Candi Sari
Candi Sari adalah candi Budha yang terletak tidak jauh dari Candi Kalasan maupun Candi Prambanan.
Candi Sari secara administratif terletak di Desa Bendan, Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman.
Candi Sari merupakan tempat ibadah (bisa dibilang vihara). Di tempat inilah, para biksu biasa bermeditasi. Kemungkinan, candi ini dibangun pada masa yang tidak berbeda ketika Candi Kalasan dibangun, yaitu sekitar abad ke-8 atau abad ke-9. Tepatnya pada masa kerajaan Mataram Kuno berkuasa.
Ada beberapa arca yang tampak di sisi candi bagian luar. Ada arca Dewi Tara, arca Bodhisatva, serta Kinara Kinari. Di sisi candi tersebut, terdapat relief-relief yang mirip dengan relief Candi Borobudur, walaupun tidak bercerita secara gamblang seperti yang terpahat di Candi Borobudur. Di atas candi juga tampak sembilan buah stupa yang identik dengan stupa di Candi Borobudur. Kemudian, saya mencoba masuk ke dalam candi tersebut. Saya mendapatkan ruangan yang cukup besar. Tampaknya ruangan tersebut terlalu tinggi sebagai ruangan biasa, kemungkinan dulu tempat ini bertingkat dua karena tampak ada lubang-lubang tempat dudukan kayu. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana candi ini dibuat dan bagaimana candi ini dulu digunakan.
Di luar candi, terdapat beberapa batu yang tidak dapat disusun, karena tidak ketemu jodohnya. Batu-batu tersebut disusun berjajar-jajar, ada juga yang dibawa pulang warga untuk diletakkan di rumah mereka.
Pada awal ditemukan candi ini (tahun 1929), candi ini dalam kondisi yang relatif memprihatinkan. Walau masih tampak utuh, sepertinya sudah mirip pohon saja karena ditumbuhi oleh berbagai macam jenis rerumputan di atap candi. Saya melihat gambar masa lalu candi ini di papan informasi. Upaya penyelamatan dilakukan oleh profesor dari Belanda (kalau tidak salah). Akhirnya, candi ini berdiri dan tampak asri di desa ini.
Terdapat empat tipe relief di Candi Sari, yaitu Bodhisatwa, suluran, kumuda, dan kinara kinari. Dalam agama Buddha, Bodhisatwa dipercaya sebagai makhluk tercerahkan yang menunda masuk surga demi membantu orang lain mendapat pencerahan.
Terdapat 36 relief Bodhisatwa di Candi Sari. Pahatan patung Bodhisatwa menunjukkan saat Bodhisatwa sedang menari. Ada juga pahatan patung Bodhisatwa yang sedang dihinggapi lima ular di kepalanya. Selain itu, terdapat juga relief Kwan Yin. Kwan Yin adalah Bodhisatwa yang paling dicintai dalam agama Buddha.
Relief selanjutnya adalah Suluran. Suluran merupakan motif tanaman yang seolah-olah merambat membentuk pola gulungan berulang yang bergantian arah. Motif Suluran diukir di bagian atas tiap sisi Candi Sari. Motif ini juga sering ditemukan pada candi lainnya.
Relief Kumuda juga ditemukan di pahatan Candi Sari. Motif Kumuda menggambarkan motif tumbuhan dengan bentuk kuncup bunga teratai yang terbuka. Relief ini dipercaya menggambarkan simbol sakral, kesucian, atau kemurnian.
Relief terakhir adalah Kinara-Kinari Relief ini menggambarkan makhluk berkepala manusia, tetapi berbadan burung. Pahatan Kinara-Kinari mempercantik Candi Sari. Relief ini dipercaya menggambarkan makhluk surgawi yang melambangkan kesetiaan.
Referensi:
Shadikah, A. A. (2024). Exploring Buddhism Values at Sari Temple: An Investigation in a Buddhist Tourism Destination. Indonesian Values and Character Education Journal, 6(2), 103–112. https://doi.org/10.23887/ivcej.v6i2.69194
Imajiner Nuswantoro