MEMELIHARA KUCING MENDAPAT PAHALA DAN RAHMAT DI HARI AKHIR
Umat muslim diperintahkan untuk senantiasa menyayangi dan mencintai makhluk ciptaan Allah SWT, bukan hanya manusia melainkan juga terhadap hewan, termasuk kucing. Sebagaimana yang tertulis dalam hadis berikut :
“Barangsiapa menyayangi meskipun terhadap hewan sembelihan, niscaya Allah akan merahmatinya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari).
Di antara banyak hewan di dunia, Rasulullah SAW sangat menyukai kucing. Suatu hari, kucing-kucing itu tidur dalam jubah yang akan dipakai Nabi untuk sholat. Tapi dia memilih memakai jubah lain agar kucingnya tidak dibangunkan.
Kucing adalah hewan yang sangat bersih dan murni. Menurut riwayat-riwayat shahih, seseorang boleh berwudhu untuk shalat dengan air yang sama dengan air yang diminum kucing. Dengan syarat tidak ada kotoran yang terlihat pada mulut kucing.
Manfaat Memelihara Kucing Menurut Islam :
1. Mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Kucing adalah salah satu hewan yang disayangi Rasulullah, sehingga Allah SWT pun menyayanginya. Barangsiapa memberi makan kucing dan merawatnya dengan baik, dia melakukan perbuatan baik dan dengan demikian dia akan diberi pahala oleh Allah SWT.
2. Menumbuhkan rasa empati.
Memiliki hewan peliharaan seperti kucing dapat menumbuhkan rasa empati yang tinggi. Ketika memiliki hewan peliharaan, seseorang akan mencoba untuk mengerti apa yang dirasakan hewan tersebut. Maka, ketika seseorang telah berempati terhadap hewan, tentu akan memiliki rasa empati kepada sesama.
3. Diampuni dosanya.
Hal ini diceritakan dalam sebuah riwayat hadist :
“Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan mengambil air dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu maka dosanya diampuni.” (HR. Bukhari)
Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa seseorang yang memelihara hewan dengan sepenuh hati, Allah SWT akan mengampuni dosanya karena telah merawat dan mencintai hewan-hewan tersebut.
4. Merupakan sedekah.
Umat muslim sangat dianjurkan untuk memelihara, memberi makan dan juga minum pada hewan seperti kucing khususnya saat hewan tersebut sedang lapar dan haus dan menjadikan dosa apabila ditelantarkan begitu saja.
Jika kita memelihara kucing, maka sudah dijadikan sedekah bagi orang tersebut.
“Pada setiap sedekah terhadap mahluk yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup) akan mendapatkan pahala Seorang muslim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, Manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah” (Bukhari, Muslim).
5. Disayangi penghuni langit.
Di dalam sebuah hadis yang sudah diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang penyayang maka juga akan disayangi oleh Allah. Sayangilah makhluk Allah yang ada di muka bumi, maka niscaya juga akan disayangi penghuni langit."
Untuk itu dianjurkan untuk menyayangi dan mengasihi hewan peliharaan dan dilarang untuk menyakiti ataupun menyiksanya.
6. Memberi kebaikan hingga hari kiamat.
Seseorang yang memelihara kucing ataupun hewan lainnya, sebagaimana disyariatkan Allah dengan penuh iman dan meyakini akan kebaikan yang diberikan oleh Allah SWT. Maka kebaikan yang sudah diberikan kepada kucing itu seperti memberinya makan juga membersihkan kotorannya, semoga kelak akan dihitung sebagai amal kebaikan di hari kiamat.
MANFAAT DAN HUKUMNYA MEMELIHARA KUCING MENURUT ISLAM
Kucing adalah hewan yang lucu, mudah dipelihara, dan menjadi primadona bagi banyak orang. Kucing sangat umum di kalangan umat Islam.
Domestikasi kucing liar pertama diperkirakan pertama kali terjadi di Mesopotamia, lebih dari 100.000 tahun yang lalu. Kucing liar akan membunuh dan memakan hama yang akan merusak pertanian pemukiman, sehingga manusia secara alami mewakili sumber makanan dan akhirnya persahabatan saat mereka dijinakkan.
Di antara banyak hewan di dunia, Nabi SAW sangat menyukai kucing. Suatu hari, kucing-kucing itu tidur dalam jubah yang akan dipakai Nabi untuk shalat. Tapi dia memilih memakai jubah lain agar kucingnya tidak dibangunkan. Melihat Nabi (saw) bahkan memiliki kucing sendiri, pasti banyak manfaat memiliki kucing dalam Islam. Apalagi kucing adalah hewan yang bersih dan Nabi tidak keberatan meminumnya dari gelas yang sama dengannya.
Hukum memelihara kucing dalam Islam dan berbagai kisah kucing dalam Islam :
Nabi Muhammad dan Kucing dalam Islam.
Kecintaan Nabi Muhammad terhadap kucing tersampaikan dalam haditsnya: “Kasih sayang terhadap kucing adalah sebagian dari iman” (Maqasid al-Hasanah, al-Sakhawi).
Jadi, mencintai kucing adalah tanda seseorang beriman. Ketika Nabi Muhammad menemukan seekor kucing Abyssinian hitam-putih menyusui anak kucingnya selama kampanye Uhud, dia mengubah arah tentaranya.
Dalam perjalanan kembali, dia mengadopsi kucing ini dan memberinya nama Muezza. Suatu hari, dia sedikit memiringkan cangkirnya agar kucing yang lewat bisa minum air.
Seorang sahabat Nabi Muhammad diberi nama Abu Hurairah, yang berarti bapak kucing. Abu Hurairah diberi nama ini karena kemanapun dia pergi, dia selalu membawa kucing.
Bahkan dikatakan di antara orang-orang bahwa Nabi Muhammad mengelus punggung kucing karena mencekik ular yang akan menyakiti seseorang dan itulah sebabnya kucing mendarat dengan empat kaki dan bukan di punggungnya.
Kucing adalah hewan yang sangat bersih dan murni sehingga mereka adalah “salah satu dari mereka yang berkeliaran di antara kita” (Nabi Muhammad SAW).
Menurut riwayat-riwayat shahih, seseorang boleh berwudhu untuk shalat dengan air yang sama dengan air yang diminum kucing. Namun, asalkan tidak ada kotoran yang terlihat di mulut kucing.
HAL-HAL YANG DIAJARKAN ISLAM KEPADA PEMILIK KUCING
1. Julukan Pir Asad, salah satu khalifah Rumi yang terkenal karena kecintaannya pada kucing, dijuluki "Sultan Pisili" (Sultan dengan Kucing). Ketika kucing kesayangannya mati, dia menguburnya tepat di dekat kakinya.
Mereka mengatakan bahwa ketika Ahmed Rufah, salah satu tetua, sedang duduk, kucingnya datang dan tertidur di lengan jubahnya. Ketika waktu salat Jumat tiba, dia tidak ingin mengganggu kucing itu, jadi dia memotong lengan bajunya alih-alih membangunkannya.
Muslim sepenuhnya bebas untuk hidup dengan kucing, namun mereka harus memperlakukan kucing dengan baik. Kucing harus diberi makanan, air, dan waktu jelajah yang cukup.
2. Mereka harus diberikan kebebasan bergerak. Karena betapa disayang dan dicintainya kucing dalam Islam, perlakuan buruk terhadap hewan ini dianggap sebagai dosa serius.
Al-Bukhari menuliskan sebuah hadits tentang seorang wanita yang mengunci kucingnya, menolak untuk memberinya makan. Nabi berkata bahwa “hukumannya pada Hari Pembalasan adalah siksaan dan Neraka.”
“Sungguh, ada hadiah surgawi untuk setiap kebaikan yang dilakukan terhadap hewan hidup.” (Nabi Muhammad).
3. Pada akhirnya, kucing membawa banyak berkah ke dalam rumah. Banyak Muslim modern mengakui hal ini dan mengambil petunjuk dari Nabi. Namun, bukan rahasia lagi bahwa perlakuan buruk terhadap hewan peliharaan adalah hal biasa saat ini, tetapi mari kita semua mengingat tindakan Nabi dan meniru mereka. Demikian juga, Islam mengajarkan umat Islam bahwa kucing tidak boleh dijual untuk uang atau ditukar dengan barang.
4. Manfaat Memelihara Kucing.
Mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Kucing adalah salah satu hewan yang disayangi Rasulullah, sehingga Allah SWT pun menyayanginya. Barangsiapa memberi makan kucing dan merawatnya dengan baik, dia melakukan perbuatan baik dan dengan demikian, dia akan diberi pahala oleh Allah SWT.
5. Memiliki penjaga di rumah.
Anjing dilarang dipelihara di dalam rumah karena penuh dengan najs. Meskipun anjing adalah hewan yang berguna sebagai penjaga rumah, umat Islam tidak boleh memilikinya. Namun, kucing telah dapat digunakan untuk menjaga rumah sebagai gantinya.
6. Berbuat baik karena Allah SWT.
“Orang-orang yang baik dan perhatian kepada makhluk Allah, Allah melimpahkan kebaikan dan kasih sayang-Nya kepada mereka. Perlihatkan kebaikan kepada makhluk di bumi agar Allah berbaik hati kepadamu.” (Abu Dawud dan Tirmidzi).
KEUTAMAAN MEMELIHARA KUCING MENURUT ISLAM (1)
Islam mengajarkan umatnya untuk saling menyayangi sesama makhluk hidup, tak terkecuali hewan dan tumbuhan. Salah satu hewan yang sering dijumpai dan banyak orang suka adalah kucing.
Selain karena memiliki tingkah yang lucu dan menggemaskan, hukum memelihara kucing dalam islam juga diperbolehkan, bahkan Nabi Muhammad SAW juga pernah memeliharanya.
Berikut merupaka keutamaan memelihara kucing dalam perspektif Islam :
1. Mendapat Rahmat Dari Allah SWT.
Salah satu tujuan seseorang beribadah kepada Allah SWT adalah untuk mendapatkan rahmat-Nya. Dan rahmat Allah SWT juga dapat diberikan kepada orang yang suka menyayangi hewan seperti kucing. Hal ini seperti apa yang telah diterangkan dalam sebuah hadist, yang artinya :
“Barang siapa yang menyayangi hewan peliharaan meskipun hewan itu akan disembelih, maka Allah SWT akan merahmatinya di hari kiamat,” (HR Bukhari).
Dalam hadist itu menjelaskan pentingnya untuk menyayangi hewan peliharaan, salah satunya adalah kucing. Memeliharanya dengan baik dan menyayanginya dapat mendatangkan pahala bagi pemeliharanya, dan rahmat dari Allah SWT jika di kehendaki oleh-Nya.
2. Dapat Diampuni Dosanya.
Seseorang yang suka memelihara hewan seperti kucing ternyata dapat menjadi wasilah diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Hal ini sebagamainama sabda Rasulullah SAW, yang artinya :
“Seorang Wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan. Lalu Wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan mengambil air dari sumur (lalu meminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatan itu maka dosanya diampuni,” (HR Bukhari).
3. Bernilai Sedekah Bagi yang Suka Memeliharanya.
Sedekah tidak hanya dapat diberikan ke sesama manusia, namun juga kepada makhluk hidup lain seperti kucing. Hal itu karena saat ia memberi makan, minum, dan kasih sayang kepada hewan itu, maka disaat itulah apa yang ia lakukan bernilai sebagai sedekah. Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa.
“Pada setiap sedekah kepada makhluk yang memiliki hati yang hidup maka akan mendapat pahala kebaikan. Seorang muslim yang menanam tumbuh-tumbuhan kemudian dimakan oleh manusia, burung-burung, atau binatang maka baginya sedekah,” (HR Bukhari dan Muslim).
4. Menumbuhkan Rasa Empati.
Memelihara hewan seperti kucing juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa empati. Ketika memiliki peliharaan, seseorang akan mencoba mengerti apa yang dirasakan oleh hewan tersebut. Sehingga jika seseorang dapat berempati terhadap hewan, juga akan memiliki rasa empati terhadap sesama manusia.
5. Memberinya Kebaikan Hingga Hari Kiamat.
Seseorang yang memelihara kucing ataupun hewan lainnya, sebagaimana disyariatkan Allah dengan penuh iman dan meyakini akan kebaikan yang diberikan oleh Allah SWT. Maka kebaikan yang sudah diberikan kepada kucing itu seperti memberinya makan juga membersihkan kotorannya, semoga kelak akan dihitung sebagai amal kebaikan di hari kiamat.
KEUTAMAAN MEMELIHARA KUCING MENURUT ISLAM (2)
Banyak orang menyayangi kucing bahkan memeliharanya di rumah. Hewan lucu berbulu yang memiliki karakteristik manja dan tingkah menggemaskan ini memang salah satu peliharaan favorit.
Kucing telah membaur dengan manusia sejak sekitar 3.500 tahun lalu dan menjadi teman dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam Islam, kucing juga memiliki kedudukan yang istimewa. Apalagi Rasulullah SAW juga begitu menyayangi kucing.
Umat muslim diajarkan untuk menyayangi dan mencintai makhluk ciptaan Allah SWT, bukan hanya manusia melainkan juga terhadap hewan.
Seperti tertulis dalam sebuah hadis berikut :
"Barangsiapa menyayangi meskipun terhadap hewan sembelihan, niscaya Allah akan merahmatinya pada hari kiamat." (HR. Bukhari)
Adapun memelihara kucing memiliki keutamaan :
1. Rahmat dari Allah SWT.
Allah akan memberikan rahmat pada umatnya pada hari kiamat yang senantiasa menyayangi hewan meskipun hewan tersebut adalah hewan sembelih. Jika hewan sembelih saja disayangi, maka hewan peliharaan seperti kucing pun lebih utama untuk disayangi.
2. Menjadi Sedekah.
Memelihara kucing dan merawatnya dengan baik, menyediakan makanan yang layak, menjaga kesehatannya sama dengan pahala bersedekah.
Dalam sebuah hadist diriwayatkan, "Pada setiap sedekah terhadap makhluk yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup) akan mendapatkan pahala kebaikan. Seorang musllim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Diampuni Dosa.
Sebuah hadist menerangkan, "Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan diambilnya air dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu dosanya diampuni". (HR. Bukhari)
4. Disayangi Penghuni Langit.
Di dalam sebuah hadits yang sudah diriwayatkan oleh Musli, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang penyayang maka juga akan disayangi oleh Allah. Sayangilah makhluk Allah yang ada di muka bumi, maka niscaya juga akan disayangi penghuni langit.
Untuk itu dianjurkan untuk menyayangi dan mengasihi hewan peliharaan dan dilarang untuk menyakiti ataupun menyiksanya.
KEISTIMEWAAN KUCING DALAM ISLAM
Hewan peliharaan yang imut dan lucu satu ini memiliki keistimewaan dalam islam, bermula dari sejarahnya dalam islam, dikutip dari, quranhadist.com sebuah Tafsir Ibnu Katsir, ( Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir, Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kami Abdullah Ibnu saleh (juru tulis Al-Lais), telah menceritakan kepadaku Al-Lais, telah menceritakan kepadaku Hisyam ibnu Sa’d, dari Zaid Ibnu Aslam, dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW. Pernah Bersabda : setelah Nuh membawa serta ke dalam perahunya dari setiap makhluk satu jodoh , teman-temannya berkata, “ Bagaimana ternak-ternak itu dapat tenang bila mereka tinggal bersama Singa?”, maka ALLAH menimpakan penyakit demam pada Singa, dan penyakit demam itu adalah penyakit demam yang mula-mula ada di bumi. Kemudian mereka mengadu tentang Tikus, mereka berkata, “ Binatang perusak ini telah membuat makanan dan barang barang kami menjadi rusak”. Maka ALLAH memerintahkan kepada singa untuk bersin. Lalu bersinlah singa itu, dan keluarlah darinya kucing, maka tikus-tikus itu bersembunyi dari kucing(karena takut padanya).
Bahkan kucingpun mampu menghubungkan surga atau neraka bagi pihak tertentu, dikutip dari Republika, dari Ibnu Umar RA, Nabi Muhammad SAW sempat bersabda, “Ada seseorang perempuan yang masuk ke dalam neraka karena perkara seekor kucing.(kucing) itu di ikat (sampai mati). Dia tidak memberi makan. Tidak pula membiarkannya lepas sehingga bisa mencari makan sendiri, (sekalipun) serangga-serangga di tanah (HR.Bukhari Muslim).
Kucing merupakan hewan yang bersih bahkan telah di teliti air liur kucing pun lebih bersih dari lirnya anak bayi. Dalam islam kucing adalah hewan yang bersih dan terbebas dari najis dengan demikian kucing di izinkan masuk ke dalam rumah bhkan masuk ke dalam masjid , bahkan Masjidil Haram sekalipun. Dalam sebuah Hadist “ Kucing itu tidaklah najis. Sesungguhnya kucing merupakan hewan yang sering kita jumpai dan berada di sekeliling kita” (HR. Tirmidzi).
Bahkan air bekas minum kucing pun tetap suci dan bisa di gunakan untuk berwudhu sesuai hadist : “Ketika Nabi Muhammad akan berwudhu dihampiri oleh seekor kucing dan kucing tersebut minum di bejana tempat beliau wudhu. Nabi berhenti hingga kucing tersebut selesai minum lalu berwudhu”. (HR Muslim).
Kucing menjadi najis ketika terlihat ada darah, air kencingnya, kotorannya maka menjadi najis.
Imam Nawawi menjelaskan :
“Jika kucing ini pergi kemudian datang dan meminum air, maka kita yakin bahwa air tersebut adalah suci dan kita meragukan najisnya mulut kucing, maka sisa air yang dijilat oleh kucing tersebut tidak najis. (Kecuali) bila kucing yang mulutnya masih ada darahnya tadi tidak pergi dan menjilat air maka dihukumi najis secara pasti.” (Al-Majmu’ 1/171).
Bahkan Nabi Muhammad SAW pun mempunyai hewan kesayangannya dari unta sampai kucing,
Rasulullah merawat dengan penuh kasih sayang. Kucing Rasulullah SAW memiliki kucing kesayangan bernama Mueeza merupakan kucing yang di pelihara Rasulullah selama pertempuran Uhud.
Mueeza kerap di gendong dan di pangku sambil di elus badannya oleh Rasulullah SAW. Salag satu yang paling di sukai Rasulullah adalah saat Mueeza mengeong di kala adzan seolah oleh sedang menjawab panggilan Sholat.
TENTANG KUCING
Kucing disebut juga kucing domestik atau kucing rumah adalah sejenis mamalia karnivora dari keluarga Felidae. Kata kucing biasanya merujuk kepada kucing yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga bisa merujuk kepada kucing besar seperti singa dan harimau yang juga termasuk jenis kucing.
Felidae adalah familia mamalia dalam ordo Carnivora, dalam bahasa sehari-hari sering disebut kucing, dan merupakan sebuah klad. Anggota keluarga ini juga disebut felid .
Istilah kucing mengacu pada angggota felidae secara umum dan secara khusus untuk menyebut kucing peliharaan (Felis catus).
Spesies Felidae menunjukkan pola bulu yang paling beragam dari semua karnivora darat. Kucing memiliki cakar yang dapat ditarik, tubuh berotot ramping dan kaki depan fleksibel yang kuat. Struktur gigi dan otot wajah mereka memungkinkan mereka memiliki gigitan yang kuat. Semua Felidae adalah karnivora obligat, dan sebagian besar merupakan predator penyendiri yang menyergap atau mengintai mangsanya. Kucing liar banyak dijumpai di Afrika, Eropa, Asia dan Amerika. Beberapa spesies kucing liar beradaptasi dengan habitat hutan, lingkungan kering, lahan basah, serta daerah pegunungan. Pola aktivitas mereka berkisar dari nokturnal dan krepuskular hingga diurnal, tergantung pada spesies mangsa yang mereka sukai.
SEJARAH KUCING MENJADI HEWAN PELIHARAAN MANUSIA
Ucapan ini boleh jadi 'benar adanya, sebab saat ini kucing menjadi salah satu hewan yang benar-benar digandrungi di seluruh dunia. Bahkan, ada anggapan kalau kucing adalah majikan sementara kita adalah peliharaan bagi mereka.
Selain anjing, hewan ini menjadi salah satu peliharaan terpopuler di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Mungkin kamu punya kerabat yang memiliki hewan lucu berbulu ini di rumah atau malah kamu sendiri yang memeliharanya?
Memang pecinta kucing ada banyak sekali di Indonesia. Baik kucing ras maupun kucing kampung, semuanya menjadi favorit orang-orang. Dengan sifatnya yang jinak, penurut, lucu, dan menggemaskan, wajar saja bila hewan ini jadi pilihan sebagai peliharaan. Apalagi kucing juga termasuk hewan yang mudah untuk dirawat.
Tapi, pernahkah terpikirkan mengenai bagaimana awal mula hewan ini bisa menjadi dekat dengan kehidupan manusia?
Sebagai pecinta kucing, tentu kamu harus mengetahui bagaimana sejarah panjang si kecil berbulu ini menjadi teman dalam peradaban manusia. Bahkan, tahukah kamu kalau kucing ini juga sempat dianggap hewan suci yang setara dengan dewa oleh bangsa Mesir.
Secara ilmiah, kucing disebut sebagai Felis silvestris catus atau Felis catus. Inilah jenis yang sekarang menjadi pilihan sebagai hewan peliharaan. Karena termasuk ke dalam keluarga Felidae, kucing juga masih tergolong kerabat dengan macan, harimau, singa, hingga jaguar.
Para ahli menyebutkan bila domestikasi atau awal mula kucing menjadi peliharaan manusia ini bermula di daerah Timur Tengah, khususnya di daerah bulan sabit subur (fertile crescent). Spesies awal yang menjadi peliharaan diperkirakan adalah kucing liar afrika (Felislybica). Bisa dikatakan kalau hewan inilah yang menjadi nenek moyang kucing rumahan yang ada pada saat ini.
Domestikasi kucing ini tidak terlepas dari aktivitas manusia yang dulu kerap bercocok tanam. Yang mana, kucing dimanfaatkan sebagai hewan penjaga hama. Mengingat pada masa tersebut, wilayah bulan sabit subur juga menjadi awal dari munculnya masyarkat pertanian.
Bukti arkeologis mengenai kucing ini cukup banyak ditemui dan kebanyakan juga berasal dari daerah tersebut. Bahkan, sebagaimana tertulis dalam jurnal penelitian Science di situs tersebut, spekulasi dari peneliti menyebutkan bila proses domestikasi ini sudah dimulai sejak 12.000 tahun yang lalu.
Dulu, Mesir dianggap sebagai tempat dari awal mula domestikasi kucing, tepatnya sekitar 3600 tahun yang lalu. Selain itu, kucing adalah hewan yang sangat dihargai di negara ini. Tentunya kamu sudah tahu kan bila Sphinx yang berada dekat Piramida Giza memiliki bentuk kucing. Bahkan, bangsa Mesir kuno juga punya dewi yang juga memiliki rupa kucing, yaitu Dewi Bastet.
Namun anggapan tentang Mesir sebagai awal mula domestikasi ini berubah setelah ada penemuan kerangka kucing yang ditemukan di Pulau Siprus dengan usia 9.500 tahun. Hal ini sebagaimana tertulis dalam sebuah penelitian berjudul The Taming of The Cat yang dipublikasikan oleh Scientific American.
Uniknya, kerangka kucing ini ditemukan terkubur bersama dengan kerangka manusia. Ini mengindikasikan bila sejak saat itu, kucing sudah menjadi sahabat manusia jauh sebelum peradaban bangsa Mesir Kuno.
Hal yang tak kalah menarik, Siprus juga sebenarnya bukanlah asal dari kucing tersebut. Artinya, kucing tersebut kemungkinan dibawa menggunakan kapal dari wilayah Syam atau Levant.
Tidak cuma oleh bangsa Mesir kuno, dalam sejarah di berbagai peradaban, kucing juga menjadi salah satu hewan yang sangat dihargai.
Di Eropa, bangsa Romawi menganggap kucing sebagai simbol kebebasan. Bergeser ke benua Asia, kucing juga punya anggapan sebagai simbol keberuntungan di Tiongkok.
Seperti cerita mengenai kucing yang ada di Siprus, jawabannya adalah dengan dibawa oleh manusia.
Pada saat itu kucing sangat populer sebagai pengusir hama, tren ini mulai menyebar ke utara Turki, tepatnya oleh orang-orang Rumania dan Bulgaria.
Kemudian, orang Viking dan Romawi juga tertarik dengan hewan berbulu ini. Mereka pun akhirnya memanfaatkan kucing sebagai pengusir hama yang ditempatkan di geladak kapal. Dari sinilah, gelombang kepopuleran kucing semakin tersebut semakin besar hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Hal ini juga semakin diperkuat dengan sebuah penelitian dari Claudio Ottoni dari University of Rome. Hasil penelitiannya menyebutkan kalau DNA kucing purba kerap ditemukan di berbagai kota pelabuhan di seluruh dunia.