KEMUKJIZATAN AL QUR'AN DARI SEGI ANGKA-ANGKA DAN PENAFSIRAN ISLAM ANGKA 0 (NOL) HINGGA 100 (SERATUS)
JUGA MENGUPAS Misteri Angka Dalam Mukjizat Al-Qur'an dan Angka Keberuntungan Menurut Islam
Kedudukan Al-Qur'an sebagai mukjizat terbesar Rasulullah menjadikan kajian tentangnya tidak akan pernah habis meskipun telah banyak penelitian dilakukan.
Salah satu dari sekian banyak kajiannya adalah mengenai diksi dan redaksi kalimat. Penemuan-penemuan yang dihasilkan oleh sejumlah pakar semakin menambah ketakjuban dan keyakinan bahwa Al-Qur'an bukan buatan atau rekayasa makhluk, melainkan kalam Ilahi.
Al-Qur'an menggunakan diksi-diksi dengan tujuan-tujuan tertentu. Seperti kata "angin" yang di satu sisi menjadi kebaikan dan rahmat, namun di sisi lain menjadi bencana dan siksa.
Untuk menunjukkan makna kebaikan dan rahmat, Al-Qur'an menggunakan kata "الرِّيَاح", dalam bentuk plural (jamak). Sebagaimana Firman Allah
وَهُوَ ٱلَّذِي يُرسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشْرَا بَينَ يَدَيْ رَحمَتِهِۦۖ (الأعراف: ٥٧)
“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan)." (QS. Al-A’raaf: 57)
Lihatlah juga Surah Al-Furqan ayat 48, Ar-Rum ayat 46, dan An-Naml ayat 63.
Sedangkan angin yang menjadi bencana digunakan kata "الرِّيح", dalam bentuk singular (mufrad). Sebagaimana dalam Firman Allah
مَثَلُ مَا يُنفِقُونَ فِي هَٰذِهِ ٱلحَيَوٰةِ ٱلدُّنيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَومٍ ظَلَمُواْ أَنفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ (آل عمران: ١١٧)
"Perumpamaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin, yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzhalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya." (QS. Ali Imran: 117).
Allah juga berfirman
وَفِي عَادٍ إِذ أَرسَلنَا عَلَيهِمُ ٱلرِّيْحَ ٱلعَقِيمَ (الذاريات: ٤١)
"Dan (juga) pada (kisah kaum) ‘Ad, ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan." (QS. Adz-Dzariyat: 41)
Hanya ada satu ayat yang bermakna angin yang baik, namun itupun disertai dengan penyebutan angin yang buruk, yakni firman Allah dalam Surah Yunus ayat 22
حَتَّىٰ إِذَا كُنتُم فِي ٱلفُلكِ وَجَرَيْنَ بِهِم بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُواْ بِهَا جَاءَتهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ ٱلـمَوجُ مِن كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّواْ أَنَّهُم أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ.
Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di dalamnya) dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya; tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan mereka mengira telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata (QS. Yunus: 22).
Pemilihan kata yang digunakan di dalam Al-Qur'an tidak terjadi karena kebetulan. Hal ini terbukti dengan adanya keseimbangan jumlah kata yang membuktikan kemukjizatannya. Kemukjizatan inilah yang disebut dengan "i'jaz 'adadi" atau kemukjizatan yang bersifat bilangan atau angka. Berikut ini beberapa di antaranya :
1. Kata "ad-dunya " terulang sebanyak 115 kali, sama dengan lawan katanya, "al-akhirah".
2. Kata "al-mala’ikah" terulang sebanyak 88 kali, sama dengan kata "asy-syayathin".
3. Kata "al-hayat" (hidup) terulang sebanyak 145 kali, sama dengan kata "al-maut" (kematian).
4. Kata "al-iman" terulang 18 kali, sama dengan kata "al-kufr".
5. Kata "qalu" (mereka berkata) yang merupakan ucapan makhluk, terulang sebanyak kata "qul" (katakanlah!) yang merupakan perintah Allah kepada makhluk-nya.
6. Kata "al-harr", panas, terulang 4 kali, sama dengan kata "al-bard", dingin.
7. Kata "iblis" disebut sebanyak 11 kali, sama dengan kalimat isti'adzah (memohon perlindungan kepada Allah) di dalam Al-Qur'an.
8. Kata "as-sayyi'at" yang menjadi kebalikan "ash-shalihat" masing-masing disebut sebanyak 180 kali.
9.Kata "asy-syahr" yang berarti "bulan", disebut sebanyak 12 kali, sesuai jumlah bulan dalam satu tahun.
10. Kata "al-yaum" yang berarti “hari”, dalam bentuk mufrad, disebut sebanyak 365 kali, sesuai dengan jumlah hari dalam satu tahun Syamsiyah.
11. Kata "al-ayyam", dalam bentuk jamak, disebutkan sebanyak 30 kali, sesuai jumlah hari dalam satu bulan.
12. Kata "sa'ah (ساعة)" yang didahului oleh harf (bukan ism atau fi'l) disebutkan sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
13. Kata "sab' (سبع)" yang artinya “tujuh” yang dikaitkan dengan "samawat” (langit), disebutkan sebanyak 7 kali.
14. Kata sujud dan derivasinya yang dilakukan oleh mereka yang berakal, disebutkan sebanyak 34 kali, sama dengan jumlah sujud dalam shalat fardhu sebanyak 17 raka'at.
15. Kata "shalawat" disebutkan sebanyak 5 kali, sama dengan shalat fardhu sehari-semalam.
16. Kata "aqim (أقم)" atau "aqimu (أقيموا)" yang diikuti kata "shalat" disebutkan sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah raka'at fardhu.
17. Kata "qashr" berikut turunan katanya disebut sebanyak 11 kali. Bilangan ini sama dengan jumlah raka'at shalat harian jika diringkas (qashr).
18. Jumlah Surah Al-Qur'an yang diawali dengan huruf-huruf muqaththa'ah, seperti Alif Lam Mim, Ya Sin, dan lain-lain, adalah 29 Surah, sama dengan jumlah huruf Hijaiyah dengan memasukkan Hamzah. Ada 14 huruf yang dijadikan awal Surat, yaitu ا, ح, ر, س, ص, ط, ع, ك, ق, ل, م, ن, ھ, ي. Jumlah tersebut (14) adalah setengah dari jumlah huruf Hijaiyah tanpa menghitung Hamzah.
Makna Angka 0 sampai 100 dalam Islam
Berikut
akan diuraikan keterkaitan angka 0 sampai 100 dengan Islam :
Angka 0, penemu angka 0 adalah orang Islam.
Secara
historis, ditemukannya angka 0 pertama kali oleh Muhammad bin Ahmad merupakan
sebuah hasil pemikiran mendalam untuk menjawab masalah penghitungan bilangan di
masa itu. Menuliskan bilangan dalam jumlah besar, dengan menggunakan
angka-angka yang demikian rumit seperti angka Romawi sangatlah sulit. Jumlah
bilangan puluhan, ratusan hingga ribuan dalam angka Romawi masih bisa
dituliskan dan dihafal bentuknya. Misalnya, X (10), XX (20), C (100), M
(1.000). Namun, bila jumlah bilangan jutaan, milyaran, atau triliunan tentu
sangat sulit menuliskannya dalam angka Romawi. Karena itu, penemuan angka 0 ini
memiliki arti penting dalam penghitungan dan penulisan bilangan.
Pemikiran
Muhammad bin Ahmad tersebut kemudian dilanjutkan oleh Muhammad bin Musa Al
Kwarizmy, seorang tokoh penemu perhitungan Al Jabar yang menjadi dasar ilmu
pasti, yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Dia juga berjasa dalam
ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan linear dan kuadrat
serta kalkulus integral. Karya-karyanya di bidang matematika terdapat dalam
Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Hasil karya
Al-Khwarizmi inilah yang kemudian menjadi rujukan dan mempengaruhi pemikiran
para ilmuwan Eropa, seperti Jacob Florence, serta Leonardo Fibonacci yang
kemudian lebih dikenal masyarakt dunia sebagai ahli matematika Al Jabar.
Penemuan angka 0 ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dunia karena
dengan angka 0 tersebut, kini kita dapat dengan mudah menuliskan jumlah
bilangan dari yang terkecil hingga yang tertinggi dengan bantuan angka.
Angka 1, Allah Maha Esa.
Sudah
diketahui bahwa Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Hal
ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Ikhlas
Artinya
:
1.
Katakanlah
: Dialah Allah yang Maha Esa
2.
Allah
adalah Tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu
3.
Allah
tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
4.
Dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
Angka 2, dua kalimat syahadat
Dalam
agama Islam ada yang namanya rukun Islam, dan rukun Islam yang pertama yaitu
membaca dua kalimat syahadat. Seseorang dikatakan beragama Islam jika ia sudah
bersaksi dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa tidak ada tuhan selain Allah
dan nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Angka 3, kata Ibu disebut 3 kali dalam hadits.
Seorang ibu merupakan sosok yang sangat dimuliakan dalam Islam. Karena begitu berat tugas seorang ibu dalam mengurus anaknya. Mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkan anaknya. Bahkan, dalam Islam meninggalnya seorang ibu ketika melahirkan anaknya dikatakan mati syahid yakni dijamin masuk syurga. Begitu mulia kedudukan seorang ibu, Rasulullah saw bersabda :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟
قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ،
قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari
Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada
siapakah aku harus berbakti pertama kali ?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’
Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya
kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut
bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Imam
Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih
sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan
terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu
sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Dimana seorang ibu
memiliki tiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki yang seorang ayah tidak
memilikinya yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Ada banyak bukti, bahwa
berbakti kepada kedua orang tua –dalam wacana Islam- adalah persoalan utama
Angka 4, Kitab-kitab Allah ada 4
Dalam
rukun iman yang ketiga yakni iman kepada kitab-kitab Allah. Allah SWT
menurunkan firman-Nya kepada para Nabi dan Rasul yaitu :
1.
Kitab Zabur.
Zabur adalah nama kitab suci yang
diberikan kepada Nabi Dawud as. Zabur berasal dari kata zabara-yazburu-zabran
yang berarti menulis. Bahasa yang digunakan Kitab Zabur adalah bahasa Qibti.. Sesungguhnya
Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu
kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu
(pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub,
Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (QS. Anisa 163).
Isi kandungan Kitab Zabur adalah :
a.
Ajaran
Tauhid (mengesakan Allah SWT)
b.
Kata-kata
hikmah
c.
Nasihat-nasihat
kebaikan
2.
Kitab Taurat.
Taurat yang dalam bahasa ibrani disebut
thora adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Musa as. Untuk
membimbing kaumnya Bani Israil. Jadi Kitab Taurat menggunakan bahasa Ibrani.
Isi kandungan kitab-kitab Taurat :
a.
Ajaran
Tauhid (mengesakan Allah)
b.
Nasehat-nasehat
kebaikan
c.
Hukum-hukum
syariah.
d.
Kisah
dan sejarah nabi nabi terdahulu.
3.
Kitab Injil.
Injil adalah kitab yang diturunkan kepada
Nabi Isa as. Binti Maryam. Kitab ini pada intinya berisi ajakan kepada umat
Nabi Isa as untuk hidup dengan zuhud yaitu menjahui kerakusan dan ketamakam
duniawi. Hal itu bertujuan untuk meluruskan pandangan orang-orang yahudi yang
bersifat materialistis Kitab Injil menggunakan bahasa Suryani. Dia Isa berkata:
“Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab Injil dan Dia menjadikan aku
seorang Nabi.” (QS. Maryam 30). Kitab Injil yang ada sekarang berbeda dengan
Injil asli yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa as.
Isi yang terkandung dalam kitab Injil :
a.
Ajaran
Tauhid (mengesakan Allah SWT)
b.
Hukum-hukum
Syariah
c.
Nasihat-nasihat
kebaikan
d.
Sejarah
nabi-nabi terdahulu
4.
Kitab suci Al-Qur’an diturunkan Nabi Muhammad saw.
Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai nabi terakhir, dinamakan Al Quran
karena sebagai kitab suci yang wajib dibaca, dipelajari dan merupakan
ajaran-ajaran wahyu terbaik. Al-Quran
adalah kitab terakhir dan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Al Quran
pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW ketika beliau sedang bertafakur
digua hira pada tanggal 17 Ramadan bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 632 M
sejak itu, tanggal 17 Ramadhan diperingati sebagai nuzulul quran oleh umat Islam
sedunia. Al Quran diturunkan secara berangsur angsur selama 22 tahun 2 bulan 22
hari. Al Quran selalu dijaga
kebenaranya oleh Allah SWT diterangkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr ayat 9:
“Sesungguhnya Kamilah Yang menurunkan Al-Quran dan pasti Kami yang
memeliharanya (menjaganya) “
Isi kandungan Al-Quran :
a.
Akidah
(Keyakinan)
b.
Syariah
(hukum) baik yang berkatan dengan ibadah atau muammalah
c.
Akhlak
(etika)
d.
Kisah-kisah
umat terdahulu
e.
Berita-berita
tentang masa yang kan datang (akherat)
f.
Prinsip
dan dasar hukum-hukum yang berlaku bagi alam semesta termasuk manusia.
Angka 5, rukun Islam ada 5
Rukun
Islam adalah kewajiban pokok paling mendasar yang harus dilaksanakan oleh
seorang muslim dan tidak boleh ditinggalkan.
Rukun
Islam ada 5 yaitu:
1.
Mengucap dua kalimah syahadah.
2.
Mendirikan solat.
3.
Menunaikan zakat
4.
Berpuasa di bulan Ramadhan.
5.
Menunaikan haji bagi yang mampu.
Angka 6, rukun iman ada 6.
Rukun
iman artinya dasar-dasar atau landasan yang harus diyakini dalam hati oleh
setiap muslim dan dibuktikan dalam lisan serta perbuatannya sehari-hari.
Rukun
iman ada 6 yaitu :
1.
Iman
kepada Allah
2.
Iman
kepada Malaikat-malaikat Allah
3.
Iman
kepada Kitab-kitab Allah
4.
Iman
kepada Rasul-rasul Allah
5.
Iman
kepada Hari Akhir
6.
Iman
kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Angka 7, keterangan dalam Al-Qur’an langit ada 7
"Dialah
(Allah), yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 29)
Angka 8, pada tahun 8 hijriyah terjadi Pembebasan
Mekkah
Pembebasan
Mekkah (Fathu Makkah) merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 masehi
tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, di mana Nabi Muhammad SAW beserta 10.000
pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah
secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun sekaligus menghancurkan
berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah.
Angka 9, wali songo
Wali
songo berasal dari kata wali dan songo. Wali artinya ulama yang meneruskan
penyiaran agama Islam kepada umat manusia, sedangkan songo berasal dari bahasa
Jawa yang artinya Sembilan. Jadi, wali songo ialah sembilan wali yang
memelopori penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan sekitarnya tepatnya pada
abad 15 -16 masehi.
Berikut
nama-nama dan asal-usul wali songo:
1) Maulana Malik Ibrahim berasal dari negeri
Arab.
2) Sunan Ampel, yang waktu kecilnya bernama
Raden Rahmat berasal dari Campa daerah Aceh (sekarang Jeumpa).
3) Sunan Giri disebut juga Raden Paku. Pada waktu
mudanya ia bernama Maulana Ainul Yakin.
4) Sunan Drajat, nama kecilnya ialah
Syaripuddin. Ia adalah saudara Sunan Bonang dan Sunan Ampel.
5) Sunan Bonang, pada mulanya bernama Makhdum
Ibrahim, beliau adalah salah satu putra dari Sunan Ampel.
6) Sunan Kali Jaga, pada waktu mudanya bernama
Raden Mashaid.
7) Sunan Kudus, waktu kecil diberi nama Untung
dan sewaktu ia menjadi mubaligh bernama Syekh Ja’far Shadiq.
8) Sunan Muria nama kecilnya Raden Prawototo.
Beliau adalah putra Sunan Kalijaga.
9) Sunan Gunung Jati, sering disebut Raden
Faletehan. Nama Arabnya Fatahillah dan nama yang sebenarnya adalah Syarif
Hidayatullah.
Angka 10, jumlah 10 malaikat yang wajib diketahui
dalam Islam
Angka
ini menunjukan jumlah malaikat yang wajib diketahui, yaitu sebagai berikut :
1.
Jibril
bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan rasul.
2.
Mikail
bertugas membagikan rizki dan menurunkan hujan.
3.
Isrofil
bertugas meniup sangkakala di hari kiamat sebagai tanda datangnya hari kiamat.
4.
Izroil
bertugas mencabut nyawa.
5.
Munkar
bertugas menanyai manusia didalam kubur.
6.
Nakir
bertugas menanyai manusia didalam kubur.
7.
Rakib
bertugas mencatat amal baik manusia.
8.
Atid
bertugas mencatat amal buruk manusia.
9.
Malik
bertugas menjaga pintu neraka.
10. Ridwan bertugas
menjaga pintu surga.
Angka 11, tahun 11 hijrriyah Rasulullah wafat
Dalam
tahun kesebelas hijriyah, Rosululloh menyiapkan tentara yang dikepalai oleh
Usama bin Zaid, dan beliau menyuruhnya agar berangkat ke Ubna. Tetapi sebelum
tentara itu berangkat, beliau telah mulai sakit hingga tidak jadi perjalanan
tentara itu. Ketika sedang sakit, beliau minta izin kepada istri-istrinya agar
sakitnya dirawat di rumah Aisyah. mereka mengizinkannya lalu dibawa ke rumah
Aisyah. Saat itu kesehatan Rasulullah semakin memburuk beliau menyuruh Abu
bakar agar ia sholat dengan orang banyak sebagai imam. Orang-orang anshar
mendengar beliau sakit itu jadi berduka cita lalu berkumpul di masjid. karena
berkumpulnya mereka itu, beliau kemudian keluar ke tempat mereka itu dengan
berjalan merangkul Ali dan fadlil. Setelah di masjid, beliau duduk di tangga
mimbar yang terbawah sambil berkhutbah kepada mereka. kemudian pada hari senin
tanggal 13 Robiul awal beliau menemui Tuhannya dengan menutup mata dan pindah
ke alam Baqa'.
Sebelum
dimakamkan, jenazah beliau menetap di rumahnya sampai malam rabu, sehingga
orang-orang Islam selesai memilih Khalifah sebagai pengganti beliau. Setelah
selesai kemudian beliau dimandikan dan kemudian dikafani dengan tiga lapis
kain. Kemudian orang-orang Islam mensholatinya dengan teratur. Sesudah selesai
semuanya, lalu dimakamkan di rumah Aisyah.
Angka 12, tangggal 12 Rabiul Awal Rasulullah
dilahirkan
Pada
waktu umat manusia berada dalam kegelapan dan suasana jahiliyah, lahirlah
seorang bayi pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Mekkah. Bayi yang
nantinya akan membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia yang
diberi nama Muhammad nama yang sebelumnya belum ada dimanapun juga. Ibunya beranama Siti Aminah dan ayahnya bernama
Abdullah.
Angka 13, pada tahun 13 hijriyah terjadi perang
yarmuk
Ketika
itu suasana perang berubah, maskas laskar Islam menghadapi kesulitan yang
sangat berat, sehingga panglima-panglimanya mengadakan musyawarah untuk mencari
jalan keluarnya. Dalam musyawarah itu ‘Amru bin al’Ash menguslkan agar laskar Islam
berkumpul pada suatu tempat untuk menghadapi kekuatan Romawi bersama-sama
dengan satu pimpinan yaitu Khalid bin Walid. Tempat yang ditunjukkannya yaitu
tepi sungai Yarmuk (anak sungai Sei. Yordania) bernama Wakusah, Pendapat ‘Amru
binal’Ash ini disetujui oleh Khalifah. Maka berkumpullah di Wakusah 40.000
laskar Islam menghadapi 240.000 tentara Romawi. Dan pertempuran berkecamuk
dengan hebatnya.
Pertempuran
di Yarmuk ini berakhir dengan kekalahan di pihak Romawi dan sejumlah besar
tentaranya terbunuh. Kekalahan ini mematahkan hati Heraklius dan menimbulkan
rasa putus asa di kalangan tentaranya. Dan peristiwa ini membuahkan jatuhnya
Siria ke tangan bangsa Arab.
Angka 14, pembebasan Madain tahun 14 hijriyah
Pada
masa kekhalifahan Umar bin Khattab tahun 14 hijriyah terjadi peristiwa
pembebasan Madain. Madain merupakan ibu kota kerajaan persia. “Suatu saat, kaum
Muslimin akan menguasai Madain” itulah janji Rasulullah saw., yang diucapkan di
depan kaum Muslimin.
Dengan perintah dari Umar bin Khattab, Saad
bin AbuWaqas langsung bergerak dari Qadisiyah menuju Madain. Sesampainya di
kota Madain, pasukan Muslimin langsung memasuki Istana Putih, tempat Istana
Kisra berada. Saad kemudian mengumandangkan Adzan, sebagai bukti kalimat tauhid
sudah berada dalam istana itu. Shalat jamaah pun seketika dilakukan kaum
Muslimin. Api-api yang menjadi sesembahan orang-orang majusi, telah dipadamkan
oleh Saad dan pasukannya. Perang antara pasukan Madain versus kaum Muslimin,
akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin. Kemudian kaum Muslimin singgah di
Madain selama beberapa bulan, sebelum melanjutkan perjalanan.
Selama
di Madain, kaum Muslimin telah menentukan daerah yang akan dikuasai selanjutnya
yaitu Kufah dan Bashrah. Sebelum berangkat, telah ditentukan bahwa pemimpin
kaum Muslimin saat itu diganti memjadi Salman al-Farisi.
Angka 15, pada tahun 15 hijriyah terjadi pembebasan
Homs dan Qansarin
Pada
perang ini, komando masih berada ditangan Abu Ubaidah. Sesampainya di kota
Homs, kaum Muslimin berhasil menaklukan pasukan yang telah dikirim oleh kaisar
Romawi yang bernama Heraklius. Sebagian pasukan Homs terbunuh, begitu juga para
pemimpin-pemimpinnya, sedangkan sisanya ditahan. Akhirnya para penduduk dan
penguasa Homs meminta berdamai dengan kaum Muslimin. Setelah menaklukkan Homs,
Abu Ubaidah memerintahkan pasukan yang dipimpin Khalid Al-Walid menuju
Qansarin. Hanya dengan retorika dan ketegasan Khalid Al-Walid, penduduk Qasarin
pun meminta berdamai dengan kaum Muslimin dan mereka bersedia untuk membayar
pajak.
Angka 16, tahun 16 Hijriyah terjadi perang Ajnadain
dan Cadissia melawan Romawi
Pada
masa Umar tahun 16 Hijriyah terjadi perang Ajnadain dan Cadissia melawan
Romawi.
Sesudah
jatuhnya kota Damaskus ke tangan Islam, maka jatuh pula kota-kota besar di
Utara Siria, seperti Aleppo, Homs dan Antiokhia. Jendral Aretion panglima
Romawi di Siria, bertahan dengan gigih beserta sisa tentaranya di Ajnadin dekat
Baitul Maqdis. Di sana terjadilah pertempuran sengit antara tentara Romawi dan
Arab, yang tidak kurang hebatnya dari pertempuran di Yarmuk.
Pertempuran
ini berakhir dengan kemenangan ummat Islam, dan tentara Romawi yang masih
tinggal melarikan diri ke Kaisarian dan Baitul Maqdis.
Angka
17, jumlah rokaat sholat wajib 5 waktu sehari semalam
Angka
atau bilangan tujuh belas ini menunjukan jumlah rokaat sholat wajib 5 waktu
sehari semalam, yaitu:
Sholat
shubuh : 2 rakaat
sholat
dzuhur : 4 rakaat
sholat
ashar : 4 rakaat
sholat
maghrib : 3 rakaat
sholat
isya : 4 rakaat.
Maka,
jika dijumlahkan ada 17 rakaat.
Angka 18, tahun 18 hijriyah jatuhnya kota Baitul
Maqdis.
Pada
tahun 18 Hijriyah terjadi peristiwa jatuhnya kota Baitul Maqdis. Laskar Islam
kemudian membulatkan niatnya untuk menaklukkan Baitul Maqdis, ibu kota
Palestina dan kota suci orang Kristen. Kota ini dikelilingi oleh
benteng-benteng yang kuat, dipertahankan oleh pasukan besar tentara pengawal
kota dibawah pimpinan Arection sendiri. Empat bulan lamanya orang Arab
mengepung kota itu sehingga penduduknya hampir mati kelaparan. Akhirnya
keluarlah Patrik kota itu menyatakan kemauannya menyerahkan kota itu dengan
syarat kepada Khalifah Umar sendiri. Maka berangkatlah Umar bin Khattab ke
Baitul Maqdis menerima penyerahan kota itu serta menegaskan keamanan penduduknya
dan kemerdekaan mereka menjalankan agamanya. Dengan demikian seluruh Syam dan
Palestina telah jatuh ke tangan Islam, sesudah mereka berperang mati-matian
lebih kurang enam tahun lamanya.
Angka 19, Jumlah huruf hijaiyah dalam lafadz
basmallah ada 19 huruf.
Bacaan
basmallah selalu ada dalam permulaan surat dalam Al-Quran, kecuali dalam Surat
At-Taubah. Kitapun dianjurkan dalam melakukan sesuatu yang baik diawali dengan
membaca basmallah. Misalnya ketika akan makan, bekerja, dan lain-lain.
Dalam
lafadz basmallah terdapat 19 huruf hijaiyah.
Angka 20, sifat wajib bagi Allah ada 20.
Dalam
Islam kita mengenal 20 sifat wajib bagi Allah, yaitu sebagai berikut :
1.
Wujud
artinya ada
2.
Qidam
artinya dahulu
3.
Baqa
artinya kekal.
4.
Mukholafatul
lil hawaditsi artinya bahwa Allah berbeda dengan makhluk-Nya.
5.
Qiyamuhu
binafsihi artinya berdiri sendiri
6.
Wahdaniyah
artinya esa, satu.
7.
Qudrat
artinya berkuasa.
8.
Iradat
artinya berkehendak.
9.
Ilmu
artinya mengetahui.
10. Hayat artinya
hidup.
11. Sama’ artinya
mendengar.
12. Bashar artinya
melihat.
13. Kalam artinya
berfirman
14. Kaunuhu Qadiran
artinya terbukti Allah yang Maha Kuasa dan Mustahil Allah tidak Kuasa.
15. Kaunuhu Muridan
artinya terbukti Allah yang Maha berkehendak dan mustahil Allah tidak mempunyai
kehendak.
16. Kaunuhu ‘Aliman
artinya terbukti Allah yang Maha Mengetahui dan mustahil Allah yang bodoh.
17. Kaunuhu Khayyan
artinya terbukti Allah yang Hidup dan mustahil Allah mati.
18. Kaunuhu Sami’an
artinya terbukti Allah yang Maha Mendengar dan mustahil Allah yang tuli.
19. Kaunuhu Bashiran
artinya artinya terbukti Allah yang Maha Melihat dan mustahil Allah yang buta.
20. Kaunuhu
Mutakalliman artinya terbukti Allah yang Berfirman, dan mustahil Allah yang
bisu.
Angka 21, terjadi perang Nahawand tahun 21 hijriyah.
Pada
tahun 21 hiriyah terjadi perang Nahawand. Hal ini disebabkan oleh Berita
kesuksesan perang terhadap pembebasan negeri Persia yang terjadi di Nahawand
ini telah tersebar luas di banyak daerah. Oleh sebab itu, perang ini disebut
sebagai Fathul Futuh (pembuka berbagai kemenangan).
Kisra
Yazdayird III tidak bisa mengumpulkan tentaranya dengan cepat, ia memerlukan
waktu empat tahun untuk menghimpun kekuatan, maka terkumpullan balatentara yang
berjumlah 150.000 orang untuk menghadapi tentara Islam. Pada tahun 21 H.
Yazdayird III mengerahkan angkatan perangnya itu dan Khalifah Umar mengirimkan
bantuan laskar untuk membantu Sa’ad. Maka terjadilah peperangan yang sanat
hebat diantara keduanya di Nahawand. Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan
di pihak Islam, walaupun orang Persia telah berperang mati-matian membela
negaranya. Peperangan ini dikenal dengan sebutan ‘Fathul Futuh’ yang berarti
‘Pembebasan dari segala pembebasan’.
Angka 22, peristiwa jatuhnya kota Iskandariah tahun
22 hijriyah
Setelah
kota Alexandria maka sempurnalah tentara Islam menaklukan Mesir, khususnya
sebagai daerah di pegunungan maupun di selat. Kemudian, tentara Islam bergerak
ke Tripoli dan Barca. Tentara Islam berhasil menaklukan kota-kota tersebut
secara damai dan penduduknya membayar pajak. Dan kemudian datanglah perintah
Umar agar tentara Islam sebaiknya berdiam diri terlebih dahulu di daerah-daerah
Mesir yang telah berhasil ditaklukan sebelumnya.
Angka 23, Jumlah rakaat sholat tarawih ada 20
ditambah sholat witir 3 rakaat.
Dari
Yazid Bin Ruman, beliau berkata: "Orang-orang pada masa Umar melakukan
Qiyamullail di Bulan Ramadhan dengan 23 rakaat". (HR. Malik dalam
Al-Muwaththo' hal. 106).
Angka 24, tahun 24 hijriyah Utsman bin Affan dibai’at
menjadi khalifah
Pemilihan
terhadap Usman tersebut berlangsung pada penguhjung bulan Zulhijjah tahun 23
H/644 M dan diresmikan pada awal muharram 24 H/644 M, dengan dilakukannya
pembai’atan kalifah Usman bin Affan oleh seluruh umat muslim.
Angka 25, Rasul yang wajib diketahui ada 25
Dalam
rukun iman yang ke 4, yaitu iman kepada rasul-rasul Allah. Nabi dan rasul yang
wajib kita ketahui ada 25, yaitu sebagai berikut :
1.
Nabi
Adam as
2.
Nabi
Idris as
3.
Nabi
Nuh as
4.
Nabi
Hud as
5.
Nabi
Shaleh as
6.
Nabi
Ibrahim as
7.
Nabi
Luth as
8.
Nabi
Ismail as
9.
Nabi
Ishaq as
10. Nabi Yaqub as
11. Nabi Yusuf as
12. Nabi Ayyub as
13. Nabi Syuaib as
14. Nabi Harun as
15. Nabi Musa as
16. Nabi Zulkifli as
17. Nabi Daud as
18. Nabi Sulaiman as
19. Nabi Ilyas as
20. Nabi Ilyasa as
21. Nabi Yunus as
22. Nabi Zakaria as
23. Nabi Yahya as
24. Nabi Isa as
25. Nabi Muhammad saw
Angka 26, pembukuan Al-Qur’an pada tahun 26 hijriyah.
Pada
tahun 26 hijriyah kepemimpinan Utsman bin Affan lebih menitikberatkan pada
penulisan Al-Quran. Beliau membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit
yang merupakan sekretaris Rasulullah dan seorang penghafal Al-Qur’an. Sebagai
anggota kemudian ditunjuk Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin Abi Waqash dan
Abdurrahman bin Harits. Tim ini kemudian membukukan Al-Qur’an. Pembukuan
tersebut dikenal dengan “Mushaf atau Al-Mushaf” yang ditulis sejumlah lima
buah. Empat buah dikirim ke daerah-daerah Islam, satu disimpan di Madinah dan
dipegang oleh khalifah Utsman sendiri. Al-Mushaf yang dipegang oleh khalifah
Utsman bin Affan disebut Mushaf Utsman atau Mushaf Al-Iman.
Angka 27, tanggal 27 Rajab terjadi peristiwa isra’
mi’raj.
Isra`
secara bahasa berasal dari kata ‘saro’ bermakna perjalanan di malam hari.
Adapun secara istilah, Isra` adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersama Jibril dari Mekkah ke Baitul Maqdis (Palestina), berdasarkan
firman Allah dalam QS.Al-Isra’ ayat 1:
“Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha “.(Al Isra’:1)
Mi’raj
secara bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik. Adapun secara istilah,
Mi’raj bermakna tangga khusus yang digunakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk naik dari bumi menuju ke atas langit, berdasarkan firman Allah
dalam surat An Najm ayat 1-18.
Peristiwa
inilah pertama kali adanya perintah sholat wajib 5 waktu.
Angka 28, tahun 28 hijriyah terjadi perluasan Islam
daerah-daerah ma’waraan nahri
Perluasan
Islam di masa Utsman telah bertambah dengan perluasan ke laut, kaum muslimin
telah mempunyai angkatan laut. Kemudian negeri-negeri Armenia dan beberapa
bagian thabaristan. Bahkan kemajuan tentara Islam telah sampai dan melampaui
sungai jihun (ama daria). Jadi daerah-daerah ma’waraan nahri” (negeri-negeri
seberang sungai jihun telah masuk di wilayah Negara Islam. Negeri Harah, Kabul
dan Ghazbah di Turkistan telah diduduki kaum muslimin dengan mempergunakan
angkatan laut yang dipimpin oleh Muawiyah bin Abi Sofyan tahun 28 H.
Angka 29, tahun 29 hijriyah Utsman mengangkat
Abdullah bin Amim bin Kuraiz, sebagai gubernur Bashrah
Di
bawah pimpinan Abdullah bin Amir, pasukan Islam berhasil menguasai kota Maru,
Sarkhas, dan Kabul pada tahun 31 Hijriyah. Abdullah bin Amir mengirim Al-Ahnaf
bin Qais ke Balkha pada tahun 31 H, dan dia berhasil menaklukannya. Akan tetapi
Al-Ahnaf tidak berhasil menaklukan kota Khawarizmi
Angka 30, juz dalam Al-Qur’an ada 30.
Al-Qur’an
merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikai
jibril secara berangsur-angsur sebagai pedoman hidup umat Islam dan membacanya
termasuk ibadah. Jumlah juz dalam Al-Qur’an ada 30 juz, terdiri 114 surat.
Angka 31, tahun 31 hijriyah pertempuran “Dzatis
Sawari”
Salah
satu pertempuran yang penting di laut pada masa Usman ialah pertempuran “Dzatis
Sawari” (Pertempuran Tiang Kapal). Pertempuran ini terjadi pada tahun 31 H di
laut tengah dekat kota Iskandariyah, antara tentara Romawi di bawah pimpinan
kaisar Constantine dengan bala tentara Islam di bawah pinmpinan Abdullah ibnu
Abi Sarah, yang menjadi gubernur di Mesir. Pertempuran ini dinamakan Dzatis
Sawari karena banyaknya kapal-kapal perang yang ikut dalam peperangan ini.
Konon kabarnya kapal-kapal tersebut ada 1000, 200 kepunyaan kaum Muslim dan
sisanya adalah kepunyaan bangsa Romawi. Dalam pertempuran ini kaum Muslimin
telah berhasil mengalahkan tentara Romawi.
Angka 32, tahun 32 hijriyah Muawiyah berhasil
menembus Romawi.
Al kisahnya : Pengepungan Konstantinopel oleh bangsa Arab untuk pertama kalinya, yang berlangsung mulai tahun 674 sampai tahun 678, adalah salah satu konflik besar dalam Perang Arab-Romawi Timur, dan merupakan puncak pertama dari usaha perluasaan wilayah yang dilancarkan terhadap Kekaisaran Romawi Timur oleh Khilafah Bani Umayyah di bawah pimpinan Khalifah Muawiyah I. Khalifah Muawiyah I, yang naik takhta pada tahun 661 seusai Perang Saudara Kaum Muslim I, kembali memerangi Kekaisaran Romawi Timur selepas jeda beberapa tahun, dengan harapan dapat menaklukkan seluruh negara kekaisaran itu dengan cara merebut ibu kotanya, Konstantinopel. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh penulis tawarikh Romawi Timur, Teofanis Sang Pengaku Iman, serangan-serangan bangsa Arab dilakukan secara seksama dan terencana. Selama kurun waktu 672–673, armada Arab mendirikan pangkalan-pangkalan di sepanjang pesisir Asia Kecil, kemudian memasang blokade yang tidak begitu ketat di sekitar Konstantinopel. Bangsa Arab menjadikan Semenanjung Kizikos yang tidak begitu jauh letaknya dari Konstantinopel sebagai pangkalan selama musim dingin, dan kembali menyerang benteng kota Konstantinopel pada musim semi. Kekaisaran Romawi Timur, di bawah pimpinan Kaisar Konstantinus IV, akhirnya berjaya menghancurkan armada Arab dengan senjata temuan baru berupa zat pembakar cair yang dikenal dengan sebutan Api Yunani. Kekaisaran Romawi Timur juga berhasil mengalahkan pasukan darat Arab di Asia Kecil, sehingga bangsa Arab terpaksa menghentikan pengepungan. Kemenangan Kekaisaran Romawi Timur sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup negara itu, karena ancaman bangsa Arab sirna untuk sementara waktu. Sebuah perjanjian damai ditandangani tak lama kemudian, dan setelah pecahnya Perang Saudara Kaum Muslim II, Kekaisaran Romawi Timur bahkan mampu mendesak mundur Khilafah Bani Umayyah. Peristiwa pengepungan ini terabadikan dalam legenda-legenda Dunia Islam yang baru muncul, tetapi dicampuradukkan dengan riwayat-riwayat penyerbuan lain atas Konstantinopel, yang dilakukan beberapa tahun sebelumnya, di bawah pimpinan Khalifah Yazid I. Akibatnya, kebenaran riwayat Teofanis digugat pada tahun 2010 oleh peneliti Oxford, James Howard-Johnston, yang lebih mengutamakan sumber-sumber berbahasa Arab dan Suryani. Sumber-sumber tersebut tidak meriwayatkan apa-apa tentang peristiwa pengepungan ini, tetapi meriwayatkan rangkaian aksi militer, dan hanya beberapa riwayat yang berlanjut sampai ke Konstantinopel. Di lain pihak, kabar mengenai pengepungan dan perjanjian damai yang disepakati sesudahnya bahkan tersiar sampai ke Tiongkok, sehingga kelak termaktub pula dalam catatan-catatan sejarah Dinasti Tang. Peta perpolitikan Eropa dan Mediterania sekitar 650 M. Kekaisaran Romawi Timur (ungu) dan Khilafah Bani Umayyah (hijau) sekitar tahun 650 M. Setelah kalah dalam pertempuran Yarmuk pada tahun 636, Kekaisaran Romawi Timur menarik mundur sisa-sisa kekuatan tempurnya dari Syam ke Asia Kecil yang terlindung di balik Pegunungan Taurus, benteng alam yang mampu membendung gerak ekspansi kaum Muslim. Tindakan ini membuka peluang bagi Khilafah Rasyidin, yang baru saja terbentuk, untuk menuntaskan aksi penaklukan kaum Muslim atas Syam, dan selanjutnya juga atas Mesir. Kaum Muslim melancarkan serangan-serangan dadakan ke daerah-daerah di tapal batas Kilikia bahkan masuk sampai ke Asia Kecil semenjak tahun 640, yang berlanjut di bawah kepemimpinan Mu'awiyah bin Abu Sufyan, Wali Negeri Syam. Mu'awiyah juga merintis pembentukan angkatan laut kaum Muslim, yang dalam beberapa tahun saja sudah cukup kuat dikerahkan untuk menduduki Pulau Siprus, dan untuk melancarkan serangan-serangan dadakan sampai ke Pulau Kos, Pulau Rodos, dan Pulau Kreta di Laut Aegea. Angkatan laut kaum Muslim yang belum lama terbentuk ini akhirnya berjaya mengalahkan angkatan laut Kekaisaran Romawi Timur dalam pertempuran Foinikos pada tahun 655. Setelah Khalifah Utsman bin Affan tewas terbunuh dan Perang Saudara Kaum Muslim I meletus, serangan bangsa Arab terhadap Kekaisaran Romawi Timur terhenti. Pada tahun 659, Mu'awiyah bahkan menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan Kekaisaran Romawi Timur, yang mewajibkan kaum Muslim untuk membayar upeti kepada Kekaisaran Romawi Timur. Gencatan senjata berlanjut sampai Mu'awiyah beserta kaum kerabatnya memenangkan perang saudara kaum Muslim pada tahun 661, dan mendirikan Khilafah Bani Umayyah. Setahun kemudian, kaum Muslim kembali menyerang. Tekanan terhadap Kekaisaran Romawi Timur semakin meningkat karena bala tentara kaum Muslim mulai melewatkan musim dingin di wilayah kekaisaran, yakni di sebelah barat gugus pegunungan Taurus, sehingga kian mengganggu perekonomian kekaisaran. Aksi-aksi penyerangan kaum Muslim di darat adakalanya dibarengi dengan aksi-aksi penyerangan dari laut ke daerah-daerah pesisir di kawasan selatan Asia Kecil. Pada tahun 668, bangsa Arab mengirim bala bantuan kepada Saborios, Strategos Tema Armeniakon, yang memberontak melawan Kekaisaran Romawi Timur, dan mempermaklumkan dirinya sendiri sebagai kaisar. Perang sudah usai ketika pasukan Umayyah di bawah pimpinan Fadhalah bin 'Ubaid tiba di medan tempur, karena Saborius sudah wafat setelah terjatuh dari kuda tunggangannya. Pasukan Umayyah akhirnya melewatkan musim dingin di daerah Heksapolis, yakni di sekitar kota Melitene, sambil menunggu kedatangan pasukan-pasukan tambahan. Pada musim semi tahun 669, setelah pasukan-pasukan tambahan datang bergabung, Fadhalah memimpin pergerakan pasukan Umayyah sampai ke Kalsedon, bandar di pesisir benua Asia yang berseberangan perairan Selat Bosporus dengan Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Serangan bangsa Arab atas Kalsedon dapat dipatahkan, dan sebagian besar prajurit Arab tewas akibat kelaparan dan terserang penyakit. Untuk membantu Fadhalah, Mu'awiyah mengerahkan pasukan lain di bawah pimpinan putranya, Yazid, yang di kemudian hari menjadi Khalifah berikutnya. Keterangan mengenai pergerakan pasukan Umayyah selanjutnya berbeda-beda dari satu catatan sejarah ke catatan sejarah lainnya. Penulis tawarikh Romawi Timur, Teofanis Sang Pengaku Iman, meriwayatkan bahwa pasukan Umayyah tetap bertahan di depan kota Kalsedon selama beberapa waktu sebelum pulang ke Syam. Dalam perjalanan pulang, mereka merebut Amorion dan menempatkan garnisun di kota itu. Dengan menempatkan pasukan penjaga di Amorion, untuk pertama kalinya bangsa Arab berusaha mempertahankan benteng yang telah berhasil direbutnya di pedalaman Asia Kecil, di luar masa perang. Kemungkinan besar tindakan ini dilakukan karena pasukan Umayyah bermaksud kembali menggempur Konstantinopel pada tahun berikutnya, sehingga Amorion perlu dipertahankan agar nantinya dapat dijadikan pangkalan kekuatan tempur mereka. Namun, kota Amorion direbut kembali oleh Kekaisaran Romawi Timur pada musim dingin berikutnya. Di lain pihak, sumber-sumber Arab melaporkan bahwa sebelum pulang ke Syam, bala tentara kaum Muslim sempat menyeberang ke daratan Eropa dan menggempur Konstantinopel, kendati berakhir dengan kegagalan. Karena serangan ini tidak disebut-sebut dalam sumber-sumber Romawi Timur, maka mungkin sekali para penulis tawarikh Arab sengaja "mendongkrak" serangan terhadap Kalsedon menjadi serangan terhadap Konstantinopel, mengingat Yazid hadir di tengah-tengah bala tentara kaum Muslim kala itu, dan mengingat Kalsedon adalah salah satu kota penyangga Konstantinopel. Kepingan nomisma keluaran Konstantinus IV. Aksi militer tahun 669 membuat bangsa Arab sadar bahwa mereka sebenarnya berpeluang untuk melancarkan serangan secara langsung terhadap Konstantinopel, dan bahwasanya mereka perlu memiliki pangkalan logistik yang tidak terlampau jauh dari kota itu. Pangkalan logistik didirikan di Semenanjung Kizikos, yang terletak di pesisir selatan Laut Marmara, tempat armada tempur di bawah pimpinan Fadhalah bin 'Ubaid berlabuh sepanjang musim dingin tahun 670 atau 671. Mu'awiyah pun mulai berancang-ancang melancarkan serangan penghabisan terhadap ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Berbeda dari aksi militer yang dipimpin oleh Yazid, Mu'awiyah berencana mendatangi Konstantinopel lewat jalur pesisir. Pelaksanaannya harus seksama dan bertahap. Pertama-tama kaum Muslim harus menguasai titik-titik penting, dan mendirikan pangkalan-pangkalan di sepanjang daerah pesisir. Selanjutnya dari pangkalan mereka di Kizikos, kaum Muslim harus memblokade Konstantinopel di darat maupun di laut, sehingga tidak dapat lagi menerima pasokan bahan pangan dari daerah-daerah pertanian di pedalaman.
Pada
tahun 672, tiga armada besar kaum Muslim akhirnya dikerahkan untuk mengamankan
jalur-jalur laut dan mendirikan pangkalan-pangkalan di antara Syam dan
Kepulauan Aegea. Armada yang dipimpin oleh Muhammad bin Abdullah berlabuh
sepanjang musim dingin di Smirna, sementara armada yang dipimpin oleh Qais
(mungkin Abdullah bin Qais) berlabuh sepanjang musim dingin di Likia dan
Kilikia. Armada ketiga yang dipimpin oleh seorang bernama Khalid akan menyusul
dan bergabung kemudian. Menurut laporan Teofanis, Kaisar Konstantinus IV
(memerintah 661-685) mulai menyiagakan armadanya begitu mendengar kabar
kedatangan armada-armada Arab. Armada tempur Romawi Timur diperkuat pula dengan
sejumlah kapal pengangkut tangki dan pipa yang akan digunakan untuk
mengoperasikan senjata pembakar terbaru, yakni api Yunani. Pada tahun 673,
armada Arab lain di bawah pimpinan Junadah bin Abu Umayyah merebut Tarsus di
Kilikia, dan Rodos. Pulau Rodos, yang terletak di antara Syam dan
Konstantinopel, dijadikan pangkalan pasokan terdepan sekaligus pusat serangan
laut kaum Muslim. Garnisun pangkalan yang beranggotakan 12.000 orang prajurit
secara teratur dirotasi kembali ke Syam, satu armada kecil disiagakan untuk
menjaga pangkalan sekaligus untuk dikerahkan dalam aksi-aksi serangan dadakan.
Orang-orang Arab bahkan membuka lahan-lahan gandum dan mendatangkan ternak
untuk digembalakan di pulau ini. Kekaisaran Romawi Timur berusaha
menghalang-halangi rencana bangsa Arab dengan melancarkan serang laut terhadap
Mesir, tetapi gagal. Selama kurun waktu ini, aksi-aksi serangan dadakan di
daratan Asia Kecil terus berlanjut, bahkan pasukan Umayyah melewatkan musim
dingin di dalam wilayah Kekaisaran Romawi Timur. Gapura Kencana di tembok
Teodosius, kota Konstantinopel. Pada tahun 674, armada bangsa Arab bertolak
dari pangkalan-pangkalannya di kawasan timur Laut Aegea menuju Laut Marmara.
Menurut catatan Teofanis, pada bulan April, pasukan Umayyah mendarat di pantai
Trakia, tak jauh dari kota Hebdomon, pada bulan April, dan terus-menerus
bertempur melawan bala tentara Romawi Timur sampai dengan bulan September.
Teofanis melaporkan bahwa "pertempuran berlangsung setiap hari, dari pagi
hingga malam, di antara tembok pertahanan luar Gapura Kencana dan benteng
Kiklobion, adakalanya maju mendesak lawan dan adakalanya membendung desakan
lawan". Pasukan Umayyah selanjutnya bertolak menuju Kizikos, yang mereka
rebut dan ubah menjadi lahan perkemahan berbenteng untuk mereka tinggali
sepanjang musim dingin. Mereka menyiapkan pola serangan yang terus berlanjut
sepanjang pengepungan. Setiap musim semi, pasukan Umayyah melintasi Laut
Marmara dan menyerang Konstantinopel dan berbalik ke Kizikos untuk menghabiskan
waktu musim dingin. Yang sebenarnya terjadi, "pengepungan"
Konstantinopel adalah serangkaian pertempuran di sekitar kota yang bahkan dapat
direntangkan dengan memasukkan serangan Yazid pada tahun 669. Baik penulis
sejarah dari Arab dan Romawi Timur mencatat pengepungan ini berlangsung selama
tujuh tahun alih-alih lima tahun. Catatan ini dapat dikompromikan dengan cara
memasukkan aksi militer pembuka pada tahun 672–673 atau dengan menghitung tahun
hingga mundurnya pasukan Umayyah dari pangkalan mereka untuk terakhir kalinya
pada tahun 680. Penggambaran penggunaan api Yunani dari Skylitzes Matritensis.
Api Yunani digunakan untuk pertama kalinya selama pengepungan pertama
Konstantinopel oleh Arab pada tahun 677 atau tahun 678.
Keterangan
perihal bentrokan di sekitar Konstantinopel tidak jelas karena Teofanis menulis
pengepungan dalam catatan tahun pertamanya secara singkat dan penulis Arab
tidak menyebutkan pengepungan sama sekali, tetapi hanya menulis nama pemimpin
dari ekspedisi yang namanya tidak spesifik ke wilayah Kekaisaran Romawi Timur.
Jadi, dari sumber-sumber Arab hanya mengetahui bahwa Abdullah bin Qais dan
Fadhalah bin 'Ubaid menyerang Kreta dan menghabiskan musim dingin di sana pada
tahun 675, manakala pada tahun yang sama Malik bin Abdullah memimpin serangan
ke Asia Kecil. Sejarawan Arab Ya'qubi dan Ibnu Jarir ath-Thabari melaporkan
bahwa Yazid berikut bala bantuannya dikirim oleh Mu'awiyah ke Konstantinopel
pada tahun 676, dan catatan bahwa sasaran aksi militer yang dipimpin Abdullah
bin Qais pada tahun 677 tidak diketahui. Pada saat yang sama, karena terlalu
mementingkan kesiagaan dalam menghadapi ancaman serangan bangsa Arab, kesiagaan
Kekaisaran Romawi Timur dalam menghadapi ancaman di daerah lain justru menurun.
Di Italia, orang Lombardi memanfaatkan kesempatan ini untuk merebut sebagian
besar Calabria, termasuk Tarentum dan Brundisium, sementara di Semenanjung
Balkan, sebuah koalisi yang beranggotakan suku-suku Slavia menyerang
Thessaloniki dan melancarkan serangan laut lewat kapal layar di Aegea yang
bahkan berhasil menembus Laut Marmara. Akhirnya, pada musim gugur 677 atau awal
678 Konstantinus IV memutuskan untuk menghadapi pengepung dari Arab dalam
pertempuran langsung. Armadanya yang dilengkapi dengan api Yunani mengarahkan
senjata baru mereka kepada armada Arab. Bisa jadi kematian Laksamana Yazid bin
Syagharah yang dilaporkan oleh penulis Arab pada 677/678 berkaitan dengan
serangan ini. Pada waktu yang hampir bersamaan, pasukan Muslim di Asia Kecil
dikomandoi Sufyan bin 'Auf dikalahkan oleh pasukan Romawi Timur yang dipimpin
Jenderal Floros, Petron dan Kiprian; menurut Teofanis, sekitar 30.000 prajurit
Muslim gugur. Kekalahan ini memaksa pasukan Umayyah untuk menghentikan aksi
pengepungan mereka pada tahun 678. Dalam perjalanan pulang ke Syam, pasukan
Umayyah nyaris binasa diamuk badai di dekat Sillyon. Garis besar dari catatan
Teofanis dapat diperkuat dengan satu-satunya rujukan semikontemporer dari
Kekaisaran Romawi Timur mengenai pengepungan ini yaitu puisi perayaan oleh
Teodosius Grammatikus yang tidak dikenal, yang awalnya diyakini merujuk kepada
pengepungan kedua Konstantinopel oleh Arab pada 717–718. Puisi Teodosius
memperingati kemenangan besar angkatan laut yang menentukan di depan tembok
kota dengan rincian yang menarik bahwa armada Arab takut dengan kapal
bersenjatakan api Yunani dan membuat rujukan kepada "ketakutan akan
bayangan mereka yang kembali", yang ditafsirkan sebagai pembenaran atas
serangan Arab yang berulang setiap musim semi dari pangkalan mereka di Kizikos.
Konstantinopel adalah kota terpenting di negara Kekaisaran Romawi Timur.
Andaikata kota ini runtuh, provinsi-provinsi Romawi Timur yang tersisa tidak
mungkin bersatu, dan akan menjadi sasaran empuk bagi pasukan Umayyah. Pada saat
yang sama, kegagalan serangan Arab di Konstantinopel merupakan peristiwa yang
sangat penting bagi bangsa Arab. Aksi militer ini adalah puncak dari
serangkaian aksi militer Mu'awiyah yang dilakukan secara terus menerus sejak
tahun 661. Sumber daya dalam jumlah besar dicurahkan bagi pelaksanaan aksi
militer ini, termasuk untuk membentuk armada yang besar. Kegagalan ini memiliki
dampak yang sama pentingnya dan turut andil pada pukulan yang hebat pada
kewibawaan khalifah. Sebaliknya, wibawa Kekaisaran Romawi Timur kembali
terangkat, khususnya di Barat. Konstantinus IV menerima utusan dari Avar dan
bangsa Slav Balkan yang datang mempersembahkan hadiah, ucapan selamat, dan
pengakuan atas kedaulatan Romawi Timur. Perdamaian selanjutnya juga memberikan
kelonggaran yang amat diperlukan dari penyerangan terus-menerus ke Asia Kecil
dan memungkinkan Kekaisaran Romawi Timur untuk memulihkan keseimbangan dan
memperkokoh kekaisarannya mengikuti perubahan yang dahsyat dari dasarwarsa-dasawarsa
sebelumnya. nKegagalan pasukan Umayyah bersamaan dengan meningkatnya aktivitas
kaum Mardaitai, masyarakat Kristen di gunung-gunung kawasan Syam yang menolak
tunduk di bawah kekuasaan kaum Muslim dan menyerbu kawasan dataran rendah. Berhadapan
dengan ancaman baru ini, dan setelah kerugian yang sangat besar sebagai dampak
dari upaya pengepungan Konstantinopel, Mu'awiyah memulai perundingan untuk
menetapkan gencatan senjata, dan kedua negara ini saling bertukar utusan.
Perundingan ini ditunda hingga 679 untuk memberikan waktu kepada pihak Arab
untuk serangan terakhir yang dipimpin 'Amru bin Murrah ke Asia Kecil, yang bisa
jadi dimaksudkan untuk memberi tekanan kepada Kekaisaran Romawi Timur. Sebuah
perjanjian damai yang berlangsung selama 30 tahun akan dilakukan, asalkan
khalifah bersedia membayar upeti tahunan sebanyak 3.000 keping nomismata, 50
ekor kuda, dan 50 orang budak belian. Garnisun Arab ditarik dari pangkalan
mereka di daerah pesisir wilayah Kekaisaran Romawi Timur termasuk dari Rodos
pada 679–680. Segera selepas Arab mundur dari ibu kotanya, Kaisar Konstantinus
IV mengerahkan bala tentara untuk memerangi suku bangsa Slav di daerah
Thessaloniki, membatasi aksi-aksi perompakan mereka, dan menegakkan kembali
kedaulatan kekaisaran di Thessaloniki. Selepas berakhirnya perdamaian, Kaisar
Konstantinus IV maju memerangi orang Bulgar yang kian merajalela di Jazirah
Balkan, tetapi pasukan besar yang terdiri dari keseluruhan pasukan kekaisaran
mampu dilumpuhkan secara meyakinkan. Kekalahan Romawi Timur berujung pada
pembentukan Kekaisaran Bulgar di kawasan timur laut Jazirah Balkan. Di Dunia Islam,
berbagai kekuatan oposisi di dalam negara khilafah mulai menampakkan dirinya
setelah Mu'awiyah mangkat pada tahun 680. Pembagian kekhalifahan selama Perang
Saudara Kaum Muslim II ini tidak saja memungkinkan Kekaisaran Romawi Timur
untuk meraih perdamaian, tetapi juga menjadikannya sebagai kekuatan yang paling
unggul di perbatasan timurnya. Armenia dan Iberia kembali tunduk di bawah kedaulatan
Kekaisaran Romawi Timur, dan Siprus menjadi kondominium antara Kekaisaran
Romawi Timur dan khilafah. Perdamaian berlangsung sampai putra sekaligus
penerus Konstantinus IV, Yustinianus II (m. 685–695, 705–711), menggantikannya
pada tahun 693, dengan konsekuensi yang buruk. Kekaisaran Romawi Timur
dikalahkan, Kaisar Yustinianus digulingkan, dan periode anarki dua puluh tahun
bermula. Kaum Muslim kian gencar menyerang, yang mengarah ke upaya Arab kedua
dalam menaklukkan Konstantinopel pada kurun waktu 717–718, yang juga terbukti
gagal.
Angka 33, mebaca zikir 33 kali
Bacaan
dzikir yang biasa kita baca yaitu masing-masing sebanyak 33 kali. Bacaan dzikir
terdiri dari tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.
Angka 34, dalam shalat 5 waktu 34 kali sujud.
Banyaknya
kita sujud dalam sholat 5 waktu yaitu sebanyak 34 kali. Dalam satu rakaat kita
melakukan sujud 2 kali, sedangkan jumlah rakaat sholat wajib sehari semalam ada
17 rakaat. Maka, jumlah rakaat tersebut dikali 2 (dalam 1 rakaat 2 kali sujud)
sama dengan 34 kali sujud.
Angka 35, tahun 35 hijriyah khalifah Utsman bin Affan
wafat.
Pagi
Jum’at 12 Dzulhijjah, 35 H, di saat sebagian besar sahabat menunaikan ibadah
haji, pengepungan berlanjut. Hari itu ‘Utsman berpuasa, setelah di malam harinya
bertemu Rasulullah, dan dua sahabatnya: Abu Bakar serta ‘Umar, dalam mimpi yang
membahagiakan. Di mimpi itu Rasulullah bersabda: “Wahai ‘Utsman, berbukalah
bersama kami.” Utsman pun terbangun dengan merasa bahagia dan berpuasa.
Pagi
itu Utsman berada di rumah bersama sejumlah sahabat yang terus bersikukuh
hendak membela beliau dari kezaliman bughat. Di antara mereka adalah Al-Hasan
bin ‘Ali, ‘Abdullah bin Umar, Abdullah bin Az-Zubair, Abdullah bin ‘Amir bin
Rabi’ah, dan sejumlah sahabat lainnya. Dengan sangat, Utsman bin ‘Affan meminta
mereka untuk keluar dari rumah, menjauhkan diri dari fitnah. Amirul Mukminin
melarang para sahabat melakukan pembelaan dengan peperangan. Beliau tidak ingin
terjadi pertumpahan darah di tengah-tengah kaum muslimin hanya dengan sebab
beliau. Beliau tidak ingin ada sahabat-sahabat lain terbunuh dalam fitnah ini. Setelah
permintaan Utsman yang sangat kepada para sahabat, akhirnya mereka meninggalkan
rumah Amirul Mukminin hingga tidak ada yang tersisa kecuali keluarga Utsman
termasuk istri beliau, Na’ilah bintu Furafishah.
Amirul
Mukminin, Utsman bin ‘Affan tetap di atas wasiat Rasul untuk tidak melepaskan
kekhilafahan, baju yang telah Allah pakaikan untuknya. Beliau pun tetap meminta
sahabat untuk tidak melakukan perlawanan, mengingat besarnya fitnah dan
khawatir darah kaum muslimin tertumpah. Inilah sikap yang terbaik: kesabaran,
keyakinan, dan keteguhan di atas petunjuk Rasulullah.
Utsman,
beliau duduk bersimpuh di hadapan mushaf. Beliau membacanya dalam keadaan
berpuasa di hari itu. Tubuh yang telah tua, rambut yang telah memutih, kulit
yang telah mengeriput, usia yang telah dihabiskan untuk Allah, berjihad
menegakkan kalimat Allah di muka bumi, kini duduk mentadaburi kalam Rabbul
‘Alamin. Beliau perintahkan untuk membuka pintu rumah dengan harapan para
pengepung tidak berbuat sekehendak hati mereka ketika menyaksikan beliau
beribadah kepada Allah, membaca Al-Qur’an.
Tetapi
mereka ternyata orang yang telah keras hatinya. Dalam suasana pengepungan dan
kekacauan, masuklah seseorang hendak membunuh khalifah. Orang ini datang dan
menarik jenggot Ustman. Ustman dengan tenang berkata’ "Jangan sentuh
jenggotku karena sesungguhnya ayahmu dulu menghormati jenggot ini."
Kemudian pemberontak itu melepaskannya karena dia ingat bahwa bukan hanya
ayahnya yang menghormati, tapi juga Rasulullah S.A.W. dan setiap orang
menghormati Ustman. Utsman pun berkata mengingatkan: “Wahai fulan, di antara
aku dan dirimu ada Kitabullah!” Diapun pergi meninggalkan Utsman, hingga datang
orang lain dari bani Sadus. Dan ketika Ustman R.A. melihat nya datang, dia
segera mengencangkan tali pengikat celananya, karena dia tidak ingin auratnya
terlihat di saat-saat terakhirnya.
Dengan
penuh keberingasan, dia cekik leher khalifah yang telah rapuh hingga sesak dada
beliau dan terengah-engah nafas beliau, lalu dia tebaskan pedang ke arah Utsman
bin ‘Affan. Amirul Mukminin menlindungi diri dari pedang dengan tangannya yang
mulia, hingga terputus bercucuran darah. Saat itu Utsman berkata:
“Demi
Allah, tangan (yang kau potong ini) adalah tangan pertama yang mencatat
surat-surat mufashshal.”
Beliau
adalah pencatat wahyu Allah dari lisan Rasulullah. Namun ucapan Utsman yang
sesungguhnya nasihat –bagi orang yang memiliki hati– tidak lagi dihiraukan.
Darah mengalir pada mushaf tepat mengenai firman Allah:
“Maka
Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.” (Al-Baqarah: 137)
Kemudian
istrinya, Na'ilah berlari untuk melindungi Utsman. Bukan hanya itu, jari jemari
Na’ilah bintu Furafishah terpotong saat melindungi suaminya dari tebasan pedang
kaum bughat. Subhanallah, cermin kesetiaan istri shalihah menghiasi tragedi
berdarah di negeri Rasulullah.
Kemudian
mereka menghujam dalam perut Ustman r.a dengan pedang! Lalu salah satu
pemberontak menerjang dada Ustman r.a dan menusuknya 6 kali. Dengan demikian
wafatlah Ustman r.a pada umur 83 tahun.
Terwujudlah
sabda Rasulullah puluhan tahun silam. Ketika itu, Rasulullah bersama dengan Abu
Bakr, Umar, dan Utsman di atas Uhud, tiba-tiba Uhud bergoncang. Rasul pun
bersabda:
“Diamlah
wahai Uhud, yang berada di atasmu adalah seorang nabi, seorang shiddiq, dan dua
orang syahid.”
Allahu
Akbar! Berbukalah Utsman bin Affan bersama Rasulullah sebagaimana mimpinya di
malam itu. Ta’bir mimpi pun tersingkap sudah. Wafatlah khalifah Ar-Rasyid, di
hari Jum’at, dalam usia 83 tahun. Pergilah manusia termulia saat itu menemui
ridha Allah dan ampunan-Nya. Menuju jannah-Nya.
Angka 36, tahun 36 hijriyah terjadi jatuhnya perang
jamal
Pada.
Muawiyah bin Abi Sufyan, gubernur Syam, tidak membaiat Ali sebagai khalifah.
Dia menuntut darah Utsman pada Ali. Sedangkan ali tidak menjadikan masalah ini
sebagai perioritas karena kondisinya yang sangat labil. Oleh karenanya orang
syam taat pada kekhalifahan Ali dan Muawiyah menyatakan memisahkan diri dari
kekhalifahannya. Berangkatlah Ali dengan pasukannya dari kufa, dia telah
memindahkan pemerintahan dari madinah ke kufah. Pada saat itu juga Aisyah
bersama Zubair dan Thalhah serta kaum mulimin dari mekah juga menuju bashrah
untuk menetap di sana. Merka berhasil menguasai bashrah dan menangkap para
pembunuh Utsman. Mereka mengirimkan surat kebeberapa wilayah untuk melakukan
hal yang sama. Ali pun mengubah rute perjalanannya dari Syam ke bashrah. Ali
mengirimkan beberapa utusan ke pada Aisyah dan menerangkan dampak negatif dari
apa yang mereka lakukan. Mereka puas dengan apa yang dikatakan Ali dan mereka
kembali ke base pasukan untuk kesepakatan damai. Kedua belah pihak hampir saja
melakukan kesepakatan damai. Namun Abdullah bin Saba’ dan pengikutnya yang
menyimpang mereka ketakutan dan mereka melihat pertempuran harus terjadi.
Kembali mereka berhasil mengobarkan api perang di antara kedua pasukan Islam.
Terjadilah peperangan ini, pertempuran ini terjadi di depan unta yang membawa
tandu Aisyah. Sehingga perang ini di sebut Perang Jamal (perang unta) yang
terjadi pada tahun 36 H. dalam pertempuran ini pasukan Bashrah kalah. Thalhah dan Zubair terbunuh ketika hendak
melarikan diri, sedangkan Aisyah di kembalikan ke Madinah. Dalam peperangan ini
banyak kaum muslimin yang terbunuh. Sebagian sejarawan menyebutkan ada sekitar
10.000 yang terbunuh. Ada sejarawa yang lain menyebutkan sebanyak 20.000 kaum
mislimin gugur. Maka sejak itu Bashrah masuk secara penuh dalam pemeritahan Ali.
Perang unta ini menjadi sangat penting dalam catatan sejarah Islam, karena
peristiwa itu melibatkan sesuatu yang baru dalam Islam, yaitu untuk pertama
kalinya seorang khalifah turun kemedan perang untuk memimpin langsung angkatan
peranag, dan justru bertikai melawan saudara sesame muslim.
Angka 37, tahun 37 hijriyah terjadinya perang
shiffin.
Setelah
Khalifah Ali menundukkan pasukan berunta di Basrah, beliau bersama pasukannya
menuju Kufah. Dari Kufah beliau mengirim Jabir bin Abdullah Al Bajali untuk
meminta Muawwiyah mengurungkan niatnya menentang beliau, dan mengajak agar
Muawwiyah menyatakan bai’ahnya terhadap Khalifah Ali bin Abi Tholib. Utusan Ali
diterima oleh Muawwiyah. Ia memberi jawaban :
1.
Ia
tidak akan memberi bai’ah, sebelum kematian Usman diselesaikan dengan tuntas.
2.
Kalau
Ali mengabaikan pengusutan terhadap pembunuhan Usman, bukan bai’ah yang
dilakukan. Tetapi Muawwiyah akan mengangkat senjata untuk melawan Ali.
Dimulailah
perang besar di dataran Siffin dengan dahsyatnya antara Ali dengan Muawwiyah.
Pertempuran berkecamuk hingga 4 hari lamanya. Dalam pertempuran tersebut
tentara Muawwiyah mula-mula menang, tetapi kemudian kalah, dan akhirnya hendak
melarikan diri. Tiba-tiba amru mengambil siasat damai dengan memerintahkan
kepada seluruh tentaranya mengacungkan Mushaf Al-Qur’an pada pucuk tombaknya
serta menyeru “Marilah damai dengan hukum Kitabullah”. Melihat situasi yang
demikian, pasukan Ali pecah menjadi dua golongan satu golongan menerima
perdamaian, mengingat pertempuran yang dilakukan sesama muslim, satu golongan
yang lain berpendapat perang terus hingga nyata siapa nanti yang menang, dengan
dugaan mereka bahwa mengangkat Kitabullah hanyalah semata-mata tipu daya musuh.
Khalifah Ali terpaksa mengikuti golongan pertama yang lebih banyak, yaitu
menghentikan pertempuran yang sedang berkobar dan menantikan keputusan yang
akan dirundingkan tanggal 15 Rajab 37 H. Perundingan tersebut dikenal dengan
perdamaian Daumatul Jandal, karena terjadi di daerah Daumatul Jandal. Dalam
perundingan itu, pihak Muawwiyah mengangkat Amr bin Ash sebagai kepala utusan,
dari pihak Ali mengangkat Abu Musa Al Asy’ari. Tanya jawab diadakan dan
akhirnya setuju untuk mempersiapkan jawaban agar Ali dan Muawwiyah diturunkan
dari keKhalifaan. Kemudian diserahkan kepada umat untuk memilih Khalifah yang
disukainya, demi persatuan dan kesatuan umat Islam. Mula-mula Abu Musa berdiri,
kemudian memutuskan mencabut Ali dari keKhalifaan. Setelah itu Amr bin Ash juga
berdiri dan memutuskan memecat Ali seperti yang dikatakan Abu Musa dan
menetapkan Muawwiyah menjadi Khalifah atas pemilihan umat.
Angka 38, tahun 38 hijriyah Mesir terlepas dari
kekuasaan Ali bin Abi Thalib.
Pada
tahun 38 hijriyah terjadi kekacauan, dimana pada tahun ini khalifah Ali bin Abi
Thalib kehilangan kekuasaan terhadap Mesir. Ketika itu khalifah Ali telah
menunjuk Muhammad bin Abu Bakar sebagai gubernur Mesir setelah memberhentikan
Qays bin Sa’ad. Karena Muhammad bin Abu Bakar mulai berurusan dengan para
pemberontak yang mendorong kasus pembunuhan Khalifah Utsman di Harbata, di
Mesir pun terjadi revolusi dan kekacauan. khalifah Ali kemudian mengirim Asytar
Nakha’I untuk memperbaiki keadaan disana. Ketika Muawiyyah mengetahui Asytar
Nakha’I yang akan pergi ke Mesir, dia menyuruh orang untuk membunuhnya dengan
meracuninya. Kemudian, dia memberikan tambahan pasukan kepada Amr bin Ash dan
mengirimnya ke Mesir.
Muhammad
bin Abu Bakar tidak memiliki kesiapan untuk berperang dengan kekuatan pasukan
Amr bin Ash. Karena itu, dia mengumpulkan tentara hingga berjumlah dua ribuan
orang dan menyerang Amr. Amr pun terpaksa meminta bantuan. Permintaan Amr
kepada Muawiyah itu terpenuhi sehingga seluruh kekuatan pasukan Muhammad bin
Abu Bakar sia-sia. Ia terpaksa bersembunyi. Akan tetapi, setelah tertangkap dan
dilempar ke sebuah kendaraan diapun tewas. Dengan begitu, pada tahun tiga puluh
delapan hijriyah, khalifah Ali kehilangan Mesir.
Angka 39, tahun 39 hijriyah Muawiyyah melakukan
penyerangan terhadap khalifah Ali.
Setelah
terjadinya perang Nahrowan, pada tahun 39 hijriyah, Muawiyyah mulai menyerang
khalifah Ali dari segala arah. Dia mengirim tentara ke Hijaz, Irak dan setiap
arah. Permasalahan khalifah Ali pun bertambah. Muawiyah mengirim Numan bin
Basyir ke Ainut Tamr, Sufyan bin Auf ke Anbar dan Madain, Abdullah bin Mas’adah
ke Taimah dan Dahhak bin Qays ke Bashrah untuk melakukan tekanan. Dia sendiri
pun pergi menuju ke wilayah sungai Tigris. Dia telah membuat semua orang taat
padanya. Khalifah Ali tidak tinggal diam dengan pergerakan Muawiyah ini. Diapun
bergerak dan membubarkan seluruh kekuatan Muawiyah di sekitar daerah ini dan
telah menguasai Iran. Khalifah pun telah mengirimkan kekuatannya hingga wilayah
Bombai, India.
Angka 40, Nabi Muhammad pertama kali menerima wahyu
pada umur 40 tahun
Nabi
Muhammad pertama kali menerima wahyu di gua hira pada umur 40 tahun. Surat yang
pertama diturunkan yaitu QS.Al-Alaq ayat 1-5.
Angka 41, tahun 41 hiriyah terjadi pertempuran antara
Hasan dan Muawiyah.
Ketika
Khalifah Ali ra. wafat karena dibunuh oleh seorang Khawarij, para pengikut Ali
ra. kemudian mengangkat Hasan, putra Ali, sebagai khalifah baru. Mereka yang
mendukung Hasan ini terdiri dari masyarakat Arabia, Irak, dan Persia. Sementara
Muawiyah juga mengklaim dirinya sebagai khalifah yang sah sesuai dengan hasil
tahkim. Disamping itu, Muawiyah juga merasa dirinya sebagai pewaris
kekhalifahan Utsman yang dibunuh oleh pemberontak beberapa tahun sebelumnya.
Hasan
yang tidak ingin membuka kran konflik dengan Mu’awiyah, disamping tidak
berambisi untuk menjadi khalifah, tiga bulan setelah dibaiat oleh pendukungnya
segera mengikat perjanjian damai dengan Muawiyah. Hasan bersedia mengakui
kekhalifahan Muawiyah dengan beberapa syarat Di antara syarat-syarat yang diajukan
Hasan adalah: Muawiyah tidak menaruh dendam kepada orang-orang yang dulunya
mendukung Hasan, seperti masyarakat Irak dan Suriah, serta Muawiyah mau
memaafkan dan menjamin keselamatan mereka; kursi kekhalifahan setelah Muawiyah
harus diserahkan kepada pilihan umat, nukan diwariskan kepada keturunannya;
pajak dari Ahwaz, salah satu distrik di Persia, diperuntukkan bagi Hasan; dan
Muawiyah harus membayar kompensasi sebesar lima juta dirham dari bendahara
Kufah, memberi satu juta dirham setiap tahun untuk Hasan, dan dua juta dirham
untuk saudaranya, Husein.
Syarat-syarat
tersebut disetujui oleh Muawiyah, pada tahun 41 H./661 M., Muawiyah datang ke
Kuffah guna menandatangani perjanjian damai sekaligus menerima penyerahan
kekuasaan dari tangan Hasan. Tahun itu kemudian dinamakan sebagai ”tahun
persatuan” (‘am al-jama’ah), karena tidak ada lagi dualisme kepemimpinan
seperti sebelumnya. Perjanjian damai ini dinilai oleh Muawiyyah sebagai bentuk
pengakuan atas kekhalifahannya.
Angka 42, tahun 42 hijriyah terjadi Peperangan di
Sijistan
Peperangan di Sijistan oleh Abdurahman bin
Samuroh.
Angka 43, tahun 43 hijriyah terjadi Penaklukan Kuur
Penaklukan
Kuur oleh Uqbah bin Nafi’, ia adalah seorang panglima dan dikenal sebagai
"Mrank Afrika" atau sebagai Penakluk Afrika.
Angka 44, tahun 44 hijriyah menaklukan kota Makran,
Kisy, Qishdar, dan lainnya.
Penaklukan
pertama di negeri Sind telah dimulai sejak masa pemerintahan Muawiyah bin Abu
Sufyan, saat sebagian dari pasukan Bashrah yang dipimpin oleh Muhalab bin Abu
Shufrah, pada tahun 44 H, melakukan serangan terhadap wilayah perbatasan negeri
Sind. Saat itu, ia berhasil menaklukan kota Makran, Kisy, Qishdar , dan
lainnya. Namun secara administratif wilayah-wilayah tersebut belum dimasukan ke
dalam pemerintahan Umayah.
Angka 45, Pertempuran Muawiyah bin Hudaij di Afrika
pada tahun 45 hijriyah.
Angka 46, tahun 46 hijriyah ar Robi’ bin Ziyad
dipilih sebagai gubernur di Sijistan
Muawiyah
mengangkat ar Robi’ bin Ziyad sebagai pengganti Abdurahman bin Samurah untuk
gubernur di Sijistan.
Angka 47, tahun 47 hijriyah di negri Qaiqan dipimpin
abdullah bin Suwar al Abdiy
Peperangan
yang dilancarkan oleh abdullah bin Suwar al Abdiy di negri Qaiqan dan beliau
wafat disana.
Angka 48, tahun 48 hijriyah terjadi penaklukan
konstatinopel.
Pada
tahun 48 Hijriyah, Muawiyah bin Abu Sufyan menyiapkan sebuah pasukan besar,
baik melalui darat maupun laut, untuk menaklukan Kontantinopel. Namun, pada
akhirnya, kaum muslimin tidak berhasil menembus benteng Konstantinopel karena
beberapa sebab, yaitu:
1.
Pertama:
Cuaca yang sangat dingin dan masa pengepungan yang terlalu lama.
2.
Kedua:
Kokohnya tembok dan benteng kota Konstantinopel.
3.
Ketiga:
Pasukan Romawi menggunakan senjata peluntar api buatan Yunani yang digunakan
untuk membakar kapal-kapal kaum muslimin.
Semua
fakta ini membuat kaum muslimin tidak mempunyai pilihan lain kecuali mundur dan
menghentikan pengepungan.
Angka 49, tahun 49 hijriyah Mu’awiyah mempersiapkan
ekspedisi untuk membebaskan Konstantinopel
Mu’awiyah
memulainya dengan mengutus Sufyan bin ‘Auf ke arah Konstantinopel. Sufyan bin
‘Auf pun berhasil membebaskan negeri-negeri di Asia Kecil dan juga
benteng-benteng di wilayah Anadol, bahkan ekspedisi darat yang dipimpinnya
telah sampai di pesisir laut Marmara. Mu’awiyah kemudian mengirimkan pasukan
bantuan yang dipimpin oleh putranya Yazid bin Mu’awiyah untuk membantu Sufyan
bin ‘Auf, sekaligus ditunjuk sebagai komandan pasukan ekspedisi tersebut.
Pasukan bantuan tersebut terdiri dari beberapa sahabat Rasulullah saw terkemuka
seperti: Abdullah bin ‘Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Az-Zubair, dan
Abu Ayyub Al-Anshari, seorang sahabat Anshar yang dengan senang hati menjadikan
rumahnya sebagai tempat tinggal sementara Rasulullah saw saat tiba di Madinah.
Ekspedisi ini terdiri dari pasukan darat dan laut. Pasukan laut tersebut
merupakan buah dari keberhasilan pasukan Islam menguasai kapal-kapal pada saat
perang Dzatu Ash-Shawari yang terjadi pada tahun 34 H/ 654 M.
Angka 50, tahun 50 hijriyah Wafatnya Ka’ab bin Malik
as Salimiy.
Ka’ab
bin Malik as Salimiy, salah satu dari tiga orang sahabat yang tertinggal pada
perang tabuk. Tobat mereka telah diabadikan oleh Allah dalam surat At-Taubah:
118.
Angka 51, Wafatnya sahabat ahli Badr Abu Ayyub al
Anshoriy pada tahun 51 hijriyah.
Angka 52, tahun 52 hijriyah Wafatnya Imron bin
Husain, Abu Nujaiyd.
Wafatnya
Imron bin Husain, Abu Nujaiyd. Masuk Islam pada tahun khoibar.
Angka 53, tahun 53 hijriyah Wafatnya Fadholah bin
Ubaid al Anshoriy
Fadholah
bin Ubaid al Anshoriy, Qodhi di negeri Damaskus. Beliau adalah sahabat terkecil
yang menyaksikan perjanjian Hudaibiyah.
Angka 54, tahun 54 hijriyah Wafatnya Usamah bin Zaid
bin Haritsah
Wafatnya
Usamah bin Zaid bin Haritsah (menurut pendapat yang rojih) pada tahun 54
hijriyah. Beliau adalah orang yang sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Ibunya adalah Ummu Aiman, wanita yang dulu pernah mengasuh
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di masa kecil.
Angka 55, tahun 55 hijriyah Wafatnya Sa’d bin Abi
Waqqosh
Sa’d
bin Abi Waqqosh, termasuk dari 10 sahabat pemetik janji syurga.
Angka 56, tahun 56 hijriyah terjadi Pertempuran di
Samarqand
Pertempuran
di Samarqand yang dipimpin oleh Sa’id bin Utsman bin Affan.
Angka 57, tahun 57 hijriyah Wafatnya Ummul Mu’minin,
Aisyah Radhiallahu ‘Anha
Wafatnya
Ummul Mu’minin, Aisyah Radhiallahu ‘Anha (menurut al Waqidiy: 58 H). Istri
tercinta Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan anak sahabat yang paling
dicintai pula.
Angka 58, tahun 58 hijriyah Wafatnya Uqbah bin Amir
al Juhaniy.
Wafatnya
Uqbah bin Amir al Juhaniy, Amir di Mesir. Beliau termasuk sahabat yang faqih.
Angka 59, tahun 59 hijriyah Wafatnya Sa’id bin al Ash
bin Sa’id bin al Ash bin Umaiyah
Sa’id
bin al Ash bin Sa’id bin al Ash bin Umaiyah. Beliau adalah gubernur Kufah dalam
pemerintahan Utsman, Menaklukan Thabaristan, terpuji, lemah lembut, orang yang
cerdik dll. Beliau lahir sebelum perang Badr
Angka 60, tahun 60 hijriyah Diangkatnya Yazid putra
Muawiyah sebagai khalifah
Karena
merasakan ajal sudah semakin dekat, Muawiyah kemudian menunjuk anaknya, Yazid,
sebagai penggantinya. Cara penunjukan ini tidak dikenal dalam sistem pemilihan
pemimpin Islam. Karena itu, banyak masyarakat yang menolak rencana tersebut,
termasuk empat orang tokoh berpengaruh, yaitu Husein bin Ali, Abdullah bin
Zubair, Abdullah bin Umar, dan Abdurrahman bin Abu Bakar). Kelimanya menolak
untuk memberikan baiat atas pengangkatan Yazid.
Angka 61, tahun 61 hijriyah Wafatnya Al-Husain bin
Abi Thalib
Pada
tahun 61 H, Wafatnya cucu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan
Raihanahnya, Abu Abdillah al Husain bin Ali bin Abdil Muthalib. Beliau wafat di
negeri Karbala (daerah Iraq) pada usia 56 tahun. Beliau dibunuh oleh pasukan
utusan Ubaidullah bin Ziyad atas perintah Yazid bin Muawiyah karena
kekhawatiran Yazid yang mendengar kabar bahwa penduduk kufah ingin membai’at al
Husain dan berlepas diri dari pemerintahan Yazid. Al Husain kemudian berangkat
menuju kufah untuk tabayun terhadap kabar dari kufah. Saat dikepung, al Husain
bertanya kepada mereka, “Negeri apa ini?”. Mereka menjawab, “Karbala”. Lalu al
Husain berkata, “Qarubal bala’ (bala’ telah dekat)”. Beliau dibunuh dan kepala
beliau dipenggal kemudian diserahkan kepada Ubaidullah bin Ziyad.
Angka 62, tahun 62 hijriyah Wafatnya Abu Muslim al
Khaulani
Abu
Muslim al Khaulani termasuk di kalangan mukhodrom (hidup di zaman nabi namun
tidak sempat bertemu dengan beliau). Dia juga seorang yang zuhud dan termasuk
petinggi di kalangan tabi’in. Al Kisah: Dahulu beliau pernah ditangkap oleh
pasukan al Aswad al Ansiy (nabi palsu). Mereka lalu membakar Abu Muslim dengan
api yang besar akan tetapi beliau selamat dengannya. al Ansi melepaskan beliau
karena khawatir pengikutnya akan terpengaruh dengan Abu Muslim karena karomah
beliau.
Angka 63, Rasulullah wafat pada usia 63 tahun.
Angka 64, tahun 64 hijriyah bangunan Ka’bah
berdasarkan bentuk semula
Abdullah
bin Zubair mengembalikan bangunan Ka’bah berdasarkan bentuk semula seperti di
zaman nabi Ibrohim ‘Alaihissalam dan memperbaiki bangunan ka’bah yang
sebagiannya yang telah terbakar akibat serangan pasukan Yazid dengan manjaniq
pada waktu yang bertepatan dengan pertempuran Harroh. Terbakar pula tanduk
kibas yang dahulu dijadikan oleh Allah sebagai pengganti Ismail ‘Alaihissalam.
Angka 65, tahun 65 hijriyah Wafatnya Khalifah Marwan
bin Hakam
Wafatnya
Khalifah Marwan bin Hakam di bulan Ramadhan. Dahulu dia adalah seorang yang
faqih, juru tulis rahasia penting di zaman utsman bin affan.
Angka 66, tahun 66 hijriyah, datangnya wabah penyakit
di Mesir
Angka 67, tahun 67 hijriyah terjadi Peperangan Khozir
Peperangan
Khozir, yaitu pertempuran yang terjadi oleh ahli Syam dengan jumlah 40.000
pasukan. Pertempuran dimenangkan oleh pihak Ibrohim al Asytar. Mereka berhasil
membunuh para pembesar musuh, yakni: Abdullah bin Ziyad bin Abihi, Husain bin
Numair yang dahulu telah memblokade Abdullah bin Zubair dan Syurohbil bin Dzul
Kila’. Kepala-kepala mereka dipenggal kemudian dipamerkan di Mekah dan Madinah.
Angka 68, tahun 68 hijriyah Abdullah bin al Abbas
sepupu Rasulullah saw.
Wafatnya
Sang pembimbing umat dan Hibrul ummah, Abdullah bin al Abbas sepupu Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam di Tha’if pada umur 71 tahun. Keutamaan beliau
sangat banyak, di antaranya: Termasuk keluarga nabi, Turjuman Al-Qur’an, ulama
sahabat dll. Muhammad al Hanafiy turut mengurus jenazahnya.
Angka 69, tahun 69 hijriyah Wafatnya al Qadhi Bashrah
Abul Aswad ad Du’aliy
Al
Qadhi Bashrah Abul Aswad ad Du’aliy Sang pencetus ilmu nahwu pertama kali. Abul
Aswad Ad-Du'aliy merupakan penggagas ilmu nahwu dan pakar tata bahasa bahasa
Arab dari Bani Kinanah dan dijuluki sebagai bapak bahasa Arab. Nama aslinya
adalah Zhalim bin Amr, lebih dikenal atau dengan julukannya Abu Al-Aswad
Ad-Du’ali (atau Ad-Dili), orang yang diambil ilmunya dan yang memiliki
keutamaan, dan Hakim (Qadhi) di Basyrah. Dia dilahirkan pada masa kenabian
Muhammad saw. Ia dianggap sebagai orang yang pertama kali mendefinisikan tata
bahasa Arab. Dan yang pertama kali meletakkan titik pada huruf hijaiyah. Dia
meninggal karena wabah ganas yang terjadi pada tahun 69 H (670-an M) dalam usia
85 tahun.
Angka 70, tahun 70 hijriyah Wafatnya Ashim bin Umar
bin Khatab
Ashim
bin Umar bin Khatab merupakan anak dari umar bin khattab, beliau dilahirkan di
saat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masih hidup.
Angka 71, tahun 71 hijriyah Wafatnya Abdullah bin Abi
Hadrad al Aslamiy
Abdullah
bin Abi Hadrad al Aslamiy, Beliau termasuk salah satu yang ikut pada bai’at di
bawah pohon (bai’at Ridwan)
Angka 72, tahun 72 hijriyah terjadi Tragedi
pertempuran yang terjadi di Iraq
Tragedi
pertempuran yang terjadi di Iraq ketika Abdul Malik berupaya untuk merebut Iraq
(yang saat itu dikuasai oleh Mush’ab – pihak Ibnu Zubair). Di Samping itu pula
Mush’ab ingin merebut negri Syam. Maka terjadilah pertempuran dahsyat antara
pasukan Abdul Malik dengan pasukan Mush’ab. Sebagian pasukan Mush’ab berkhianat
kepadanya. Setelah berhasil mengalahkan pasukan Mush’ab, Abdul Malik
mempersiapkan pasukan al Hajjaj bin Yusuf untuk menggempur Ibnu Zubair di mekah
Angka 73, tahun 73 hijriyah terjadi peperangan
anatara Pasukan al Hajjaj bin Yusuf dengan Abdullah bin Zubair
Pasukan
al Hajjaj bin Yusuf turun ke mekah dan mengepung Abdullah bin Zubair.
Peperangan berlangsung beberapa waktu hingga terbunuhlah khalifah Abdullah bin
Zubair bin Awwam. Beliau adalah penunggang kuda di zaman Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, banyak puasa dan sholat malam, pemberani, fasih dan memiliki
pemahaman tajam. Beliau wafat pada bulan Jumadil awal. Beliau disalib dan
setelah itu kepala beliau digorok kemudian diarak di Mesir dan lainnya.
Korban-korban
lain yang wafat dalam penggempuran oleh Hajjaj di antaranya: Abdullah bin
Shafwan bin Umaiyah rois Mekah, Abdullah bin Muthi’ bin Aswad, Abdurahman bin
Utsman bin Ubaidillah at Taimiy yang masuk Islam pada hari Hudaibiyah, dan
lain-lain.
Angka 74, tahun 74 hijriyah Wafatnya Rafi’ bin Khadij
al Anshari
Dahulu
Rafi’ bin Khadij al Anshari. pernah terkena tombak ketika perang uhud. Mata
anak panahnya masih bersarang di tubuh beliau sampai wafatnya, Radhiallahu
‘Anhu.
Angka 75, tahun 75 hijriyah Wafatnya Bisyr bin Marwan
al Umawiy
Bisyr
bin Marwan al Umawiy gubernur Iraq setelah Mush’ab.
Angka 76, tahun 76 hijriyah peperangan pasukan Al
Hajjaj dengan Syabib Sang Khawarij
Al
Hajjaj mengirim pasukan Zaidah bin Qudamah untuk memerangi Syabib Sang
Khawarij. Syabib berhasil membunuh Zaidah dan keadaan semakin genting.
Angka 77, tahun 77 hijriyah Wafatnya Abu Tamim al
Jaisyaniy Abdullah bin Malik
Abu
Tamim al Jaisyaniy Abdullah bin Malik, Beliau adalah ulama ahli Mesir.
Angka 78, tahun 78 hijriyah Wafatnya Abu Umaiyah
Syuraih bin al Harits al Kindiy al Qadhiy
Abu
Umaiyah Syuraih bin al Harits al Kindiy al Qadhiy, Seorang Qadhi di Kufah di
zaman Umar dan yang setelahnya. Beliau hidup lebih dari 100 tahun.
Angka 79, tahun 79 hijriyah Penduduk Syam ditimpa
penyakit tha’un
Penduduk
Syam ditimpa penyakit tha’un yang hampir-hampir membinasakan semua penduduk
karena dahsyatnya (disebutkan oleh Ibnu Jarir).
Angka 80, tahun 80 hijriyah Wafatnya Aslam maula Umar
bin Khatab
Umar
membelinya pada zaman Abu Bakr. Beliau adalah orang yang faqih.
Angka 81, tahun 81 hijriyah peperangan Hajjaj dan
Abdurrahman bin al-Asy’ats
Hajjaj
berhasil menuntaskan banyak pergolakan yang terjadi di wilayah Irak, seperti
pemberontakan Abdurrahman bin al-Asy’ats yang dibaiat menjadi khalifah oleh
penduduk Irak. Awalnya Ibnu al-Asy’ats tidak menginginkan menjadi khalifah, ia
hanya tidak senang dengan perlakuan Hajjaj yang teramat zalim, namun situasi
kian memanas, dan orang-orang pun membaiatnya menjadi khalifah. Akibat
peperangan Hajjaj dan Abdurrahman bin al-Asy’ats ini, ribuan jiwa tewas.
Angka 82, tahun 82 hijriyah Wafatnya Bisyr bin Marwan
al Umawiy
Pertempuran Tasta'ir di Iraq antara pasukan al Hajjaj dengan Ibnu Asy'ats. Hampir-hampir Ibnu Asy'ats dapat menguasai Iraq. Pasukannya mencapai 33.000 pasukan berkuda dan 120.000 pasukan berjalan kaki.
Angka 83, tahun 83 hijriyah Wafatnya Abu al Bakhtariy
Sa'id bin Fairuz
Abu al Bakhtariy Sa'id bin Fairuz, dia termasuk pembesar fuqaha' di Kufah.
Angka 84, tahun 84 hijriyah, masa dinasti Umayyah Musa bin Nashir berhasil menguasai Eropa dari Maghrib
Angka 85, tahun 85 hijriyah Pertempuran antara kaum muslimin dengan Romawi Kaum muslimin terbunuh sekitar seribu orang.
ANGKA 86, tahun 86 hijriyah Muslim al Bahiliy menjadi
pemimpin di Khurasan
Muslim
al Bahiliy menjadi pemimpin di Khurasan dan menguasai negri Shaghan dari
kekuasaan Turki dengan damai.
Pada
masa Khalifah Walid bin Abdul Malik, gerakan pembebasan beberapa wilayah yang
masif pun dimulai. Hal ini tidak terlepas dari jasa ayahnya Abdul Malik bin
Marwan yang mampu menstabilkan kondisi internal dan kembali menyatukan Daulah
Umayyah. Hal ini menyebabkan Emperium Bizantium terpaksa sekali lagi kembali
mengambil sikap bertahan. Pada awal pemerintahannya, Walid bin Abdul Malik
berhasil membebaskan benteng Thiwanah tahun 88 H/707 M yang merupakan pintu
masuk antara Syam dan Selat Bosfor setelah memberikan pengalaman pahit bagi
Bizantium dengan gugurnya lima puluh ribu pasukannya. Pada tahun berikutnya 89
H/708 M, ia berhasil membebaskan ‘Amuriyyah dan Herikliyah. Sejak saat itu,
dimulailah persiapan untuk kembali mengepung dan membebaskan Konstantinopel.
Angka 89, tahun 89 hijriyah pembebasan ‘Amuriyyah dan Herikliyah
Khalifah
Walid bin Abdul Malik pada tahun berikutnya 89 H/708 M, ia berhasil membebaskan
‘Amuriyyah dan Herikliyah. Sejak saat itu, dimulailah persiapan untuk kembali
mengepung dan membebaskan Konstantinopel
Masa
Kedaulatan Umayyah berlangsung selama lebih kurang 90 tahun yaitu dari tahun
661 Masehi hingga 750 Masehi. Beberapa orang Khalifah besar Bani Umayyah ini
adalah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M), Abdul Malik bin Marwan (685- 705
M), Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar bin Abdul Aziz (717- 720 M) dan
Hasyim bin Abdul Malik (724- 743 M).
Musa
bin Nusair, gubernur Afrika pada masa itu, juga telah mulai berpikir secara
teknis tentang penaklukan Andalusia. Untuk itulah pada tahun 91 H ia
mengirimkan sebuah pasukan kecil yang beranggotakan 500 prajurit yang dipimpin
oleh Thariq bin Malik untuk menyeberang menuju Andalusia.
Angka 92, tahun 92 hijriyah Dikuasainya wilayah Al-Andalus (Spanyol) oleh pasukan Thoriq maula Musa
Andalus
adalah nama Arab yang diberikan kepada wilayah-wilayah bagian semenanjung Liberia
yang diperintah oleh orang Islam selama beberapa waktu mulai tahun 711 sampai
1492 M. Pada 28 Ramadan tahun ke-92 H, panglima Islam bernama Tariq bin Ziyad
dikirim pemerintahan Bani Umayyah untuk menawan Andalus.
Tariq
memimpin armada Islam menyeberangi laut yang memisahkan Afrika dan Eropa.
Setelah pasukan Islam mendarat, Tariq membakar kapal-kapal tentara Islam agar
mereka tidak berpikir untuk mundur. Akhirnya pasukan Tariq berhasil menguasai
Andalus dan menyelamatkan rakyat Andalus yang dizalimi. Islam bertapak di
Andalus selama delapan abad.
Angka 93, tahun 93 hijriyah Qutaibah melakukan penaklukan di beberapa negara.
Qutaibah
menguasai beberapa negeri dan berhasil mengalahkan Turki. Kemudian dia
menguasai beberapa daerah Samarqand (kota di Uzbekistan) dengan pasukan yang
besar maka datanglah bala bantuan Turki untuk bersekutu dengan Samarqand dan
terjadilah pertempuran besar-besaran. Turki berhasil dipukul mundur.
Walid
bin Abdul Malik pun segera memperkuat armada laut Islam dan membangun sinergi
antara pasukan darat dan pasukan laut, serta membuat suatu kalender yang baik
untuk operasi perang. Hingga pada tahun 94 H/712 M mulailah Walid bin Abdul
Malik mempersiapkan pasukan Islam untuk membebaskan ibukota Bizantium,
Konstantinopel. Ia mempersiapkan sebuah ekspedisi yang terdiri dari pasukan
darat dan laut yang dipimpin oleh saudaranya sendiri, Maslamah bin Abdul Malik.
Kabar
persiapan Walid bin Abdul Malik untuk membebaskan Kosntantinopel ternyata
didengar oleh penguasa Bizantium sehingga mereka pun mulai memperkuat
sarana-sarana dan senjata-senjata yang mampu mempertahankan tembok-tembok
Konstantinopel. Mereka juga memperkuat persenjataan pertahanan laut sebagai
persiapan menghadapi pengepungan yang berlangsung lama seperti yang terjadi
pada pengepungan yang kedua. Akan tetapi, wafatnya Walid bin Abdul Malik
mengakibatkan penundaan keberangkatan ekspedisi tersebut. Lalu tatkala
saudaranya Sulaiman bin Abdul Malik diangkat sebagai khalifah, maka ia pun
mempersiapkan pasukan-pasukan tersebut bergerak menuju Konstantinopel.
Angka 95, tahun 95 hijriyah wafatnya Al Hajjaj bin Yusuf Ats Saqafiy
Al
Hajjaj bin Yusuf Ats Saqafiy wafat pada umur 55 tahun. Dia berkuasa di Hijaz
selama dua tahun dan di Iraq selama 20 tahun. Dahulu dia adalah seorang yang
pemberani, cerdas sekaligus penumpah darah kaum muslimin.
Angka 96, tahun 96 hijriyah Terbunuhnya Qutaibah bin Muslim
Beliau
adalah panglima perang Islam yang terkenal, yang dicatat dan dikenang oleh
sejarah. Melalui kedua tangannya direbut dan dikuasai kota yang sekarang
dinamakan dengan Al-jumhuriyat Al-Islamiyyah, yang memisahkan diri dari
persatuan sufyet, pembukaan kota berlangsung hingga perbatasan negara Cina,
yang dengannya banyak penduduk kota tersebut memeluk agama Islam. Terbunuhnya
Qutaibah bin Muslim di negeri Khurasan. Dia juga menjadi gubernur disana selam
sepuluh tahun. Dia dipecat oleh Sulaiman bin Abdil Malik lalu dia dibunuh.
Angka 97, tahun 97 hijriyah Wafatnya Abu Abdirrahman Musa bin Nashir al A’raj al Amir
Abu
Abdirrahman Musa bin Nashir al A’raj al Amir yang telah berhasil menguasai
Spanyol dan beberapa daerah di Maroko. Beliau wafat dalam rombongan haji bersam
al khalifah Sulaiman bin Abdil Malik
Usaha Pertemparan pasukan Maslamah melawan Konstatinopel. Merupakan tradisi bahwa usaha pembebasan Konstantinopel sejak era Mu’awiyah bin Abi Sufyan adalah memberangkatkan setiap panglima perang bersama pasukan yang berjumlah besar. Ekspedisi yang dipimpin Maslamah bin Abdul Malik pun berangkat dengan armada laut yang besar, yaitu sekitar depalan belas ribu kapal. Maslamah berangkat bersama seratus dua puluh ribu pasukan menuju kota Atiqah tahun 98 H/716 M untuk memulai pengepungan ketiga. Pengepungan Konstantinopel ketiga ini menurut sebagian sejarawan merupakan titik pergeseran penting berkaitan hubungan umat Islam dan umat lainnya.
Angka 99, jumlah asma’ul husna ada 99
Allah
berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al –Baqarah ayat 31: “Dia telah mengajari Adam
seluruh nama”. Dan dalam surat Al-A`raaf ayat 180: “Milik Allahlah nama-nama
yang indah, dan mohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama tersebut”.
Rasulullah bersabda, “Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu; barang siapa memahaminya akan masuk surga.” (Shahiih Bukhaari, Shahiih Muslim). Tentunya dalam memahaminya tidak hanya dengan ucapan saja tetapi juga dengan perbuatan dan tingkah laku kita.
Angka 100, bilangan 100 disebut dalam QS Al Anfal
ayat 66
Bilangan
100, menunjuk kepada orang, QS Al Anfal ayat 66, “Sekarang Allah telah
meringankan kamu karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. Maka jika di
antara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka mengalahkan dua ratus
(orang musuh), dan jika ada di antara kamu ada seribu orang (yang sabar),
niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Allah
beserta orang-orang yang sabar.”
Misteri Angka Dalam Mukjizat Al-Qur'an
Apa
yang terbetik dalam benak kita begitu mendengar angka tujuh ?
Kebanyakan
orang tidak memiliki kesan apa-apa pada angka itu, sebab biasanya angka yang
dibicarakan orang adalah 1, 13, atau 9.
Tapi
sebenarnya bila mau jujur, bagi kita umat Islam justru angka 7 lah yang paling
terasa spesial. Kenapa?
Karena
kalau diselidiki, bangunan Al-Quran terdiri dari angka 7, misalnya saja jumlah
surat dalam Al-Quran ada 114 sementara jumlah ayatnya ada 6236. Bila kedua
angka itu dideretkan maka akan didapat angka 1146236 maka jumlah bilangannya
ada 7 digit dan angka itu juga merupakan kelipatan angka 7. Atau fakta bahwa
bahwa ayat yang mengkisahkan penciptaan langit dan bumi selama 6 hari berada
tepat dalam 7 ayat, dan masih banyak contoh lain yang berkaitan dengan keajaiban
angka 7 yang dibahas disini.
Buku
ini juga menjadi salah satu dari sekian jenis buku yang membahas angka-angka
dalam Al-Quran, seperti pembahasan angka 11, 12, 19, dan 365 sekaligus di
dalamnya juga ada sedikit pembahasan tentang kesalahan seorang peneliti angka
yang membuat hubungan antara Al-Quran dan angka 19 dan kesalahan metode Hisab
al-Jummal dalam menghitung nama surat.
Selain
itu, penulisnya juga memberikan argumen mengapa satu kata memiliki arti sama,
terkadang ditulis dalam mushaf dengan bentuk huruf yang berbeda serta berbagai
masalah lain untuk menunjukkan keagungan Al-Quran dan membuktikan kebenarannya
sebagai firman Allah dengan merujuk angka 7 sebagai basis bagi penyusunan
Al-Quran.
Terdiri
dari 11 bab, penulis memulai pembahasan dari struktur angka 7 dalam kata-kata
sekaligus memperkenalkan sistem perhitungan yang digunakannya. Lalu setelah itu
berlanjut dalam pembahasan Basmallah, Surat Al-Fatihan, huruf-huurf istimewa
dan kaitan-kaitan beberapa ayat lain, tidak lupa juga dibahas tentang keajaiban
Asmaul Husna, lalu beberapa pengulangan ayatdan terakhir ditutup oleh keajaiban
angka 7 dalam kisah-kisah para Nabi.
Dengan
pembahasan yang sangat teliti dan berargumen maka tidak ditemukannya celah
untuk sebuah kesalahan, sungguh suatu karya yang brilian dan tidak bsia
dipungkiti kalau ini adalah metode baru dalam mendakwahkan Al-Quran dengan cara
yang dipahami manusia, apapun bahasa mereka. Dengan metode yang dapat
dipertanggung jawabkan penulisnya menyodorkan berbagai fakta ilmiah tentang
keterkaitan antara satu ayat dengan ayat lainnya, antara satu surah dan surah
lainnya, melalui penyelidikannya terhadap angka 7
Jadi
setelah membacanya, bisa dipastikan para pembaca akan memiliki pengertian lebih
dalam tentang sebuah angka 7.
Angka Keberuntungan Menurut Islam
Menurut
beberapa kepercayaan, setiap angka memiliki arti yang berbeda-beda dan memberi
pengaruh terhadap kehidupan manusia. Ada angka keberuntungan, ada pula angka
yang diyakini membawa malapetaka.
Dalam
kepercayaan feng shui, misalnya. Mengutip buku Angka dan Makna tulisan Timotius
Tirsan, angka 1 dianggap sebagai keberuntungan yang bisa membawa rezeki. Lain
dengan angka 3 yang disebut angka cekcok karena dipercaya sering menyebabkan
perkelahian dan ketidakharmonisan.
Selain
itu, ada banyak mitos seputar angka 13 dan 4. Angka-angka ini dianggap membawa
pengaruh negatif bagi kehidupan seseorang. Itulah mengapa banyak yang
menghindari kedua angka tersebut.
Islam
menentang segala bentuk takhayul dalam masyarakat, termasuk soal angka. Tidak
ada angka keberuntungan ataupun pembawa sial dalam Islam.
Semua
angka atau bilangan, genap maupun ganjil, itu baik dalam ajaran Islam. Sial
atau beruntung juga tidak bisa ditentukan oleh sebuah angka. Jika seseorang
mendapatkan keberuntungan, itu mutlak datang atas karunia Allah SWT.
“Maka
kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong
orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah: 64)
Meski
begitu, ada beberapa angka yang dianggap istimewa oleh umat Muslim. Apa saja?
1.
Angka
Ganjil. Mengutip buku Misteri Angka di Balik Al-Qur’an oleh Mohammad Sondan
Arfando, angka-angka ganjil sangat disukai Allah. Ini terlihat dari nama-nama
baik Allah atau Asmaul Husna yang terdiri dari 99 nama. Dari Abu Hurairah,
Rasulullah bersabda : “DanAllah memiliki sembilan puluh sembilan nama seratus
kurang satu, barang siapa menghitungnya (menghafal dan mentafakurinya) akan
masuk surga. Dia itu witir (ganjil) dan menyukai yang ganjil.” (HR. Bukhari dan
Muslim) Dalam riwayat lain, dari Ali r.a. berkata, “Shalat witir itu tidak
diharuskan sebagaimana shalat fardhu, tetapi Rasulullah SAW selalu
mengerjakannya serta bersabda, ‘Sesungguhnya Allah itu witir (esa/ganjil) dan
suka pada yang ganjil.” (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmudzi).
2.
Angka
5. Beberapa umat Muslim percaya bahwa lima adalah angka yang suci. Sebab, angka
ini berkaitan dengan ibadah dan fikih Islam. Di antaranya, umat Muslim wajib
sholat lima waktu sehari, ada lima unsur utama dalam rukun Islam, serta ada
lima nabi pembawa kitab suci.
3.
Angka
24. Menurut laman NU Online, Syekh Muhammad Syatha Dimyathi dalam Kifayatul
Atqiya wa Minhajul Ashfiya menjelaskan, angka 24 menunjukkan jumlah jam dalam
satu hari. Jumlah ini sama dengan jumlah huruf pada lafal La ilaha illallah
Muhammad Rasuulullah. Barang siapa yang membaca setiap huruf dalam kalimat
tersebut, maka dosanya dapat melebur selama satu jam.
4.
Angka
40. Banyak yang menganggap angka ini mengandung keistimewaan. Bukan tanpa
sebab, angka 40 memang sering disebutkan dalam Alquran dan hadits. Salah
satunya dalam surat Al-Araf ayat 142 yang artinya: “Dan telah Kami janjikan
kepada Musa sesudah berlalu waktu 30 malam (turunnya Taurat), dan Kami
sempurnakan malam itu dengan 10 malam lagi, maka sempurnalah waktu yang
ditentukan Tuhannya itu menjadi 40 malam…”