PESAN KEPADA ANAKKU
Jayabaya
SATU
Hai
anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak
manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam,
layarilah lautan itu dengan SAMPAN yang bernama TAKWA, ISInya ialah IMAN dan
LAYARnya adalah TAWAKKAL kepada ALLAH.
DUA
Orang–orang
yg sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan
mendapat penjagaan dari ALLAH. Orang yang insyaf dan sadar setalah menerima
nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari ALLAH juga.
TIGA
Hai
anakku; orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat
kepada ALLAH, maka dia tawadduk kepada ALLAH, dia akan lebih dekat kepada ALLAH
dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada ALLAH.
EMPAT
Hai
anakku; seandainya ibu bapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu,
maka marahnya ibu bapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.
LIMA
Jauhkan
dirimu dari berhutang, karena sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan
dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.
ENAM
Dan
selalulah berharap kepada ALLAH tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak
menderhakai ALLAH. Takutlah kepada ALLAH dengan sebenar benar takut ( takwa ),
tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.
TUJUH
Hai
anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai
orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan sentiasa banyak melamunkan
hal hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya
semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau
mengerti.
DELAPAN
Hai
anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi
yang amat berat, tetapi akan lebih berat lagi daripada semua itu, adalah
bilamana engkau mempunyai tetangga yang jahat.
SEMBILAN
Hai
anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yg bodoh sebagai utusan. Maka bila
tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi
utusan.
SEPULUH
Jauhilah
bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging
burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang
berbahaya.
SEBELAS
Hai
anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majlis
perkarwinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ianya akan
mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedang kan menghadiri pesta perkarwinan
hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi saja.
DUA
BELAS
Janganlah
engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, karena sesungguhnya makan yang terlalu
kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing saja.
TIGA
BELAS
Hai
anakku; janganlah engkau langsung menelan saja karena manisnya barang dan
janganlah langsung memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum
tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.
EMPAT
BELAS
Makanlah
makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu
dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka.
LIMA
BELAS
Hai
anakku; bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu
tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yg
mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia
masih mau menambahkannya.
ENAM
BELAS
Hai
anakku; bilamana engkau mau mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu
dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih
berusaha menginsyafkan kamu, maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan.
Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.
TUJUH
BELAS
Selalulah
baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian
engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang
pernah memberikan barang yang berharga.
DELAPAN
BELAS
Hai
anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang
tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan
sesuatu darimu.
SEMBILAN
BELAS
Jadikanlah
dirimu dalam segala tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian
atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat riya’ yang akan
mendatangkan cela pada dirimu.
DUA
PULUH
Hai
anakku; janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu
disusahkan olah dunia saja karena engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk dunia
saja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya
dengan dunianya.
DUA
PULUH SATU
Hai
anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata kata yang busuk dan
kotor serta kasar, karena engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau
berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.
DUA
PULUH DUA
Hai
anakku; janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan karena sesuatu yang
menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah
engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, janganlah mensia-siakan
hartamu.
DUA
PULUH TIGA
Barang
siapa yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat
daripada berkata yang mengandungi racun, dan siapa yang tidak dapat menahan
lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.
DUA
PULUH EMPAT
Hai
anakku; bergaullah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah
kata nasihatnya karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya,
hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata katanya bagaikan tanah
yang subur lalu disirami air hujan.
DUA
PULUH LIMA
Hai
anakku; ambillah harta dunia sekedar keperluanmu saja, dan nafkahkanlah yang
selebihnya untuk bekal akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang
atau bakul sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban
orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis
airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka.
Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat dua muka, kelak akan
membinasakan dirimu.