok tersebut.
Bahwa lirik tembang Menthok-menthok mengandung makna nasihat agar senantiasa memelihara rasa malu, nasihat menghindari rasa malas, nasihat untuk bekerja, nasihat agar dapat melihat segala sesuatu secara utuh, dan nasihat toleransi. Tembang Menthok-menthok mengandung nilai ḥulūqiyah dan ‘amaliyyah.
KETERANGAN HUKUM I'TIQADIYAH, HUKUM KHULUQIAH DAN HUKUM AMALIYYAH
Sebagai sumber utama hukum dalam agama Islam, Al-Qur'an memiliki kandungan yang sangat lengkap tentang semua permasalah yang ada di dunia ini. Namun, harus di sadari bahwa kemampuan kita yang terbatas terkadang belum bisa memahami dengan benar apa yang di maksud dalam ayat yang terkandung dalam Al-Qur'an tersebut. Dikarenakan sebagian dari ayat-ayat Al Quran bersifat global atau umum sehingga kita menjadi bingung sendiri.
Didalam Al-Qur'an sendiri terkandung hukum-hukum I’tiqadiyah, hukum Khuluqiyah dan hukum Amaliyah :
1. Hukum I'tiqadiyah.
Hukum I'tiqadiyah adalah hukum yang berisi tentang hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara dalam beramal. Misalnya tentang I’tiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah Subhanahu Wata'ala dan kewajiban untuk beribadah kepadaNya, dan juga beri’tiqad terhadap rukun-rukun iman yang lain. Hal tersebut dikatakan sebagai ashliyah (pokok agama).
2. Hukum Khuluqiyah.
Hukum Khuluqiyah adalah hukum yang berhubungan dengan apa yang diwajibkan kepada seorang mukallaf, seperti meningkatkan moral, budi pekerti, adab, sopan santun, dan menjauhkan diri dari sikap dan perbuatan yang tercela.
3. Hukum Amaliyah.
Sementara hukum Amaliyah adalah hukum tentang segala apa yang berhubungan dengan tata cara dalam beramal, misalnya tata cara mengerjakan shalat, zakat, puasa dan seluruh hukum-hukum amaliyah yang lainnya. Bagian ini disebut sebagai far’iyah (cabang agama), karena itu dibangun di atas I’tiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah yang kita kerjakan akan sangat tergantung dari benar dan tidaknya I’tiqadiyah tersebut.
Hukum Amaliyah ini di bagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Hukum Ibadat, yakni hukum amaliyah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan
2. Hukum muamalat, yakni hukum amaliyah yang mengatur tentang hubungan seorang mukallaf antara yang satu dengan lainnya.
Maka sebuah akidah yang benar adalah fundamental untuk bangunan sebuah agama dan merupakan salah satu dari syarat sahnya amal yang kita lakukan.
Allah Subhanahu Wata'ala telah berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat ke110, yaitu sebagai berikut :
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Kemudian firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam surah A-Zumar ayat 65 sebagai berikut :
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65).
Dan firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam surah Az-Zumar ayat 2 dan 3, berikut ini :
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
2. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
3. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS. Az-Zumar: 2-3).
Ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki kandungan makna seperti di atas jumlahnya banyak, dimana ayat - ayat tersebut menunjukkan bahwa segala amal tidak akan diterima jika tidak bersih dari perbuatab syirik. Oleh karena itu, maka perhatian Nabi SAW yang pertama kali adalah tentang akidah. Dan hal pertama yang diserukan oleh para Nabi dan Rasul Allah SWT kepada kaumnya adalah untuk menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukannya dengan segala sesuatu selain DIA.
Sebagaimana firman Allah Subhannahu Wata’ala dalam surah An-Nahl ayat ke 36 di bawah ini :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (An-Nahl: 36).
Dan juga firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam surah Al-A'raf ayat 59, 65, 73 dan 85 berikut ini :
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
59. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya". Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).
65. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"
73. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih".
85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".