Pupuh 159 Jangka Jayabaya
Selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun / sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu bakal ana dewa ngejawantah / apengawak manungsa / apasurya padha bethara Kresna / awatak Baladewa / agegaman trisula wedha / jinejer wolak-waliking zaman / wong nyilih mbalekake / wong utang mbayar / utang nyawa bayar nyawa / utang wirang nyaur wirang
Artinya :
selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun / (sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu) / akan ada dewa tampil / berbadan manusia / berparas seperti Batara Kresna / berwatak seperti Baladewa / bersenjata trisula wedha / tanda datangnya perubahan zaman / orang pinjam mengembalikan / orang berhutang membayar / hutang nyawa bayar nyawa / hutang malu dibayar malu).
Secara harfiah, bunyi kalimat awal dalam bait 159 “selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun (sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu) akan ada dewa tampil berbadan manusia“, dapat dimaknai sebagai suatu pernyataan yang mengisyaratkan tentang waktu kemunculan sosok manusia pilihan yang diilustrasikan secara simbolis oleh Prabu Jayabaya dalam bentuk kalimat “Dewa berbadan manusia”.
Imajiner Nuswantoro