KENDI (Kendalining Diri / Kendalining Budi)
Kendalineng diri
Isine banyu putih
Sak rupo sak roso
Nggambarake roso paseduluran
KENDI = Kendalining Diri atau Kendalining Budi
Kendi (kendalining diri) mengendalikan diri dari sifat-sifat buruk manusia dalam kehidupan.
Dalam kaweruh Islam Kendi di maknai sebagai TEKEN KANG GEDI (Tongkat / patok yang besar dan kokoh) yang di gunakan untuk pegangan (Islam, Iman, Ikhsan, Budi pekerti).
Makna Filosofi di balik Teken kang gedi yaitu :
MANUSIA HARUS BERPEGANG TEGUH HANYA PADA YANG MAHA KUASA ALLAH SWT.
Karena DIA lah yang MAHA SEGALANYA
Intinya kita harus bisa ngendalikan apa yang ada dalam diri kita dan berpegang teguh hanya pada Allah SWT yang Maha Segalanya
FILOSOFI KENDI
Dalam filosofi Jawa, kendi dimaknai sebagai wadah/sumber kehidupan, dilambangkan air didalamnya yang juga sebagai sumber kehidupan manusia dan seluruh alam.
Kearifan Lokal kendi perlu dilestarikan sebagai bagian Budaya Nusantara
Kendhi merupakan jenis gerabah atau perabotan rumah tangga yang terbuat dari tanah liat, dibuat melalui proses pembakaran.
Dengan ciri fisik bentuknya menggelembung ditengah, terdapat tangkai leher diatasnya sebagi pegangan dan lubang mengerucut (kucu) disisi lainnya, kendi berfungsi sebagai wadah/tempat air minum.
Secara umum, kendi banyak dijumpai di daerah pedesaan, khususnya dipulau jawa. Kalaupun ada dibeberapa tempat diperkotaan itupun sudah beralih dari fungsi asalnya dan hanya sekedar aksesoris/interior belaka.
Keberadaan kendi yang kita kenal saat ini tak luput dari pengaruh peradaban Hindu jauh sebelum agama Islam masuk di Pulau Jawa.
Kata kendi berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kundika yang artinya "wadah air minum".
Dalam filosofi Jawa, kendi dimaknai sebagai wadah/sumber kehidupan, dilambangkan air didalamnya yang juga sebagai sumber kehidupan manusia dan seluruh alam.
Kendi juga sering digunakan dalam ritual adat Jawa, seperti prosesi kenduri menjelang dilaksanakannya pernikahan.
Harapan dan doa terselip didalamnya agar dengan niat yang suci dapat membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam perkembangan sastra Jawa kata kendi tidak hanya dipandang dari sisi asal bahasa, namun merupakan kerata basa atau dalam bahasa Indonesia disebut akronim.
Kendi dalam kerata basa bisa dimaknai sebagai "kendalining diri" (pengendalian diri) dari sifat-sifat buruk manusia dalam kehidupan.
Kendi juga dimaknai sebagai "teken kang gedi" (tongkat/patok yang besar lagi kokoh) yang digunakan untuk pegangan.
Makna filosofis dibalik teken kang gedi yaitu manusia harus berpegang teguh hanya kepada Tuhan Allah, Yang Maha Besar, Maha Agung. Karena Dialah pemilik segala kehidupan.