MANUSIA
Manusia adalah Khalifah bumi.
Manusia adalah makhluk dijadikan Tuhan sama dengan makhluk yg lain.
Asal usul awalnya adalah daripada NUR, maksudnya daripada Allah (sedangkan Allah adalah Nur)
KULLA MIN INDALLA
Artinya : segala sesuatu itu daripada Allah.
Manusia ini adalah jenis makhluk yang berderajat tinggi jika dibandingkan makhluk Allah yg lainnya.
Dengan dikaruniai akal kepada manusia seharusnya manusia berfikir tentang dirinya dibandingkan makhluk Allah yang lain.
Agar manusia dapat keluar dari sifat makhluk kepada sifat Sifat manusia dan sifat manusia kepada sifat insan kamil karena dengan taraf insan kamil lah baru manusia itu menjadi sempurna
Firman Allah :
Sesungguhnya kami jadikan insan itu sebaik baik kejadian, kemudian kami kembalikan mereka ke tempat yg hina (At tin 4,5).
1. Mengapa setelah dijadikan Sempurna kemudian dikembalikan pada tempat yang hina ?
Karena manusia itu sendiri tidak mau mengenal akan derajatnya (diri).
2. Bagaimana cara kita memberi derajat kepada diri kita seimbang dengan bagaimana cara beribadah kepada Allah ?
3. Apakah kita beribadah kepada Allah masih berderajat makhluk ?
Atau berderajat manusia.
Atau berderajat insan kamil.
Dari cara beribadah ini derajat manusia itu diberikan.
Dengan memahami derajat tersebut mudah-mudahan manusia dapat melaksanakan tugasnya kepada Allah dengan sempurna sejajar dengan kesempurnaannya, oleh karena itu maka manusia perlu mengenal dirinya dan setatusnya sebagai manusia yang sempurna :
MAN ARAFAH NAFSAHU FAKAD ARAFAHRABBAHU
Artinya: Siapa yg mengenal dirinya ia mengenal Tuhannya
Maksudnya :
MAN ini adalah bertaraf makhluk, namun apabila ia mengenal dirinya NAFSAHU (manusia) maka barulah mengenal Tuhannya yg bernama RABBAHU, yaitu Tuhan yg bertaraf "LAISA KAMISLIHI SYAIUN" (yg tidak berupa apa pun jua).
Maksudnya lagi :
MAN ini jika kita bawa pengertian NAFSAHU maka ia akan membawa kepada manusia yang LAISA KAMISLIHI SYAIUN Yaitu manusia yg Bathin atau dikenal sebagai Insan atau dikenal juga sebagai Diri sebenarnya Diri yg bertaraf nyawa atau nafas.
Nyawa atau Nafas adalah bagian dari Rohani fungsinya adalah menghidupkan diri Jasmani atau diri yang bernama Diri Terperi.
Coba rasakan didalam tubuh ini :
Ada yg turun dan Naik atau yg keluar dan Masuk.
Anasirnya terdiri dari NAFAS, NUFUS, ANFAS dan juga TANAFAS yg senantiasa mengingat ALLAH tanpa henti-hentinya, seharusnya diri manusia yg bertaraf MAN dan NAFSAHU ini wajib dikenali, dan ibadah nya pun wajib juga dikenali, karena inilah NILAI SEBENARNYA MANUSIA.
Diri terperi juga mempunyai kompenen Rohani yg lain yaitu :
1. ROH.
2. AKAL.
3. NAFSU.
Lebih jelasnya adalah :
Dalam Jasad itu ada ROH,
pertama Roh YAQAZAH (Roh jaga=akal+Nafsu) jika ia berada pada jasad, jadilah manusia itu JAGA, maka apabila ia keluar dari jasad maka tidurlah manusia itu dengan mimpinya.
Kedua adalah Ruhul HAYAT (nyawa) jika ia berada pada jasad maka hiduplah jasad, apabila ia keluar dari jasad maka matilah manusia itu.
Kedua jenis Roh ini berada dalam jasmani manusia, tiada yg mengetahui tempatnya melainkan Allah SWT.
Roh itu adalah satu bernama :
1. Ruhul YAQAZAH yg terdiri dari pada Roh, Akal dan Nafsu.
2. Ruhul YAQAZAH ini juga dikenal sebagai Hati, ia memberikan fungsi kepada manusia supaya hidup berarti, dengan adanya Roh ini didalam jasad maka dapat memberikan kekuatan kepada setiap kompenen jasmani, Akal memberikan kemampuan berfikir, mengingat dan berperasaan, sementara fungsi yg terdapat pada anasir Nafsu adalah untuk menimbulkan suatu hasrat atau berkeinginan,
Ruhul YAQAZAH ini jika Dia masih berada didalam jasad maka manusia akan menjadi Aktif ( sadar) dan apabila ia keluar dari jasad maka jasmani menjadi hilang kesadaran secara total, semua ini adalah ketentuan Allah SWT juga.
Surah Azzumar ayat 42 menyatakan bahwa :
Ruhul YAQ dilepaskan jasad menjadi aktif dan apabila ditahan maka jasad menjadi hilang kemampuannya. Ini hasratnya berfikirnya, maka jadilah jasad tidur (lihat lagi Surah Al an'am).
HAKEKAT DIRI MANUSIA
(ﻡ) = Syariat = Tanah = Tubuh = Jasmani = Diri Terdiri = Nafas = Kaki
(ﺡ) = Tarekat = Angin = Nafas = Hati = Diri Terperi = Tanafas = Tangan
(ﻡ) = Hakekat = Api = Darah = Nyawa = Diri Sebenar diri = Amfas = Badan
(ﺪ) = Makrifat = Air = Rasa = Rahasia = Diri Tajjali = Nufus = Kepala
Yang sebenarnya DIRI itu NYAWA,
Yang sebenarnya NYAWA itu MUHAMMAD
Yang sebenarnya MUHAMMAD itu ALLAH,
Yang sebenarnya bernama ALLAH itu SIFAT-SIFAT ALLAH,
maka SIFAT-SIFAT ALLAH itu berasal dari DZATULLAH TA’ALA.
Maksudnya :
MANUSIA = MUHAMMAD = ALLAH = DZAT
Waspadai hal ini :
Kapan kita mengatakan ALLAH itu adalah MUHAMMAD ?
Kapan MUHAMMAD mengatakan ALLAH itu adalah TUHAN ?
Keterangan / Ayat :
“AWWALU TAJLI DZATTULLAH TA’ALA BI SIFATIHI”
“Mula-mula timbul DZat ALLAH Ta’ala kepada Sifatnya.”
“AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BI ASMA IHI”
“Mula-mula timbul Sifat ALLAH Ta’ala kepada namanya. “
“AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BI AF‘ALIHI”
“Mula-mula timbul nama ALLAH Ta’ala kepada perbuatannya.”
“AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA’ALA BI INSAN KAMILUM BI ASMAI.”
“Mula-mula timbul perbuatan ALLAH Ta’ala kepada Insan yang Kamil yakni MUHAMMAD RasulNya.”
“QOLAN NABIYI SAW AWWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”
“Berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Cahayaku baru Cahaya sekalian Alam.”
“QOLAN NABIYI SAW AWWALU MAA KHALAKALLAHU TA’ALA RUHI”
“Yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Rohku, baru Roh sekalian alam.”
“QOLAN NABIYI SAW AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”
“Yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Hatiku, baru Hati sekalian alam.”
“QOLAN NABIYI SAW AWWALU MAA KHALAKALLAHU TA’ALA AKLI”
“Yang mula-mula dijadikan ALLAH Ta’ala Akalku, baru akal sekalian alam”
“QOLAN NABIYI SAW ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”
“Aku cahaya ALLAH dan Aku juga menerangi Alam”
MANUSIA mempunyai 2 unsur yaitu :
1. Unsur BATIN (ROHANI) itu adalah ALLAH.
2. Unsur ZAHIR (JASMANI) itu adalah MUHAMMAD.
Oleh karena itu, DIRI manusia adalah gabungan antara ALLAH dengan MUHAMMAD (ALLAH + MUHAMMAD).
Lebih jelas-nya dapat di-lihat pada DIRI manusia pertama yaitu ADAM.
TANAH yang akan dijadikan “tubuh ADAM” adalah tanah pilihan.
TANAH itu dicampurkan dengan rempah-rempah, wangi-wangian dari Sifat NUR Sifat ALLAH, dan disirami dengan air hujan “Barul Uluhiyah”.
TANAH itu dipilih untuk mengejawantahkan Sifat "dua tangan-KU". Karena masing-masing sifat tercela ini hanyalah sekedar kulit luarnya saja, di dalam setiap sifat itu ada mutiara dan permata berupa Sifat ILLAHI.
Ketika ALLAH menciptakan manusia dg mengaduk dan mengolah TANAH, maka semua sifat hewan dan binatang buas, semua sifat setan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati diaktualisasikan di dalamnya.
Kemudian tubuh itu dibenamkan di dalam air Kudral IzzahNya yaitu sifat Jalan dan Jammal. Lalu diciptakan menjadi tubuh Adam yang sempurna.
Manusia sebagai makhluk yang sangat lemah dan hina disisi lain dinobatkan sebagai Khalifah (wakil Allah). Bertugas mengatur alam semesta dan merupakan wakil Allah untuk menjadi saksi-NYA serta mengungkapkan rahasia-rahasia firmanNya.
Para mahkluk yang lain tidak melihat ada dimensi yang tidak bisa dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang paling rendah dalam diri manusia. Sementara makhluk yg lain terhijab oleh ketinggian derajat manusia yang berasal dari tiupan Illahi (QS Al Hijir 28-29).
ADAM terdiri dari (ALIF, DAL, MIM)
- ALIF sebagai ALLAH.
- DAL adalah Dalam.
- MIM adalah MUHAMMAD.
yang berarti : ALLAH DALAM MUHAMMAD.
MUHAMMAD yang dimaksudkan di sini bukannya Nabi Muhammad s.a.w. (yang lahir di Makkah dan wafat di Madina) tetapi adalah “NUR MUHAMMAD”.Mohon diperhatikan agar tidak salah tafsir.
Bahwa :
“Nama ALLAH itu baru, sebelum itu belum ada Tuhan bernama ALLAH.
Zat tersebut mentajalli (me-nampak-kan) dirinya serta di-tajalli-nya NUR ALLAH, kemudian ditajalli pula NUR MUHAMMAD ( INSAN KAMIL ), pada peringkat ini disebut
“ ENGKAU AKU – AKU ENGKAU = ANTA ANA – ANA ANTA “lihat uraian tentang Usul Diri “hubungan MANUSIA dgn ALLAH".
MANUSIA keseluruhannya adalah seperti huruf MUHAMMAD,
Huruf MIM adalah KEPALA manusia,
Huruf HA adalah BADAN manusia,
Huruf MIM adalah PINGGUL manusia
Huruf DAL adalah KAKI manusia.
Oleh sebab ALLAH dan MUHAMMAD pada hakekatnya adalah 1 pada DIRI MANUSIA, yaitu ZAHIR dan BATIN maka tidak ada lagi PENYEMBAH dan yang DISEMBAH.
SEMBAHYANG itu tidak lain adalah penyaksian diri kita sendiri sebagai pembawa dan penanggung Rahasia ALLAH.
Pengertian Dua Kalimah SYAHADAH :
" ASYHADU ALLA ILLAHA ILLALLAH "
Artinya “kita bersaksi dengan diri kita sendiri tidak ada yang nyata pada diri kita hanya Allah semata.”
Ini berarti kita menafikan tubuh kita dan kita ithbatkan kewujudan Allah semata-mata.
“ WA ASYHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLAH “
Artinya “dan bersaksilah aku bahwa diriku yang zahir ini adalah menanggung diri rahasia Allah semata-mata”.