KEKAWIN KRESNAYANA
Kitab
Kresnayana ditulis oleh Mpu Triguna pada masa pemerintahan Raja Jayaswara, yang
memerintah Kediri antara 1104-1115. Isi kitab ini menceritakan tentang
perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini.
Kakawin
Kresnâyana adalah sebuah karya sastra Jawa Kuno yang menceritakan pernikahan
prabu Kresna dan penculikan calonnya yaitu Rukmini.
Kresnâyana
(kṛṣṇâyaṇa) secara harafiah berarti perjalanan Kresna, maksudnya perjalanannya
ke negeri Kundina, tempat sang Rukmini.
Isi
Dewi
Rukmini, putri prabu Bismaka di negeri Kundina, sudah dijodohkan dengan Suniti,
raja negerei Cedi. Tetapi ibu Rukmini, Dewi Pretukirti lebih suka jika putrinya
menikah dengan Kresna. Maka karena hari besar sudah hampir tiba, lalu Suniti
dan Jarasanda, pamannya, sama-sama datang di Kundina. Pretukirti dan Rukmini
diam-diam memberi tahu Kresna supaya datang secepatnya. Kemudian Rukmini dan
Kresna diam-diam melarikan diri.
Mereka
dikejar oleh Suniti, Jarasanda dan Rukma, adik Rukmini, beserta para bala
tentara mereka. Kresna berhasil membunuh semuanya dan hampir membunuh Rukma
namun dicegah oleh Rukmini. Kemudian mereka pergi ke Dwarawati dan
melangsungkan pesta pernikahan.
Karya
Kakawin
Kresnâyana ditulis oleh Mpu Triguna pada saat prabu Sri jayawarsa memerintah di
sekitar Madiun - Ponorogo pada kurang lebih tahun 1104 Masehi.
Tema
yang dibahas dalam kakawin Kresnâyana ini mirip dengan tema yang dibahas dalam
kakawin Hariwangsa. Para pakar sastra Jawa Kuno berpendapat bahwa kakawin
Hariwangsa lebih berhasil dalam menggarap tema yang sama ini.
Cerita Kresnayana, Kisah Perjuangan Cinta di Masa Jawa Kuno
Tak
dimungkiri bahwa cerita adalah salah satu warisan budaya kita, tepatnya warisan
budaya tak benda jika menilik istilahnya sekarang.
Dari
banyaknya cerita yang ada, salah satunya ada cerita Kresnayana yang merupakan
sebuah cerita klasik karya anak bangsa, Empu Triguna, dari masa kerajaan
Kediri.
Tokoh
atau karakter dalam cerita Kresnayana ini adalah tokoh dari wiracarita
Mahabarata, bsrkisahkan tentang cinta.
Kita
pasti tidak asing dengan kisah perebutan pasangan. Inilah kisah seru perebutan
cinta/pasangan dari masa Jawa kuno.
Adapun
cerita Kresnayana ini mengisahkan masa muda Kresna. Ini adalah kisah cinta
antara Kresna dengan istrinya, Dewi Rukmini.
Kresna
dan Dewi Rukmini sebenarnya adalah saudara sepupu karena ayah dan ibu mereka
saudara kandung.
Ayah
Kresna adalah seorang raja bernama Basudewa dari negara Mandura, sedangkan ibu
Dewi Rukmini bernama Prtukirti.
Sejak
muda, Dewi Rukmini sudah dijodohkan dengan Suniti, seorang raja dari negara
Cedi. Namun, Dewi Rukmini tidak mencintainya.
Dewi
Rukmini mencintai Kresna, saudara sepupunya sendiri. Ibunya juga lebih memilih
Kresna. Maka dari itu, ibunya merestui Dewi Rukmini menikah dengan Kresna.
Namun,
ayahnya, Raja Bismaka, berkeras menjodohkan Dewi Rukmini dengan Raja Suniti
dari Kerajaan Cedi. Rencana pernikahan pun sudah disusun.
Kresna
muda yang masih bernama Narayana dibantu kakaknya yang bernama Baladewa
menyusun rencana untuk merebut Dewi Rukmini.
Mereka
datang ke kerajaan Kundina dengan membawa pasukan. Raja Bismaka yang sudah
waspada lalu menyiapkan pasukannya untuk menjaga ketat acara perkawinan itu.
Pasukannya di bawah pimpinan Rukma, saudara tua Dewi Rukmini.
Ketika
malam sudah sepi dan penjagaan agak kendor, Kresna dan Baladewa melaksanakan
rencananya. Sebelumnya, mereka memang sudah menghubungi Dewi Rukmini.
Dewi
Rukmini menyamar menjadi seorang abdi dalem lalu keluar dari keputren tanpa
dicurigai tentara penjaganya.
Kresna
dan Baladewa bersama pasukannya ternyata sudah menunggu di luar. Setelah Dewi
Rukmini keluar, mereka pun segera lari.
Raja
Bismaka dan Rukma tidak lama kemudian mengetahui bahwa Dewi Rukmini sudah
hilang dari kamarnya.
Mereka
sebenarnya sudah curiga itu adalah perbuatan Kresna. Makanya pasukan besar
lantas dikerahkan untuk mengejar.
Namun,
karena Kresna adalah seorang komandan pasukan yang hebat, dia sudah menyiapkan
rencana untuk mengantisipasi kejaran dan serangan tentara musuh.
Tidak
susah bagi Kresna dan pasukannya untuk menghancurkan pasukan gabungan Kerajaan
Kundina dan Kerajaan Cedi.
Untunglah
Dewi Rukmini masih menyayangi kakaknya. Dia lantas meminta Kresna tidak
membunuh Rukma. Permintaan itu tentu saja dikabulkan oleh Kresna.
Setelah
kendala besar berhasil diatasi, Kresna kemudian menikah dengan Dewi Rukmini.
Mereka lantas tinggal di kerajaan Dwarawati.
Di
sana, Kresna menjadi raja yang arif bijaksana dengan didampingi oleh Dewi
Rukmini di sisinya.
KEKAWIN KRESNAYANA (RINGKASAN)
Pupuh 1 (bait 1-5) :
Manggala
dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman
Dwapara.
Pupuh 2 (bait 1-8) :
Ada
suatu kerajaan yang bernama Dwarawati dengan rajanya bernama Kresna. Raja
Kresna terkenal di dunia bermusuhan dengan raja Yawana yang bernama Kalayawana
yang berbentuk Raksasa. Kresna tidak mau berhadapan di dalam peperangan, tetapi
membuat strategi. Ia mencari perlindungan kepada Pendeta Mucukunda yang sedang
tidur di gua di lereng Gunung Himawan Kresna. Kemudian, Yawana mengejar ke gua
dengan suara keras sehingga Pendeta Mucukunda bangun dan sangat marah, keluar
api dari matanya dan membakar kalayawana. Setelah Kresna menang barang rampasan
perang dan wanita dari kerajaan Yawana dibawa ke Dwarawati.
Pupuh 3 (bait 1-10) :
Raja
Kresna mengadakan upacara penyucian kerajaan. Seorang arsitek dari surga
bernama Wiswakarmma dipanggil untuk memperindah istana, Dewa Baruna dipanggil
untuk mengundurkan hempasan ombak laut. Dewa kekayaan dipanggil untuk menambah
penghasilan rakyatnya. Dewa Bayu diminta untuk memindahkan tempat berkumpul
para dewa Dwarawati.
Pupuh 4 (bait 1-8) :
Pupuh
ini berisi uraian tentang keindahan istana dan di luar istana. Ada suatu tempat
yang sepi dan sejuk yang dipergunakan sebagai tempat pemujaan terhadap Dewa
Wisnu.
Pupuh 5 (bait 1-5) :
Pupuh
ini menceritakan keindahan sekitar tempat pemujaan.
Pupuh 6 (bait 1-13) :
Jarasandha,
raja Karawira, akan menikahkan kemenakannya, yaitu Raja Cedi (Suniti) dengan
Rukmini, puteri Bismaka, Raja Kundina. Raja Kundina menyetujui rencana
Jarasandha.
Pupuh 7 (bait 1-13) :
Dewi
Prethukitti, ibu Rukmini, justru tidak menyetujui perkawinan Rukmini dengan
Raja Cedi. Ibunya menghendaki Kresna sebagai calon menantunya. Ia lalu mengutus
dayang-dayang kepada Kresna. Dalam pesannya ia mengundang agar Kresna segera
datang karena hari perkawinan antara Rukmini dan Raja Cedi sudah dekat. Utusan
melaksanakan tugasnya untuk menyampaikan pesan Dewi Prethukirtti kepada Kresna.
Pupuh 8 (bait 1-4) : Pupuh 9 (bait 1-5);
Pupuh 10 (bait 1-11); Pupuh 11 (bait 1-4); Pupuh 12 (bait 1-16) :
Pupuh-pupuh
ini berisi uraian utusan ratu Prethukirtti mengenai kecantikan dewi Rukmini.
Dewi Prethukitti menganjurkan cukup perkawinan gandarwa saja.
Pupuh 13 (bait 1-7) :
Kresna
berminat terhadap usulan tersebut. Ia akan merencanakan datang ke Kundina
secara diam-diam, tetapi akhirnya ia berangkat dengan tentaranya.
Pupuh 14 (bait 1-10) :
Kerajaan
Dwarawati dan Kresna mengadakan persiapan- persiapan. Pada malam hari Kresna
tidak enak hatinya karena memikirkan Rukmini.
Pupuh 15 (bait 1-11) :
Keesokan
hari Kresna memuja Dewa Siwa, kemudian berangkat ke Kundina dengan bala
tentaranya. Kresna mengendarai kereta kuda dengan Daruki sebagai sais
(kusirnya). Pendeta muda yang bernama Meghadhwaja mengikuti Kresna dalam
perjalanan itu. Ia sebagai penasihat Kresna.
Pupuh 16 (bait 1-8); Pupuh 17 (bait 1-3);
Pupuh 18 (bait 1-10); Pupuh 19 (bait 1-6); Pupuh 20 (bait 1-5); Pupuh 21 (bait
1-8);
Pupuh-pupuh
ini berisi uraian daerah-daerah yang dilalui rombongan Kresna. Pendeta muda
Meghadhwaja mengingatkan tujuan perjalanan Kresna.
Pupuh 22 (bait 1-12) :
Dalam
perjalanan, rombongan Kresna menyusuri pantai. Akhirnya, sampailah Kresna ke
tanah Kundina di desa Dharmmasabha, desa yang indah dan banyak gedung yang
besar. Setelah malam tiba, Kresna dijamu terlebih dahulu sebelum beristirahat.
Pupuh 23 (bait 1-12) :
Pupuh
ini berisi uraian bala tentara Kresna yang sedang beristirahat.
Pupuh 24 (bait 1-4) :
Keesokan
harinya Kresna dan tentaranya melanjutkan perjalanan.
Pupuh 25 (bait 1-13) :
Pupuh
ini berisi uraian mengenai daerah yang dilalui. Setiba di Kundina, semua
penduduk kota, khususnya para putri keluar rumah untuk melihat Kresna.
Pupuh 26 (bait 1-7) :
Penduduk
kota memperhatikan Kresna dan rombongannya.
Pupuh 27 (bait 1-8) :
Kresna
diterima di Kundina karena ia sepupu Rukmini. Di samping itu, tersebar kabar
bahwa Dewi Prethukirtti lebih senang apabila bermenantukan Kresna. Orang-orang
pun menganggap bahwa lebih pantas Kresna yang memperistri Rukmini.
Pupuh 28 (bait 1-8) :
Menjelang
malam Raja Cedi dan Jarasandha tiba lebih dulu dan diberi tempat yang lebih
dekat ke istana, Kresna dan tentaranya diberi penginapan di luar istana, karena
semua rumah sudah penuh. Ia mengutus seorang dayang untuk mengirim surat kepada
Rukmini yang sedang berada di taman sendirian.
Pupuh 29 (bait 1-5) :
Rukmini
membaca surat cinta Kresna yang panjang dan penuh emosi di kamarnya.
Pupuh 30 (bait 1-5) :
Rukmini
membaca surat Kresna. Ia merasa gelisah dan kemudian keluar lagi ke taman.
Seorang pelayan yang setia datang mendekat dengan memberikan nasihat dan pudak
agar Rukmini menuliskan perasaannya pada pudak.
Pupuh 31(bait 1-19) :
Semalam
suntuk dayang-dayang menemani Dewi Rukmini dengan lagu-lagu dan tari-tarian
yang mengasyikkan. Keesokan harinya Rukmini bertambah gelisah karena hari
pernikahannya telah tiba.
Pupuh 32 (bait 1-11) :
Pagi
hari suasana di kota telah ramai. Para istri pembesar dan Pendeta Siwa dan
Budha menghadap ke istana. Putri Rukmini telah siap untuk dihadap.
Pupuh 33 (bait 1-17) :
Pupuh
ini menguraikan kecantikan dan perhiasan Rukmini. Setelah selesai semua tamu
istana pulang . Rukmini hanya tinggal bersama seorang dayang dan seorang
pendeta wanita.
Pupuh 34 (bait 1-11) :
Pendeta
wanita menghibur Rukmini dengan menceritakan kerajaan Dwarawati.
Pupuh 35 (bait 1-17) :
Pendeta
wanita dan dayang-dayang Rukmini membicarakan keindahan perkawinan dan
membandingkan Kresna dan Cedi.
Pupuh 36 (bait 1-6) :
Rukmini
kelihatan berbahagia mendengar percakapan para pembantunya. Namun saat melihat
keadaannya, tiba-tiba ia bersedih hati dan menangis.
Pupuh 37 (bait 1-6) :
Rukmini
menyadari keadaannya sehingga menangis terus.
Pupuh 38 (bait 1-14) :
Ketika
Rukmini menangis, datanglah utusan dari ibunya agar ia siap-siap melarikan diri
karena saatnya telah tiba. Ibunya mengingatkan pula akan bahayanya. Istana
dijaga ketat dan di luar Raja Cedi berjaga dengan tentaranya, serta Kresna
tidak jauh dengan Raja Cedi. Rukma, kakak Rukmini, justru yang lebih ditakuti,
sebab selalu menjaga adiknya dan menjadi teman baik Raja Cedi. Rukma memaksakan
Rukmini kawin dengan Raja Cedi.
Pupuh 39 (bait 1-11) :
Dayangnya
menyarankan agar Rukmini menyamar sebagai pertapa perempuan. Pada mulanya
Rukmini ragu-ragu karena hal itu kurang pantas sebagai ksatria, tetapi akhirnya
ia setuju. Ia segera menanggalkan perhiasannya dan meninggalkan istana dengan
ditemani oleh seorang pembantu. Ia melalui semua rintangan tanpa mengalami
kesulitan. Ia merasa seolah-olah menyeberangi sungai yang dalam dan berbahaya
dan kini selamat.
Pupuh 40 (bait 1-12) :
Kresna
didatangi dayang-dayang yang memberitahukan kedatangan Rukmini. Setelah Rukmini
datang, ia dinaikkan ke atas kereta perang, lalu mereka berangkat pergi.
Baladewa menantikan kedatangan raja-raja yang bermaksud mengejar Rukmini dan
Kresna. Istana Kundina pun gempar akan hilangnya Rukmini. Raja Bismaka semula
tidak percaya kalau Rukmini lari dengan Kresna.
Pupuh 41 (bait 1-11) :
Lalu,
diadakan perundingan di istana Kundina.
Pupuh 42 (bait 1-11) :
Pangeran
Rukma menghadap Bhismaka. Rukma mencela ayahnya karena ia lalai mencegah
penculikan Rukmini dan tidak tahu peranan Prethukirtti yang pantas dicela.
Ayahnya menasihati Rukma.
Pupuh 43 (bait 1-8) :
Nasihat
Raja Bhismaka kepada Rukma mengenai kebijaksanaan duniawi serta tugas seorang
raja.
Pupuh 44 (bait 1-8) :
Nasihat
Raja Bhismaka kepada Rukma.
Pupuh 45 (bait 1-7) :
Pangeran
Rukma tidak mau mendengarkan nasihat ayahnya. Ia tetap akan membalas perbuatan
Kresna.
Pupuh 46 (bait 1-8) :
Pangeran
Rukma meninggalkan istana. Di luar istana, bala tentara sudah menantikan
kedatangannya, tinggal menunggu perintah. Kemudian, Pangeran Rukma berpakaian
perang lapis baja dengan senjata di tangan. Pasukan bergerak dengan suara
bergemuruh sambil diiringi musik.
Pupuh 47 (bait 1-8) :
Pangeran
bersama Raja Cedi dan Raja Maghada beserta tentara masing-masing berangkat
perang. Sementara itu Baladewatelah mengatur posisi para kaum Yadu dan Wresni.
Pupuh 48 (bait 1-8) :
Pupuh
ini berisi uraian keadaan tentara yang telah siap untuk bertempur.
Pupuh 49 (bait 1-11); Pupuh 50 (bait
1-14); Pupuh 51 (bait 1-2) :
Pupuh
ini berisi uraian mengenai keadaan pertempuran.
Pupuh 52 (bait 1-11) :
Pangeran
Rukma mendekati Kresna. Ia marah sekali ketika melihat Rukmini beserta Kresna
dan menuduh Kresna berbuat hina. Kresna menolak tuduhan itu. Bagi kesatria
berlaku kebiasaan yang umum diterima, yakni calon istri harus diculik.
Terdorong oleh masa marahnya, Rukma melepaskan anak panahnya, tetapi semuanya
tanpa hasil karena digagalkan oleh yoga Kresna.
Pupuh 53 (bait 1-14) :
Kresna
yang semula tidak mau melawan akhirnya mulai menyerang karena ia terus diserang
oleh Rukma. Anak panah Kresna mencerai beraikan pasukan Kundina dan
menghancurkan kereta Sukma. Pada saat Rukma jatuh dan terbaring tak berdaya di
tanah, Rukmini memegang kaki Kresna dan memohon agar kakaknya tidak dibunuh.
Pupuh 54 (bait 1-9) :
Pupuh
ini berisi permintaan Rukmini kepada Kresna dan Rukma.
Pupuh 55 (bait 1-7) :
Kresna
mengabulkan permintaan rukmini dan membiarkan Rukma pergi. Perang berakhir dan
Kresna melanjutkan perjalanan ke Dwarawati.
Pupuh 56 (bait 1-5) :
Kresna
dan Rukmini serta tentaranya, yaitu kaum Yadhu dan Wresni, tiba di Dwarawati.
Semua kembali kerumah masing-masing. Orang-orang di Dwarawati bangga karena
Kresna menang dan memboyong Rukmini.
Pupuh 57 (bait 1-12) :
Kresna
dan Rukmini menikmati cinta mereka.
Pupuh 58 (bait 1-12) :
Pupuh
ini berisi uraian tentang keindahan tempat Kresna dan Rukmini sedang berada.
Pupuh 59 (bait 1) :
Pupuh
ini berisi perkawinan Kresna dan Rukmini yang saling mencintai seperti
Arddhanariswara kesatuan Siwa dan Parwati).
Pupuh 60 (bait 1-3) :
Rukmini
mempunyai sepuluh anak. Selain Rukmini, Kresna mempunyai isteri sebanyak 10.000
orang dan semuanya cantik.
Pupuh 61 (bait 1) :
Dewi
Sri menjelma menjadi 16.000 orang isteri Raja Kresna.
Pupuh 62 (bait 1) :
Cerita
ini hasil gubahan Mpu Triguna.
Pupuh 63 (bait 1) :
Dahulu
Raja Airlangga mempunyai adikawi Mpu Kanwa, sekarang Raja Warsajaya mempunyai
adikawi Mpu Triguna.
Kolofon A (bait 1-2) :
Cerita
ini terkenal dengan dengan cerita Kresna (Kresnayana) ditulis di Pulau Bali
tempat kediaman Pendeta Mpu Suranantha, seorang pendeta dari golongan
Siddhanta.
Kolofon B (bait 1-2) :
Pupuh
ini menyebutkan waktu penyalinan naskah ini tetapi banyak yang tidak terbaca
sehingga tidak jelas.