Manuskrip Naslah Kuno Dasamala (Dasa Nala)
ꦩꦤꦸꦱ꧀ꦏꦿꦶꦥ꧀ꦤꦱ꧀ꦭꦃꦏꦸꦤꦺꦴꦣꦱꦩꦭ(ꦣꦱꦤꦭ)
Dasa Mala adalah konsep dalam agama Hindu yang merujuk pada sepuluh hambatan spiritual atau dosa bawaan. Kata "dasa mala" berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu "dasa" yang berarti sepuluh dan "mala" yang berarti kotoran atau dosa.
Dasa Mala merupakan perilaku yang menghambat spiritual dan menghalangi pencapaian pembebasan (moksha) atau pencerahan (enlightenment). Umat Hindu harus memahami seluruh bagian dasa mala dan artinya sebagai petunjuk menjalankan kehidupan.
Beberapa upaya menghindari perilaku dasa mala yang dapat dilakukan, antara lain: Memiliki pengontrolan diri, Mengendalikan emosi.
Dasa Mala
Dasa mala merupakan konsep agama Hindu yang berkaitan dengan perilaku yang menghambat spiritual. Ada beberapa upaya menghindari perilaku dasa mala yang dapat dilakukan seperti memiliki pengontrolan diri dan pengendalian emosi.
Dikutip dari buku buku Nilai-Nilai Pendidikan Hindu dalam Slokantara oleh Puspo Renan Joyo , Prof Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si (2020), dasa mala berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu 'dasa' yang artinya sepuluh dan 'mala' yang artinya kotoran atau dosa.
Mengenali Upaya Menghindari Perilaku Dasa Mala.
Dasa mala adalah musuh dalam diri manusia. Dalam agama Hindu, musuh terberat adalah ada di dalam diri manusia. Itulah mengapa muncul ucapan dari para bijaksana (vipra), "Kalahkanlah terlebih dulu musuh dalam dirimu sendiri, maka akan mudah mengalahkan musuh di luar diri."
Dalam diri manusia ada banyak musuh. Di agama Hindu, dikenal dengan dasa mala yang patut dihindari yaitu :
1. Tandri: malas
2. Kuhaka: keras kepala
3. Kleda: suka menunda-nunda
4. Metraya: sombong dan berbohong
5. Teja: pikiran gelap
6. Kulina: sombong, suka menghina, menyakiti hati orang
7. Kimburu: senang menipu
8. Megata: kejam
9. Bhaksa Bhuwana: suka membuat orang lain melarat
10. Ragastri: suka berzina
Perilaku dasa mala sering terjadi dalam keseharian. Sikap ini yang membuat munculnya konflik dan juga pergesekan antar manusia. Untuk menghilangkan atau meminimalisir berikut ini upaya menghindari perilaku dasa mala.
1. Mengontrol Diri dan Menguasai Diri
Dasa mala seperti energi negatif yang membuat kualitas diri semakin tidak baik sebagai manusia. Manusia memiliki energi positif yang dapat dijadikan solusi untuk menghindari perilaku dasa mala yang berenergi negatif.
Energi positif akan membuat manusia menjadi lebih bisa menguasai diri dan memiliki kecerdasan emosional yang baik, sehingga tindakan yang ingin di lakukan untuk merespon sesuatu menjadi lebih baik dan tepat.
2. Berpikir Positif
Manusia dikendalikan oleh pikirannya. Manusia adalah apa yang mereka pikirkan. Maka dengan melatih diri untuk selalu berpikir positif maka hal ini akan membuat pemilihan sikap menjadi lebih baik karena pikiran ada dalam rasio pikir yang waras dan positif.
3. Menghargai Setiap Prosesnya
Cara untuk menghindari perilaku dasa mala salah satunya adalah dengan memiliki tujuan dalam kehidupan.
Ketika memiliki tujuan yang benar maka manusia akan menghargai setiap proses dan tidak fokus pada hal negatif seperti kondisi lingkungan yang buruk, kekecewaan dengan sesama dan sebagainya.
4. Jangan Terlalu Perfeksionis
Dasa mala sering terjadi atau dilakukan karena manusia yang terlalu idealis, sehingga menjadi lebih egois, skeptis dan apatis. Maka perlu untuk menjadikan diri sebagai pribadi yang lebih fleksibel mengingat kondisi zaman yang praktis dan cepat mengalami perubahan.
Dasa mala dianggap sebagai penghalang untuk menuju hidup yang lebih baik. Itulah contoh dan upaya menghindari perilaku dasa mala yang dapat membuat interaksi manusia menjadi lebih baik.
Dasa Mala musuh dalam diri manusia
Om Swastyastu,
Bila kehidupan ini kita andaikan sebagai sebuah medan perang, maka kita harus mengetahui siapakah musuh terberat kita, sehingga kita selalu bisa memenangkan pertarungan hidup. Bisa meraih sukses mencapai semua target hidup yang kita canangkan.
Menurut Agama Hindu musuh yang paling berat adalah ada di dalam diri manusia. Tidak mengherankan bila para bijaksana (vipra) mengatakan bahwa, Kalahkanlah terlebih dahulu musuh dalam dirimu sendiri, maka akan sangat mudah bagimu untuk mengalahkan musuh di luar dirimu.
Bila musuh ini kita anggap sebagai individu/personal, siapakah musuh-musuh kita…? Ada banyak musuh dalam diri manusia, dalam hal ini kita membahas Dasa Mala; sepuluh keburukan dalam diri manusia. Sumbernya adalah kitab Upanishad.
DASA MALA
Dasa artinya sepuluh; mala artinya keburukan. Jadi dasa mala adalah sepuluh keburukan.
Menurut Upanisad, dasa mala adalah sepuluh sifat-sifat manusia yang buruk dan yang patut dihindari dalam upaya menumbuh kembangkan kesucian dan keluhuran budi, yaitu:
DASAMALA
1. Tandri = Malas
2. Kleda = Suka menunda-nunda
3. Teja = pikiran gelap
4. Kulina = sombong,suka menghina/ menyakiti hati orang
5. Kuhaka = Keras kepala
6. Metraya = sombong dan berbohong/ melebih-lebihkan
7. Megata = Kejam
8. Ragastri = Suka berzina
9. bhaksa bhuwana = Suka membuat orang lain melarat
10. Kimburu = senang menipu
MALAS
Setiap orang dari kita tidak suka melihat orang pemalas, apalagi mereka adalah bagian dari anggota team kita, sang pemalas tidak disukai keberadaannya. Sang pemalas tidak mampu mengoptimalisasikan potensi dirinya, demikian pula, sang pemalas pada akhirnya akan menjadi beban bagi anggota team lainnya. Bila kita tidak suka dengan si pemalas, maka sudah sepatutnya kita tidak membiarkan diri kita menjadi pemalas. Malas adalah bagian dari diri manusia yang tidak bisa dihilangkan, tapi dia bisa dikendalikan bila kita sungguh-sungguh berusaha. Target hidup tidak akan bisa dicapai maksimal oleh si pemalas.
SUKA MENUNDA-NUNDA
Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan misalnya adalah memperlambat pencapaian target hidup yang kita rencanakan. Tentu seorang partner kerja yang suka menunda-nunda penyelesaian pekerjaanya akan mempengaruhi efektivitas sebuah team. Apalagi kita membutuhkan data atau laporan yang sifatnya urgent, wah si penunda-nunda pekerjaan akan sangat tidak disukai keberadaannya. Tentu dalam hal ini kita juga tidak membiarkan diri kita tidak disukai orang lain bukan…?
PIKIRAN GELAP
Pikiran gelap artinya kita tidak bisa menemukan titik terang, dalam hal ini tentu pula kita tidak bisa memilah dan memilih sesuatu. Tidak bisa memutuskan sesuatu. Sementara kehidupan ini tidak bisa dihindari dari kegiatan mengambil keputusan, walau sekecil apapun. Dalam kondisi pikiran yang gelap kita tidak bisa memberikan solusi terbaik dari suatu persoalan atau issue dalam hidup ini. Pikiran gelap seringkali memberikan output negatif yang justru merugikan diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Oleh karenanya berusalah selalu mengendalikan pikiran itu sehingga jangan sampai terbawa ke pikiran Gelap. Terangilah pikiranmu dengan ajaran-ajaran suci, mutiara-mutiara Veda, filsafat Dharma.
SOMBONG, SUKA MENGHINA DAN MENYAKITI ORANG LAIN
Tidak ada yang suka dengan orang yang sombong, apalagi dia sampai menghina dan menyakiti orang lain. Jadi sudah sangat wajar bila kita tidak membiarkan diri kita dihanyutkan oleh kesombongan, tanpa kita sadari bila kita tidak waspada kesembongan akan selalu menyusup ke dalam diri kita. Oleh karenanya rajin-rajinlah mengendalikan diri untuk bisa menguasai kesombongan ini. Sadarilah bahwa manusia itu semua memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing sehingga di Bali manusia disebut Jeleme/Jadma (Jele/jelek = Buruk, Me=Melah=Baik), kebaikan dan keburukan hadir pada setiap diri orang.
KERAS KEPALA
Teguh pada pendirian itu baik, tapi bukan untuk hal-hal negatif. Dalam pergaulan sering kita dengarkan ungkapan “sudah salah ngeyel lagi..”. Hal ini mengindikasikan orang yang kesal pada kawannya yang keras kepala padahal dia telah terbukti salah. Nah oleh karenanya saudaraku berusahalah untuk selalu logis, bila kita tahu bahwa kita dalam posisi yang salah janganlah menuruti ego untuk menjadi keras kepala, karena hal itu tidak akan meningkatkan kwalitas diri anda, malah sebaliknya.
BERBOHONG DAN MELEBIH-LEBIHKAN
Kadang tanpa disadari seringkali orang melebih-lebihkan sesuatu mungkin dengan tujuan untuk menghidupkan suasana atau agar tampak lebih menarik apa yang sedang diungkapkan, tapi sadarilah wahai kawanku, bahwa mengatakan sesusatu lebih atau kurang dari apa adanya adalah sebuah kebohongan, dan itu akan memberikan info yang kurang baik.
Serombongan tentara diberikan tugas pada suatu daerah konflik di nusantara. Di dalam rombongan itu ada anggota yang bernama Putu Simpen dan Wayan Simpen. Ternyata dalam tugasnya ada anggota yang gugur, beliau adalah Wayan Simpen. Berita datang ke asrama tempat para istri dan keluarga tentara tinggal, berita yang sampai bahwa yang meninggal adalah Pak Simpen. Orang pertama yang mendengar adalah istri dari Pak Putu Simpen. Tentu saja beliau langsung shock dan pingsan berhari-hari. Satu keluarga berkabung. Setelah siuman sang istri berkeinginan untuk menjemput jasad sang suami, tapi ternyata setelah dikonfirmasi yang meninggal adalah Pak Wayan Simpen. Saudaraku, kejadian ini hanya satu dari sekian banyak kejadian karena miss information, bayangkan seandainya mental sang istri lemah, bisa mengakibatkan kehilangan nyawa. Jadi berusahalah selalu untuk memberikan informasi apa adanya, jangan melebih-lebihkan pun jangan menguranginya.
KEJAM
Saya yakin tidak ada satupun orang suka diperlakukan secara kejam. Kejam disini bukan hanya melalui tindakan, juga melalui perkataan dan berfikir berlaku kejam. Semua tindakan kejam, perkataan kejam, pikiran kejam hanya akan membawa penderitaan pada mahluk lain. Sudah sangat jelas, tidak ada baiknya memelihara pikiran, perkataan atau tindakan kejam.
SUKA BERJINA
Kalo mau jujur, bisa saya katakan semua orang dari kita tidak ada yang mau diduakan. Berjina adalah prilaku orang yang tidak bisa mengontrol nafsu sexnya. Tidak puas dengan pasangannya yang sah. Saya teringat dengan teman saya Jack, mengatakan: “Berjina itu hitungan duniawinya aja sudah rugi apalagi di akhiratnya”, Kenapa..?. Sebelum sampai pada berjina tentu melalui proses pendekatan, nah ini butuh BT (biaya tinggi). Kemudian kalo sial berjinah dengan orang yang kena penyakit, kalo sial lagi berjinah kepergok orang sekampung bisa digebukin, mesti berbohong sama keluarga dan sama perempuan yang diajak berjina, kalo sial si perempuan hamil maka bencana muncul, sang anak juga lahir dari proses yang tidak benar, akibatnya yang lahir bukan suputra, dan masih banyak lagi kerugian yang lain, demikian katanya, apalagi hitungan sorgawinya wow… tidak ada satu agamapun yang mentoleransi hal ini.
SUKA MEMBUAT ORANG LAIN MELARAT
Siapa sih yang suka melarat, semua orang ingin makmur. Tapi cara mencapai kemakmuran pribadi jangan sampai mengorbankan orang lain jadi melarat. Kemelaratan adalah situasi yang tidak diinginkan semua orang. Tentu anda-anda juga tidak ingin melarat bukan…? so pantaskah kita melakukannya pada orang lain..? Anda tahu jawabannya.
SUKA MENIPU
Suka menipu artinya gemar melakukan aksi tipu-tipu pada setiap kesempatan yang muncul, atau bahkan mungkin menciptakan kesempatan sendiri untuk menipu. Menipu jelas membuat pihak yang ditipu tertimpa kerugian, hal ini jelas tidak mengenakkan di hati, membuat orang yang ditipu sedih, kesel, sehingga tidak jarang pihak yang ditipu sampai marah, mengumpat dan mendoakan yang jelek-jelek pada yang si penipu. Bagi penipu karena dia tahu bahwa dirinya penipu jelas merasa tidak tenang kalo-kalo nanti kedok penipuannya terbongkar. Kita masih ingat dengan tragedi di tanah air kita, penipuan bank, penipuan investasi, penipuan produk makanan, dll. Telah demikian banyak orang yang menjadi korban. Kita harus terus waspada dengan model-model penipuan pun kita harus inget dan waspada pada sifat suka menipu ini yang bisa menyerang kita kapanpun dimanapun kita berada.
Om Santi Santi Santi
Berikut Maniuskrip Naskahnya :