NGGULAWENTAH
Tegese tembung nggulawentah yaiku ngopeni kanthi kemput dadekno penerus ingkang migunani tumprap lingkungan keluarga, agama lan nusa bangsa (mendidik, pengajaran, memelihara, merawat, menjaga, dan lain sebagainya).
Kata mendidik, berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, kepemimpinan) demikian juga akhlak dan kecerdasan (iptek/iptag) sehingga menjadi generasi komplit seperti tujuan membangun manusia seutuhnya yang tidak lekang akan dunia serba canggih disertai keajaiban alih teknologi.
Kata mendidik, berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) soal akhlak dan kecerdasan.
Mendidik merupakan kata kerja, kalau dibendakan menjadi pendidikan. Jadi, menurut definisi itu, pendidikan akhlak berarti budi pekerti. Sementara dalam hal kecerdasan dimaknai dapat menggunakan pikiran secara logis, benar, dan bijaksana dalam setiap persoalan.
Nggulawentah adalah memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Mendidik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik/murid/santri ke arah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik/murid/santri.
Berkaitan dengan soal pembentukan kepribadian anak didik/murid/santri, maka nggulawentah juga merupakan usaha untuk memberikan motivasi kepada anak didik/murid/santri, agar terjadi proses internalisasi nilai-nilai pada dirinya, sehingga akan lahir suatu sikap yang baik.
Nggulawentah dapat dilakukan oleh siapa saja, baik orangtua maupun tutor/pembimbing/guru/dosen/kiyai (pompes). Namun, didikan pertama adalah dilakukan oleh lingkungan keluarga yaitu orangtua. Karena merekalah orang pertama yang kita kenal, dan mereka juga orang yang sering kita jumpai. Tugas orangtua bukan hanya menerima anak, memberi makan dan minum, membelikan pakaian. Namun tugas orangtua lebih berat daripada itu. Orangtua harus mampu mendidik anak ke arah yang baik.
NGGULAWENTAH DALAM KONTEKS MENDIDIK, MENGAJAR, MEMBIMBING DAN MELATIH
1. Mendidik.
Mendidik adalah membentuk manusia untuk menempati tempatnya yang tepat dalam susunan masyarakat serta berperilaku secara proporsional sesuai dengan susunan ilmu dan teknologi yang dikuasainya (Naquib Alatas). Mendidik berkonotasi dengan pengertian bahwa pendidik harus mampu menyampaikan setiap ilmu atau koneksi ilmu dengan ilmu yang lain dalam suatu susunan yang teratur dan sistematik dan penyampaiannya sesuai dengan susunan kemampuan dasar (kompetensi) yang dimiliki peserta didik. Pendapat lain mengatakan, mendidik merupakan kewajiban syariat bagi setiap orang yang menjadi pemimpin dan penanggung jawab sesuai dengan kadar tanggung jawab dan kepemimpinannya. Mendidik atau ilmu mendidik (Pedagogik) adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk anak sampai ia mencapai kedewasaan.
Definisi mendidik adalah :
1. Menyediakan sekolah atau pendidikan / pesantren.
2. Melatih menggunakan instruksi formal dan seseorang yang ahli dibidangnya.
3. Untuk mengembangkan mental, moral dan estetika terutama oleh pendidik.
4. Untuk menyediakan informasi.
5. Melakukan pendekatan atau mengkondisikan untuk merasa, mempercayai, atau bertindak dengan cara tertentu.
Mendidik adalah usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaan baik secara jasmani dan rohani.
Mendidik bisa diartikan sebagai upaya pembinaan secara personal, sikap mental serta akhlak peserta didik. Mendidik tidak hanya untuk menghantar ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) pendidik akan tetapi menghantar kan nilai-nilai.
Menurut Karl Heinz Pickel,mendidik adalah usaha untuk memberikan pengajaran anak tentang materi serta pengetahuan yang akan dijumpai setelah dewasa. Heageveld mengatakan mendidik adalah pekerjaan dalam membantu anak didik dalam mencapai kedewasaan.
Mendidik adalah mengajak, memotivasi, mendukung, membantu, menginspirasi orang lain untuk melakukan tindakan positif yang bermanfaat bagi dirinya.
Dilihat dari segi isi, mendidik berkaitan erat dengan moral dan kepribadian. Apabila ditinjau dari segi proses, maka mendidik berhubungan dengan memberikan motivasi (to motivated) untuk belajar (to learn) dan mengikuti (to follow) ketentuan atau tata tertib (norma dan aturan) yang telah menjadi kesepakatan bersama. Selanjutnya pengertian mendidik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan (JJ Rousseu)
Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yangbersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan perubahan sikap mental/ kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatanmendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik, sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia.
2. Mengajar .
Hamalik (2011:44) menyebutkan bahwa mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah, mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah (hal. 47), usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa (Hamalik:2011:48) memberikan bimbingan belajar kepada murid (2011:50), kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat, dan suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari (2011:52). Sejalan dengan Hamalik, Nasution dalam Suryosobroto(2009:15) mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi belajar mengajar.
Jika di tinjau dari segi isi maka yang di maksud dengan mengajar dapat di artikan sebagai pemberian bahan ajar dalam bentuk ilmu pengetahuan. Prosesnya dapat dilakukan dengan memberikan contoh kepada siswa atau mempraktikan ketrampilan tertentu atau menerapkan konsep yang di berikan kepada siswa agar menjadi kecakapan yang dapat di gunakan dalam kehidupan sehari- hari. Contoh strategi dan metode yang dapat di gunakan untuk mengajar misalnya ekspositori dan inkuiri. Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Atau dapat pula dikatakan bahwa yang dimaksud dengan mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Pada hakikatnya, mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran (transfer informasi) tetapi juga proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna pengajaran yang demikian sering di istilahkan dengan pembelajaran. Ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus di jadikan sebagai pusat dari kegiatan. hal ini disesuaikan untuk membentuk peradaban dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik.
Hakikat mengajar dapat diartikan sebagai suatu proses, yaitu proses yang di lakukan oleh guru dalam menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Jadi peranan guru adalah membimbing, memimpin dan juga sebagai fasilitator. Guru memberi bantuan, menentukan arah kegiatan siswa dan menciptakan kondisi lingkungan yang dapat menjadi sumber bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral. Sehingga, berhasilnya pendidikan siswa secara formal terletak pada tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Wina Sanjaya (2009:208), mengajar secara deskriptif diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan (transfer of knowledge) dari guru kepada siswa. Waini Rasyidin (2007:34) menyebutkan mengajar adalah menyajikan bahan ajar tertentu berupa seperangkat pengetahuan, nilai dan/atau deskrips iketerampilan pada seseorang atau sekumpulan orang/anak dengan maksud agar pengetahuan yang diperlukannya sekarang atau untuk pekerjaan yang akan dijalaninya akan bertumbuh sehingga ia mampu mengembangkan atau meningkatkan intelegensinya secara. Johnson (2007:37), menyebutkan bahwa proses mengajar harus melibatkan siswa dalam pencarian makna dan harus memungkinkan siswa memahami arti pelajaran yang di pelajari.
3. Mendidik, Mengajar, Membimbing, dan Melatih.
Beberapa pertanyaan yang perlu diungkapkan dalam konteks ini adalah secara etimulogi perbedaan keempat kata tersebut memang berkaitan erat dengan dunia guru dan dunia pendidikan yang notabene terkesan mengaburkan arti pendidikan itu sndiri. Terkait dengan arti keempat kata tersebut Suparlan dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru Efektif menyebutkan perbedaan-perbedaan antara mendidik, membimbing, melatih dan mengajar sebagai berikut :
a. Mendidik.
Mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan.
b. Mengajar.
Mengajar berupa bahan ajar dalam bentuk ilmu pengetahuan. Prosesnya dilakukan dengan memberikan contoh kpada siswa atau mempraktikkan keterampilan tertentu atau menerapkan konsep yang diberikan kepada siswa agar menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Strategi dan metode yang dapat digunakan untuk mengajar misalnya ekspositori dan inkuiri.
c. Membimbing.
Membimbing berkaitan dengan norma dan tata tertib. Dilihat dari segi prosesnya, maka mendidik dapat dilakukan dengan menyampaikan atau mentransfer bahan ajar/materi/sumber yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan individual masing-masing siswa. Lalu kalau dilihat dari strategi dan metode yan digunakan, maka membimbing lebih berupa pemberian motivasi dan pembinaan.
d. Melatih.
Melatih bila ditinjau dari segi isi adalah berupa keterampilan atau kecakapan hidup (life skills).Bila ditinjau dari prosesnya, maka melatih dilakukan dengan menjadi contoh (role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian. Sedangkan bila ditinjau dari strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu melalui praktik kerja, simulasi, dan magang.
TUJUAN ILMU PENDIDIKAN
Tugas paedagogik teoritis diluar paedagogik histeris diema oleh paedagogik sistematis sehingga cabang ilmunya ini sering disebut juga ilmu mendidikan sistematis. Tugas paedagogik teoritis atau ilmu mendidik sistematis ialah menganalisis dan menyusun persoalan sekitar mendidik secara sistematis untuk menguraikan pokok ilmunya secara teratur sebagai kebulatan holistik (Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI Bag 1, 2007).
Ilmu pendidikan bertujuan memberikan informasi atau keterangan tentang dasar-dasar pendidikan dalam berbagai situasi atau interaksi pendidikan, jalur dan jenis jenjang pendidikan untuk membekali peserta didik mencapai kehidupan yang berbudaya dan mandiri yang lebih baik di masa depannya. Memberikan informasi dalam arti menjelaskan permasalahan, sebab-sebab dan kemungkinan mengupayakan dan pembekalan bagi pendidik dalam mendidik putra putrinya atau generasi berikutnya (Tim pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Buku 4, 2007).
Kata kuncinya tujuan ilmu pendidikan dan tujuan pendidikan. Tujuan ilmu pendidik ditujukan untuk mempersiapkan para pendidik-pendidik yang profesioanl. Sedangkan tujuan pendidikan ditujuan untuk mengembangkan peserta didik untuk mencapai pengembangan diri secara optimal.
NGGULAWENTAH DALAM KONTEKS PONDOK PESANTREN
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengkhususkan pada pendidikan Islam kepada anak hingga remaja yang disebut santri. Dengan adanya pesantren, santri mampu mendapatkan pendidikan agama Islam lebih dalam sehingga diharapkan meningkatkan keimanan dan memiliki nilai-nilai moral dalam bermasyarakat.
Pesantren adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, dimana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Kata pesantren terdiri dari kata santri yang ditambahkan imbuhan pe dan akhiran an. Kata santri menurut A.H Johns berasal dari Bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Sedangkan istilah santri digunakan untuk menyebut siswa di pesantren. Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berkembang di negeri ini diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.
SEJARAH
Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, kemudian timbul inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah Kyai. Kyai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gubug/rumah angkringan atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai. Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang didirikan.
Para santri selanjutnya mempopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal ke mana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Walisongo. Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.
Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peranan yang besar dari segi keagaamaan untuk kemajuan Islam maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel, salah seorang pengkaji keislaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama Dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.
UNSUR PESANTREN
1. Kyai.
Istilah Kyai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa. Gelar Kyai diberikan kepada seorang laki-laki yang lanjut usia, arif, dan dihormati di Jawa. Namun pengertian paling luas di Indonesia, sebutan Kyai dimaksudkan untuk para pendiri dan pemimpin pesantren, yang sebagai muslim terhormat telah membaktikan hidupnya untuk Allah SWT serta menyebarluaskan dan memperdalam ajaran-ajaran serta pandangan Islam melalui pendidikan.
Kyai memiliki peran paling penting dan utama dalam suatu pesantren sebagai pemimpin pesantren. Nilai kepesantrenan banyak tergantung pada kepribadian Kyai sebagai suri teladan dan sekaligus pemegang kebijaksanaan mutlak dalam tata nilai pesantren. Seorang Kyai harus mampu menerima perubahan dan meningkatkan kualitas pesantrennya agar dapat mempertahankan keberadaan pesantrennya. Dalam hal ini M. Habib Chirzin mengatakan bahwa peran kyai sangat besar sekali dalam bidang penanganan iman, bimbingan amaliyah, penyebaran dan pewarisan ilmu, pembinaan akhlak, pendidikan beramal, dan memimpin serta menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh santri dan masyarakat. Dan dalam hal pemikiran, kyai lebih banyak berupa terbentuknya pola berpikir, sikap, jiwa, serta orientasi tertentu untuk memimpin sesuai dengan latar belakang kepribadian kyai.
2. Santri.
Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami agama di pesantren. Biasanya para santri ini tinggal di pondok atau asrama pesantren yang telah disediakan yang disebut dengan santri mukim, namun ada pula santri yang tidak tinggal di tempat yang telah disediakan tersebut yang biasa disebut dengan santri kalong. Para santri tersebut tetap mengikuti proses pembelajaran secara rutin setiap hari. Biasanya santri kalong berasal dari penduduk setempat atau tempat tinggalnya tidak jauh dari pesantren.
Selain dua jenis santri tersebut, ada pula jenis santri Dhofier yaitu santri kelana, dimana santri ini tinggal di pesantren relatif lebih sebentar dibanding santri mukim biasa. Santri kelana ini biasanya suka berpindah-pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya.
Santri merupakan pencitraan dari seorang Kyai di pesantren tersebut, sehingga para santri harus memperhatikan perilakunya di masyarakat agar menjaga nama baik sang kyai. Dalam menjalani kehidupan di pesantren, pada umumnya mereka mengurus sendiri keperluan sehari-hari dan mereka mendapat fasilitas yang sama antara santri yang satu dengan lainnya. Santri diwajibkan menaati peraturan yang ditetapkan di dalam pesantren tersebut dan apabila ada pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
3. Bangunan pondok.
Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya (santri) tinggal bersama di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih dikenal dengan Kyai. Istilah pondok pesantren dimaksudkan sebagai suatu bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di Indonesia. Pondok atau asrama merupakan tempat yang sudah disediakan untuk kegiatan bagi para santri. Adanya pondok ini banyak menunjang segala kegiatan yang ada. Hal ini didasarkan jarak pondok dengan sarana pondok yang lain biasanya berdekatan sehingga memudahkan untuk komunikasi antara Kyai dan santri, dan antara satu santri dengan santri yang lain.
4. Masjid.
Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktik ibadah lima waktu, khotbah dan salat Jumat dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
Proses pembelajaran di dalam masjid diawali dari Madinah, yang kemudian lembaga-lembaga pesantren di Jawa memelihara tradisi tersebut hingga sekarang masih ditemui beberapa ulama dengan penuh pengabdian mengajar kepada para santri di masjid-masjid serta memberi wejangan dan anjuran kepada murid-muridnya.
Di Jawa biasanya seorang Kyai yang mengembangkan sebuah pesantren pertama-tama dengan mendirikan masjid di dekat rumahnya. Langkah ini biasanya diambil atas perintah Kyai sendiri yang telah menilai bahwa Ia sanggup memimpin sebuah pesantren. Selanjutnya Kyai tersebut akan mengajar murid-muridnya (para santri) di masjid, sehingga masjid merupakan elemen yang sangat penting dari pesantren.
5. Pengajaran Kitab-kitab Kuning.
Pengajaran kitab-kitab Islam klasik oleh pengasuh pondok (Kyai) atau Gus/Ustadz biasanya dengan menggunakan sistem :
1. Sorogan.
2. Wetonan, dan.
3. Bandongan.
Adapun kitab-kitab Islam klasik yang diajarkan di pesantren menurut Zamakhsyari Dhofir dapat digolongkan ke dalam 8 kelompok, yaitu :
1. Nahwu (syntax) dan Sharaf (morfologi).
2. Fiqih (hukum).
3. Ushul Fiqh (yurispundensi).
4. Hadits.
5. Tafsir.
6. Tauhid (theologi).
7. Tasawuf dan Etika.
8. Cabang-cabang lain seperti Tarikh (sejarah) dan Balaghah.
Kitab-kitab Islam klasik adalah kepustakaan dan pegangan para Kyai di pesantren. Keberadaannya tidaklah dapat dipisahkan dengan Kyai di pesantren. Kitab-kitab Islam klasik merupakan modifikasi nilai-nilai ajaran Islam, sedangkan Kyai merupakan personifikasi dari nilai-nilai itu.
Para santri mempelajari kitab klasik dengan cara dibacakan oleh Kyai kalimat-kalimat dari Kitab dan kemudian mejelaskan makna dan arti dari kalimat-kalimat tersebut.
PERAN PESANTREN
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.
Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih tinggi. Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah. Organisasi Massa (ormas) Islam yang paling banyak memiliki pesantren adalah Nahdlatul Ulama (NU). Ormas Islam lainnya yang juga memiliki banyak pesantren adalah Al-Washliyah dan Hidayatullah.
JENIS PESANTREN
Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut pesantren salaf. Pola tradisional yang diterapkan dalam pesantren salafi adalah para santri bekerja untuk kyai mereka bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi kolam ikan, kebun, dan wisausaha lainnya. Sebagian besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi hingga mereka tidur kembali di waktu malam. Pada waktu siang, para santri belajar ke sekolah umum untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore mereka menghadiri pengajian dengan kyai atau Gus/ustad mereka untuk memperdalam pelajaran agama.
Lebih lengkapnya, menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, terdapat empat jenis pesantren/pendidikan Islam, Antara lain :
Pendidikan yang berfokus pada tafaqquh fi al-din seperti pada pesantren konvensional (pesantren salafiyyah) yang menanamkan hampir seluruh kurikulum pada pendidikan agama. Pendidikan madrasah yang menerapkan kurikulum Diknas dan Depag. Setelah dilakukan kesesuaian dengan UUSPN 1989, madrasah dikenal dengan sekolah umum berciri agama Sekolah Islam yang menerapkan kurikulum Diknas yang disebut pendidikan umum plus agama. Pendidikan berbasis keterampilan yang mengikuti model pembelajaran di STM atau MAK/SMK.
Imajier Nuswantoro