SUKU AZTEC
Piramida Teotihuacan adalah salah satu yang terbesar dari jenisnya di Amerika. Teotihuacanos kuno membangun Piramida Matahari dan Piramida Bulan pada tahun 100 M, berabad-abad sebelum suku Aztec tiba di Teotihuacan. Keajaiban ini masih berdiri di ketinggian yang luar biasa masing-masing sekitar 65 meter (213 kaki) dan 43 meter (141 kaki).
Asal usul legendaris orang Aztec membuat mereka bermigrasi dari tanah air yang disebut Aztlan ke tempat yang akan menjadi Meksiko modern. Meskipun tidak jelas di mana Aztlan berada, sejumlah sarjana percaya bahwa Mexica seperti yang disebut oleh Aztec bermigrasi ke selatan ke Meksiko tengah pada abad ke-13.
Pendirian Tenochtitlan di Mexica berada di bawah arahan dari dewa pelindung mereka Huitzilopochtli, menurut legenda. Legenda menceritakan bahwa Huitzilopochtli mengatakan kepada mereka untuk menemukan pemukiman mereka di tempat elang raksasa makan ular bertengger di kaktus. Pemukiman ini, di wilayah Mesoamerika yang disebut Anáhuac yang terletak di sekelompok lima danau yang terhubung, menjadi Tenochtitlan. Para arkeolog memperkirakan berdirinya Tenochtitlan pada tahun 1325 M.
Pada awalnya, Mexica di Tenochtitlan adalah salah satu dari sejumlah negara kota kecil di wilayah tersebut. Mereka tunduk pada Tepanec, yang ibu kotanya adalah Azcapotzalco, dan harus membayar upeti kepada mereka. Pada 1428, Mexica bersekutu dengan dua kota lain Texcoco dan Tlacopan. Mereka membentuk Aliansi Tiga Aztec dan mampu memenangkan pertempuran untuk kontrol regional, mengumpulkan upeti dari negara-negara yang ditaklukkan.
Kunci kebangkitan Tenochtitlan adalah sistem pertanian yang memungkinkan untuk memberi makan penduduk. Chinampas, pulau-pulau kecil buatan yang dibuat di atas permukaan air, adalah salah satu fitur dari sistem tersebut. Pencatatan penting untuk melacak upeti. Dua teks piktografik yang selamat dari kehancuran Spanyol Matricula de tributos dan Codex Mendoza mencatat upeti yang dibayarkan kepada suku Aztec. Kodeks juga merekam praktik keagamaan.
Kalender ritual 260 hari digunakan oleh pendeta Aztec untuk ramalan, di samping kalender matahari 365 hari. Di kuil pusat mereka di Tenochtitlan, Templo Mayor, suku Aztec mempraktikkan pertumpahan darah (mempersembahkan darah sendiri) dan pengorbanan manusia sebagai bagian dari praktik keagamaan mereka. Reaksi Spanyol terhadap praktik keagamaan Aztec diyakini sebagian bertanggung jawab atas kekerasan penaklukan Spanyol.
Orang Spanyol, yang dipimpin oleh penakluk Hernando Cortés, tiba di tempat yang sekarang disebut Meksiko pada tahun 1519. Mereka mencari emas, dan hadiah dari penguasa Mexica, Motecuhzoma, membuktikan bahwa ada emas. Setibanya di Tenochtitlan, Cortés menahan Motecuhzoma dan berusaha untuk memerintah atas namanya, tetapi ini tidak berjalan dengan baik, dan Cortés melarikan diri dari kota pada bulan Juni 1520.
Namun, ini bukan akhir dari interaksi antara orang spanyol dan suku aztec. Para conquistador Spanyol mengepung ibukota Aztec dari pertengahan Mei 1521 sampai mereka menyerah pada 13 Agustus 1521. Mereka dibantu oleh Texcoco, mantan anggota Triple Alliance. Banyak Tenochtitlan dihancurkan dalam pertempuran, atau dijarah, dibakar, atau dihancurkan setelah penyerahan. Cortés mulai membangun apa yang sekarang dikenal sebagai Mexico City, ibu kota koloni Spanyol di mana ia ditunjuk sebagai gubernur, di atas reruntuhan.
SEJARAH SUKU AZTEC
Suku Aztec adalah kelompok suku yang mengembangkan peradaban di Meksiko Tengah pada abad ke-13. Suku ini menyebut diri mereka "Meksika" atau "Mexica", yang konon menjadi asal nama Meksiko. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ Meski sempat membawahi banyak negara-kota di Meksiko, Suku Aztec dapat ditaklukkan oleh bangsa Spanyol di bawah pimpinan Hernan Cortes pada abad ke-16. Asal-usul Suku Aztec Asal-usul Suku Aztec tidak diketahui secara pasti, tetapi mereka diyakini sebagai suku nomaden yang berasal dari Aztlan, Meksiko Utara. Mereka tiba di Mesoamerika (Meksiko dan Amerika Tengah) pada awal abad ke-13, di mana kedatangannya diperkirakan tepat setelah runtuhnya peradaban di Mesoamerika sebelumnya, yakni Toltec. Video Terkini Setelah melihat seekor elang bertengger di tanah berawa dekat perbatasan Danau Texcoco, Suku Aztec memutuskan untuk membangun permukiman. Kehadiran elang tersebut diyakini sebagai tanda, bahwa mereka harus membangun permukiman di tanah tersebut. Peradaban Suku Aztec Peradaban Suku Aztec muncul pada sekitar 1325 M. Mereka memulai dengan mengeringkan tanah berawa di sekitar Danau Texcoco dan membangun pulau buatan untuk dijadikan perkebunan dan fondasi bagi ibu kota mereka, Tenochtitlan. Oleh karena itu, suku ini juga dikenal sebagai Tenochca, yang diambil dari nama ibu kotanya, Tenochtitlan. Suku Aztec membangun kehidupan di wilayah tersebut dengan cara bertani, memancing, dan berburu hewan seperti kelinci, armadillo, ular, dan kalkun. Baca juga: Sejarah Peradaban Aztec Hasil pertanian mereka berupa jagung, kacang-kacangan, labu, kentang, tomat, dan alpukat. Teknik pertanian yang dikembangkan cukup canggih, yang juga dilengkapi dengan sistem irigasi. Dalam sektor perdagangan, Suku Aztec menjual hasil pertanian, katun, kulit, dan perhiasan emas. Ibu kota mereka, Tenochtitlan, berkembang menjadi pusat perdagangan bagi bangsa-bangsa di kawasan Amerika Tengah pada saat itu. Suku Aztec juga memiliki kekuatan militer yang mumpuni, yang kemudian digunakan untuk membangun sebuah kekaisaran. Kekaisaran Aztec Pada 1428, Suku Aztec di bawah pimpinan Itzcoatl, membentuk aliansi dengan Texcocans dan Tacubans untuk mengalahkan lawan terkuat mereka, Tepanec, dan menaklukkan ibukotanya, Azcapotzalco. Penerus Itzcoatl, Montezuma (Moctezuma) I, yang mengambil alih kekuasaan pada 1440, adalah seorang pejuang hebat yang kemudian dikenang sebagai bapak Kekaisaran Aztec. Pada awal abad ke-16, 500 negara-kota dengan penduduk mencapai 5 atau 6 juta orang telah berada di bawah kendali Aztec, yang dikuasai baik melalui perdagangan ataupun penaklukkan. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ Di Tenochtitlan sendiri, pada puncaknya dihuni oleh 140.000 penduduk, dan menjadi kota terpadat yang pernah ada di Mesoamerika. Peradaban Aztec juga berkembang secara sosial, intelektual, dan artistik, di mana masyarakatnya telah terstruktur secara jelas dengan sistem kasta. Bangsawan termasuk golongan kelas atas, sedangkan golongan kelas bawah terdiri dari budak, pelayan kontrak, dan pekerja yang diperbudak. Kepercayaan Suku Aztec Suku Aztec percaya terhadap banyak dewa, termasuk Huitzilopochtli (dewa perang dan matahari) dan Quetzalcoatl, Dewa Toltec yang memegang peranan penting dalam kepercayaan Aztec selama bertahun-tahun. Di kota-kota besar Kekaisaran Aztec, dapat ditemukan kuil-kuil megah, istana, alun-alun, dan banyak patung, sebagai wujud pengabdian mereka kepada banyak dewa. Kuil Agung atau Templo Mayor, yang dibangun di Tenochtitlan, didedikasikan untuk Huitzilopochtli dan Tlaloc, dewa hujan. Selain itu, Suku Aztec juga memiliki tradisi yang sama dengan suku-suku di Mesoamerika lainnya, seperti Suku Maya. Seperti contohnya dalam ritus pengorbanan manusia. Pada zaman dulu, kalender yang dibuat oleh Suku Aztec banyak digunakan di Mesoamerika. Kalender tersebut didasarkan pada siklus matahari (365 hari) dan siklus ritual (260 hari), yang memainkan peran sentral dalam keagamaan dan ritual masyarakat Aztec. Baca juga: Peradaban Maya Kuno: Kepercayaan dan Seni Bangunan Runtuhnya peradaban Aztec Pada Maret 1519, Hernan Cortes pertama kali mendarat di Tabasco dan mulai belajar dari penduduk asli tentang peradaban Aztec, yang kala itu dikuasai Moctezuma II. Berkat ketidakstabilan dalam Kekaisaran Aztec, Cortes berhasil membentuk aliansi dengan Tlascalans, yang sangat membenci Suku Aztec. Setelah itu, Cortes memimpin serbuan yang berhasil menggulingkan Kekaisaran Aztec dan merebut Tenochtitlan dua tahun kemudian, yakni pada 1521. Selain itu, Suku Aztec terancam punah karena wabah cacar yang dibawa oleh bangsa Eropa. Wabah ini menjadi senjata mematikan bagi bangsa Aztec yang tidak memiliki kekebalan terhadapnya. Dalam satu tahun, cacar diketahui telah mengurangi populasi Tenochtitlan sebesar 40 persen. Penaklukan yang dilakukan oleh Cortes diduga telah menewaskan sekitar 240.000 penduduk, yang secara efektif mengakhiri peradaban Aztec. Setelah kemenangannya, Cortes menghancurkan Tenochtitla dan membangun Mexico City di atas reruntuhannya.
Saat ini, keturunan Suku Aztec dikenal sebagai Nahua, yang tersebar di wilayah pedesaan Meksiko. Nahua menjadi salah satu dari sekitar 60 masyarakat adat yang masih hidup di Meksiko. Seperti leluhurnya, mereka bertahan hidup dengan cara bertani dan menjual kerajinan. Peninggalan Suku Aztec Piramida Teopanzolco Kuil Templo Mayor Batu Kalender Aztec Piramida Canta Cecilia Acatitlan Piramida Xochicalco
PERSEMBAHAN SUKU/BANGSA AZTEC
Agama peradaban Aztek yang berkembang di wilayah Mesoamerika kuno (1345-1521 M) telah terpatri dengan reputasi kelam dan haus darah khususnya tentang adanya sesajen manusia yang dilengkapi berbagai cerita mengerikan seperti jantung yang terus berdetak setelah dicabut dari korban yang masih sadar, pemenggalan kepala, korban yang dikuliti dan mutilasi. Pada kenyataannya, semua cerita yang meremangkan bulu kuduk ini benar terjadi. Namun, juga sangat penting menempatkan cerita menyeramkan tersebut dalam konteks budaya yang sebenarnya: bagi masyarakat Aztek, tindak persembahan atau pengorbanan – karenanya perlu diingat bahwa sesajen manusia hanya sebagian dari keutuhan wacana budaya – menyatakan proses ritualisasi yang amat sakral untuk mewujudkan penghormatan paling tinggi pada para dewa sebagai syarat mutlak yang dibutuhkan untuk menjamin keberlanjutan dan kemakmuran masyarakat mereka.
ASAL USUL SUKU AZTEC
Aztek bukan peradaban pertama di wilayah Mesoamerika yang mempraktikkan sesajen manusia mengingat sangat mungkin peradaban Olmek (1200-300 SM) menjadi bangsa pertama yang memulai ritual semacam ini di puncak piramid suci mereka. Peradaban lain seperti Maya dan Toltek juga melanjutkan praktik yang sama. Namun satu hal yang memang perlu diakui adalah bangsa Aztek telah membawa ritual persembahan tersebut pada tingkat atau skala baru dan tidak tertandingi oleh peradaban sebelumnya, sekalipun skala ini juga pastinya telah dibumbui gembar-gembor dari para penulis kronika (dokumen) di awal masa Penaklukan Spanyol yang bisa jadi bertujuan demi mengabsahkan perlakuan brutal pasukan Spanyol sendiri atas penduduk pribumi. Apapun halnya, diyakini bahwa ratusan, bahkan mungkin ribuan, manusia telah dijadikan sesajen setiap tahun di berbagai situs keagamaan yang menjulang megah milik bangsa Aztek. Tindak persembahan tersebut bisa dipastikan juga akan memicu intimidasi, sebagai efek sekunder yang amat berguna, bagi para duta asing yang kebetulan berkunjung dan atau masyarakat secara umum.
Dalam perabadan Mesoamerika, sesajen manusia lebih menyatakan bentuk balas budi atas pengorbanan yang dibuat oleh para dewa itu sendiri ketika mereka menciptakan dunia dan matahari. Ide ini terbukti benar utamanya jika dikaitkan dengan mitos Cipactli (atau Tlaltecuhtli), yakni monster dalam wujud reptil betina. Dua dewa agung, Quetzalcoatl dan Tezcatlipoca, diceritakan mencabik badan monster tersebut dan menggunakan berbagai potongan tubuhnya untuk menciptakan bumi, langit serta bagian dunia lain seperti pegunungan, sungai, dan sumber air. Untuk menenangkan ruh Cipactli, kedua dewa tersebut menjanjikan sesaji berupa darah dan jantung manusia sebagai pelipuran. Dari sudut pandang lain menurut mitologi Aztek, bermacam jenis sesaji dianggap sebagai kompensasi terhadap para dewa atas tindak kejahatan yang mendasari kelahiran umat manusia. Dikisahkan bahwa Ehecatl-Quetzalcóatl telah mencuri tulang-belulang dari Dunia Bawah (Underworld) dan menciptakan umat manusia pertama dari belulang tersebut, karenanya sesajen menyatakan wujud ampunan yang mutlak dimohonkan kepada para dewa.
Oleh karena itu, para dewa ini disuapi dan dipelihara dengan sesajen daging dan darah demi menjamin kelangsungan keseimbangan dan kemakmuran masyarakat Aztek. Dalam bahasa Nahuatl, makna sesaji atau pengorbanan berasal dari kata vemana yang berakar dari ventli(seserahan atau offering) dan mana yaitu menjalar atau to spread out. Dalam latar-makna ini, sesaji mengandung artian sesuatu yang membantu atau menjaga siklus tumbuh dan mati pada bahan pangan, kehidupan dan energi. Artian ini juga menjelaskan alasan (sesaji) daging yang dibakar atau darah yang dicurah pada patung-patung ilahi demi membuat para dewa turut berpartisipasi secara langsung. Barangkali, contoh paling sempurna dari tindak menyuapi para dewa ini adalah beberapa upacara yang bertujuan menjamin Tezcatlipoca, yakni dewa matahari Aztek, tetap kenyang dan punya cukup tenaga untuk menaikkan matahari tiap pagi hari.
PERSEMBAHAN BUKAN MANUSIA
Tindak mengucurkan darah dan menyakiti diri seperti menusuk telinga dan kaki dengan tulang atau duri tanaman maguey atau membakar carikan kertas yang kuyup darah menyatakan bentuk sesaji yang lazim dipraktikkan dan sama lumrahnya dengan membakar tembakau atau dupa (kemenyan). Jenis sesaji lain bisa berwujud makhluk hidup lain seperti rusa, kupu-kupu dan ular. Pada waktu tertentu, sesaji juga bisa diberikan dalam bentuk seserahan benda berharga yang secara sukarela dipersembahkan untuk dinikmati para dewa. Termasuk dalam kategori ini adalah beragam bahan pangan dan benda dari logam mulia, perhiasan giok dan tempurung kerang (shells) yang bisa dikubur secara ritual. Salah satu yang paling menarik dari beragam sesajen dalam wujud ini adalah sebentuk adonan yang dirupakan wajah para dewa (tzoalli). Adonan ini dibuat dari umbi tanaman amaranth dicampur darah manusia dan madu yang nantinya dibakar atau dimakan setelah selesai ritual.
PENYIAPAN PARA KORBAN
Khusus tentang sesajen manusia, korban persembahan seringnya dipilih dari prajurit tawanan. Sejenis perang tertentu bahkan jamak diadakan dengan tujuan tunggal mencari atau menambah suplai kandidat untuk sesajen jenis ini atau yang biasa disebut dengan istilah perang puspa (flowery war atau xochiyaoyotl. Catatan : perang puspa lebih merupakan ritual atau semacam festival dalam bentuk peperangan dengan aturan dan tujuan tertentu dan tidak bermakna pertempuran dengan tujuan penaklukan atau penyintasan penerjemah). Sebagian pakar masih bersilang pendapat terkait tujuan utama perang ini, terutama terkait masalah apakah bangsa Aztek sudah puas dengan sekedar memenuhi 'kuota' kandidat korban, dan apakah bangsa Aztek juga sengaja memilih negara Tlaxcala di bagian timur sekedar sebagai ranah-buruan favorit mereka. Musuh (tawanan) yang bertempur dengan gagah berani dan atau yang berparas paling rupawan dianggap sebagai kandidat terbaik untuk dikorbankan serta lebih mungkin bisa menyenangkan para dewa. Pada kenyataannya, sesajen manusia memang khusus diperuntukkan bagi korban yang dianggap paling layak dan diyakini sebagai wujud penghormatan yang tinggi: penyatuan langsung dengan dewa.
Sumber lain untuk mendapatkan korban sesajen adalah ritual permainan-bola yang mensyaratkan pemimpin regu atau bahkan semua anggota regu wajib membayar 'harga pamungkas' jika kalah bertanding. Anak-anak juga bisa menjadi sesaji persembahan, utamanya, untuk menghormati dewa hujan Tlaloc dalam berbagai upacara yang diselenggarakan di gunung-gunung keramat. Bangsa Aztek meyakini air mata dari anak-anak yang dikorbankan bakal cepat memanggil hujan. Selain itu, para budak juga merupakan kelompok sosial yang sering dipilih sebagai sesaji persembahan. Mereka bisa dikorbankan untuk menemani tuan mereka menyambut ajal atau dikorbankan sebagai persembahan oleh para pedagang untuk menjamin kelancaran bisnis mereka.
PRECINCT SUCI TENOCHTITLAN
Dari beragam jenis sesajen UIpersembahan ini, satu yang paling dimuliakan bangsa Aztek adalah para penyulih (atau peniru, impersonators) dewa, yakni para individu yang dipilih secara khusus dan didandani mirip salah satu dewa sebelum dikorbankan. Bahkan, khusus bagi penyulih dewa Tezcatlipoca dalam ritual Tóxcatl (diselenggarakan pada bulan ke-6 atau ke-5 dalam kalendar matahari bangsa Aztek), calon korban diperlakukan bak anggota kerajaan selama setahun menjelang upacara persembahan. Mereka menerima bimbingan langsung dari para pendeta, dilayani para dayang perempuan, dan dielu-elukan dengan beragam tarian serta taburan bunga. Singkatnya, sang calon diperlakukan sebagai penjelmaan langsung para dewa di muka bumi hingga tiba momen brutal saat mereka bertemu dengan penciptanya. Namun yang mungkin patut mengundang iba adalah para penyulih dewa Xipe Totec mengingat pada puncak perayaan atau festival Tlacaxipehualiztli, sang korban bakal dikuliti sebagaimana sang dewa yang dikenal dengan nama, Dia yang Bersilih (Flayed One).
RITUAL KEMATIAN
Upacara persembahan biasanya dilaksanakan pada kuil keramat yang berada di puncak piramid megah, seperti dijumpai di kota Tenochtitlan, Texcoco dan Tlacopan, dengan cara menelentangkan korban di atas punden-batu sebelum mengambil jantungnya dengan cara mengiris bagian dada menggunakan pisau dari batu obsidian atau batu api. Jantung korban kemudian diletakkan dalam sebuah bejana-batu (cuauhxicalli) atau dalam sebuah chacmool (semacam figur-patung yang dipahat berongga pada bagian perut depan) dan dibakar sebagai sesaji teruntuk dewa tertentu yang disembah dalam upacara tersebut. Alternatif metode persembahan bisa dilaksanakan dengan memenggal kepala atau memutilasi tubuh korban. Sejarawan M. D. Coe memberikan gagasan metode ini kemungkinan besar diperuntukkan bagi korban wanita yang disulih mirip dengan para dewi seperti Chalchiuhtlicue. Namun gambar atau ilustrasi yang direkam (serdadu) Spanyol dalam berbagai Codex (Naskah) jelas menggambarkan potongan tubuh yang diserak menuruni undakan piramid. Mereka yang dikorban bagi Xipe Totec juga dikuliti kemungkinan sebagai representasi ide untuk menirukan bebijian yang bersilih sekam.
Para korban juga bisa dipersembahkan melalui proses yang lebih rinci atau panjang seperti membuat seorang korban berkelahi dalam kontes mirip gladiator (Romawi) menghadapi sepasukan pejuang pilihan. Tentu saja si korban tidak memiliki kemungkinan bersintas sekecil apapun, atau bahkan sekedar balik melukai lawan. Dalam kontes ini, badan korban bukan hanya ditambatkan pada semacam podium-batu (temalacatl), namun korban juga biasanya dipersenjatai dengan sebuah belantan berhias bulu binatang, sementara pihak lawan menggunakan senjata ganas berupa pedang obsidian (macuauhuitl) setajam pisau cukur. Proses persembahan lain bisa dilakukan dengan mengikat badan korban pada semacam bingkai sebelum dijadikan sasaran anak-panah atau anak-sumpit. Metode lain yang mungkin paling mengenaskan adalah berulang kali melempar tubuh korban ke kobaran api sebelum mengambil jantungnya.
Setelah upacara pengorbanan, kepala para korban bisa dipajang pada beberapa rak (tzompantli), sebagaimana bukti penggambaran yang bertahan hingga saat ini dalam dekorasi batu-arsitektural terutama seperti ditemukan di kotaTenochtitlán. Daging dari tubuh korban juga terkadang dimakan oleh para pendeta yang memimpin upacara dan anggota elit penguasa atau para pejuang yang menangkap korban tersebut.
BANYAK KEJADIAN MENGERIKAN YANG TERJADI DI SUKU AZTEC
Pada abad ke-15, ada 25 juta orang yang tinggal di Kekaisaran Aztec. Tetapi 100 tahun kemudian, hanya ada 1 juta yang tersisa. Apa yang terjadi pada suku Aztec? Salah satunya adalah adanya penjajah Spanyol, tapi ada juga wabah Eropa yang menelan banyak korban.
Namun itu masih menjadi misteri besar tentang hilangnya suku Aztec, kemudian baru-baru ini, penemuan akhirnya memberi sedikit jawaban. Jadi inilah kebenaran mengerikan, mengapa suku Aztec menghilang.
1. Conquistador yang menaklukan Aztec.
Pada masa itu, Eropa sangat ingin menguasai dunia. Menurut History, orang Eropa pertama yang mengincar Meksiko adalah Francisco Hernandez de Córdoba, yang tiba pada tahun 1517 dengan tiga kapal beserta 100 orang. Ia pun memberitahu pemerintah di Kuba tentang apa yang dia lihat. Gubernur Kuba menanggapinya dengan mengirimkan pasukan yang lebih besar ke Meksiko, di mana mereka ingin menaklukkan wilayah itu.
Pada November 1519, Hernán Cortés yang memimpin ekspedisi itu berhasil menemukan Kekaisaran Aztec. Dia disambut sebagai tamu terhormat. Ia dan pasukannya membuat rencana jahat untuk menaklukkan wilayah itu dengan menyingkirkan semua orang yang berkuasa di sana. Itu mengapa Penguasa Aztec, Montezuma meninggal dengan "keadaan misterius." Dan mungkin ada kaitannya dengan rencana jahat Cortés dan pasukannya.
Tetapi pada 1520, Cortés sempat meninggalkan ibu kota Aztec, Tenochtitlan, yang pada saat itu adalah salah satu kota terbesar di dunia. Menurut Ancient Origins, di momen itulah suku Aztec mengambil kesempatan untuk memberontak, dan pada saat Cortés telah kembali, suku Aztec berhasil memulihkan wilayahnya lagi. Cortés pun tidak mau kalah begitu saja, dia mulai merencanakan penguasaan kembali untuk menaklukkan kota itu.
Dia menjalin aliansi dengan suku-suku lokal, mengumpulkan pasukan, membangun kapal untuk melintasi Danau Texcoco, dan pada Mei 1521, dia memulai aksinya. Dan setelah pengepungan selama 93 hari, kota Aztec jatuh ke Spanyol untuk kedua kalinya.
2. Adanya epidemi yang mengerikan.
Ketika para penjajah mengambil alih kota Tenochtitlan, salah satu kunci kemenangan mereka adalah wabah cacar. Kota Aztec jatuh hanya dalam waktu 93 hari, dan sebagian besar berkat adanya epidemi yang melanda populasi Aztec. Cacar muncul di Amerika Selatan karena Spanyol, tetapi itu bukan satu-satunya penyakit yang mereka bawa. Para penjajah juga menyebarkan campak kepada suku Aztec. Tapi cacarlah yang menelan banyak korban.
Menurut PBS, epidemi cacar menyebar ke ibu kota Aztec dari pantai Meksiko, yang akhirnya mengurangi populasi Tenochtitlan hingga 40 persen. Cacar membunuh kira-kira 1/3 dari orang yang terinfeksi, tetapi bahkan lebih buruk dari itu. Sepertiga korban cacar lainnya mengalami kebutaan permanen, yang akhirnya mengganggu efektivitas perangnya.
Cacar adalah penyakit yang mengerikan di Eropa, tetapi itu menjadi sangat buruk bagi suku Aztec karena tidak ada seorang pun di benua itu yang pernah terpapar virus, dan oleh karena itu mereka tidak memiliki kekebalan alami terhadapnya, juga tidak memiliki obatnya.
3. Penyakit yang tidak diketahui penyebabnya.
Cacar memang menghancurkan suku Aztec, tetapi itu bukanlah akhir dari mereka. Secara historis, Aztec kembali diserang penyakit yang disebut "cocoliztli." Penyakit itu bertanggung jawab atas kematian tujuh sampai 17 juta orang di Amerika Selatan. Penyakit ini menyebar melalui Meksiko dan Guatemala pada akhir abad ke-16, beberapa dekade setelah penaklukan Cortés atas Tenochtitlan.
Menurut The Guardian, penyakit itu menewaskan 80 persen dari populasi dalam lima tahun, dan itu adalah salah satu wabah terburuk dalam sejarah, serupa dengan wabah pes yang menewaskan 25 juta orang di Eropa selama abad ke-14.
4. Ilmuwan sempat mengalami kesulitan menentukan penyebabnya.
Epidemi cocoliztli pertama terjadi pada 1545, termasuk menyerang desa Mixtec di Oaxaca, di mana para peneliti menemukan kerangka yang diyakini sebagai korban pertama terjadinya penyakit ini. Wabah kedua melanda pada tahun 1576. Menurut The Guardian, epidemi kedua menewaskan setengah dari populasi yang masih hidup di kawasan itu.
Pada tahun 2006, penelitian yang diterbitkan dalam FEMS Microbiology Letters memeriksa data sensus dari tahun 1570 dan 1580, dan mereka menemukan hilangnya populasi sebesar 51,36 persen yang cukup mencengangkan dalam periode yang sangat singkat. Penelitian ini juga menentukan bahwa epidemi dimulai di lembah-lembah Meksiko tengah, dan meskipun kerugiannya besar pada populasi asli, populasi Spanyol hampir tidak terpengaruh sama sekali.
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa cocoliztli kemungkinan penyebab keruntuhan suku Aztec. Namun peneliti tidak tahu pasti jenis patogen seperti apa yang menyebabkan penyakit cocoliztli.
5. Gejala Cocoliztli membuat penderitanya amat menderita.
Cocoliztli membuat bingung para ilmuwan sejak lama, terutama karena gejalanya tidak sesuai dengan penyakit yang diketahui. Menurut The Atlantic, beberapa ilmuwan menduga kalau itu adalah demam berdarah, mirip dengan Ebola atau demam kuning. Yang lainnya mengira mungkin penyakit itu disebarkan oleh tikus, seperti wabah pes.
Biarawan Fransiskan Fray Juan de Torquemada, yang menyaksikan langsung epidemi itu, menggambarkan kalau demam itu menular. Dia pun menjelaskan gejala-gejala spesifiknya seperti, lidah yang kering dan menghitam. Rasa haus yang luar biasa. Urin berwarna hijau tanaman, dan hitam, kadang-kadang warnanya berubah menjadi pucat. Mata dan seluruh tubuh berwarna kuning. Tahap ini diikuti oleh delirium dan kejang.
Kemudian, nodul yang menyakitkan muncul di belakang salah satu atau kedua telinga bersamaan dengan sakit jantung, sakit dada, sakit perut , tremor, kegelisahan hebat, dan disentri. Kematian biasanya terjadi pada hari keempat.
6. Peneliti akhirnya tahu apa penyebab cocoliztli.
Akhirnya para ilmuwan mengetahui apa itu cocoliztli. Ia merupakan bentuk Salmonella enterica. Menurut The Atlantic, para ilmuwan akhirnya sampai pada kesimpulan ini setelah mereka memeriksa DNA dalam 11 kerangka berbeda yang ditemukan di kuburan desa Mixtec di Meksiko selatan.
Dengan memanfaatkan gigi untuk mengidentifikasi patogen. Gigi dipilih karena bagian dalamnya penuh dengan jaringan lunak dan pembuluh darah, dan setiap patogen akan tetap ada setelah kematian seseorang, karena ia dilindungi enamel keras di bagian luar gigi untuk menghindari pembusukan.
Para peneliti mengurutkan semua DNA yang bisa mereka temukan di setiap sampel, dan kemudian menggunakan data itu untuk menghasilkan daftar bakteri yang ada di gigi. Salmonella enterica adalah patogen yang terus mereka temukan.
7. Bakteri ini tidak sama dengan bakteri lain.
Pada abad ini, wabah Salmonella biasanya terdapat dimakanan yang terkontaminasi, dan biasanya juga sangat cepat diidentifikasi. Gejala-gejalanya juga cenderung ringan, setidaknya dibandingkan dengan gejala-gejala yang ada pada cocoliztli waktu itu.
Atlantic mengungkapkan, mungkin saja praktik pertanian gaya Spanyol waktu itu berkontribusi pada penyebaran penyakit, sehingga wabah serupa tidak mungkin terjadi hari ini, karena kita hidup dalam sistem pertanian yang diatur secara ketat, dan jauh lebih mudah untuk mencegah wabah Salmonella.
Lagi pula, jenis Salmonella yang membunuh Aztec tidak sama seperti yang ada di pabrik pengepakan daging dan peternakan ayam. Ini adalah subset yang disebut Paratyphi C, yang mirip dengan tipe modern langka dan memiliki tingkat kematian 10 hingga 15 persen. Paratyphi C menyebabkan demam enterik yang hampir identik dengan tipus, itulah sebabnya banyak ilmuwan pernah percaya bahwa cocoliztli dan tipus adalah hal yang sama.
8. Mungkin ada virus lain yang memperburuk cocoliztli.
Menurut The Atlantic, ada kemungkinan bahwa ada penyakit lain yang memperburuk Salmonella, atau bahkan Salmonella memperburuk beberapa penyakit lain yang belum teridentifikasi. Para peneliti hanya bisa mengidentifikasinya melalui DNA yang ada di gigi, tetapi beberapa virus memang tidak memiliki DNA, tapi memiliki RNA.
9. Eropa bukanlah penyebab munculnya penyakit ini.
Kematian yang begitu dahsyat pada suku Aztec akibat cocoliztli, nyatanya tidak berpengaruh pada orang Spanyol yang tinggal di daerah itu, banyak yang berspekulasi bahwa wabah itu berasal dari Eropa. Tapi tidak semua orang setuju. Francisco Guerra, yang menulis sebuah makalah penelitian tentang obat-obatan Aztec, mengatakan ada kemungkinan bahwa epidemi mungkin sudah ada sebelum kedatangan para penjajah.
Menurut Europe PMC, itu terbukti bahwa epidemi berkontribusi pada migrasi pertama ke Meksiko, dan epidemi mungkin berkontribusi pada jatuhnya kerajaan Tula, yang mendahului bangsa Aztec. Beberapa epidemi terdengar mirip dengan cocoliztli di era pasca-Eropa, dan beberapa bahkan disebut "cocoliztli" juga, meskipun istilah ini awalnya digunakan untuk menggambarkan penyakit epidemi secara umum dan bukan sesuatu yang spesifik.
10. Suku Aztec mengalami kekeringan panjang.
Aztec tidak saja diserang epidemi cocoliztli, tetapi mereka juga mengalami musim kemarau yang panjang. Akibatnya, suku Aztec tidak dapat menanam sumber makanan yang cukup untuk para penduduk yang tersisa.
Menurut sebuah studi tahun 2002 yang diterbitkan dalam Emerging Infectious Diseases, bukti cincin-pohon menunjukkan bahwa dua epidemi cocoliztli bertepatan dengan kekeringan terburuk di Amerika Utara dalam kurun waktu 500 tahun, yang membentang jauh dari Meksiko ke hutan boreal Kanada dan dari pantai Pasifik ke Atlantik. Kekeringan kemungkinan membuat epidemi menjadi lebih buruk.
11. Sebenarnya, suku Aztec tidak benar-benar menghilang.
Sebenarnya, suku Aztec tidak sungguh-sungguh menghilang. Ya, memang benar mereka ditaklukkan oleh para penjajah, dan memang benar mereka kehilangan sebagian besar populasi karena penyakit, tetapi hampir setiap bencana mengerikan selalu ada beberapa orang yang selamat.
Menurut Yahoo! News, pada tahun 2017, para arkeolog di Meksiko menemukan sisa-sisa tempat tinggal orang-orang Aztec kelas atas setelah penaklukan Spanyol. Para ilmuwan yang menemukan tempat tinggal itu mengatakan bahwa kemungkinan besar orang-orang yang tinggal di sana adalah keturunan generasi pertama dan kedua dari warga Tenochtitlan.
Saat ini ada 1,5 juta Nahua (keturunan suku Aztec) yang tinggal di komunitas kecil di pedesaan Meksiko. Kebanyakan dari mereka adalah petani dan pengrajin, dan sebagian besar dari mereka menganut agama Kristen. Mereka masih mengikuti cara lama Aztec, salah satunya mewarisi obat tradisional dan mengorbankan ayam untuk menjadi tumbal.
Ternyata penjajahan dan wabah penyakit sangat mungkin menguras populasi suatu wilayah, tak terkecuali suku Aztec.
FAKTA MENARIK SUKU AZTEC DI MEKSIKO
Fakta suku Aztec Meksikosepertinya unik untuk dibahas. Suku Aztec adalah peradaban pribumi yang fenomenal yang memerintah jauh dan luas selama lebih dari 300 tahun. Fakta suku Aztec Meksikolainnya yaitu, ternyata suku ini merupakan kekaisaran terbesar yang menguasai Meksiko.
Dihentikan pada tahun 1400-an oleh invasi conquistadores Spanyol, kerajaan Mesoamerika besar terakhir telah meninggalkan warisan yang mengesankan di belakang, menaungi Toltec dari siapa mahkota yang berkuasa direnggut pada awal abad ke-13.
Sejak awal, dan hanya dalam waktu 50 tahun, pengaruh mereka atas wilayah tengah Meksiko sangat besar dan sangat cepat. N'ahuatl, bahasa Aztec, diperkenalkan segera dan bahkan hingga saat ini sisa-sisanya tetap ada.
Dari guacamole hingga cokelat, cabai, dan alpukat: ada banyak sekali kata dalam bahasa Inggris yang berasal dari suku Aztec. Perekonomian lokal dikendalikan oleh sistem barter. Pasar kolosal di seluruh kerajaan akan menarik puluhan ribu orang. Sama seperti Maya, suku Aztec juga sangat maju. Prestasi artistik, arsitektur, dan filosofis mereka sangat mengesankan.
Ditambah seperti yang mungkin Anda ketahui, suku Aztec menemukan cokelat. Fakta-fakta suku Aztec Meksiko sebagai berikut :
1. Sejujurnya, suku Aztec adalah kelompok yang agak psikologi.
Meskipun kami sulit untuk percaya bahwa reputasi seseorang dapat ternoda ketika seseorang telah menemukan cokelat, suku Aztec sebenarnya paling terkenal karena pertumpahan darah kolosal dan tindakan kebiadaban mereka.
Terkenal sebagai pejuang haus darah dan kegemaran mereka untuk pengorbanan manusia massal, suku Aztec diperkirakan telah mengorbankan 20.000 orang per tahun, dan lebih dari empat kali ketika sebuah kuil yang sangat dihormati, terutama yang didedikasikan untuk Huitzilopochtli , dibangun. Menguliti, memotong-motong dan memenggal kepala adalah praktik ritualistik, seperti merobek hati seorang pria saat dia masih hidup.
2. Mereka juga pecinta olahraga dan seni.
llamaliztli, permainan bola Aztec yang terkenal. Sekarang, Anda dan saya mungkin berpikir itu tidak masuk akal bahwa para pejuang yang menguliti orang-orang malang untuk mencari nafkah menghargai hal-hal yang lebih baik dalam hidup, seperti seni dan olahraga.
Tetapi bagi suku Aztec, yang satu sama sekali tidak ada hubungannya dengan yang lain. Pengorbanan dianggap sebagai bagian penting dari evolusi mereka. Menenangkan para dewa adalah sesuatu yang menjamin masa depan yang lebih sejahtera, sedangkan bermain olahraga dan menikmati semua jenis seni mulai dari mengukir hingga melukis dan bahkan puisi adalah cara untuk mengembangkan persahabatan dan apresiasi keterampilan.
3. Suku Aztec mengembangkan bentuk perbudakan yang kompleks.
Tidak seperti bentuk perbudakan yang lebih tradisional yang terlihat di seluruh dunia, suku Aztec mengembangkan semacam perbudakan kontrak, di mana para budak, pada kenyataannya, dapat memperoleh cukup uang untuk membeli kebebasan bagi diri mereka sendiri.
Terlebih lagi, perbudakan digunakan sebagai semacam mata uang. Suku Aztec akan 'menjual diri' ke dalam perbudakan untuk melunasi hutang, dan bahkan akan menjual anak-anak mereka selama beberapa tahun yang telah ditentukan.
Sejauh perbudakan berjalan, suku Aztec tidak sekasar beberapa orang. Mereka diizinkan untuk menikah, memiliki anak, mendapatkan uang dan bahkan memiliki tanah.
4. Mereka memperkenalkan wajib belajar.
Suku Aztec menempatkan penekanan yang tinggi pada pendidikan, baik di rumah (dari orang tua) dan di sekolah (dari guru). Karena mereka juga memiliki sistem sosial kasta yang kompleks, sekolah dibagi berdasarkan kelas sosial, serta jenis kelamin.
Anak-anak bangsawan akan pergi ke sekolah khusus untuk belajar tentang astronomi, filsafat dan sejarah, sementara anak-anak kasta yang lebih rendah akan dilatih dalam peperangan dan keterampilan berdagang. Pendidikan anak perempuan, sebaliknya, difokuskan pada tugas-tugas perawatan di rumah.
5. Suku Aztec mungkin dihancurkan oleh penyakit, bukan konflik.
Mengetahui apa yang kita ketahui tentang suku Aztec, sekarang tampaknya jauh lebih masuk akal bahwa ancaman terbesar yang dibawa penjajah Eropa ke Meksiko adalah penyakit, bukan senjata.
Sejarawan percaya bahwa apa yang memusnahkan populasi Aztec adalah cacar, penyakit menular yang diimpor dari Eropa. Dalam lima tahun pertama pengaruh Eropa, hampir 20 juta orang Aztec diperkirakan telah meninggal karena penyakit ini, sebagian besar adalah pemimpin karena merekalah yang berhubungan dengan conquistadores Spanyol.
6. Suku Aztec sebenarnya adalah Meksiko.
Meksiko mendapatkan namanya dari Mexicas, nama yang diberikan oleh suku Aztec untuk diri mereka sendiri. Aztec adalah nama yang diberikan untuk budaya oleh orang Spanyol, karena mereka berasal dari Azteca, wilayah Meksiko dari mana mereka berasal.
7. Suku Aztec adalah akuntan ulang.
Jika ada satu kesamaan yang dimiliki oleh banyak budaya kuno di Amerika Latin adalah kurangnya catatan tertulis yang khas. Tapi tidak dengan suku Aztec.
Mereka menyimpan catatan yang rapi dan memiliki sistem tulisan yang rumit. Sama seperti hieroglif Mesir, alfabet mereka adalah serangkaian gambar, yang ditulis oleh para sarjana dan pendeta dan tertulis di kulit rusa atau kulit pohon.
8. Memiliki banyak istri adalah simbol status.
Suku Aztec mempraktekkan poligami, dan meskipun aturan ketat diterapkan hanya pernikahan pertama yang akan dirayakan secara publik, misalnya poligami meningkatkan status keluarga karena peningkatan tenaga kerja dan, sebagai akibatnya, pendapatan.
9. Mexico City dibangun di atas ibu kota Aztec.
Ibukota kerajaan Aztec, Tenochtitlan, dibangun di sebuah pulau di jantung danau. Saat ini, berdiri Mexico City, salah satu ibu kota terbesar dan terpadat di dunia. Pada saat orang Spanyol tiba, Tenochtitlan lebih besar daripada kebanyakan kota di Eropa, sesuatu yang tampaknya ditentang oleh orang Eropa.
10. Teotihuacan adalah situs Aztec yang harus dilihat oleh setiap pengunjung Meksiko.
Di utara Mexico City adalah tempat Anda akan menemukan situs paling menonjol di negara itu, dan salah satu harta arkeologi paling penting di dunia. Teotihuacan sebenarnya tidak dibangun oleh suku Aztec, melainkan ditemukan oleh mereka dan kemudian diduduki.
Di sini Anda akan menemukan Piramida Matahari, Bulan, dan Avenue of the Dead yang luar biasa. Apa yang membedakan tempat ini dari yang lain, selain dari ukurannya yang tipis, adalah fakta bahwa asal-usulnya masih diselimuti misteri. Tidak ada yang tahu siapa yang membangunnya, juga kapan tepatnya.